Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/218

e-BinaAnak edisi 218 (2-3-2005)

Perjamuan Terakhir

   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                       Edisi 218/Maret/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ BAHAN MENGAJAR (1)   : Perjamuan Suci
    o/ BAHAN MENGAJAR (2)   : Yesus adalah Roti Hidup
    o/ BAHAN MENGAJAR (3)   : Drama Interaktif: Perjamuan Terakhir
                                  Bersama Yesus
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Informasi Renungan Harian Anak
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam jumpa,

  PASKAH sebentar lagi tiba! Apakah Anda sedang sibuk mempersiapkan
  telur-telur PASKAH, merancang perlombaan-perlombaan menarik, mencari
  hadiah, atau mencari tempat untuk kebaktian padang? Boleh-boleh saja
  Anda sibuk dengan semua kegiatan tersebut, tetapi jangan sampai Anda
  melupakan makna sengsara dan kebangkitan Yesus itu sendiri. Jika
  Anda lebih mempromosikan kegiatan-kegiatan menarik dalam perayaan
  PASKAH, anak-anak SM mungkin akan mengindentikkan PASKAH dengan
  waktu untuk mencari telur, lomba, dll., sedangkan pengertian mereka
  akan penderitaan dan kemenangan Yesus justru menjadi kabur.

  Jika di tahun-tahun lalu Anda mengadakan berbagai aktivitas menarik
  untuk merayakan PASKAH, tahun ini mari kita lebih meluangkan waktu
  untuk bersama-sama merenungkan kembali makna pengorbanan-Nya melalui
  cerita-cerita PASKAH. e-BinaAnak bulan ini sudah mempersiapkan
  cerita-cerita tersebut dalam lima edisi dengan topik-topik sebagai
  berikut: * Perjamuan Terakhir
           * Di Taman Getsemani
           * Penangkapan Yesus
           * Penyaliban Yesus
           * Kebangkitan Yesus

  Sebagai topik pertama, kita mulai dari kisah "Perjamuan Terakhir"
  Yesus dan murid-murid-Nya. Banyak hal mengharukan yang terjadi di
  perjamuan tersebut tetapi banyak pula penghiburan yang Yesus berikan
  pada murid-murid-Nya. Selain dalam bentuk cerita, kisah Perjamuan
  Terakhir ini kami berikan pula dalam bentuk drama interaktif. Drama
  interaktif akan kami tampilkan secara berseri di lima edisi bulan
  Maret ini. Kiranya dapat digunakan sebagai pengisi acara PASKAH di
  SM Anda. Selamat mengajar! (Dav)

  Tim Redaksi

           "Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga.
  Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
   dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan
                  untuk hidup dunia." (Yohanes 6:51)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yohanes+6:51 >

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR (1) --------------------------------------------o/

                        -o- PERJAMUAN SUCI -o-
                            ==============

  Waktu Tuhan Yesus sudah dekat. Sebentar lagi hidup-Nya di dunia ini
  akan berakhir. Dan akan berakhir pula perjanjian Tuhan Allah dengan
  bangsa Yahudi itu, karena mereka membuang Juruselamat dan membunuh-
  Nya.

  Akan tetapi, tibalah suatu zaman baru yang amat berbahagia, yang
  sudah lama dijanjikan itu. Suatu bangsa atau umat yang baru akan
  dibentuk di dunia ini, suatu umat yang mengambil nama dari Yesus
  Kristus. Dan bangsa yang baru itu akan merayakan pesta Paskah juga,
  namun berbeda dengan Paskah yang biasa diperingati di Israel.

  Bangsa itu akan juga memperingati kebebasannya, akan tetapi bukan
  dari tanah Mesir, melainkan dari kuasa dosa serta maut.

  Bebas bukan karena darah seekor domba, melainkan oleh darah Domba
  yang sebenarnya, Domba Tuhan Allah, Kristus Yesus, yang disalibkan
  karena dosa manusia.

  Bangsa Allah yang baru itu perlu senantiasa mengingat hal itu. Bahwa
  Tuhan Yesus mati karena mereka itu. Bahwa Tuhan Allah sudi
  mengampuni dosa-dosanya, karena Dialah yang memikul dosanya itu.

  Itulah maksud Tuhan Yesus menetapkan Perjamuan Suci. Murid-murid-Nya
  merasa bahwa suasana sekarang lain sekali. Seakan-akan ada yang luar
  biasa yang akan terjadi.

