Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/233

e-BinaAnak edisi 233 (16-6-2005)

Masalah Kreativitas

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
          ==================================================

Daftar Isi:                                        Edisi 233/Juni/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Mengajar yang Kreatif
    o/ TIPS                 : Kreasi Acara Persembahan dan
                                  Pengumuman di SM
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Kreasi Mengajarkan Ajaran Kristen
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Terima Kasih untuk Kiriman e-BinaAnak
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Dalam evaluasi tahunan Sekolah Minggu, salah satu masalah serius
  yang sering disinggung adalah tentang menurunnya kreativitas guru SM
  dalam mengajar. Mereka mengakui bahwa mereka tidak tahu bagaimana
  bisa lebih kreatif dalam ibadah SM. Bagaimana dengan Sekolah Minggu
  Anda? Apakah hal ini juga menjadi keluhan utama guru-guru di SM
  Anda? Nah, jangan putus asa karena Redaksi e-BinaAnak akan menolong
  Anda dengan menghadirkan topik yang pas sekali untuk kebutuhan Anda
  dan sekolah Minggu Anda, yaitu seputar masalah kreativitas dalam
  mengajar SM.

  Artikel, Tips, dan Bahan Mengajar yang kami sajikan dalam edisi ini,
  kami harap dapat memberikan semangat dan ide baru bagi Anda untuk
  lebih berkreasi lagi dalam mengajar. Kiranya, kemuliaan hanya bagi
  Tuhan saja.

  Selamat berkreasi! (Dav)

  Tim Redaksi

"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara
    kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur
      seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
  puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah
                    di dalam hatimu." (Kolose 3:16)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kolose+3:16 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

                    -o- MENGAJAR YANG KREATIF -o-
                        =====================

  Pada saat kreativitas menjadi suatu istilah yang populer bagi para
  guru, konsep pembaharuan dan penyegaran yang disampaikan selalu
  menjadi dasar dari pengajaran yang baik. Kreativitas harus menjadi
  pengalaman yang hidup dari seorang guru yang hidupnya telah dijamah
  Juruselamat dan diarahkan oleh Roh Kudus. Jika denyut kehidupan
  menembus pikiran kita, maka efek dari kreativitas harus terlihat
  pada saat mempersiapkan dan menyampaikan pelajaran.

  DEFINISI MENGAJAR YANG KREATIF

  Meresponi Tantangan
  -------------------
  Ada banyak tantangan dalam berbagai kenyataan hidup yang sama
  besarnya dengan mengajar di kelas. Tantangan ini kemudian diperluas
  ke dalam konteks pengajaran Kristen. Tujuan penginjilan, pertumbuhan
  orang Kristen, pelatihan pelayanan, dan perilaku yang serupa dengan
  Kristus secara terus-menerus membutuhkan pendekatan dan respon yang
  segar. Suatu respon kreatif terhadap tantangan bisa berupa rencana
  prosedur yang baru, cara baru untuk menarik minat setiap murid,
  pengorganisasian masalah yang lebih baik, atau metode pengajaran
  yang lebih bervariasi.

  Terus Mengembangkan Ide-ide
  ---------------------------
  Kreativitas mungkin didefinisikan sebagai suatu kualitas dimana guru
  harus mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar.
  Sebenarnya, ide-ide yang diucapkan atau divisualisasikan dalam
  kegiatan di kelas dapat menjadi sedinamis dan sepenting ide-ide yang
  dihasilkan oleh para seniman atau musisi. Guru yang memberikan
  pandangan dan pendekatan baru pada suasana belajar mengajar adalah
  seorang seniman yang sesungguhnya.

  Kegunaan Imajinasi
  ------------------
  Imajinasi biasanya diasosiasikan dengan kegiatan bercerita dalam
  pendidikan Kristen. Namun, imajinasi yang didedikasikan mendapat
  tempat di semua aspek pengajaran. Misalnya, guru yang di kelas
  junior dapat memvisualisasikan singa dalam cerita Daniel atau forum
  Roma dalam diskusi untuk kelas remaja akan menambah suatu dimensi
  yang kreatif dalam cara mengajarnya. Dengan melihat tulisan Rasul
  Paulus kepada jemaat di Filipi pada saat ia dipenjara di Roma, kita
  mendapat prospektif baru untuk mempelajari kitab tersebut.
  Berdasarkan fakta-fakta yang alkitabiah, imajinasi memberi daya
  tarik dan kehidupan dalam pelajaran-pelajaran yang alkitabiah.

