Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/214

e-BinaAnak edisi 214 (30-1-2005)

Mendisiplin dengan Rotan

   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                    Edisi 214/Pebruari/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Mendisiplin Anak dengan Rotan
    o/ TIPS MENGAJAR        : Mendisiplin Anak Anda
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Apakah Tuhan Yesus akan Memukul Saya?
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Saran untuk Situs PEPAK
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih,

  Bulan Pebruari kadang diidentikkan dengan bulan kasih sayang.
  Anggapan ini tentu saja tidak salah karena hari Valentine memang
  jatuh pada bulan Pebruari, tepatnya pada tanggal 14 Prebuari.

  Menyinggung tentang kasih sayang, bagi orangtua atau guru, ungkapan
  kasih sayang kepada anak memang tidak harus selalu diwujudkan dalam
  bentuk memberi hadiah dan menuruti semua keinginan anak. Terkadang,
  ungkapan kasih sayang dapat diwujudkan dalam sikap yang tegas dan
  berani untuk menghukum jika anak berbuat salah, atau istilah
  pendidikan yang dipakai adalah berani mendisiplin anak. Mendisiplin
  anak penting karena melalui hal ini anak akan belajar membedakan
  mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik. Namun satu hal
  yang tidak boleh lupa ketika orangtua atau guru mendisiplin anak,
  yaitu bahwa mereka tetap mengasihi anak tersebut, meskipun anak
  melakukan perbuatan yang salah.

  Ada bermacam-macam cara untuk mendisiplin anak. Untuk itu, bulan ini
  e-BinaAnak mengambil tema utama "MENDISIPLIN ANAK" dan akan
  mengupasnya dalam topik-topik berikut ini:
     * Mendisiplin dengan Rotan
     * Mendisiplin dengan Hukuman
     * Mendisiplin dengan Teguran
     * Mendisiplin dengan Kasih

  Jadi, jangan sampai ada edisi yang terlewatkan di bulan ini. Simak
  dan ungkapkan kasih sayang Anda kepada anak Anda dengan cara yang
  lebih baik lagi!

  Tim Redaksi

              "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat,
          tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya."
                             (Amsal 29:15)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+29:15 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

                -o- MENDISIPLIN ANAK DENGAN ROTAN -o-
                    =============================

  FUNGSI DARI ROTAN ATAU TONGKAT TEGURAN

  Apakah manfaat dari tongkat teguran (pemakaian rotan untuk
  mendisiplin) bagi anak tersebut? Bagaimanakah cara kerjanya? Dalam
  Amsal 29:15a, Allah berfirman, "Tongkat dan teguran mendatangkan
  hikmat ...." Di mana pun, Kitab Amsal mengkaitkan hikmat dengan
  takut kepada Tuhan. Takut kepada Allah dan hal memperoleh hikmat
  datang melalui tindakan pendisiplinan dengan menggunakan rotan.

  Kaitan antara pendisiplinan menggunakan rotan dengan hikmat adalah
  sangat penting. Anak yang tidak mau tunduk pada kekuasaan orangtua
  sedang bertindak bodoh. Itu berarti, dia sedang menolak kekuasaan
  untuk menghakimi yang berasal dari Allah. Dia sedang menjalani
  kehidupan untuk kesenangan sementara dari berbagai keinginan dan
  hasratnya. Akhirnya, dengan menolak peraturan Allah berarti memilih
  melakukan peraturannya sendiri yang membawanya kepada maut. Itu
  adalah puncak dari kebebalan.

  Tongkat teguran mendatangkan hikmat bagi anak tersebut. Disiplin
  mendemonstrasikan secara langsung rasa sakit akibat kebodohan dari
  tindakan pendurhakaan. Tindakan pendisiplinan yang dilakukan secara
  tepat merendahkan hati seorang anak, membuat dia tunduk pada ajaran
  orangtua. Disiplin yang berupa hukuman menciptakan suasana dimana
  nasihat dapat diberikan. Hukuman berupa pukulan di pantat mengubah
  anak tersebut menjadi patuh dan siap untuk menerima perkataan-
  perkataan yang menghidupkan.

