Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/236 |
|
e-BinaAnak edisi 236 (6-7-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 236/Juli/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Menerima Satu akan yang Lain o/ TIPS : Saling Menerima di Pelayanan SM o/ AKTIVITAS : Permainan: Berlaku Baik Kepada Semua Orang o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Informasi Renungan Harian Anak o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Berapa jumlah guru SM di gereja Anda? 10, 20, 30, atau mungkin lebih? Bagaimana hubungan mereka antara satu dengan yang lain? Hanya kenal biasa, akrab, kompak, atau apakah mereka memiliki suatu hubungan persekutuan yang dalam? Membangun persekutuan yang akrab antarguru SM adalah modal penting untuk kesuksesan mengelola SM. Semakin banyak jumlah guru SM tentu saja semakin diperlukan usaha keras untuk menciptakan persekutuan yang akrab di antara mereka. Pertanyaan yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana menciptakan persekutuan yang akrab dan dalam di antara guru SM? Empat topik yang bertemakan "Membangun Persekutuan Antarguru SM" akan menjadi pokok bahasan e-BinaAnak bulan Juli ini. Keempat topik tersebut adalah: 1. Saling Menerima 2. Saling Menasihati 3. Saling Melayani 4. Saling Mengasihi Nah, tunggu apa lagi? Segera simak sajian topik yang pertama minggu ini, yaitu "Saling Menerima"! (Ra) Tim Redaksi "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Roma 15:7). < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+15:7 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/ -o- MENERIMA SATU AKAN YANG LAIN -o- ============================ Saya dibesarkan di satu gereja dimana "penerimaan" oleh pihak lain terutama bergantung pada apa yang Anda lakukan atau yang tidak Anda lakukan. Dan, seperti yang dapat Anda tebak, daftar dari "apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan" tentu saja tidak berasal dari dalam Alkitab. Sebaliknya, daftar itu menurut kegiatan-kegiatan di luar Alkitab, dan kebanyakan didasarkan pada kebudayaan. Yang saya gambarkan tentu saja adalah legalisme abad ke-20. Dan, tidak ada yang lebih menghancurkan persatuan yang sejati di antara orang Kristen daripada peraturan-peraturan dan aturan-aturan yang di luar Alkitab, yang dipakai untuk menilai hubungan seseorang dengan Yesus Kristus. Kalau penerimaan atau penolakan orang lain didasarkan pada peraturan-peraturan untuk memenuhi hukum, maka hal ini akan segera menjurus kepada tindakan menghakimi dan kerohanian yang palsu. Cara seperti itu juga bisa menciptakan rasa berdosa yang mendalam, menghancurkan kemerdekaan pribadi untuk menjadi seorang Kristen seperti yang dikehendaki oleh Allah dan sering menyebabkan pelanggaran terhadap standar alkitabiah untuk tingkah laku Kristen yang sebenarnya. Ada banyak orang yang baik dan ramah-tamah menghadiri kebaktian gereja tempat saya dibesarkan, dan ada kesetiaan tertentu di dalam kelompok ini, namun di antara mereka hanya ada sedikit sekali persatuan rohani atau kerohanian yang mendalam. Orang-orang yang diterima menjadi bagian dari kelompok ini adalah orang-orang yang memenuhi sikap-sikap tertentu yang diharapkan dan yang telah ditentukan sebelumnya. Legalisme ini menyebabkan banyak perasaan bersalah yang keliru, yaitu masalah pribadi yang saya hadapi selama bertahun-tahun sampai saya mengerti apa arti kerohanian yang sejati. Ini adalah komentar yang menyedihkan tentang apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Kristen dalam banyak situasi. Memang Alkitab menetapkan sikap-sikap yang seharusnya untuk orang Kristen, tetapi Alkitab juga menghukum penerimaan atau penolakan yang didasarkan pada pola-pola luar yang melampaui pernyataan alkitabiah yang khusus. Paulus