Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/236

e-BinaAnak edisi 236 (6-7-2005)

Saling Menerima

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
          ==================================================

Daftar Isi:                                        Edisi 236/Juli/2005
----------
 o/ SALAM DARI REDAKSI
 o/ ARTIKEL              : Menerima Satu akan yang Lain
 o/ TIPS                 : Saling Menerima di Pelayanan SM
 o/ AKTIVITAS            : Permainan: Berlaku Baik Kepada Semua Orang
 o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Informasi Renungan Harian Anak
 o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Berapa jumlah guru SM di gereja Anda? 10, 20, 30, atau mungkin
  lebih? Bagaimana hubungan mereka antara satu dengan yang lain? Hanya
  kenal biasa, akrab, kompak, atau apakah mereka memiliki suatu
  hubungan persekutuan yang dalam?

  Membangun persekutuan yang akrab antarguru SM adalah modal penting
  untuk kesuksesan mengelola SM. Semakin banyak jumlah guru SM tentu
  saja semakin diperlukan usaha keras untuk menciptakan persekutuan
  yang akrab di antara mereka. Pertanyaan yang perlu kita pikirkan
  adalah bagaimana menciptakan persekutuan yang akrab dan dalam
  di antara guru SM?

  Empat topik yang bertemakan "Membangun Persekutuan Antarguru SM"
  akan menjadi pokok bahasan e-BinaAnak bulan Juli ini. Keempat topik
  tersebut adalah: 1. Saling Menerima
                   2. Saling Menasihati
                   3. Saling Melayani
                   4. Saling Mengasihi

  Nah, tunggu apa lagi? Segera simak sajian topik yang pertama minggu
  ini, yaitu "Saling Menerima"! (Ra)

  Tim Redaksi

    "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus
     juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Roma 15:7).
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+15:7 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

                 -o- MENERIMA SATU AKAN YANG LAIN -o-
                     ============================

  Saya dibesarkan di satu gereja dimana "penerimaan" oleh pihak lain
  terutama bergantung pada apa yang Anda lakukan atau yang tidak Anda
  lakukan. Dan, seperti yang dapat Anda tebak, daftar dari "apa yang
  boleh dan tidak boleh dilakukan" tentu saja tidak berasal dari dalam
  Alkitab. Sebaliknya, daftar itu menurut kegiatan-kegiatan di luar
  Alkitab, dan kebanyakan didasarkan pada kebudayaan.

  Yang saya gambarkan tentu saja adalah legalisme abad ke-20. Dan,
  tidak ada yang lebih menghancurkan persatuan yang sejati di antara
  orang Kristen daripada peraturan-peraturan dan aturan-aturan yang di
  luar Alkitab, yang dipakai untuk menilai hubungan seseorang dengan
  Yesus Kristus. Kalau penerimaan atau penolakan orang lain didasarkan
  pada peraturan-peraturan untuk memenuhi hukum, maka hal ini akan
  segera menjurus kepada tindakan menghakimi dan kerohanian yang
  palsu. Cara seperti itu juga bisa menciptakan rasa berdosa yang
  mendalam, menghancurkan kemerdekaan pribadi untuk menjadi seorang
  Kristen seperti yang dikehendaki oleh Allah dan sering menyebabkan
  pelanggaran terhadap standar alkitabiah untuk tingkah laku Kristen
  yang sebenarnya.

  Ada banyak orang yang baik dan ramah-tamah menghadiri kebaktian
  gereja tempat saya dibesarkan, dan ada kesetiaan tertentu di dalam
  kelompok ini, namun di antara mereka hanya ada sedikit sekali
  persatuan rohani atau kerohanian yang mendalam. Orang-orang yang
  diterima menjadi bagian dari kelompok ini adalah orang-orang yang
  memenuhi sikap-sikap tertentu yang diharapkan dan yang telah
  ditentukan sebelumnya. Legalisme ini menyebabkan banyak perasaan
  bersalah yang keliru, yaitu masalah pribadi yang saya hadapi selama
  bertahun-tahun sampai saya mengerti apa arti kerohanian yang sejati.

  Ini adalah komentar yang menyedihkan tentang apa yang telah
  dilakukan oleh orang-orang Kristen dalam banyak situasi. Memang
  Alkitab menetapkan sikap-sikap yang seharusnya untuk orang Kristen,
  tetapi Alkitab juga menghukum penerimaan atau penolakan yang
  didasarkan pada pola-pola luar yang melampaui pernyataan alkitabiah
  yang khusus.