  Ibrani 12:11 menyatakannya seperti ini, "Memang tiap-tiap ganjaran
  pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi
  dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang
  memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya."

  Kendati pun pendisiplinan berupa pukulan yang menyakitkan, namun
  juga menghasilkan kebenaran dan damai sejahtera. Anak yang
  orangtuanya menggunakan rotan sebagai hukuman pada saat yang tepat
  serta dengan cara yang benar, mengerti apa artinya tunduk kepada
  kekuasaan atau otoritas.

  Tidakkah semua anak akhirnya belajar untuk patuh? Menurut Amsal
  tidak demikian. "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi
  anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya ... Didiklah anakmu, maka
  ia akan memberikan ketentraman kepadamu, mendatangkan sukacita
  kepadamu" (Amsal 29:15,17).

  Allah telah memerintahkan kita untuk menggunakan rotan dalam
  mendisiplin serta menegur anak-anak. Itu bukan satu-satunya hal yang
  Saudara lakukan, melainkan sesuatu yang harus digunakan. Allah telah
  memberitahu Saudara, bahwa ada kebutuhan dalam diri anak-anak
  Saudara yang menuntut penggunaan rotan. Jika Saudara mau
  menyelamatkan anak-anak Saudara dari maut, jika Saudara mau mencabut
  kebebalan yang melekat dalam hati mereka, jika Saudara mau
  menanamkan hikmat kepada mereka, maka Saudara harus menggunakan
  rotan sebagai hukuman.

  APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ROTAN?

  Rotan tersebut adalah orangtua, yang dengan iman kepada Allah serta
  mengasihi anak-anaknya, mengambil tanggung jawab untuk menggunakan
  hukuman fisik secara hati-hati, tepat waktu, dengan benar, dan
  pengendalian diri dengan tujuan menanamkan betapa pentingnya taat
  kepada Allah, sehingga menyelamatkan anak tersebut dari kebebalannya
  yang berkepanjangan yang bisa membawa maut.

  Tugas Orangtua
  --------------
  Marilah kita melihat unsur-unsur dari definisi ini. Menurut
  definisi, rotan tersebut adalah tugas orangtua. Semua ayat yang
  menekankan penggunaan rotan menempatkan ayat tersebut dalam konteks
  hubungan orangtua dan anak yang bersifat melindungi. Perintahnya
  ialah "didiklah anakmu". Alkitab tidak memberikan izin kepada semua
  orang untuk terlibat dalam memberikan hukuman badani kepada semua
  anak. Hak itu hanya diberikan kepada setiap orang yang memiliki
  tanggung jawab mengasuh -- yaitu orangtua. Jadi ada kaitannya. Ini
  adalah salah satu masalah yang berkaitan dengan memberikan hukuman
  kepada anak-anak di sekolah yang berupa pukulan. Ketika seorang guru
  memberikan hukuman dengan pukulan, maka proses pemberian hukuman
  dengan pukulan tersebut berubah dari konteksnya berdasarkan hubungan
  orangtua dan anak. Ayah dan ibu yang sama, yang menghibur anak
  tersebut ketika sakit, yang membawa dia ke taman hiburan, yang
  mengingat hari ulang tahunnya, patut memberikan hukuman berupa
  pukulan. Memberikan hukuman dengan pukulan adalah sangat berbeda
  jika dilakukan oleh seseorang yang bukan orangtua.

  Suatu Tindakan Iman
  --------------------
  Hukuman dengan menggunakan rotan adalah suatu tindakan iman. Allah
  telah memberikan amanat untuk menggunakannya. Orangtua menaati
  bukan karena dia memahami secara sempurna bagaimana dia bekerja,
  tetapi karena Allah telah memerintahkannya. Penggunaan rotan adalah
  ekspresi yang sangat mendalam tentang keyakinan pada hikmat Allah
  dan kesempurnaan nasihat-Nya.

  Perbuatan yang Setia
  --------------------
  Penggunaan rotan merupakan suatu perbuatan yang setia kepada anak-
  anak. Karena orangtua mengakui bahwa dalam tindakan mendisiplin, ada
  harapan dan tidak mau anaknya mengalami maut, maka dia melakukan
  tugas tersebut. Ia merupakan ekspresi dari kasih dan komitmen
  orangtua.

