Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/223

e-BinaAnak edisi 223 (5-4-2005)

Ketekunan

   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                       Edisi 223/April/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL        : Ketekunan
    o/ TIPS           : Mendidik Anak-anak Agar Bertekun
    o/ BAHAN MENGAJAR : Jangan Berhenti Sekarang
    o/ STOP PRESS!    : Fellowship dan Workshop Guru SM
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Menumbuhkan karakter yang baik pada anak sudah harus diusahakan
  sejak anak dalam usia dini. Perkembangan dan pertumbuhan anak yang
  cepat jika tidak diimbangi dengan pembangunan karakter yang positif
  akan berakibat fatal.

  Karakter-karakter apa sajakah yang sudah harus mulai dibangun pada
  anak sejak mereka masih kecil? Sepanjang April 2005 ini, e-BinaAnak
  akan menyuguhkan tema tentang MEMBANGUN KARAKTER ANAK, yang secara
  berturut-turut akan menyajikan topik:
                           * Ketekunan
                           * Keadilan
                           * Kepedulian
                           * Kemandirian

  Sebagai topik pertama kami suguhkan karakter KETEKUNAN. Selamat
  bekerja bersama Tuhan untuk menumbuhkan karakter ketekunan dalam
  diri anak! Tuhan memberkati. (Ra)

  Redaksi

          "Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu
   menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh
     buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan
                    tak kekurangan suatu apapun."
                            (Yakobus 1:3,4)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yakobus+1:3,4 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

  Sebelum kita mulai membantu anak-anak didik kita membangun karakter
  ketekunan dalam diri mereka, terlebih dahulu kami mengajak Anda
  untuk melihat arti ketekunan, salah satu karakter yang harus
  dimiliki oleh setiap anak-anak Tuhan.

                          -o- KETEKUNAN -o-
                              =========

  DEFINISI KETEKUNAN

  Ketekunan adalah terus maju ke satu tujuan walaupun banyak halangan.
  Orang yang tekun akan terus berpegang pada komitmennya sampai
  terpenuhi meskipun tidak mudah untuk melakukannya.

  Banyak tekanan yang akan terus menyerang dan menghalangi kita
  mencapai tujuan - tekanan waktu, rasa tidak bersemangat, rasa ingin
  mundur yang disebabkan oleh orang lain atau keadaan yang tidak
  mendukung. Setiap anak Tuhan yang memutuskan untuk mengikuti Yesus
  akan menemui semua halangan ini. Yesus sendiri menghadapi banyak
  tekanan. Dia mengetahui bahwa Dia akan disalibkan. Setiap halangan
  telah menghadang Dia di tengah jalan, termasuk keluarga-Nya, para
  murid-Nya, dan keinginan-Nya sendiri untuk mencari jalan lain yang
  mungkin ada. Akan tetapi, Dia tetap bertekun dan akhirnya
  memenangkan keselamatan bagi kita.

  Alkitab telah menjelaskan bahwa jalan-jalan orang Kristen tidaklah
  mudah. Kita masuk ke dalam kerajaan dengan menghadapi berbagai
  masalah, dan itu merupakan bagian yang akan terus berlanjut sebagai
  anak-anak Allah. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu
  beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita
  penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan
  dunia" (Yohanes 16:33). Seperti telah diperingatkan oleh Yesus.
  Mereka yang mengira hidup ini akan mudah dan lancar pasti akan
  terkejut karenanya. Seorang calon murid memiliki visi yang sangat
  besar ketika dia mendekati Yesus dengan keinginan menjadi murid yang
  cemerlang. Yesus harus memperingatkan dia, sehingga Yesus berkata
  kepadanya, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang,
  tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-
  Nya" (Matius 8:20).

  Tuhan tidak meminta kita menjadi orang terkenal. Akan tetapi, Dia
  memanggil kita untuk bertekun. Ketika Yohanes menulis surat kepada
  tujuh gereja di Asia Kecil, dia merasakan penderitaan mereka, "Aku,
  Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan
  dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama
  Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
  Yesus" (Wahyu 1:9). Dia memerintahkan agar semua gereja tetap
  bertekun dan mendorong mereka untuk tetap percaya sampai mati.