  Tengoklah, Gurunya terharu. Gerak-gerik-Nya tegas, tetapi perlahan-
  lahan. Cara memecah-mecah roti serta memberkatinya, semuanya penuh
  perasaan.

  Sengaja dipecahkan-Nya roti itu dimuka murid-murid-Nya, supaya
  mereka dapat melihat dengan jelas sekali. Begitulah hidup-Nya akan
  dipatahkan juga untuk mereka itu.

  Kemudian dibagi-bagi-Nya satu orang dengan satu pecahan roti, lalu
  berkata, "Ambillah dan makanlah, bahwa inilah tubuh-Ku, yang
  dipatahkan karena kamu. Buatlah itu sebagai peringatan akan Aku."

  Kemudian diambil-Nya cawan yang diisi dengan anggur yang merah dan
  diberkati-Nya. Cawan itu diedarkan kepada murid-murid-Nya dan Ia
  berkata, "Cawan ini perjanjian baru dalam darah-Ku, yang ditumpahkan
  untuk kamu dan banyak lagi manusia. Buatlah itu tiap kali akan
  memperingati Aku."

  Murid-murid-Nya menurut dengan hormatnya. Rotinya dimakan, anggurnya
  diminum. Mereka belum dapat mengerti, apa maksud Tuhan Yesus. Akan
  tetapi, hati mereka penuh rasa kasih sayang terhadap-Nya.

  Sejak Perjamuan Suci itu, dan roti itu dipecahkan, mereka akan
  mengingat, bagaimana hidup Tuhan Yesus dipatahkan untuk mereka itu.
  Bila mereka melihat anggur dituangkan ke dalam cawan itu, tahulah
  mereka bahwa darah Tuhan Yesus begitu juga mengalir untuknya.

  Sesudah mereka mengadakan Perjamuan Suci itu. Tuhan Yesus sendiri
  sekali lagi meyakinkan bahwa Ia akan tetap mencintai mereka itu dan
  bahwa untuk dosa mereka juga Ia disalibkan.

  Akan tetapi, segala hal itu belum jelas bagi para murid. Mereka
  belum dapat mengerti bahwa Tuhan Yesus akan pergi dari mereka.
  Meskipun dikatakan-Nya terang-terangan, mereka belum juga dapat
  menerimanya. Semua tak masuk akal.

  Kata-kata-Nya berlainan sekali, amat menggemparkan hati mereka itu.
  Pada ketika itu mereka merasa, betapa besar rasa kasih sayang mereka
  terhadap-Nya! Belum pernah mereka sadar, betapa cintanya kepada
  Gurunya itu! Tetapi ketika itulah, Tuhan Yesus berkata bahwa mereka
  akan meninggalkan-Nya bahwa mereka tidak akan setia kepada-Nya.

  Dengarlah, hati-Nya sedih waktu Ia berkata, "Malam ini kamu semua
  akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan
  membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. Akan
  tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."

  Kata yang diucapkan belakangan ini hampir-hampir tak mereka dengar
  lagi. Akan tergoncang iman karena Dia? Akan meninggalkan Dia? Mereka
  menggeleng-gelengkan kepalanya. Mana boleh?

  Mereka yakin akan tinggal di samping-Nya sampai detik yang terakhir.
  Mereka akan setia sampai mati...!

  Apalagi Petrus! Ia tersinggung. Tuhan Yesus berani mengatakan itu!
  Dengan semangatnya yang meluap-luap, ia berseru sekuat-kuatnya dan
  kata ini keluar dari hati yang ikhlas. "Biar mereka semua
  meninggalkan Tuhan Yesus, aku tak kunjung meninggalkan Tuhan!"

  Belum diketahuinya betapa besar perjuangannya, kalau setan sendiri
  akan menyerangnya. Bahwa serangannya amat dasyat bahwa manusia tak
  dapat melawan iblis yang amat cerdik tetapi jahat itu.

  Akan tetapi Tuhan Yesus sadar akan hal itu. Dengan sabar
  diperingatkan-Nya dia "Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut
  untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk
  engkau, supaya imanmu jangan gugur."

  Tetapi Petrus belum mau menyerah juga. Rasanya ia sanggup melawan
  setan. Ia berkata, "Tuhan, aku malah bersedia turut masuk dipenjara
  dan turut mati. Aku rela memberikan hidupku kepada-Mu."