  Dalam banyak kejadian, anak-anak menyaksikan saya mencucurkan air
  mata ketika menghukum mereka dengan pukulan. Hati saya tidak ingin
  melakukannya. Hanya karena rasa kasih saya kepada anak-anak membawa
  saya untuk melakukan tugas itu. Saya mengetahui bahwa kegagalan
  memberi hukuman dengan pukulan tentu merupakan ketidaksetiaan
  terhadap jiwa mereka.

  Sebuah Tanggung Jawab
  ---------------------
  Menghukum dengan menggunakan rotan adalah sebuah tanggung jawab.
  Bukan orangtua yang menentukan untuk memberikan hukuman. Tetapi
  orangtua yang menentukan untuk menaati. Orangtua, sebagai wakil
  Allah, melaksanakan bagi Allah apa yang Dia perintahkan untuk dia
  lakukan. Orangtua tidak bertindak atas kemauannya sendiri, tetapi
  memenuhi kemauan Allah.

  Hukuman Fisik
  -------------
  Penggunaan rotan adalah hukuman fisik yang dilakukan secara
  hati-hati, tepat waktu, dengan benar, dan terkendali. Menghukum
  dengan menggunakan rotan tidak pernah merupakan pelampiasan
  kemarahan orangtua. Itu bukan yang dilakukan orangtua ketika dia
  kecewa. Itu bukan respon terhadap perasaan yang telah ditimbulkan
  anaknya yang menyulitkan dia. Tetapi selalu dilakukan dengan benar
  dan terkendali. Orangtua mengetahui ukuran yang pantas mengenai
  kekerasan hukuman untuk anak tertentu pada waktu tertentu. Anak-anak
  tahu berapa pukulan yang mampu mereka tanggung.

  Misi Penyelamatan
  -----------------
  Menghukum dengan menggunakan rotan adalah sebuah misi penyelamatan.
  Anak yang perlu dihukum dengan rotan merupakan sikap disiplin yang
  diberikan oleh orangtua karena ketidaktaatan. Hukuman dengan rotan
  itu direncanakan untuk menyelamatkan anak tersebut dari berlanjutnya
  kebebalannya sendiri. Jika dia terus dalam kebebalannya, maka
  kebinasaannya sudah pasti. Sebab itu, bila orangtua terdorong oleh
  kasih kepada anaknya, maka ia harus menggunakan rotan sebagai
  hukuman.

  Penggunaan rotan sebagai hukuman menegaskan pentingnya ketaatan
  kepada Allah. Ingat, persoalannya tidak pernah, "Kamu telah gagal
  menaati Saya." Satu-satunya alasan bagi seorang anak untuk menaati
  ibu dan ayah ialah sebab Allah memerintahkannya. Karena itu,
  kegagalan menaati ibu dan ayah berarti gagal menaati Allah. Inilah
  persoalannya. Anak tersebut telah gagal untuk taat kepada Allah.
  Anak tersebut telah gagal melakukan apa yang telah diamanatkan
  Allah. Untuk tetap bertahan (dalam ketidaktaatan) berarti
  menempatkan anak tersebut ke dalam bahaya besar.

  HASIL DARI PENDISIPLIN DENGAN MENGGUNAKAN ROTAN

  Pendisiplinan dengan menggunakan rotan mengajarkan bahwa perilaku
  mempunyai akibat-akibat. Pendisiplinan yang konsisten dengan
  menggunakan rotan akan mengajar anak-anak Saudara menyadari bahwa
  perilaku mendatangkan akibat-akibat yang tidak dapat dihindarkan.
  Anak-anak yang masih belia harus belajar untuk taat. Pada saat
  ketidaktaatan diperhadapkan dengan akibat-akibat yang menyakitkan,
  maka mereka mengerti bahwa Allah telah meletakkan prinsip tentang
  akan menabur dan menuai dalam dunia mereka.