  Tuhan meminta kita untuk tetap bertekun dalam permasalahan yang Dia
  izinkan untuk kita hadapi.

  SEBUAH CONTOH POSITIF DARI ALKITAB

  Bayangkanlah bekerja selama seratus tahun untuk membuat sebuah
  bahtera karena Tuhan mengatakan akan hujan - dan sebelumnya belum
  pernah ada hujan sama sekali! Ini sama saja seperti Tuhan mengatakan
  kepada Nuh bahwa buah semangka akan jatuh dari langit. Kejadian 2:6
  mengatakan, "Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi
  seluruh permukaan bumi itu." Untuk dapat menyelesaikan tugas yang
  diberikan Tuhan Nuh membutuhkan lebih dari sekadar ketekunan seperti
  yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Nuh membutuhkan kasih karunia
  di hadapan Tuhan - dan hasilnya, ia berhasil berlabuh di tanah yang
  kering dan tinggi.

  Ketekunan merupakan kasih yang berkualitas. "Ia menutupi segala
  sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
  menanggung segala sesuatu" (1Korintus 13:7). Yakub bekerja selama
  tujuh tahun kepada Laban agar dia dapat memperistri Rahel, akan
  tetapi Laban membuat Yakub bekerja tujuh tahun lagi. Kasih tetap
  bertekun.

  Yesus mengingatkan para muridnya bahwa panggilan untuk mengikut Dia
  akan berarti penganiayaan. Mereka akan mengalami siksaan secara
  fisik, emosi, rohani, akan tetapi mereka harus bertekun sampai pada
  akhirnya.

  SEBUAH CONTOH NEGATIF DARI ALKITAB

  Kita telah melihat semua orang-orang Kristen baru yang memulai
  seperti sebuah kilat. Setiap orang sangat senang dengan komitmen
  baru mereka kepada Kristus. Selama kehidupan ini mudah, imannya
  akan berkembang, akan tetapi ketika dia keluar dari tempatnya yang
  nyaman dan berada di bawah terik matahari yang panas, imannya akan
  runtuh. Dia tidak dapat menghadapi tekanan hidup di dunia yang
  semuanya mencoba untuk menghancurkannya.

  Keputusan yang kita buat untuk mengikut Yesus hanya dapat kita
  tanggung ketika kita terus memandang Yesus, sebagaimana Dia
  memandang kepada Bapa. "Marilah kita melakukannya dengan mata yang
  tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang
  membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan
  kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi
  Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Ibrani
  12:2)

  MEMIKIRKAN KETEKUNAN DI DALAM KEHIDUPANKU SENDIRI

  Ketekunan merupakan suatu kualitas yang penting dalam kehidupan
  kita. Paulus memberitahu Timotius bahwa ketika kita mendekati hari
  akhir, tekanan-tekanan akan semakin banyak, seperti dua garis yang
  menuju pada satu persimpangan. Setan mencoba untuk melemahkan para
  orang kudus. Kita didorong untuk tidak menjadi lelah di dalam
  melakukan hal baik. Tuhan berjanji bahwa kita akan berbuah jika kita
  tidak tawar hati.

  Seorang pelatih di sekolah menengah sering memberi tahu saya,
  "Ketika kehidupan menjadi semakin sulit, kesulitan itu akan terus
  hidup." Saya kira tidak ada orang yang tidak akan setuju bahwa
  kehidupan menjadi semakin sulit. Jika kita pernah membutuhkan visi
  yang jelas, maka kita membutuhkannya sekarang. Keputusan yang kita
  buat pada tahun baru tidak akan cukup untuk memenuhi kita. Kita
  perlu menyangkal diri setiap hari dan membawa salib kita jika kita
  ingin menyelesaikan perjalanan kita.