  Paulus menjawab masalah-masalah ini dengan jelas dalam suratnya
  kepada jemaat di Roma. Sebenarnya, ia menunjukkan penerimaan
  terhadap saudara-saudara Kristen sebagai suatu kunci ke arah
  persatuan. Perhatikan konteks perintah ini:
     "Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan,
     mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak
     Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu
     memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab itu
     terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah
     menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Roma 15:6-7)

  Berikut ini langkah-langkah praktis yang dapat dipakai untuk
  menolong orang Kristen di Gereja Anda untuk dapat menerima satu akan
  yang lain:

  LANGKAH 1:

  Pertama-tama, penting sekali bahwa Anda (dan orang Kristen lain di
  gereja Anda) sungguh-sungguh mengerti apa yang diajarkan oleh Paulus
  dalam Surat Roma 14. Sayang sekali bahwa paragraf ini
  disalahtafsirkan dan disalahterapkan. PERTAMA, Paulus sedang
  mengajar baik yang lemah maupun yang kuat agar jangan saling
  menghakimi. Ini merupakan tanggung jawab kedua belah pihak. Dalam
  kebanyakan gereja abad ke-20 ini, orang-orang yang kuat diharapkan
  untuk memikul tanggung jawab sepenuhnya. Tentu saja hal ini
  bertentangan dengan ajaran Paulus.

  KEDUA, orang Kristen yang kuat harus berhati-hati untuk tidak
  menyebabkan saudaranya yang lemah jatuh ke dalam dosa.

  Di sinilah banyak orang Kristen masa kini salah mengerti dan melawan
  ajaran Paulus. "Melanggar" atau "jatuh" oleh beberapa orang,
  khususnya orang-orang Kristen yang belum dewasa, didefinisikan
  sebagai menyebabkan mereka "merasa tidak enak hati" jika orang
  Kristen lain melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai. Ini bukan
  yang dimaksudkan oleh Paulus dengan "menyakiti hati" atau
  menyebabkan seseorang jatuh. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa itu
  adalah perbuatan menghakimi yang sekali-kali tidak boleh dilakukan.
  Yang dimaksud oleh Paulus dengan "membuat saudara kita jatuh", ialah
  menyebabkan seorang saudara Kristen melakukan sesuatu yang tidak
  dapat dilakukannya dengan hati nurani yang jernih sehingga ia
  berdosa terhadap dirinya sendiri dan Tuhan. Hanya menyebabkan
  seorang "sakit hati" tidak menyebabkan dia jatuh. Sebenarnya
  beberapa orang Kristen yang belum dewasa "merasa sakit hati" karena
  sifatnya yang mementingkan diri sendiri.

  Ada penyalahtafsiran dan salah penerapan yang lain terhadap ajaran
  Paulus dalam Roma 14. Yang lucunya, ada orang-orang Kristen yang
  menetapkan ukuran-ukuran di luar Alkitab untuk diri mereka sendiri
  dan kemudian menghendaki agar semua orang Kristen yang lain
  menyesuaikan diri dengan ukuran-ukuran yang sama agar menjadi
  rohani. Hal ini tentu saja juga menghakimi orang lain dan tidak
  menerima orang lain sebagaimana seharusnya.

  Catatan:
  --------
  Alkitab memang mengajar orang Kristen agar memutuskan hubungan
  dengan orang Kristen lain yang terus-menerus hidup di dalam dosa,
  tetapi hanya setelah mengikuti satu prosedur Alkitab tertentu.
  Tetapi yakinilah bahwa "dosa" itu dapat didefinisikan dengan pasti
  di dalam Alkitab: perbuatan asusila, berdusta, mencuri, memfitnah,
  dan sebagainya. Dalam hal ini setidak-tidaknya orang Kristen harus
  mengambil dua langkah untuk memecahkan persoalan ini. PERTAMA, kita
  harus menasihati di dalam kasih orang-orang yang terlibat dalam
  perbuatan itu sambil mengingat agar kita sendiri tidak jatuh ke
  dalam pencobaan. KEDUA, apabila mereka tidak menanggapi nasihat yang
  dengan kasih sayang diberikan kepadanya, dan ia terus berbuat dosa,
  maka kita disuruh memutuskan persekutuan dengan orang-orang Kristen
  seperti itu untuk jangka waktu tertentu. Akhirnya, jika mereka masih
  juga tidak menanggapi, kita tidak usah lagi berhubungan dengan
  mereka, dan kita memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah
  orang yang tidak percaya.