  Tetapi Tuhan Yesus menggelengkan kepala-Nya. Ia bertanya, "Kau akan
  mengorbankan hidupmu untuk Aku? Sesungguhnya Aku berkata, sebelum
  ayam berkokok untuk kedua kalinya, sudah kausangkal Aku tiga kali."

  Ah ... murid-murid itu tak percaya. Menyangkal Tuhan Yesus? Petrus
  menggelengkan kepalanya. Ia akan menyangkal bahwa ia murid Tuhan
  Yesus? Lebih baik ia mati.

  Masih banyak yang dikatakan Tuhan Yesus pada malam itu. Kata
  perpisahan.

  Murid-murid itu sekarang mulai sadar bahwa sebentar lagi mereka akan
  berpisah. Hati mereka berdebar-debar dan terharu. Dalam hatinya
  mereka merintih-rintih, "Ya, Tuhan, apakah Kau benar-benar akan
  meninggalkan kami?"

  Tuhan Yesus pun terharu melihat murid-murid-Nya. Diterangkan-Nya,
  bahwa itu perlu. Dihiburkan-Nya hati mereka, kata-Nya, "Aku akan
  menyediakan tempat untukmu dalam Rumah Bapa. Karena itu Aku harus
  lebih dulu pergi. Di sana kamu akan tinggal untuk selamanya
  disamping-Ku."

  Bila Ia pergi, tak akan dibiarkan-Nya mereka begitu saja. Ia akan
  berdoa kepada Bapa-Nya di surga, dan Bapa itu akan menyuruh Roh
  Kudus ke dalam hati mereka semua. Roh Kudus itu akan menghibur hati
  mereka, memimpin mereka, dan tetap tinggal di samping mereka.

  Ketika mereka berniat akan bangun dari bangkunya, Tuhan Yesus duduk
  terus, belum dapat berpisah juga. Masih banyak yang akan dikatakan-
  Nya.

  Ia ingin sekali supaya mereka senantiasa mengingat Tuhan Yesus,
  terus memikirkan-Nya, bahkan Ia harus menjadi darah daging bagi
  mereka. Dan Tuhan Yesus pun akan senantiasa mengingat mereka. Mereka
  harus menjadi satu dengan Tuhannya, seperti sebuah dahan satu dengan
  pokoknya, atau sebuah carang menjadi satu dengan pokok anggurnya.

  Jangan seperti Yudas. Dari luar ia kelihatan seperti murid Tuhan
  Yesus, tetapi sebenarnya ia tidak terikat oleh rasa kasih kepada
  Dia. Karena itu ia terus dipotongkan, ibarat dahan yang sudah layu
  dipatahkan. Yesus menceritakan sebuah perumpamaan, "Akulah pokok
  anggur yang benar dan Bapa-Ku tukang kebunnya. Tiap carang yang tak
  berbuah dipotong-Nya dan tiap-tiap carang yang berbuah disucikan-
  Nya supaya bertambah buahnya. Karena itu tinggallah dalam Aku dan
  Aku tinggal dalam kamu. Seperti carang tak mungkin berbuah sendiri,
  kalau tak tinggal dalam batang pokok anggurnya, begitu pun kamu tak
  dapat berbuah kalau tidak tinggal dalam Aku. Akulah pokok anggur dan
  kamu carang-carangnya. Yang tinggal dalam Aku dan Aku pun di dalam
  dia, ia akan berbuah banyak. Karena kamu tak dapat berbuat apa pun
  juga, jika Aku tak menyertaimu."

  Sesudah Tuhan Yesus selesai berbicara, Ia menengadah ke atas dan
  berdoa dengan murid-murid-Nya.

  Seperti seorang Imam Besar di Israel yang membawa nama segala suku
  bangsa dalam hatinya bila ia masuk ke dalam ruang mahasuci, Ia pun
  membawa seluruh umat Allah yang baru dalam hati-Nya ke hadirat Tuhan
  Allah, karena Dialah Imam Besar yang benar. Ia berdoa untuk murid-
  murid-Nya juga untuk Dia sendiri serta untuk pekerjaan-Nya. Dalam
  doa-Nya Ia juga ingat kepada mereka yang akan percaya, karena
  mendengarkan pekabaran Injil yang dilakukan oleh murid-murid itu.
  Untuk manusia yang berjuta-juta itu Ia akan mati, supaya semuanya
  masuk ke dalam sorga beserta Dia.