  Disiplin Kristen yang keras tidak sesuai. Kebanyakan ini hanya akan
  menghasilkan orang-orang yang lemah bukannya tentara. Kita adalah
  orang-orang yang telah mendapatkan perlengkapan untuk melawan
  keputusasaan, kita senang untuk menghadapi tantangan dengan berani,
  jangan menangis. "Legalisme!" Ketika diminta untuk mendisiplinkan
  diri mereka sendiri untuk ketuhanan, mereka akan bertekun sampai
  pada akhirnya. Mereka memiliki Roh Tuhan Yesus di dalam diri mereka.

  "Ketekunan di dalam Alkitab seringkali dipasangkan dengan doa. Dalam
  Perjanjian Baru, para murid mencurahkan waktu mereka terus-menerus
  berdoa" (Kisah Para Rasul 6:4). Ketika para murid kembali ke
  Yerusalem setelah kenaikan Tuhan Yesus, mereka terus-menerus berdoa.
  Setelah Pentakosta semua orang percaya melakukan hal yang sama.

  Kebutuhan dalam hidup kita yang paling besar dalam hal ketekunan
  adalah dalam hal berdoa. Rasul Petrus menyatakan bahwa akhir dari
  semua hal sudah dekat. Oleh sebab itu berjaga-jagalah dan waspadalah
  dalam doa (1Petrus 4:7).

  Halangan yang telah saya hadapi ketika saya mencoba untuk melakukan
  doa secara teratur sangatlah ironis - telepon akan selalu berdering,
  anak bayi saya akan menangis dan lain-lain. Akan tetapi, tanpa
  persekutuan yang teratur dengan Tuhan, kita tidak bisa bertahan.
  "Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya:
  Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
  dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
  memerdekakan kamu" (Yohanes 8:31,32). Yesus bisa bertahan, Yesus ada
  dalam hidup kita. Itu berarti kita dapat pula bertahan.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Building Christian Character
  Judul Artikel Asli: Perseverance
  Penulis           : Paul Anderson
  Penerbit          : Bethany House Publishers, Minnesota - USA, 1980
  Halaman           : 8 - 9

______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

               -o- MENDIDIK ANAK-ANAK AGAR BERTEKUN -o-
                   ================================

  Kalau anak-anak bermain-main, mereka bermain "sampai selesai". Jadi,
  apakah sebabnya mereka merasa sulit kalau harus bertekun terus dalam
  melakukan tugas-tugas harian mereka - yaitu yang merupakan kunci
  bagi kehidupan yang berhasil? Dan bagaimanakah caranya sehingga
  orangtua dapat menolong mereka untuk memiliki kebiasaan yang
  positif ini? Bagaimanakah caranya agar Anda dapat menolong anak Anda
  untuk belajar bertekun terus sampai akhir? Ingatlah akan prinsip-
  prinsip yang dapat memberi motivasi yang berikut ini:

  1. Bagi anak pra sekolah, keseimbangan itu penting. Pada usia ini
     yang terutama memotivasi anak Anda ialah upah atau hukuman dan ia
     tidak dapat mengerti bahwa suatu pekerjaan itu harus diselesaikan
     oleh karena itu merupakan hal yang "benar" yang harus dikerjakan.
     Jika seorang anak tidak berhasil menyelesaikan apa yang sudah
     ditugaskan kepadanya, tindakan yang terbaik yang harus Anda
     lakukan ialah turun tangan dan menolongnya. Teladan yang Anda
     berikan mengungkapkan bahwa Anda mendukung dia dan bahwa penting
     sekali untuk dengan tekun menyelesaikan tugas itu. Tindakan
     demikian ini juga dapat menghindari keputusasaan dan
     menghilangkan ketegangan yang ditimbulkan oleh omelan-omelan
     Anda.