  LANGKAH 2:

  Nilailah sikap dan tindakan Anda sendiri. Apakah Anda "menerima"
  atau "menolak" orang-orang menurut ukuran Anda sendiri -- ukuran
  yang telah Anda tetapkan atau terima karena kelemahan hati nurani
  Anda sendiri? Jika ya, maka Anda telah menghakimi saudara Anda
  sendiri. Hal ini dilarang oleh Paulus dalam Roma 14.

  Catatan:
  --------
  Saya percaya suatu organisasi Kristen dapat menetapkan ukuran
  "kelembagaan" di luar Alkitab, tetapi tidak bertentangan dengan
  ajaran Kitab Suci. Tetapi, pada saat kita mulai menilai kerohanian
  orang Kristen atas dasar ukuran ini dan mulai mengemukakan ukuran
  ini untuk menandai kedewasaan Kristen, kita melanggar ajaran
  Alkitab. Kita memakai kriteria yang salah untuk mengukur kerohanian
  seseorang.

  Tantangan:
  ----------
  Jika kita mengajarkan dan mempraktikkan kriteria Alkitab yang sejati
  untuk kerohanian, maka kita mendapati bahwa kita tidak perlu
  menetapkan ukuran lain sebagai tambahan terhadap Kitab Suci (untuk
  pelajaran yang menarik mengenai kedewasaan Kristen, lihat ciri-ciri
  yang ditetapkan oleh Paulus dalam 1Timotius 3 dan Titus 1).

  LANGKAH 3:

  Nilailah sikap Anda terhadap orang Kristen lain dalam hubungannya
  dengan prasangka dan pilih kasih. Dapatkah Anda sungguh-sungguh
  menerima semua orang percaya yang lain sebagai saudara-saudara di
  dalam Kristus? Apakah ini benar-benar terjadi di dalam gereja Anda?

  Catatan:
  --------
  Dosa terbesar yang dilakukan oleh orang Kristen Amerika adalah
  prasangka ras. Dalam banyak gereja orang kulit putih, orang-orang
  Kristen kulit hitam tidak disambut dengan baik. Kalaupun diterima,
  orang Kristen kulit hitam dipandang sebagai orang Kristen kelas
  rendah. Tidak ada istilah lain untuk sikap ini selain kata yang
  dipakai oleh Yakobus, yaitu dosa! Paulus juga memakai dua kata lain
  untuk menggambarkan keadaan itu -- sombong dan tinggi hati (Roma
  12:16).

  LANGKAH 4:

  Ikutilah rencana yang terdiri dari 3 pokok ini untuk mengatasi
  setiap masalah di dalam hidup Anda yang mencerminkan legalisme dan
  prasangka.

  1. Akuilah itu sebagai suatu dosa (1Yohanes 1:9).

  2. Tunjukkanlah dengan tepat bidang apa dalam hidup Anda yang perlu
     Anda ubah. Mintalah kepada Allah agar menolong Anda mengatasi
     dosa-dosa ini. Berdoalah secara khusus mengenai masalah-masalah
     yang khusus.

  3. Ambillah suatu langkah yang nyata. Sebagai permulaan, pilihlah
     seorang anggota lain dari tubuh Kristus yang Anda rasa sukar Anda
     terima. Lakukanlah sesuatu untuk orang itu yang dapat
     mencerminkan kasih Kristen yang sejati. Misalnya, Anda dapat
     mengundang orang itu ke rumah Anda untuk makan malam. Peringatan:
     Jangan menunggu sampai Anda "merasa" ingin berubah atau melakukan
     sesuatu mengenai dosa Anda. Jika Anda bersikap demikian, maka
     perasaan itu mungkin tidak akan pernah datang. Kasih Kristen
     bertindak atas dasar apa yang benar untuk dilakukan.

  Saran:
  ------
  Jika gereja Anda penuh dengan sikap legalisme dan/atau prasangka,
  mintalah pendeta Anda atau seorang pemimpin di gereja Anda untuk
  membaca pasal ini dan mintailah pendapatnya tentang apakah isi pasal
  ini alkitabiah atau tidak. Jika reaksinya negatif, maka dengan lemah
  lembut mintalah agar ia memberikan alasan-alasan yang alkitabiah
  untuk kesimpulannya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku : Saling Membangun
  Penulis    : Gene A. Getz
  Penerbit   : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1976
  Halaman    : 50 dan 55 - 59

______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

               -o- SALING MENERIMA DI PELAYANAN SM -o-
                   ===============================

  Dalam pelayanan Sekolah Minggu, sikap saling menerima merupakan
  bagian dari gaya hidup anak-anak Tuhan yang harus dikembangkan untuk
  menjalin keakraban antarmurid dan juga para pengajar Sekolah Minggu.
  Selain itu, menanamkan sikap menerima sejak dini kepada murid-murid
  Sekolah Minggu akan membentuk karakter mereka untuk dapat menghargai
  dan menghormati orang lain tanpa memandang perbedaan yang ada.