  Dengan penuh hormat dan ketekunan terdengarlah suara-Nya dalam
  ruangan yang sunyi itu, "Ya Bapa, aku ingin, supaya orang yang telah
  Engkau serahkan kepada-Ku itu ada bersama dengan Aku di mana Aku
  ada, supaya mereka itu kelak melihat kemuliaan-Ku yang telah Engkau
  karuniakan kepada-Ku, karena Engkau sudah mengasihi Aku sebelum
  dunia ini ada."

  Dalam doa keimanan-Nya itu Tuhan Yesus tidak melupakan seorang pun
  dari kita.

  Kemudian mereka menyanyikan lagu pujian. Suara Murid-murid yang
  masih gemetar karena terharu itu ditutupi oleh suara Guru mereka
  yang nyaring dan jernih.

  Sekali lagi, untuk penghabisan, cawan minuman itu diedarkan,
  kemudian Yesus bangkit dan mendahului mereka keluar dari ruangan itu
  menuju malam gelap. Murid-murid itu mengikuti-Nya, serba ragu-ragu
  dan penuh rasa cemas, dan melirik ke kiri dan ke kanan. Bulan
  bersinar tinggi di langit.

  Tetapi dengan tenang Yesus berjalan terus keluar pintu gerbang kota
  itu, melalui jembatan sungai Kidron, dan mendaki ke bukit Zaitun. Di
  atas sana, di lereng bukit itu ada sebidang kebun zaitun, Getsemani,
  sering Ia pergi ke sana untuk menyendiri dan berdoa.

  Langkah mereka menuju ke arah sana. Waktu Tuhan Yesus sudah sangat
  dekat.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Cerita-cerita Alkitab Perjanjian Baru
  Penulis   : Anne De Vries
  Penerbit  : Balai Alkitab dan Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1959
  Halaman   : 203 - 207

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR (2)---------------------------------------------o/

                   -o- YESUS ADALAH ROTI HIDUP -o-
                       =======================

  Alat Peraga:
  ------------
  1. Berbagai simbol yang dengan mudah dikenali anak-anak (pilihlah
     simbol-simbol dari lingkungan sekitar Anda dan murid-murid Anda
     (lambang negara, logo gereja, dan lain-lain)).

  2. Sepotong roti.

  Ayat Alkitab:
  -------------
  Lukas 24:13-35

  Tema:
  -----
  Roti bagi Jiwa Kita

  Penyampaian:
  ------------
  Saya membawa beberapa benda dalam tas ini. Mari kita lihat sama-
  sama. Apa yang kamu ingat ketika kamu melihat gambar ini (burung
  Garuda)?

  Apa yang kamu ingat ketika kamu melihat tanda ini (lambang Palang
  Merah Indonesia)? Kalau kamu melihat ini (logo gereja Anda)?

  Apa yang kamu ingat kalau kamu melihat sepotong roti? (Beberapa
  jawaban akan muncul. Tuntunlah anak-anak untuk mengingat Yesus
  sebagai Roti Hidup.)

  Ada suatu cerita dalam Alkitab yang akan segera dibacakan, yang
  mengatakan bahwa murid-murid mengenali Yesus pada saat Dia memecah-
  mecahkan roti bersama mereka.

  Pada suatu hari, murid-murid sedang dalam perjalanan dan sedang
  berbicara dengan Yesus, walaupun mereka tidak tahu bahwa Dia adalah
  Yesus. Mereka mengundang Yesus untuk singgah di rumah mereka.

  Memecah-mecahkan roti bersama-sama adalah hal yang sering dilakukan
  oleh Yesus dan murid-murid-Nya. Segera setelah mereka melihat Yesus
  memecah-mecahkan roti, mereka tahu bahwa orang itu adalah Yesus.

  Kita juga telah mendengar bahwa Yesus pernah berbicara tentang Roti
  Hidup. Kita semua tahu bahwa kita perlu roti untuk makan, supaya
  badan kita sehat. Tetapi berdoalah, mengikut Yesus, belajar tentang
  Yesus, dan menjalankan kehidupan seperti yang diinginkan oleh Yesus,
  itulah yang membuat kehidupan rohani kita sehat.

  Roti bagi badan kita ataupun roti bagi jiwa kita sama pentingnya.
  Memecah-mecahkan roti adalah suatu simbol bagi hidup dan kasih
  Yesus. Setiap kali kamu mendengar tentang memecah-mecahkan roti,
  ingatlah Yesus.