menjawab masalah-masalah ini dengan jelas dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Sebenarnya, ia menunjukkan penerimaan terhadap saudara-saudara Kristen sebagai suatu kunci ke arah persatuan. Perhatikan konteks perintah ini: "Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Roma 15:6-7) Berikut ini langkah-langkah praktis yang dapat dipakai untuk menolong orang Kristen di Gereja Anda untuk dapat menerima satu akan yang lain: LANGKAH 1: Pertama-tama, penting sekali bahwa Anda (dan orang Kristen lain di gereja Anda) sungguh-sungguh mengerti apa yang diajarkan oleh Paulus dalam Surat Roma 14. Sayang sekali bahwa paragraf ini disalahtafsirkan dan disalahterapkan. PERTAMA, Paulus sedang mengajar baik yang lemah maupun yang kuat agar jangan saling menghakimi. Ini merupakan tanggung jawab kedua belah pihak. Dalam kebanyakan gereja abad ke-20 ini, orang-orang yang kuat diharapkan untuk memikul tanggung jawab sepenuhnya. Tentu saja hal ini bertentangan dengan ajaran Paulus. KEDUA, orang Kristen yang kuat harus berhati-hati untuk tidak menyebabkan saudaranya yang lemah jatuh ke dalam dosa. Di sinilah banyak orang Kristen masa kini salah mengerti dan melawan ajaran Paulus. "Melanggar" atau "jatuh" oleh beberapa orang, khususnya orang-orang Kristen yang belum dewasa, didefinisikan sebagai menyebabkan mereka "merasa tidak enak hati" jika orang Kristen lain melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai. Ini bukan yang dimaksudkan oleh Paulus dengan "menyakiti hati" atau menyebabkan seseorang jatuh. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa itu adalah perbuatan menghakimi yang sekali-kali tidak boleh dilakukan. Yang dimaksud oleh Paulus dengan "membuat saudara kita jatuh", ialah menyebabkan seorang saudara Kristen melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukannya dengan hati nurani yang jernih sehingga ia berdosa terhadap dirinya sendiri dan Tuhan. Hanya menyebabkan seorang "sakit hati" tidak menyebabkan dia jatuh. Sebenarnya beberapa orang Kristen yang belum dewasa "merasa sakit hati" karena sifatnya yang mementingkan diri sendiri. Ada penyalahtafsiran dan salah penerapan yang lain terhadap ajaran Paulus dalam Roma 14. Yang lucunya, ada orang-orang Kristen yang menetapkan ukuran-ukuran di luar Alkitab untuk diri mereka sendiri dan kemudian menghendaki agar semua orang Kristen yang lain menyesuaikan diri dengan ukuran-ukuran yang sama agar menjadi rohani. Hal ini tentu saja juga menghakimi orang lain dan tidak menerima orang lain sebagaimana seharusnya. Catatan: -------- Alkitab memang mengajar orang Kristen agar memutuskan hubungan dengan orang Kristen lain yang terus-menerus hidup di dalam dosa, tetapi hanya setelah mengikuti satu prosedur Alkitab tertentu. Tetapi yakinilah bahwa "dosa" itu dapat didefinisikan dengan pasti di dalam Alkitab: perbuatan asusila, berdusta, mencuri, memfitnah, dan sebagainya. Dalam hal ini setidak-tidaknya orang Kristen harus mengambil dua langkah untuk memecahkan persoalan ini. PERTAMA, kita harus menasihati di dalam kasih orang-orang yang terlibat dalam perbuatan itu sambil mengingat agar kita sendiri tidak jatuh ke dalam pencobaan. KEDUA, apabila mereka tidak menanggapi nasihat yang dengan kasih sayang diberikan kepadanya, dan ia terus berbuat dosa, maka kita disuruh memutuskan persekutuan dengan orang-orang Kristen seperti itu untuk jangka waktu tertentu. Akhirnya, jika mereka masih juga tidak menanggapi, kita tidak usah lagi berhubungan dengan mereka, dan kita memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah orang yang tidak percaya. LANGKAH 2: Nilailah sikap dan tindakan Anda sendiri. Apakah Anda "menerima" atau "menolak" orang-orang menurut ukuran Anda sendiri -- ukuran yang telah Anda tetapkan