  Sebelum menanamkan sikap saling menerima kepada para murid, para
  pengajar harus terlebih dulu dapat saling menerima satu sama lain
  dan menerima murid-murid mereka apa adanya. Hal ini untuk memberikan
  teladan yang positif kepada anak-anak didiknya. Apa yang ada di
  pikiran para murid jika melihat guru mereka tidak mau menerima murid
  lainnya hanya karena murid tersebut berasal dari keluarga sederhana.
  Padahal, setiap minggu guru tersebut selalu mengingatkan para
  muridnya untuk menerima orang lain tanpa memandang status ekonomi.

  Walaupun mudah untuk dikatakan dan diperintahkan, pada kenyataannya
  menjadikan sikap saling menerima sebagai suatu gaya hidup tidaklah
  semudah membalikkan telapak tangan. Apa yang telah direncanakan
  sejak semula bisa jadi berantakan ketika berhadapan dengan tipe-tipe
  orang yang tidak kita sukai. Yang muncul bukannya keinginan untuk
  menerima dia, namun justru keinginan agar dia tidak berada di
  dekatku. Jangan sampai anak itu jadi muridku, jangan sampai dia
  menjadi gitarisku saat aku sedang mengajar, atau jangan sampai dia
  berlama-lama jadi Guru Sekolah Minggu.

  Nah, berikut ini beberapa cara sederhana yang dapat dipakai untuk
  menumbuhkan sikap saling membangun di kalangan pelayanan Sekolah
  Minggu:

  1. Tumbuhkan kesadaran bahwa semua orang berharga.
     -----------------------------------------------
     Tuhan berfirman dalam Yesaya 43:
        "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini
        mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu,
        dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu."

     Ayat tersebut dengan tegas menyatakan bahwa semua manusia
     berharga dan mulia di mata Tuhan tanpa terkecuali. Nah, jika
     Tuhan menganggap ciptaan-Nya berharga, tentu saja kita sebagai
     ciptaan-Nya juga harus menganggap sesama kita berharga dan mau
     menerima mereka apa adanya sama seperti Tuhan telah menerima kita
     apa adanya. Sikap inilah yang harus kita miliki dalam menjalin
     hubungan dengan sesama manusia.

  2. Miliki pengertian bahwa tidak semua orang sama.
     -----------------------------------------------
     Dalam beberapa lingkungan masyarakat sering muncul pendapat bahwa
     orang kaya sombong, orang miskin pemalas, orang kota lebih pandai
     dari masyarakat desa, dan berbagai pendapat lainnya. Opini itulah
     yang kemudian mempengaruhi sikap seseorang ketika berjumpa dengan
     orang yang tidak satu golongan dengannya.

     Seorang anak kecil dari keluarga tidak mampu bisa saja enggan
     bermain dengan anak orang kaya karena menganggap anak tersebut
     sombong. Nah, tanamkan pengertian bahwa tidak semua orang sama,
     sekalipun mereka satu golongan. Tidak semua orang kota lebih
     pandai dari orang desa dan sebaliknya.

  3. Maafkan kesalahan orang lain.
     -----------------------------
     Seringkali seseorang tidak dapat menerima orang lain karena
     pernah disakiti oleh orang tersebut. Parahnya, jika hal itu terus
     terbawa dan menganggap bahwa orang yang segolongan dengan orang
     yang pernah menyakitinya sama buruknya. Sebagai contoh, seorang
     anak dari keluarga yang mampu sering dimintai uang paksa oleh
     orang-orang pinggiran yang tingkat perekonomiannya rendah.
     Selanjutnya, anak tersebut tidak mau bergaul dengan orang-orang
     yang berasal dari keluarga tidak mampu karena menganggap mereka
     jahat.

     Agar sikap ini tidak terus terulang, perlulah memaafkan orang
     yang pernah berbuat salah kepada kita dan berpikir bahwa tidak
     semua orang sama.

  4. Tumbuhkan sikap menerima jika ingin diterima.
     ---------------------------------------------
     Tumbuhkan perasaan memahami perasaan orang lain. Jika ditolak
     atau tidak diterima itu menyakitkan, maka terimalah orang lain
     apa apanya.