  Setelah kita berdoa, kamu boleh memotong roti ini dan membawanya
  untuk kamu makan.

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan, terima kasih atas roti yang kami makan supaya badan kami
  kuat. Terima kasih juga atas Roti Hidup yang menguatkan jiwa kami.
  Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu (Buku Satu):
                 Sebuah Sumber Ibadah
  Penulis   : Donna McKee Rhodes
  Penerbit  : Gospel Press, Batam Centre, 2002
  Halaman   : 97 - 99

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR (3)---------------------------------------------o/

      -o- DRAMA INTERAKTIF: PERJAMUAN TERAKHIR BERSAMA YESUS -o-
          ==================================================

  Karakter yang diperankan:
  -------------------------
  1. Narator
  2. Yesus
  3. Dua orang sebagai tikus
  4. Murid-murid (yang diperankan secara spontan oleh anak-anak yang
     hadir menonton pertunjukan drama ini)

  Perlengkapan:
  -------------
  1. Lonceng untuk memberi tanda dimulai dan berakhirnya drama.
  2. Balok kayu untuk menimbulkan suara langkah-langkah kaki/sepatu.
  3. Meja kecil yang rendah dengan gelas anggur dan roti di atasnya.

  Teks Drama:
  -----------

  Narator: "Di lantai atas sebuah rumah kita akan melihat Yesus, para
           murid, dan dua ekor tikus yang berada di sudut ruangan."

  [Para tikus masuk dan menempatkan diri di depan mikropon yang
  diletakkan di sudut panggung.]

  Tikus 1: "Aku harap mereka menyisakan sedikit makanan untuk kita
           pada saat mereka selesai makan malam ini."

  Tikus 2: "Jangan kuatir! Pasti akan ada banyak makanan untuk semua
           orang, termasuk untuk kita para tikus."

  Tikus 1: "Ssssttt...!! Aku mendengar langkah-langkah kaki! [Bunyikan
           balok kayu yang sudah Anda siapkan sehingga menyerupai
           bunyi langkah-langkah kaki.] Heeiii ... Sang Guru sudah
           datang!"

  [Pemeran Yesus memasuki ruangan.]

  Tikus 2: "Dan 12 murid-Nya."

  Tikus 1: "Hmmmm ....."

  Tikus 2: "Yang pasti ada lebih dari 12 murid di ruangan ini
           sekarang." [Sambil menunjuk anak-anak yang hadir dalam
           pertunjukan drama tersebut.]

  Narator: "Selamat datang Anak-anak. Malam ini saya memanggilmu para
           murid karena itulah bagian yang akan kalian mainkan dalam
           cerita ini. Saat ini kita sedang berada di ruangan teratas
           sebuah rumah yang secara khusus dipersiapkan untuk sebuah
           perjamuan makan yang disebut Perjamuan Terakhir. Yesus
           berkumpul bersama murid-Nya di dalam ruangan ini beberapa
           tahun lalu untuk merayakan Paskah dan untuk bercerita
           kepada murid-murid-Nya mengenai sebuah rencana rahasia yang
           sudah dipersiapkan-Nya. Kami memerlukan kalian untuk
           menolong kami dalam drama ini, untuk membedakan kabar baik
           dan kabar buruk. Jika Yesus berbicara kepadamu, kami akan
           meminta kalian menjawab dengan dua cara. Ketika ibu jariku
           menunjuk ke atas (peragakan), saya meminta kalian saling
           "toss" (saling menepukkan tangan dengan teman), dan ketika
           ibu jari saya menunjuk ke bawah (peragakan), buatlah suara
           seperti ini, "Ohhhh." Mari kita coba.
           [Anak-anak dan narator mencoba peragaan tersebut satu
           kali.]
           Bagus! Ketika kalian mendengar suara lonceng, itulah tanda
           permainan kita akan dimulai."

  [Bunyikan lonceng sebanyak tiga kali.]

  Yesus  : "Hai para murid, malam ini kita berkumpul bersama untuk
           terakhir kalinya. Kita telah melewati waktu-waktu yang
           menyenangkan [ibu jari Narator menunjuk ke atas], dan kita
           juga sudah pernah melewati saat-saat yang menyedihkan [ibu
           jari Narator menunjuk ke bawah.] Mulai malam ini kita
           sepertinya akan memasuki saat-saat yang tidak menyenangkan
           [ibu jari narator menunjuk ke bawah.] Tetapi jangan takut!
           Tuhan punya sebuah rencana. [Ibu jari Narator menunjuk ke
           atas.] Memang benar bahwa akan ada satu orang dari antara
           kalian yang akan mengkhianati dan menyerahkan aku kepada
           orang-orang yang mengharapkan kematianku [ibu jari narator
           menunjuk ke bawah], tetapi jangan kuatir. Tuhan sudah punya
           sebuah rencana. Sekarang mari kita makan."

  Tikus 1: "Jadi ini semua tentang waktu."

  Tikus 2: "Ssstttt!! Yesus mengatakan sesuatu!"

  Yesus  : "Saat kalian makan roti ini dan minum dari cawan ini,
           ingatlah aku bersama-sama dengan kalian."

  Narator: "Setelah mereka selesai makan, Yesus dan para murid
           meninggalkan ruangan tersebut dan pergi ke sebuah taman
           yang sunyi untuk berdoa.

  [Yesus meninggalkan ruangan.]

  Tikus 1: "Heeiii ... Yesus sudah pergi lho! Kenapa kamu tidak
           makan?"

  Tikus 2: "Aku tidak jadi lapar nih. Ruangan itu penuh dengan
           keharuan. Orang sebaik Yesus mengucapkan selamat tinggal."

  Tikus 1: "Ya ... ada sebuah rencana. Aku menunggu-nunggu apakah
           rencana itu?"

  [Lonceng berbunyi tiga kali menandakan akhir dari permainan drama.]

  Narator: "Terima kasih anak-anak, untuk kedatangan kalian di ruang
           atas ini. Kita bertemu lagi lain waktu ...."

  [Tutuplah dengan sebuah pujian yang sudah dipersiapkan sebelumnya
  kemudian ajak anak-anak untuk berdoa.]

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Program Resources for Lent and Easter:
                         Take Up Your Cross
  Judul Artikel Asli: At Supper with Jesus: Good News, Bad News
  Penerbit          : Augsburg Fortress, Minneapolis - USA, 1990
  Halaman           : 18 - 19

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/

  Dari: Deni Christian <denilie.christian@>
  >Mengenai renungan harian untuk anak-anak yang ditanyakan dalam
  >e-BinaAnak 215, saya ada sedikit informasi.
  >
  >Mulai tahun 2005 ini, untuk kalangan tunas remaja (kelas 1 - 3 SMP)
  >di gereja saya (GSRI Karawang Pos PI CIkarang), membagikan
  >renungan "Youth for Christ". Penerbitnya Yayasan Komunikasi
  >Bersama. Untuk usia di bawah tunas remaja, mereka menerbitkan
  >renungan harian anak "Kiddy". Kami memang belum menggunakan
  >renungan anak ini, tapi kalau Pak Pras mau coba mengetahui isinya,
  >bisa mendapatkan di toko buku Metanoia (yang pernah saya lihat di
  >Mal Ciputra) atau toko buku Gramedia (lihat di Mal Kelapa Gading).
  >Di kedua toko ini, renungan harian di simpan di depan kasir
  >pembayaran buku.
  >
  >O ya, harganya adalah Rp. 3,500 (renungan Kiddy) dan Rp. 3,000
  >(untuk Youth for Christ). Semuanya adalah edisi per 2 bulan.
  >
  >Terima Kasih !!
  >GBU always
  >Deni Christian

  Redaksi:
  Wah ... terima kasih sekali untuk informasinya. Kami yakin informasi
  Anda ini berguna bagi anggota e-BinaAnak yang selama ini sedang
  mencari bahan renungan harian untuk anak.

  Kiranya tambahan referensi dari Sdr. Deni ini menjadi berkat bagi
  Anda. Mungkin ada tambahan referensi lagi dari rekan-rekan lain,
  terutama yang menerbitkan sendiri renungan harian anak di gerejanya?
   Silakan kirimkan ke:
  ==> staf-BinaAnak@sabda.org

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

                 Dialah Anak Domba Paskah yang sejati,
       yang dalam perjamuan Paskah membayar bagi kita dosa Adam,
         dan dengan darah-Nya selamatkan kaum-mu yang beriman.
                       - Book of Common Prayer -

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
                       http://www.sabda.org/ylsa/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org