  Mungkin, ada beberapa orang yang merasa bahwa penggunaan imajinasi
  tergantung pada kemampuan mereka. Namun, ada dorongan yang kuat pada
  kemungkinan mengembangkan kekreativitasan imajinasi. Dr. Ralph J.
  Hallman menyatakan:
     "...kreativitas dapat diajarkan. Kreativitas dapat diajarkan
     karena proses untuk menjadi kreatif adalah proses mengembangkan
     seseorang untuk menjadi suatu pribadi. Ini adalah proses yang
     tidak terikat rantai kebiasaan, rutinitas, dan tekanan. Proses
     ini adalah proses membentuk lingkungan seseorang, atau secara
     produktif menghubungkan seseorang dengan orang lain; ini adalah
     proses mengidentifikasi seseorang dan mendefinisikan keberadaan
     seseorang itu sendiri. Ini adalah pusat masalah kekreativitasan
     dan juga pendidikan."

  PENERAPAN KREATIVITAS

  Kreativitas tetap menjadi suatu konsep yang abstrak jika tidak
  diterapkan dalam prosedur di kelas. Berikut ini saran-saran dari
  prinsip-prinsip penerapan.

  Kreatif dalam Metode
  --------------------
  Kreativitas dalam metode dapat diterapkan dalam berbagai hal namun
  semuanya itu berarti keanekaragaman. Guru yang kreatif akan
  membiarkan dirinya menjadi mirip dengan metode pengajarannya. Metode
  yang digunakannya akan bervariasi. Ia akan menggabungkan metode-
  metode yang ada. Ia akan mengenalkan cara-cara berkomunikasi yang
  sebelumnya belum pernah digunakan dan ia akan mencarinya dengan
  membaca, bertemu dengan orang lain, dan melakukan percobaan agar
  cara mengajarnya tetap segar dan hidup.

  Kreatif dalam Fasilitas Ruangan
  -------------------------------
  Tampilan fisik ruang kelas memberikan kesempatan untuk
  berkreativitas. Contohnya, penggunaan lingkaran, setengah lingkaran,
  kelompok kecil, atau mungkin menyingkirkan seluruh meja dan kursi di
  beberapa kelompok anak mungkin bisa memberikan suatu sentuhan
  kreativitas terhadap setting ruang kelas tersebut. Ini mungkin dapat
  mengubah perilaku anak di dalam kelas pada saat mengikuti pelajaran.
  Demikian pula dengan penggunaan gambar-gambar, majalah dinding, dan
  cat-cat yang berwarna segar yang juga memberikan kesempatan
  berkreasi yang potensial.

  Kreatif dalam Memberikan Tugas
  ------------------------------
  Banyak orang yang akan memperdebatkan tentang keuntungan memberi
  tugas kepada murid untuk menyiapkan pelajaran melalui beberapa jenis
  cara belajar di luar sekolah. Namun, ada masalah yang sangat penting
  tentang bagaimana belajar di luar sekolah itu dapat dimotivasikan
  dalam pengajaran di gereja. Ada tantangan untuk guru yang kreatif.
  Ia tidak puas dengan "membaca bab dalam buku", tetapi ia akan
  mencoba untuk membangun motivasi dan keinginan dari dalam.

  KUALITAS GURU YANG KREATIF

  Setiap orang tidak memiliki tingkat kreativitas yang sama meskipun
  hampir setiap orang memiliki kemampuan tersebut. Di samping ada
  suatu hubungan yang erat antara kekreativitasan yang tinggi dan
  kepandaian yang di atas rata-rata, kepandaian bukanlah hal yang
  penting dalam kreativitas. Kreativitas memiliki beberapa syarat yang
  umum, yaitu:

  Antusiasme
  ----------
  Antusiasme tidak dapat disamakan dengan kegaduhan atau kegiatan
  fisik saja. Bagi guru Kristen kreativitas berarti mengutamakan
  hubungan yang dinamis dengan Tuhan dan firman-Nya. Dari hubungan ini
  muncullah antusiasme terhadap pengajarannya dan minat yang
  disalurkan dalam kehendak Tuhan.