  5. Dasari semuanya dengan doa.
     ---------------------------
     Seringkali kita masih sulit menerima orang lain walaupun sudah
     berkali-kali mencoba. Oleh karena itu, kita memerlukan kekuatan
     dari Tuhan untuk memampukan kita menerima seseorang apa adanya.
     Berdoalah terus jika Anda mengalami kesulitan dalam menerima
     seseorang.

  Menciptakan sikap saling menerima di antara murid dan pengajar
  Sekolah Minggu memang tidaklah mudah dan memerlukan waktu yang tidak
  singkat. Namun, dengan keinginan yang kuat maka sikap saling
  menerima akan tumbuh dengan sendirinya dan sekaligus dapat menjadi
  gaya hidup yang akan semakin membangun hubungan harmonis antara
  murid dan pengajar Sekolah Minggu.

                                                         /Tri Hardhono

______________________________________________________________________
o/ AKTIVITAS -----------------------------------------------------o/

          -o- PERMAINAN: BERLAKU BAIK KEPADA SEMUA ORANG -o-
              ==========================================

  Persiapan:
  ----------

  1. Sediakan alat-alat yang praktis, misalnya: sapu, kemoceng, kain
     lap, ember, sendok, garpu, piring, buku tulis, pena, bunga, dan
     sebagainya.

  2. Permainan ini dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan sesuai
     dengan jumlah peserta.

  3. Umur peserta di atas 12 tahun.

  4. Seorang dari antara para peserta ditunjuk sebagai pemimpin
     permainan.

  Cara Bermain:
  -------------
  Pemimpin permainan membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari
  sepuluh pasangan yang sejenis. Sepuluh orang di antara mereka
  diminta berbaris dan sepuluh orang lagi diminta ke luar ruangan
  terlebih dahulu.

  Lalu pemimpin memberitahukan kepada kesepuluh orang yang berbaris
  itu bahwa mereka akan dibentuk menjadi sebuah "patung orang yang
  indah", karena itu mereka tidak boleh membantah apa yang dikehendaki
  oleh si pembuat patung.

  Kemudian kesepuluh orang yang sedang bersembunyi atau berada di luar
  ruangan dipanggil masuk, dan mereka diminta untuk membuat sebuah
  "patung orang seindah-indahnya" dengan menggunakan alat-alat yang
  sudah disediakan. Mereka boleh membentuk "patung" itu sesuka hati
  mereka sampai "patung" itu kelihatan sungguh-sungguh indah.

  Setelah kesepuluh orang itu merasa puas dengan "patung" mereka, maka
  sekarang giliran mereka menjadi patung dengan gaya atau posisi
  seperti kesepuluh "patung" yang telah mereka bentuk dan hiasi tadi.
  Kesepuluh orang yang menjadi "patung" tadi boleh membantu mereka.

  Tujuan:
  -------
  Mengajarkan kepada para peserta yang lain bahwa jika kita ingin
  diperlakukan dengan baik oleh orang lain, kita juga tidak boleh
  memperlakukan mereka dengan tidak baik.

  "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
  perbuatlah juga demikian kepada mereka." (Lukas 6:31)

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab
  Penulis   : Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
  Halaman   : 35 - 36

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/

  Dari: Nancy Lugito <cy_eagle15@>
  >Shalom
  >Kami dari Departemen Anak Mt.Zion Ministries Surabaya menerbitkan
  >Renungan Harian Anak Littel Eagle yang bisa dipakai oleh anak-anak
  >kelas 1 - 6 SD. Renungan Little Eagle diterbitkan setiap bulan
  >dengan harga Rp 3500 (full color), bisa didapatkan ditoko buku
  >Rohani terdekat.
  >Bagi yang ingin berlangganan atau ingin mendapatkan informasi yang
  >lebih lengkap dapat menghubungi:
  >Mt.Zion Ministries (MZM)
  >Alamat: Jl. Manyar Kartika Timur 2-6, Surabaya
  >Telp. (031) 5911957 Fax. (031) 5911958
  >Terima kasih untuk perhatiannya, GBU!
  >Redaksi Little Eagle

  Redaksi:
  Terima kasih banyak untuk informasinya. Kiranya, menjadi berkat bagi
  rekan-rekan semua. Untuk mendapatkan alamat e-mail Redaksi Little
  Eagle, silakan kirimkan e-mail kepada kami dan akan kami
  konfirmasikan kepada Anda.

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

   Prasangka, pilih kasih, dan diskriminasi di dalam tubuh Kristus
             merupakan pelanggaran terhadap hukum Allah.
                            - Gene A. Getz -

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
      http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://www.sabda.org/katalog/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org