  2. Bersikap peka terhadap anak Anda itu sangat penting. Jika apa
     yang Anda harapkan dari anak Anda terlalu rendah maka anak itu
     tidak mendapat tantangan untuk mengembangkan potensi yang mungkin
     dicapainya. Jika apa yang Anda harapkan dari anak Anda terlalu
     tinggi maka ia menjadi takut gagal dan ketakutan semacam ini
     sangat merusak. Salah satu cara untuk menekankan prinsip yang
     benar ialah dengan membaca berbagai cerita anak-anak yang populer
     yang menekankan dan menghargai ketekunan seperti dongeng tentang
     kelinci yang balap lari dengan kura-kura. Anak-anak yang agak
     besar dapat disuruh membaca riwayat hidup tokoh terkenal seperti
     Thomas Alva Edison yang karena ketekunannya berhasil menjadi
     penemu bola lampu listrik atau Madame Curie yang karena
     ketekunannya berhasil menemukan radium.

  3. Pada masa anak duduk di Sekolah Dasar, motivasi anak Anda lebih
     ditentukan dengan sikap saling mendukung dan saling memberi
     pujian. Selama masa ini tingkatkanlah dukungan dan apa yang Anda
     harapkan. Perkenalkan kepadanya motto-motto seperti "Kalau pada
     mulanya engkau tidak berhasil, cobalah sekali lagi, dan sekali
     lagi" dan semangat fabel kura-kura dan kelinci: "Walau lambat
     jika tekun, maka perlombaan pun akan dimenangkan." Tanamkan
     pikiran ini dengan suatu percakapan tentang prinsip Alkitab
     mengenai kerajinan - perhatikanlah Kolose 3:23; 2Tesalonika
     3:11-13; Pengkhotbah 10:18, 11:6; dan Amsal 10:4, 12:24, 13:4 dan
     22:29.

  4. Limpahkanlah pujian dan berilah hadiah untuk usaha-usaha yang
     luar biasa. Ingatkan anak Anda tentang kejadian-kejadian saat ia
     berhasil menyelesaikan sesuatu dan menuai kepuasan dari apa yang
     berhasil dicapainya. Jika anak Anda tidak berhasil untuk
     menyelesaikan suatu tugas, tunjukkanlah dengan jelas kekecewaan
     Anda, dukungan Anda, dan kasih Anda kepadanya. Sekali lagi,
     menolong anak Anda pada waktu anak Anda benar-benar merasa
     frustrasi atau pada saat ia ingin meninggalkan pekerjaannya itu
     merupakan cara yang paling baik untuk menunjukkan bahwa Anda
     mendukungnya dan dengan demikian Anda dapat memberikan teladan
     mengenai disiplin yang diperlukannya. Secara konsisten memberikan
     teladan tentang bagaimana Anda sendiri menepati komitmen Anda
     merupakan sesuatu yang paling penting.

  5. Dalam masa remaja, motivasi anak-anak Anda dalam melaksanakan
     tugas harus mulai mencerminkan suatu rasa penghargaan yang lebih
     matang dan berdasarkan kesadaran terhadap kebutuhan akan adanya
     ketertiban dalam hidup. Tuntutlah anak Anda agar tetap konsisten
     dengan tugas-tugas sehari-harinya, pekerjaan rumah, pemeliharaan
     benda-benda kepunyaannya, dan dalam menepati janjinya. Jika
     seorang remaja gagal, biarkanlah ia menanggung akibat atau
     konsekuensi dan tindakannya. Namun demikian tetaplah berikan rasa
     pengertian, kasih, dan dukungan Anda kepadanya.

  Tentu saja memang ada juga batasnya dalam soal mendisiplin agar
  bertekun terus sampai akhir ini. Cepat atau lambat, kita semua pada
  suatu saat harus juga menyerah dan menghentikan apa yang sedang kita
  lakukan karena kita mendapati bahwa hal itu berada di luar batas
  kemampuan kita, terlalu banyak menuntut, atau mungkin karena tidak
  menyenangkan sama sekali. Jadi, bagaimanakah caranya supaya seorang
  anak dapat meninggalkan atau menghentikan apa yang sedang
  dikerjakannya tanpa menjadi orang yang cepat menyerah? Di bawah ini
  terdapat beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menyusun
  jawabannya.