  Keterbukaan Pikiran
  -------------------
  Orang yang benar-benar kreatif memiliki keterbukaan pikiran terhadap
  pengalaman. Ia tidak mengartikan setiap pernyataan dan tindakan
  murid-muridnya dengan cepat menarik kesimpulan. Ia memahami
  kegagalan-kegagalan yang kadang-kadang dilakukan oleh orang lain
  ketika mencari penerapan yang tepat terhadap kebenaran Allah. Ia
  mencari pemecahan yang baru terhadap masalah lama. Ia menghubungkan
  prinsip-prinsip lama dengan masalah-masalah baru dengan menggunakan
  cara-cara yang baru dan dengan penekanan-penekanan baru. Ia
  menerapkan kebijaksanaan pada masa lalu untuk menantang masa depan
  dengan suatu keinginan untuk mendengarkan orang lain dan membantu
  mereka dalam menemukan jawaban atas apa yang mereka cari.

  Kepekaan
  --------
  Orang yang kreatif, baik itu seniman, musisi, maupun guru, adalah
  orang yang peka terhadap sekelilingnya. Ia pengamat suara, warna,
  orang, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-
  hari di sekeliling kita. Kembali, ini adalah suatu kemampuan yang
  dapat digali oleh guru yang ingin meningkatkan kekuatan
  kreativitasnya.

  Pertumbuhan Pribadi
  -------------------
  Proses pertumbuhan bagi orang Kristen berlangsung terus-menerus,
  begitu pula dengan proses belajar bagi seorang guru. Selalu ada
  waktu bagi guru Kristen untuk mengetahui semua yang diperlukan untuk
  mengenal murid-muridnya. Guru yang berdedikasi terus bertumbuh
  kemampuannya, dan potensi kekreativitasannya bertumbuh bersamanya.

  MEMBANGUN KEKREATIVITASAN

  Latihan-latihan yang dapat meningkatkan kekreativitasan guru harus
  dilakukan secara rutin. Perhatikan beberapa latihan berikut ini:

  Mengembangkan Program Membaca yang Baik
  ---------------------------------------
  Seseorang dapat meningkatkan kreativitasnya melalui kosakata dan
  pola pikir yang dikembangkan dengan membaca yang kreatif. Membaca
  yang baik melibatkan metode dan isi. Menggarisbawahi, mencatat, dan
  metode-metode lain untuk mengingat apa yang dibaca mengakibatkan
  berbagai macam keefektivan dalam membaca. Untuk bacaan yang berisi,
  pilihlah buku-buku yang memberikan dorongan untuk mengajar, demikian
  pula dengan terus membaca bahan-bahan Kristen secara berkala.

  Terapkan Teknik Pemecahan Masalah
  ---------------------------------
  Orang yang kreatif mencari cara-cara yang membangun untuk mendekati
  dan mengatasi masalah. Pendekatan pemecahan masalah yang baik
  biasanya dengan memfokuskan pada permasalahan, memberikan solusi-
  solusi, mengevaluasi solusi, memilih solusi yang terbaik, dan
  melaksanakannya dengan dasar percobaan.

  Menggunakan Pendekatan "Brainstorming"
  --------------------------------------
  Kuantitas sering memberikan dasar bagi kualitas. Sebagai seorang
  guru, baik sendiri maupun dengan orang lain, daftarlah semua ide-ide
  yang muncul secara spontan dan tiba-tiba pada suatu subjek khusus,
  dengan demikian Anda melatih kemampuan mental. Kemudian, karena Anda
  dapat menyelami sumber dari berbagai macam ide dari pertanyaan yang
  diberikan, Anda memiliki bidang yang lebih luas untuk dikerjakan
  daripada hanya mempelajari hal-hal biasa.

  Lakukan Penilaian yang Berbeda
  ------------------------------
  Menunggu menilai suatu ide sampai ide tersebut menerima masukan
  menciptakan suasana yang sehat untuk menghasilkan ide-ide lainnya.
  Guru yang kreatif adalah guru yang mendengarkan ide-ide tanpa
  menghiraukan pendapat atau reaksi-reaksinya sendiri. Ia tidak pernah
  menutup pikirannya sendiri dengan dasar bahwa ide-idenya tidak
  berarti atau tidak berguna. Akhirnya, tentu saja nilai dari ide-ide
  tersebut harus ditentukan, tetapi mereka terlebih dahulu harus
  bereaksi yang sewajarnya.

  MENDORONG KEKREATIVITASAN MURID-MURID

  Guru yang memperhatikan kemungkinan untuk berkreativitas biasanya
  ingin mengembangkan kreativitas murid-muridnya. Ia ingin mendorong
  ide-ide yang imajinatif dan baru dan pada akhirnya menyuruh murid-
  muridnya untuk dapat memecahkan masalah mereka sendiri melalui
  penerapan yang tepat dari prinsip-prinsip firman Allah. Beberapa
  kualitas harus menjadi ciri dari suasana pengajaran jika kreativitas
  yang demikian akan dikembangkan pada murid-murid.