atau terima karena kelemahan hati nurani Anda sendiri? Jika ya, maka Anda telah menghakimi saudara Anda sendiri. Hal ini dilarang oleh Paulus dalam Roma 14. Catatan: -------- Saya percaya suatu organisasi Kristen dapat menetapkan ukuran "kelembagaan" di luar Alkitab, tetapi tidak bertentangan dengan ajaran Kitab Suci. Tetapi, pada saat kita mulai menilai kerohanian orang Kristen atas dasar ukuran ini dan mulai mengemukakan ukuran ini untuk menandai kedewasaan Kristen, kita melanggar ajaran Alkitab. Kita memakai kriteria yang salah untuk mengukur kerohanian seseorang. Tantangan: ---------- Jika kita mengajarkan dan mempraktikkan kriteria Alkitab yang sejati untuk kerohanian, maka kita mendapati bahwa kita tidak perlu menetapkan ukuran lain sebagai tambahan terhadap Kitab Suci (untuk pelajaran yang menarik mengenai kedewasaan Kristen, lihat ciri-ciri yang ditetapkan oleh Paulus dalam 1Timotius 3 dan Titus 1). LANGKAH 3: Nilailah sikap Anda terhadap orang Kristen lain dalam hubungannya dengan prasangka dan pilih kasih. Dapatkah Anda sungguh-sungguh menerima semua orang percaya yang lain sebagai saudara-saudara di dalam Kristus? Apakah ini benar-benar terjadi di dalam gereja Anda? Catatan: -------- Dosa terbesar yang dilakukan oleh orang Kristen Amerika adalah prasangka ras. Dalam banyak gereja orang kulit putih, orang-orang Kristen kulit hitam tidak disambut dengan baik. Kalaupun diterima, orang Kristen kulit hitam dipandang sebagai orang Kristen kelas rendah. Tidak ada istilah lain untuk sikap ini selain kata yang dipakai oleh Yakobus, yaitu dosa! Paulus juga memakai dua kata lain untuk menggambarkan keadaan itu -- sombong dan tinggi hati (Roma 12:16). LANGKAH 4: Ikutilah rencana yang terdiri dari 3 pokok ini untuk mengatasi setiap masalah di dalam hidup Anda yang mencerminkan legalisme dan prasangka. 1. Akuilah itu sebagai suatu dosa (1Yohanes 1:9). 2. Tunjukkanlah dengan tepat bidang apa dalam hidup Anda yang perlu Anda ubah. Mintalah kepada Allah agar menolong Anda mengatasi dosa-dosa ini. Berdoalah secara khusus mengenai masalah-masalah yang khusus. 3. Ambillah suatu langkah yang nyata. Sebagai permulaan, pilihlah seorang anggota lain dari tubuh Kristus yang Anda rasa sukar Anda terima. Lakukanlah sesuatu untuk orang itu yang dapat mencerminkan kasih Kristen yang sejati. Misalnya, Anda dapat mengundang orang itu ke rumah Anda untuk makan malam. Peringatan: Jangan menunggu sampai Anda "merasa" ingin berubah atau melakukan sesuatu mengenai dosa Anda. Jika Anda bersikap demikian, maka perasaan itu mungkin tidak akan pernah datang. Kasih Kristen bertindak atas dasar apa yang benar untuk dilakukan. Saran: ------ Jika gereja Anda penuh dengan sikap legalisme dan/atau prasangka, mintalah pendeta Anda atau seorang pemimpin di gereja Anda untuk membaca pasal ini dan mintailah pendapatnya tentang apakah isi pasal ini alkitabiah atau tidak. Jika reaksinya negatif, maka dengan lemah lembut mintalah agar ia memberikan alasan-alasan yang alkitabiah untuk kesimpulannya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Saling Membangun Penulis : Gene A. Getz Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1976 Halaman : 50 dan 55 - 59 ______________________________________________________________________ o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/ -o- SALING MENERIMA DI PELAYANAN SM -o- =============================== Dalam pelayanan Sekolah Minggu, sikap saling menerima merupakan bagian dari gaya hidup anak-anak Tuhan yang harus dikembangkan untuk menjalin keakraban antarmurid dan juga para pengajar Sekolah Minggu. Selain itu, menanamkan sikap menerima sejak dini kepada murid-murid Sekolah Minggu akan membentuk karakter mereka untuk dapat menghargai dan menghormati orang