  Pendisiplinan dengan menggunakan rotan menyatakan kekuasaan Allah
  atas ibu dan ayah. Orangtua yang taat akan melakukan pendisiplinan
  dengan menggunakan rotan sedang menjadi contoh ketundukan kepada
  otoritas atau kekuasaan tersebut. Salah satu alasan mengapa anak-
  anak mengalami kesulitan dengan kekuasaan tersebut ialah bahwa
  mereka tidak melihat contohnya dalam budaya kita.

  Pendisiplinan dengan menggunakan rotan melatih anak untuk tunduk
  pada kekuasaan atau otoritas. Bukan hal yang mengherankan bila
  ketidaktaatan akan mempunyai akibat-akibat, sehingga perlu
  mengajarkan tentang pentingnya ketaatan. Selagi anak masih belia,
  dia balajar bahwa Allah telah menempatkan setiap orang di bawah
  suatu otoritas atau kekuasaan, dan otoritas tersebut adalah suatu
  berkat.

  Pendisiplinan dengan rotan mendemonstrasikan kasih dan komitmen dari
  orangtua. Ibrani 12 menjelaskan bahwa pendisiplinan dengan rotan
  merupakan ekspresi dari kasih. Dalam ayat 5 ditulis bahwa didikan
  merupakan tanda seseorang mempunyai status sebagai anak. Orangtua
  yang mendisiplin anaknya membuktikan bahwa dia mengasihi anaknya.
  Ini menandakan bahwa orangtua sangat peduli. Juga berarti bahwa
  orangtua tidak plin-plan. Orangtua aktif terlibat. Komitmennya hidup
  dan cukup dalam, sehingga dia melibatkan dirinya sendiri dalam
  tindakan pendisiplinan yang hati-hati.

  Pendisiplinan dengan rotan menghasilkan panen ketentraman dan
  kebenaran. Kita membaca dalam Ibrani 12:11, "Memang tiap-tiap
  ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi
  dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang
  memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Tindakan
  pendisiplinan yang tepat waktu dan hati-hati, kendatipun tidak
  menyenangkan dan menyakitkan pada waktu diberikan, akan menghasilkan
  anak-anak yang berbahagia dan sukses.

  Tindakan pendisiplinan dengan rotan menghasilkan buah yang
  mengagumkan. Sebagai seorang ayah dari anak-anak yang sudah dewasa,
  saya selalu bersyukur atas kemurahan Allah kepada keluarga kami.
  Kami menemukan ide yang dikemukakan dalam bab ini ketika kami baru
  mempunyai seorang anak. Dia berumur 18 bulan tetapi sukar
  dikendalikan, dia tengah menuju usia dua tahun yang merepotkan!
  Prinsip-prinsip ini memberi kami satu cara untuk menghadapi anak
  kami. Prinsip-prinsip tersebut membuat dia dapat mengendalikan diri.
  Mereka membantu dia untuk menghormati dan mengasihi ibu dan ayah.

  Pendisiplinan dengan rotan, mengembalikan anak-anak pada tempat
  berkat. Jika anak dibiarkan berbuat sesukanya, dia pasti akan hidup
  terus dikendalikan oleh nafsunya. Dia pasti terus mencari kesenangan
  dan tanpa sadar menjadi budak nafsu dan perasaan takutnya. Tongkat
  teguran membuat dia kembali tunduk kepada orangtua dalam hal dimana
  Allah telah menjanjikan berkat.

  Pendisiplinan dengan rotan meningkatkan suasana keakraban dan
  keterbukaan antara orangtua dan anak. Orangtua yang mau melibatkan
  anak, namun tidak mengabaikan hal-hal yang menyangkut integritas
  hubungan mereka akan mengalami keintiman dengan anaknya. Jika anak
  dibiarkan cemberut dan tidak patuh, maka itu akan membuat jarak
  antara orangtua dengan anak. Orangtua yang tidak mau membiarkan
  kerenggangan hubungan tersebut akan menikmati hubungan yang akrab
  dan terbuka.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Menggembalakan Anak Anda
  Judul Artikel Asli: Mengambil Metode-metode yang Alkitabiah:
                         Pengunaan Rotan untuk Mendisiplinkan Anak
  Penulis           : Tedd Tripp
  Penerbit          : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2002
  Halaman           : 164 - 168 dan 174 - 176

______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

                    -o- MENDISIPLIN ANAK ANDA -o-
                        =====================

  Sebelum Anda mendisiplin anak, beberapa pertimbangan perlu Anda
  pikirkan terlebih dahulu.