  Perhatian (empati) sebagai Bagian dari Seorang Guru
  ---------------------------------------------------
  Cobalah untuk melihat berbagai hal dari sudut pandang seorang murid.
  Sebuah pepatah kuno Indian mengatakan bahwa tidak ada Indian yang
  berani memberikan komentar tentang perilaku saudara laki-lakinya
  sampai ia dapat menghidupi dirinya sendiri setidaknya selama satu
  minggu. Guru yang akan membantu murid-muridnya bertumbuh harus tahu
  beberapa masalah di rumah dan kesulitan-kesulitan murid-muridnya,
  demikian pula dengan memahami ciri-ciri kelompok usia anak tersebut.

  Keragaman Suasana dalam Mengajar
  --------------------------------
  Seperti yang telah disebutkan, keragaman adalah salah satu ciri-ciri
  yang dapat diteliti untuk dapat mengajar dengan kreatif. Guru yang
  akan mengendalikan murid-muridnya tidak dapat hanya memberikan
  catatan yang sama atau menggunakan pendekatan yang sama selama
  berminggu-minggu. Harus ada perubahan, harus ada penyegaran situasi
  di dalam kelas.

  Toleransi dalam Kegiatan Kelas
  ------------------------------
  Pertumbuhan kreativitas murid didorong oleh suasana kelas yang
  mengizinkan terjadinya kesalahan. Guru yang bijaksana senang
  memimpin murid-muridnya untuk membetulkan pemikiran mereka daripada
  tiba-tiba dengan kasar memotong diskusi yang tidak sepenuhnya benar.
  Proses belajar yang kooperatif terjadi bila guru tidak mendominasi
  atau menghambat kegiatan kelas, guru mengembangkan minat dan
  inisiatif murid-murid.

  Penilaian Murid-murid
  ---------------------
  Murid harus diajari bagaimana menilai ide-ide dan membangun nilai-
  nilai yang benar. Hal ini melibatkan pandangan yang benar tentang
  tekanan kelompok teman sebaya dan pemahaman terhadap penerapan
  Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya, murid-murid harus
  membangun pola hidup mereka sendiri dan membuat keputusan-keputusan
  yang mandiri. Dalam hal ini, poin penting yang harus disampaikan
  guru adalah dengan mengajar yang kreatif yang memperkenalkan situasi
  kehidupan nyata dan membimbing murid-murid kepada solusi-solusinya
  sendiri yang alkitabiah. Dalam proses ini guru dengan kesediaan dan
  pertemuan-pertemuannya melayani sebagai suatu sumber hidup. Guru
  juga mendorong penggunaan semua materi-materi yang berguna. (T/Ra)

  Sumber diterjemahkan dari:
  Judul Buku        : Understanding Teaching
  Judul Artikel Asli: Creative Teaching
  Penulis           : Kenneth o. Gangel, Ph.D.
  Penerbit          : Evangelical Training Association, Wheaton -
                      Illinois, USA, 1968
  Halaman           : 73 - 78

______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

  Kebanyakan guru SM menganggap bahwa kreativitas dalam mengajar SM
  biasanya diasosiasikan hanya dalam menyampaikan pelajaran Alkitab
  atau puji-pujian yang dinyanyikan. Padahal, kreativitas tersebut
  seharusnya termasuk juga untuk semua bagian dalam seluruh ibadah SM
  kita. Sebagai contoh, berikut ini kami sajikan tips untuk
  kreativitas yang bisa diaplikasikan dalam acara persembahan dan
  pengumuman dalam ibadah SM, yang mungkin selama ini dilakukan secara
  biasa-biasa saja karena bukan merupakan acara yang inti.

            KREASI ACARA PERSEMBAHAN DAN PENGUMUMAN DI SM
            =============================================

  A. KREASI PERSEMBAHAN YANG MENARIK

  Hampir selalu persembahan ini dilakukan dengan biasa saja. Bahkan,
  ada beberapa guru yang tidak mempersiapkan kantung persembahan.
  Sebenarnya, untuk anak-anak, beberapa teknik dapat dibuat agar acara
  ini berkesan.

  1. Lomba Cerdas Tangkas Alkitab
     ----------------------------
     Guru memberikan sebuah pertanyaan. Bagi murid yang dapat menjawab
     dengan benar, ia boleh mengedarkan kantung kolekte.

  2. Iringi dengan Lagu Favorit
     --------------------------
     Saat yang paling sulit untuk meminta anak berkonsentrasi dalam
     menyanyi adalah pada saat kolekte ini. Untuk mengatasi hal ini
     kita bisa memutarkan lagu dengan kaset dan anak-anak diajak
     berkaraoke bersama. Sesekali, mintalah satu anak untuk
     "berkaraoke" sendiri. Bila tidak ada tape, cukup dengan iringan
     gitar saja. Namun, tanyakan pada anak lagu favorit yang mereka
     sukai.

  3. Pindahkan Sesuai Irama
     ----------------------
     Nyanyikan sebuah lagu. Pada kata tertentu atau pada ketukan
     tertentu, anak harus memindahkan kantung persembahan pada teman
     di sebelahnya. Jadi, mereka harus mengikuti aturan saat
     pemindahan kantung kolekte tersebut dari satu orang ke orang yang
     lain.

  4. Sajian Lagu
     -----------
     Di bagian acara yang sangat sulit menyuruh anak untuk tenang ini
     dapat diisi dengan sajian lagu, misal jika ada anak yang bersedia
     menyanyikan satu pujian baik dengan "solo song", duet (berdua),
     maupun berkelompok. Bisa juga mengisi saat ini dengan mengajarkan
     satu lagu baru.

  B. KREASI PENGUMUMAN YANG MENARIK

  Kita bisa membuat beberapa kreasi sederhana agar pengumuman menjadi
  saat yang menarik, misalnya dengan:

  1. Warta Berita
     ------------
     Guru seolah-olah seorang penyiar warta berita di telvisi. Dengan
     lagak dan gaya suara seperti seorang pewarta berita, Anda dapat
     katakan: "Para pemirsa sekalian, berita hangat yang baru kami
     terima adalah, minggu depan di kelas ini akan dikunjungi seorang
     terkenal, yaitu .... Berita berikutnya adalah ....", 2. Tamu Khusus
     -----------
     Berlagaklah seorang tamu yang baru datang, mengetuk pintu dan
     dengan lagak "asing" memberitahukan ....
        "Maaf ya, saya baru tiba dari Amerika. Ya, dari Amerika.
        Amerika itu jauh di seberang lautan. Saya membawa sebuah kabar
        penting, bahwa minggu depan akan ada acara istimewa di tempat
        ini ...." dan seterusnya.

  3. Satu Anak Membaca Pengumuman
     ----------------------------
     Mintalah seorang anak untuk membaca naskah pengumuman.

  4. Kejutan
     -------
     Buat sembarang kreasi yang membuat pengumuman tersebut seperti
     sebuah kejutan dan menarik .... walaupun pengumuman tersebut
     hanya untuk mengumumkan acara untuk minggu depan.

     Misal, Anda membuat tulisan "acara spesial minggu depan" pada
     sebuah kartun. Tutuplah kartun tersebut dengan sapu tangan.
     Biarkan anak-anak bertanya-tanya ada pengumuman "spesial" apa?
     Katakan, "Adik-adik dengarkan, ada pengumumuan spesial yaitu,
     ...." Biarkan anak-anak menebak macam-macam dan tiba-tiba Anda
     membuka kain penutup kain kartun tersebut, dan Anda mengumumkan:
     "Acara spesial minggu depan adalah ...."

     Sangat sederhana sekali. Hanya perlu sedikit kreasi dan kemauan
     untuk menyajikan yang menarik.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif
  Penulis   : Drs. Paulus Lie
  Penerbit  : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1997
  Halaman   : 66 - 68

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

                  KREASI MENGAJARKAN AJARAN KRISTEN
                  =================================

  Judul Pelajaran:
  ----------------
  Jika Allah baik, mengapa hidupku banyak masalah?

  Tujuan:
  -------
  Anak memahami setiap masalah yang ada agar dapat dipakai Allah untuk
  medidik kita menjadi anak Tuhan yang lebih kuat dan dewasa, asal
  kita dapat menarik pelajaran positif dari masalah, kegagalan,
  kesulitan, dan penderitaan yang kita alami.

  Kreasi Simulasi:
  ----------------
  Hadiah berbungkus koran.

  Cerita:
  -------
  Guru menyediakan satu hadiah menarik untuk anak-anak, pilihlah
  hadiah yang kecil saja, misalnya: slip Alkitab yang menarik.
  Bungkuslah hadiah tersebut dengan kertas koran yang sebelum dipakai
  untuk membungkus diremas-remas sedemikian rupa sehingga menjadi
  tampak sangat lusuh, baru kemudian koran tersebut dipakai untuk
  membungkus. Tetapi jangan hanya membungkus sekali saja, ambillah
  beberapa koran lain, bungkuskan juga dengan cara yang sama. Sehingga
  hadiah tersebut sekarang dibungkus dengan beberapa lapis kertas
  koran yang sangat lusuh.

  Guru bertanya pada anak-anak, "Siapa yang tahu apakah ini? Siapa
  yang tahu benda yang lusuh ini isinya apa?" Jika ada anak menjawab
  itu "hadiah" atau jawaban yang senada, tanyakan, "Mengapa kamu
  berpikir ini hadiah? bukankah tampaknya seperti sampah?"

  Guru bertanya lagi pada anak tersebut, "Apakah kamu yakin ini isinya
  hadiah?" Jika ia menjawab tidak, tanyakan pertanyaan itu pada anak
  yang lain. Jika ada anak yang dengan mantap merasa yakin isinya
  hadiah (tanyakan beberapa kali), mintalah ia maju ke depan kelas
  untuk membuka hadiah tersebut, tapi ia hanya boleh membuka 1 lapis
  koran saja. Setiap lapis dibuka tanyakan, "Apakah kamu yakin ini
  hadiah?" Jika ia menjawab ya dengan tegas, maka ia boleh terus
  membuka lapis-lapis berikutnya sampai ia mendapatkan hadiah
  tersebut. Tetapi jika ia ragu-ragu, ia tidak boleh membuka lapis
  berikutnya, mintalah anak lain yang lebih yakin membukanya. Sehingga
  akhirnya, hanya anak yang yakin bahwa benda yang lusuh itu isinya
  hadiahlah yang akan memperoleh hadiah tersebut.

  Guru kemudian menjelaskan, "Tuhan seringkali mengizinkan masalah,
  kesulitan, dan kegagalan kita alami, agar kita belajar menjadi lebih
  baik dalam segala hal. Jika nilai ulangan kita mendapat nilai merah
  (misalnya mendapat nilai 4), kita seharusnya terpacu belajar lebih
  baik. Setiap hal yang kurang baik melatih kita supaya menjadi kuat,
  dan berinstrospeksi agar kita lebih tekun, hati-hati, dan tidak
  jatuh lagi. Jadi, intinya Tuhan memberikan hadiah berkat, berupa
  didikan dan berkat bagi mereka yang tekun mengatasi setiap problem
  baru yang ia alami (yang dilambangkan dengan lapisan koran lusuh).
  Jadi, bersukacitalah jika pernah punya masalah, dengan selalu
  bertanya, "Tuhan ingin mendidik aku dalam hal apa?"

  Guru dapat menunjukkan cara Allah mendidik anak-anak dengan
  menganalogikannya seperti seorang ibu yang sedang melatih anaknya
  belajar berjalan. Agar si anak dapat belajar berjalan, maka si ibu
  harus membiarkan anaknya merangkak dengan lututnya, sesekali jatuh
  terpeleset, agar kakinya kuat dan dapat berjalan, bahkan lari.
  Bayangkan, jika ibu itu memanjakan anak dan tidak pernah mengizinkan
  anak itu turun dari gendongannya, apakah anak tersebut dapat
  berjalan? Tidak, anak itu akan menjadi lumpuh. Demikian juga Allah,
  justru karena Ia mengasihi kita, maka Ia izinkan kita mengalami
  kegagalan dan masalah, agar kita kuat.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
  Penulis   : Drs. Paulus Lie
  Penerbit  : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999
  Halaman   : 122 -123

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/

  Dari: Dina Rahayuni <rahayuni_dina@>
  >Terimakasih e-BinaAnak untuk artikel yang sudah dikirim. Semua
  >artikel sangat menjadi berkat buat kami. Tuhan terus memberkati
  >pelayanan saudara sehingga semakin banyak orang yang diberkati.GBU

  Redaksi:
  Puji Tuhan untuk setiap berkat yang Anda dapatkan :)
  Jika Anda ingin membagi-bagikan berkat yang Anda terima tersebut
  kepada rekan-rekan pelayanan Anda yang lain, jangan lupa mengajak
  mereka untuk berlangganan e-BinaAnak pula. Kiranya, nama Tuhan
  semakin dimuliakan. Selamat melayani.

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

                      Menetapkan contoh bukanlah
               cara utama untuk mempengaruhi orang lain,
                     itu adalah satu-satunya cara.
                         - Albert Einstein -

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
      http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://www.sabda.org/katalog/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org