lain tanpa memandang perbedaan yang ada. Sebelum menanamkan sikap saling menerima kepada para murid, para pengajar harus terlebih dulu dapat saling menerima satu sama lain dan menerima murid-murid mereka apa adanya. Hal ini untuk memberikan teladan yang positif kepada anak-anak didiknya. Apa yang ada di pikiran para murid jika melihat guru mereka tidak mau menerima murid lainnya hanya karena murid tersebut berasal dari keluarga sederhana. Padahal, setiap minggu guru tersebut selalu mengingatkan para muridnya untuk menerima orang lain tanpa memandang status ekonomi. Walaupun mudah untuk dikatakan dan diperintahkan, pada kenyataannya menjadikan sikap saling menerima sebagai suatu gaya hidup tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apa yang telah direncanakan sejak semula bisa jadi berantakan ketika berhadapan dengan tipe-tipe orang yang tidak kita sukai. Yang muncul bukannya keinginan untuk menerima dia, namun justru keinginan agar dia tidak berada di dekatku. Jangan sampai anak itu jadi muridku, jangan sampai dia menjadi gitarisku saat aku sedang mengajar, atau jangan sampai dia berlama-lama jadi Guru Sekolah Minggu. Nah, berikut ini beberapa cara sederhana yang dapat dipakai untuk menumbuhkan sikap saling membangun di kalangan pelayanan Sekolah Minggu: 1. Tumbuhkan kesadaran bahwa semua orang berharga. ----------------------------------------------- Tuhan berfirman dalam Yesaya 43: "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu." Ayat tersebut dengan tegas menyatakan bahwa semua manusia berharga dan mulia di mata Tuhan tanpa terkecuali. Nah, jika Tuhan menganggap ciptaan-Nya berharga, tentu saja kita sebagai ciptaan-Nya juga harus menganggap sesama kita berharga dan mau menerima mereka apa adanya sama seperti Tuhan telah menerima kita apa adanya. Sikap inilah yang harus kita miliki dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia. 2. Miliki pengertian bahwa tidak semua orang sama. ----------------------------------------------- Dalam beberapa lingkungan masyarakat sering muncul pendapat bahwa orang kaya sombong, orang miskin pemalas, orang kota lebih pandai dari masyarakat desa, dan berbagai pendapat lainnya. Opini itulah yang kemudian mempengaruhi sikap seseorang ketika berjumpa dengan orang yang tidak satu golongan dengannya. Seorang anak kecil dari keluarga tidak mampu bisa saja enggan bermain dengan anak orang kaya karena menganggap anak tersebut sombong. Nah, tanamkan pengertian bahwa tidak semua orang sama, sekalipun mereka satu golongan. Tidak semua orang kota lebih pandai dari orang desa dan sebaliknya. 3. Maafkan kesalahan orang lain. ----------------------------- Seringkali seseorang tidak dapat menerima orang lain karena pernah disakiti oleh orang tersebut. Parahnya, jika hal itu terus terbawa dan menganggap bahwa orang yang segolongan dengan orang yang pernah menyakitinya sama buruknya. Sebagai contoh, seorang anak dari keluarga yang mampu sering dimintai uang paksa oleh orang-orang pinggiran yang tingkat perekonomiannya rendah. Selanjutnya, anak tersebut tidak mau bergaul dengan orang-orang yang berasal dari keluarga tidak mampu karena menganggap mereka jahat. Agar sikap ini tidak terus terulang, perlulah memaafkan orang yang pernah berbuat salah kepada kita dan berpikir bahwa tidak semua orang sama. 4. Tumbuhkan sikap menerima jika ingin diterima. --------------------------------------------- Tumbuhkan perasaan memahami perasaan orang lain. Jika ditolak atau tidak diterima itu menyakitkan, maka terimalah orang lain apa apanya. 