  1. Waktu yang tepat.
     -----------------
     Disiplin (hukuman) harus dilakukan pada saat itu juga untuk
     memperkuat efeknya. Tetapi hal itu jangan dilakukan dengan
     kemarahan.

  2. Tunjukkan secara spesifik kelakuan-kelakuan yang tidak dapat
     diterima.
     ------------------------------------------------------------
     Hal ini akan membantu anak Anda untuk mengetahui kelakuan-
     kelakuan apa saja yang tidak dapat diterima dan apa
     konsekuensinya.

  3. Yang Anda hadapi adalah kelakuan anak bukan anak Anda.
     ------------------------------------------------------
     Hindari komentar yang meremehkan, seperti, "Kamu bodoh". Hadapi
     dengan sikap yang tidak meremehkan anak.

  4. Hadapi masa sekarang.
     ---------------------
     Jangan terus-menerus mengungkit kesalahan yang dulu pernah dibuat
     anak Anda karena hal itu bisa menimbulkan omelan dan menambah
     kesalahan kepadanya.

  5. Berusaha menerima anak.
     -----------------------
     Setelah mendisiplin anak, ambil waktu untuk berbicara dengannya
     dan katakan agar ia tahu bahwa ia tetap dicintai walaupun telah
     melakukan kesalahan.

  Beberapa pendekatan dan panduan dalam mendisiplin anak:

  1. Bicarakan
     ---------
     Ketika anak Anda melakukan suatu kesalahan, bicarakanlah dengan
     tenang kepadanya mengenai peraturan yang ia langgar. Mintalah
     kepadanya untuk mengatakan kepada Anda tentang kelakuan yang
     benar yang diharapkan. Biarkan ia tahu yang Anda harapkan.
     Kemudian, katakan kepadanya konsekuensi dari kesalahannya
     tersebut.

  2. Berikan Penghargaan
     -------------------
     Hadiah dapat berupa pujian, mencatat sikap positif, dan traktiran
     atau hadiah yang sekali-kali diberikan. Dengan cara ini, sikap
     baik menguat. Namun, jangan biarkan anak Anda berasumsi bahwa ia
     harus mendapat penghargaan berupa materi atas sikap baiknya.

  3. Mengucilkan
     -----------
     Mengucilkan adalah menjauhkan sebentar anak Anda sampai ia mau
     mengambil sikap, tetapi hal ini tidak boleh berlangsung terlalu
     lama. Hal itu juga dapat memberi kesempatan kepada Anda waktu
     untuk dapat mengendalikan situasi kembali. Beberapa cara
     pengucilan adalah dengan berdiri di pojok ruangan dan menguncinya
     sendiri dalam sebuah ruangan. Perdamaian harus diikuti dengan
     menentramkan hati anak.

  4. Hukuman
     -------
     Ada dua bentuk utama hukuman:
     a. Pencabutan hak, artinya sama dengan penarikan hak, misalnya
        tidak boleh menonton TV.
     b. Menentukan tanggung jawab, khususnya untuk anak yang lebih
        tua. Mereka dapat membersihkan rumah atau diberi tugas
        tambahan.

  5. Pukulan
     -------
     Pukulan, jika dirasa perlu dilakukan, harus dilakukan secukupnya
     dan terbatas di daerah pantat. Sebagai orangtua, Anda harus
     menyadari bahwa kadang-kadang, anak Anda akan berlaku tidak baik
     dan Anda akan kehilangan kendali dalam situasi tertentu. Apa pun
     yang dilakukan, anak Anda harus merasa bahwa Anda tetap
     mencintainya dan menginginkannya walaupun ia tidak disiplin.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Essential Parenting Tips
  Judul Artikel Asli: Considerations in Disciplining
  Penerbit          : MCDS and Fammily Matters, Singapore
  Halaman           : 43 - 44

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

            -o- APAKAH TUHAN YESUS AKAN MEMUKUL SAYA? -o-
                =====================================

  Chandra tahu bahwa ia tidak boleh mengganggu adik perempuannya yang
  kecil, tetapi bagaimanapun ia tetap melakukannya. Sudah berkali-kali
  ibu menegur Chandra supaya menghentikan perbuatannya itu.

  "Kalau kamu mengganggu adikmu lagi, Ibu akan pukul kamu," kata ibu
  kepada Chandra.

  Chandra berpikir beberapa saat. "Tuhan Yesus tidak akan memukul
  saya, bukan?" tanyanya.

  Renungan Singkat tentang Disiplin:
  ----------------------------------

  1. Maukah kamu menolong ibu supaya tahu apa yang harus dikatakannya
     kepada Chandra? Apakah Tuhan Yesus akan memukul kita?

  2. Coba sebutkan beberapa bentuk disiplin selain dari memukul!
     Apakah Tuhan Yesus akan melakukan salah satu bentuk-bentuk dari
     disiplin itu?

  "Saya tidak ingat ayat di dalam Alkitab yang menceritakan tentang
  Tuhan Yesus memukul seseorang," kata ibu, "tetapi ada beberapa ayat
  yang menceritakan tentang Tuhan Yesus mendisiplin seseorang."

  "Apakah artinya mendisiplin, Bu?" tanya Chandra.

  "Mendisiplin berarti menolong seseorang berhenti melakukan hal-hal
  yang salah dan mulai melakukan hal-hal yang benar," kata ibu.
  "Memukul adalah cara menghukum seseorang atas perbuatan-perbuatannya
  yang salah. Tuhan Yesus pernah membawa cambuk dan melarang orang-
  orang berjualan di Bait Allah. Itulah artinya mendisiplin. Tetapi Ia
  tidak sungguh-sungguh memukul mereka."

  "Bu, saya pikir Tuhan Yesus ingin menjaga kita supaya tidak
  melakukan perbuatan yang salah," kata Chandra. "Itulah sebabnya
  mengapa Ia ingin agar para ayah dan ibu membantu Dia melakukannya."

  Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
  ----------------------------------------------

  1. Apakah kamu ingin Tuhan Yesus menjagamu supaya kamu tidak berbuat
     salah? Ia tentu akan menolongmu. Maukah kamu meminta Dia untuk
     menolongmu?

  2. Apakah kamu ingin Tuhan Yesus menolongmu untuk melakukan hal-hal
     yang benar? Maukah kamu meminta Dia melakukannya?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Yohanes 2:13-16

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Tuhan Yesus berkuasa menjagamu supaya tidak melakukan hal-hal yang
  tidak boleh kamu lakukan (Yudas 1:24).

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan Yesus, jagalah saya supaya tidak melakukan hal-hal yang
  tidak boleh saya lakukan. Dan ajarlah saya melakukan hal-hal yang
  seharusnya saya lakukan. Terima kasih atas ayah dan ibu, yang
  membantu-Mu memelihara saya. Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Penulis   : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1986
  Halaman   : 50 - 51

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/

  Dari: Riana Welasih <welasihfamily@>
  >Saya bersyukur bisa menemukan situs Pepak ini walaupun secara tidak
  >sengaja. Ternyata di dalamnya banyak artikel apik yang bisa membuat
  >saya lebih mengerti lagi mengenai sekolah minggu. Saran saya
  >diperbanyak lagi bahan-bahan pedoman sm-nya.

  Redaksi:
  Terima kasih banyak untuk saran Anda. Kami akan mencoba memperbanyak
  bahan-bahan pedoman SM. Bagi pembaca lain yang belum mengunjungi
  Situs PEPAK, kami undang Anda untuk mengunjunginya. Saran dan kritik
  Anda pasti akan berguna bagi kemajuan pelayanan PEPAK terutama bagi
  kemuliaan nama Tuhan.

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

       Memukul anak dengan tepat akan memperoleh perhatian anak
         dan anak akan mengkaitkan kesalahan dengan kepedihan
                       bukan dengan kesenangan.

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
                       http://www.sabda.org/ylsa/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org