  1. Apakah ada saat yang wajar untuk menghentikan apa yang sedang
     dikerjakannya itu? Dapatkah anak Anda bertahan sampai saat itu?
     Lebih baik bertahan terus sedapat-dapatnya atau bertahan sampai
     secara wajar hal itu memang harus dihentikan daripada
     meninggalkan pekerjaan itu pada waktu sedang mengalami stres yang
     paling berat, yaitu apabila berbagai kesulitan menyebabkan apa
     yang menjadi sasaran terakhir menjadi kabur.

  2. Sebenarnya pada mulanya siapa yang mempunyai gagasan untuk
     melakukan kegiatan itu? Jika hal itu memang bukan pilihan anak
     Anda sendiri, maka izin untuk menghentikan pekerjaan itu harus
     diberikan dengan lebih mudah. Jika pada mulanya memang anak Anda
     yang memintanya, maka Anda harus bersikap lebih keras.

  3. Apakah komitmen itu dilakukan sambil lalu saja? Tolonglah anak
     Anda untuk menyadari sepenuhnya apa artinya dengan setia
     melaksanakan komitmen atau keputusan itu. Hal ini akan
     menyebabkan anak itu tidak mudah untuk dengan begitu saja
     menyerah bila kesukaran atau keletihan mulai timbul.

  4. Dalam hal ini apakah ada keadaan yang merupakan pengecualian?
     Keadaan dapat mengubah haluan utamanya. Bila anak Anda ingin
     menyerah dan meninggalkan hal itu, ajukanlah banyak pertanyaan
     yang sifatnya tidak mengecam dan perhatikanlah apakah ada
     indikasi terselubung tentang faktor-faktor negatif yang
     menyebabkannya patah semangat.

  5. Ajukanlah pertanyaan berikut terhadap diri Anda sendiri:
     "Apakah akan disebut juga meninggalkan pekerjaan atau menyerah
     jika yang mengambil langkah itu adalah seorang dewasa?", 6. Apa yang akan terjadi jika anak itu tidak diperkenankan
     meninggalkan pekerjaan itu atau menyerah? Anak-anak perlu
     diizinkan untuk mundur, jika mereka ternyata memang telah membuat
     pilihan yang salah, seperti juga halnya orang dewasa. Bila kita
     tidak mengizinkannya, mereka akan melakukan sesuatu yang tidak
     diinginkan, seperti "lupa" untuk menanggulangi beban yang
     menumpuk. Lebih baik dan lebih terhormat menolong anak-anak untuk
     bertingkah laku dengan penuh tanggung jawab selama masih terikat
     janji kemudian membuat suatu langkah untuk memutuskan dengan
     jelas dan jujur: "Saya tidak menyukainya" atau "Saya angkat
     tangan".

  Anak Anda dapat didisiplin untuk bertekun sampai akhir. Karakter ini
  sangat penting baginya untuk kelak dapat berhasil sebagai orang
  dewasa - itu sebabnya Anda pun patut mempunyai ketekunan untuk terus
  mengembangkan sifat ini.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : 40 Cara Mengarahkan Anak
  Penulis      : Paul Lewis
  Penerbit     : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
  Halaman      : 135 - 139

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

                   -o- JANGAN BERHENTI SEKARANG -o-
                       ========================

  "Sekarang saya berhenti membaca!" kata Rahmat.

  Paman Niko segera berhenti membaca dan memandang kepada Rahmat.
  "Kamu baru saja mulai membaca, bukan?" katanya.

  "Tetapi saya tidak suka buku ini," jawab Rahmat. "Saya tidak
  mengerti mengapa guru itu menyuruh kami membacanya."

  "Kamu tidak akan pernah selesai membajak sawahmu jika kamu tidak
  tekun," kata Paman Niko.

  Rahmat tampak kebingungan. "Apakah maksud Paman?" tanya Rahmat.

  Renungan Singkat tentang Ketekunan:
  -----------------------------------
  1. Kapan terakhir kamu berhenti mengerjakan pekerjaan yang
     seharusnya kamu kerjakan terus dengan tekun?

  2. Mengapa kamu berhenti mengerjakannya?

  3. Menurutmu, apakah salah jika mempunyai kebiasaan menghentikan
     pekerjaan itu? Mengapa?

  "Pada suatu hari Tuhan yesus berkata tentang hal mengikut Dia," kata
  Paman Niko kepada Rahmat. "Ia berkata bahwa hal mengikut Dia sama
  seperti membajak sawah."

  "Bagaimana hal mengikut Tuhan Yesus dapat seperti pekerjaan
  membajak?" tanya Rahmat, tampak kebingungan.

  Paman Niko tersenyum. "Ketika Paman masih kecil, Paman tinggal di
  desa," katanya. "Bila seorang petani membajak jalur pertama dari
  sawahnya, ia harus terus dengan tekun melihat kepada sebuah pohon
  atau tiang agar ia dapat membajak dengan lurus. Jika dia tidak tekun
  dan tiap sebentar ia menoleh ke belakang, hasil bajakannya akan
  berkelok-kelok."

  "Jadi, jika saya terus menoleh ke belakang dan selalu ingin
  berhenti, saya tidak akan pernah dapat menyelesaikan bacaan saya
  dengan baik?" tanya Rahmat.

  "Ya, betul," kata Paman Niko. "Bila kamu mulai mengerjakan sesuatu
  yang berguna untuk dilakukan, maka teruslah memandang ke depan
  hingga pekerjaan itu selesai. Itulah yang dikatakan Tuhan Yesus."

  "Kalau begitu, saya kira lebih baik saya mulai membajak lagi," kata
  Rahmat sambil tertawa.

  Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
  ----------------------------------------------
  1. Apakah yang dikatakan Tuhan yesus tentang menghentikan pekerjaan?
     Apakah yang akan terjadi jika kamu tidak tekun dan terus
     menghentikan pekerjaan? Apakah yang terjadi jika kamu terus
     menoleh ke belakang dan bukannya memandang terus ke depan?

  2. Adakah sesuatu yang harus kamu kerjakan, tetapi kamu tidak tekun
     dan tidak senang mengerjakannya? Menurut kamu, apakah yang
     diinginkan Tuhan Yesus agar kamu lakukan sehingga pekerjaan itu
     dapat selesai?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Lukas 9:62

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Orang yang memulai pekerjaannya yang baik, harus tetap memandang ke
  depan hingga pekerjaan itu selesai (Lukas 9:62).

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan Yesus, semoga saya dapat melakukan hal-hal yang Engkau
  inginkan agar saya kerjakan. Terima kasih, ya Tuhan, karena Engkau
  menolong saya menyelesaikannya. Amin.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Penulis   : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986
  Halaman   : 100 - 101

______________________________________________________________________
o/ STOP PRESS! ---------------------------------------------------o/

               -o- FELLOWSHIP DAN WORKSHOP GURU SM -o-
                   ===============================

  KIDS PRODUCTION akan menyelenggarakan acara fellowship dan workshop
  Guru Sekolah Minggu dengan keterangan sebagai berikut:

     Hari/Tanggal : Sabtu , 23 April 2005
     Tempat       : Gedung Gereja GBI Tampak Siring
                    Jl. Tampak Siring Indah Blok F No. 1
                    (Kompleks Gading Batavia FOODCOURT)
                    Kelapa Gading - Jakarta Utara 14240
     Tema         : Kreatifitas Balon dan Panggung Boneka
     Biaya        : GRATIS!

  Pendaftaran paling lambat 15 April 2005. Silakan menghubungi:
  021-4528436 atau 021-45847880
  EXT. 134 (NATALIA); EXT. 135 (FENDI); EXT. 137 (CYNTHIA)
  Fax ke 021-4500231, UP: Natalia

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

                        "Tekunkah diri Anda?"
       Tanyakan terlebih dahulu hal ini pada diri Anda sendiri,
           sebelum membantu anak-anak Anda untuk bertekun.

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
                       http://www.sabda.org/ylsa/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org