5. Dasari semuanya dengan doa. --------------------------- Seringkali kita masih sulit menerima orang lain walaupun sudah berkali-kali mencoba. Oleh karena itu, kita memerlukan kekuatan dari Tuhan untuk memampukan kita menerima seseorang apa adanya. Berdoalah terus jika Anda mengalami kesulitan dalam menerima seseorang. Menciptakan sikap saling menerima di antara murid dan pengajar Sekolah Minggu memang tidaklah mudah dan memerlukan waktu yang tidak singkat. Namun, dengan keinginan yang kuat maka sikap saling menerima akan tumbuh dengan sendirinya dan sekaligus dapat menjadi gaya hidup yang akan semakin membangun hubungan harmonis antara murid dan pengajar Sekolah Minggu. /Tri Hardhono ______________________________________________________________________ o/ AKTIVITAS -----------------------------------------------------o/ -o- PERMAINAN: BERLAKU BAIK KEPADA SEMUA ORANG -o- ========================================== Persiapan: ---------- 1. Sediakan alat-alat yang praktis, misalnya: sapu, kemoceng, kain lap, ember, sendok, garpu, piring, buku tulis, pena, bunga, dan sebagainya. 2. Permainan ini dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan sesuai dengan jumlah peserta. 3. Umur peserta di atas 12 tahun. 4. Seorang dari antara para peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan. Cara Bermain: ------------- Pemimpin permainan membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari sepuluh pasangan yang sejenis. Sepuluh orang di antara mereka diminta berbaris dan sepuluh orang lagi diminta ke luar ruangan terlebih dahulu. Lalu pemimpin memberitahukan kepada kesepuluh orang yang berbaris itu bahwa mereka akan dibentuk menjadi sebuah "patung orang yang indah", karena itu mereka tidak boleh membantah apa yang dikehendaki oleh si pembuat patung. Kemudian kesepuluh orang yang sedang bersembunyi atau berada di luar ruangan dipanggil masuk, dan mereka diminta untuk membuat sebuah "patung orang seindah-indahnya" dengan menggunakan alat-alat yang sudah disediakan. Mereka boleh membentuk "patung" itu sesuka hati mereka sampai "patung" itu kelihatan sungguh-sungguh indah. Setelah kesepuluh orang itu merasa puas dengan "patung" mereka, maka sekarang giliran mereka menjadi patung dengan gaya atau posisi seperti kesepuluh "patung" yang telah mereka bentuk dan hiasi tadi. Kesepuluh orang yang menjadi "patung" tadi boleh membantu mereka. Tujuan: ------- Mengajarkan kepada para peserta yang lain bahwa jika kita ingin diperlakukan dengan baik oleh orang lain, kita juga tidak boleh memperlakukan mereka dengan tidak baik. "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka." (Lukas 6:31) Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab Penulis : Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 35 - 36 ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ Dari: Nancy Lugito <cy_eagle15@> >Shalom >Kami dari Departemen Anak Mt.Zion Ministries Surabaya menerbitkan >Renungan Harian Anak Littel Eagle yang bisa dipakai oleh anak-anak >kelas 1 - 6 SD. Renungan Little Eagle diterbitkan setiap bulan >dengan harga Rp 3500 (full color), bisa didapatkan ditoko buku >Rohani terdekat. >Bagi yang ingin berlangganan atau ingin mendapatkan informasi yang >lebih lengkap dapat menghubungi: >Mt.Zion Ministries (MZM) >Alamat: Jl. Manyar Kartika Timur 2-6, Surabaya >Telp. (031) 5911957 Fax. (031) 5911958 >Terima kasih untuk perhatiannya, GBU! >Redaksi Little Eagle Redaksi: Terima kasih banyak untuk informasinya. Kiranya, menjadi berkat bagi rekan-rekan semua. Untuk mendapatkan alamat e-mail Redaksi Little Eagle, silakan kirimkan e-mail kepada kami dan akan kami konfirmasikan kepada Anda. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Prasangka, pilih kasih, dan diskriminasi di dalam tubuh Kristus merupakan pelanggaran terhadap hukum Allah. - Gene A. Getz - o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://www.sabda.org/katalog/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |