Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/210 |
|
e-BinaAnak edisi 210 (6-1-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 210/Januari/2005 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Membimbing Para Pelajar dalam Beribadah di Sekolah Minggu o/ TIPS : Ketika Anak Berkata: Aku Tidak Mau Pergi ke Sekolah Minggu o/ DARI MEJA REDAKSI : Kolom Baru e-BinaAnak 2005 o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Kesulitan dalam Mencari GSM yang Baru o/ MUTIARA GURU ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Sungguh luar biasa penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita selama 1 tahun yang sudah kita lalui. Dengan bekal itulah, maka saat ini kita memasuki tahun 2005 dengan penuh sukacita. Kenangan pahit dan kegagalan dalam pelayanan di tahun yang lalu tidak boleh mematahkan semangat kita. Sebaliknya jadikanlah hal itu sebagai motivasi untuk memperbaiki diri sehingga kita dapat melayani Tuhan dengan lebih baik lagi di tahun yang baru ini. Untuk itu e-BinaAnak pada tahun 2005 ini ingin mengajak Anda memiliki motto, yaitu mempersembahkan yang terbaik bagi kemuliaan nama Tuhan. Ibadah merupakan hal penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan rohani anak-anak Tuhan. Dengan ibadah berarti kita belajar untuk mengasihi dan taat akan perintah Tuhan. Ibadah Sekolah Minggu merupakan tempat awal dimana anak sejak dini belajar untuk mengerti pentingnya ibadah. Artikel dan Tips minggu ini dapat memberikan pengetahuan kepada Anda, guru Sekolah Minggu dan para pelayan anak, mengenai arti penting ibadah SM, dan Anda dapat membagikan berkat tersebut kepada anak-anak ataupun murid-murid Anda. Selain topik "Ibadah SM", e-BinaAnak bulan Januari 2005 juga telah menyiapkan serangkaian topik lain dari tema utama yaitu "MENGAJARKAN ANAK MENGENAI ARTI PENTINGNYA SEBUAH IBADAH". Rangkaian topik-topik lain bulan Januari 2005 adalah: * Ibadah Keluarga * Ibadah Pribadi * Ibadah Gereja SELAMAT TAHUN BARU 2005! Tim Redaksi "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Ibrani+10:25 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/ -o- MEMBIMBING PARA PELAJAR DALAM BERIBADAH DI SEKOLAH MINGGU -o- ========================================================= Mengajak anak-anak untuk datang dan beribadah ke SM ternyata memerlukan campur tangan dan keterlibatan yang dalam dari guru-guru SM. Mereka tidak akan pernah mengerti mengapa mereka harus datang ke SM jika guru SM tidak pernah membimbing mereka mengenai hal tersebut. Bagaimana cara kita membimbing mereka? Sebelumnya, para guru harus mengetahui terlebih dahulu mengenai arti pentingnya ibadah SM itu sendiri. Setelah itu, barulah kita tularkan hal itu kepada anak-anak SM kita. APAKAH IBADAH ITU? Apa yang Saudara lakukan pada waktu Saudara beribadah? Apa yang dapat terjadi dengan Saudara ketika beribadah? Bagaimana Saudara mengetahui bahwa Saudara menjalankan ibadah? Gagasan dasar tentang ibadah terkandung dalam arti kata itu sendiri. Ibadah berarti perbuatan, dan sebagainya untuk menyatakan bakti kepada Tuhan. Dan bakti ialah perbuatan yang menyatakan hormat, tunduk, kasih, setia, dan sebagainya. Wahyu 4:11 mengatakan, "Ya Tuhan, dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian, dan hormat dan kuasa; ..." Ibadah mencakup juga pengucapan syukur atas apa yang dilakukan Allah, kebaikan dan berkat-Nya; dan ibadah meliputi pujian karena sifat-sifat-Nya. Ibadah juga diuraikan sebagai: - pertemuan pribadi dengan Allah, - puncak pengalaman rohaniah, - pengungkapan jiwa. Beribadah kepada Allah menolong kita menggenapi rencana-Nya bagi kita. Kita diciptakan untuk beribadah kepada-Nya dan menikmati persekutuan dengan-Nya untuk selama-lamanya. Ingat dan catatlah definisi ibadah ini di dalam catatan pribadi Anda: - Ingin mengenal Allah lebih baik - Menyadari kekudusan dan kebesaran-Nya - Meminta Dia untuk membimbing kita - Berdoa dan memuji Dia dengan sepenuh hati kita - Mencari kehendak-Nya - Menghormati nama-Nya - Mentaati perintah-Nya Ibadah adalah suatu pengalaman yang rapuh. Dengan mudah dapat rusak oleh gangguan. Masalah kedisiplinan dapat menghalangi semangat ibadah, demikian juga lingkungan yang kurang baik dan kurang cocok. Ibadah lebih sering timbul karena melihat teladan orang daripada karena mendengar ajarannya. Karenanya, tingkah laku pemimpin sangat penting. Pemimpin yang tidak mempunyai persiapan dan kurangnya organisasi dapat menghalangi ibadah. Ibadah yang tidak terjalin bersama pengajaran dapat menjadi tidak berarti juga. Kita melakukan kekeliruan yang menyedihkan bila menuangkan pengetahuan ke dalam benak si anak dan tidak memberikan sesuatu yang menarik hatinya. KAPAN, DI MANA, DAN MENGAPA HARUS BERIBADAH Kebaktian pagi atau petang hari tidak pernah dimaksudkan untuk mengajar anak-anak dan para remaja mengenai bagaimana beribadah atau mengikutsertakan mereka dalam pengalaman ibadah yang agak lama. Acara pembukaan Sekolah Minggu seringkali tidak memberikan kesempatan untuk ibadah yang berarti kepada anak-anak. Kebaktian anak-anak menyediakan kesempatan yang baik untuk mendidik anak-anak beribadah. Akan tetapi, tidak semua anak menghadiri kebaktian tersebut. Ada keluarga yang tidak tinggal untuk ibadah pagi. Banyak gereja yang tidak mengadakan kebaktian anak-anak. Pemecahan yang terbaik adalah menyediakan waktu untuk ibadah sebagai bagian dari jam pelajaran Sekolah Minggu. Dengan cara ini, ibadah dapat disesuaikan dengan keperluan dan kesanggupan tingkat umur anak. Seringkali, kebaktian ini sajalah yang dihadiri oleh kebanyakan pelajar itu. Itulah kesempatan mereka satu-satunya untuk mendapatkan pengalaman ibadah. Di Sekolah Minggu, pengalaman ibadah dapat didasarkan pada pelajaran yang diberikan. Seringkali, ada baiknya untuk menutup jam pelajaran Sekolah Minggu dengan memberi kesempatan beribadah. Dengan cara ini, maka kebaktian itu dapat berlandaskan kebenaran utama seperti pelajarannya sehingga "pengetahuan otak" dapat dijadikan "pengetahuan hati" dengan menanamkannya di dalam perasaan dan kehendak. Misalnya, pada saat pelajaran, kita mengajarkan rencana keselamatan sehingga seluruh kelas mengerti apa yang telah dilakukan Allah bagi mereka dan apa yang harus mereka kerjakan. Dalam kebaktian ibadah, mereka ditantang untuk membuat keputusan menerima keselamatan ini. Tujuan untuk melibatkan para pelajar dalam ibadah di Sekolah Minggu ialah: 1. Mendidik mereka untuk beribadah. -------------------------------- Sedikit sekali anak-anak yang pernah diajar untuk beribadah. Ada yang telah mempelajari sikap badan ketika beribadah tanpa mengerti kuasa dan tujuan ibadah. Aktivitas ibadah menyediakan pendidikan ini. Di sini kita dapat membangun landasan bagi keikutsertaan yang lebih berarti dalam kebaktian ibadah yang lain. 2. Melibatkan para pelajar dalam perencanaan dan penyajian. -------------------------------------------------------- Ibadah bukan suatu cabang olahraga yang bisa ditonton. Apabila para pelajar diikutsertakan dalam ibadah, barulah mereka bisa menghargainya dengan sepenuhnya. 3. Menjadikan ibadah suatu pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat. --------------------------------------------------------- Para pelajar memerlukan pengalaman ibadah yang disesuaikan menurut kebutuhan, minat, dan kesanggupan tingkat usia mereka. 4. Menyediakan ajaran Alkitabiah tambahan. --------------------------------------- Kebenaran-kebenaran yang diajarkan dalam kelas dapat ditekankan kembali dalam pengalaman ibadah. Ajaran Alkitab di Sekolah Minggu disesuaikan dengan tingkat usia pelajar, mengapa tidak membuat demikian juga dengan aktivitas ibadah kita? Dalam kebaktian ibadah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat tingkat usia, maka pikiran para pelajar dapat diangkat sampai ke segi pandangan Allah, hati mereka dirayu untuk membalas kasih-Nya yang besar, dan kemauan mereka ditantang membuat keputusan untuk menerima Dia. BAGAIMANA BERIBADAH Setiap tingkatan umur memberikan kesempatan yang unik yang memimpin kepada ibadah. 1. Pra Sekolah ----------- Kelas Bayi dan Kelas Kanak-kanak sangat peka terhadap suasana rohaniah. Mereka dapat dipimpin ke arah ibadah melalui perasaan kagum dan takjub. Manfaatkanlah pengalaman ibadah yang timbul dengan spontan. Rancangkanlah saat-saat ibadah yang singkat dan sering selama jam Sekolah Minggu atau jam kebaktian anak-anak. 2. Pratama dan Madya ----------------- Pikatlah hati anak-anak pratama melalui rasa terpesonanya dengan Allah, surga, dan kegemarannya akan hal-hal yang luar biasa. Anak-anak madya dapat dipikat melalui pendiriannya yang tinggi dan kegemarannya akan perbuatan kepahlawanan. Tolonglah mereka untuk mengerti bahwa Allah itu kudus, tetapi juga penuh kasih. 3. Remaja ------ Para remaja bergumul dengan masalah gambaran tentang dirinya sendiri dan soal penerimaan di kalangannya. Dalam ibadah, mereka dapat belajar bahwa Allah menerima mereka sebagaimana mereka adanya dan menghargai kasih dan ibadah mereka. Kaum muda yang lebih tua terlibat dalam membuat keputusan hidup yang penting. Mereka dapat dipimpin untuk menemukan kehendak Allah melalui pengalaman ibadah secara berkelompok atau secara perorangan. UNSUR-UNSUR IBADAH Ada empat unsur dasar yang terlibat dalam ibadah, yaitu nyanyian, doa, nas Alkitab, dan penatalayanan. Unsur-unsur ini perlu digabungkan di dalam suatu pengalaman ibadah yang memenuhi tiga patokan ini: - program yang dipersatukan, - program yang beraneka ragam, - program yang disesuaikan dengan tingkat usia. Langkah-langkah yang tercakup dalam membangun suatu kebaktian ibadah adalah: 1. Susunlah program itu di sekeliling suatu tema pokok. 2. Pilihlah satu tujuan yang menuntun ke klimaks perasaan dan keputusan. 3. Rencanakan untuk memenuhi keperluan dan minat khusus dari para peserta. 4. Pilihlah bahan yang disesuaikan dengan tiap tingkat umur. 5. Jalinlah pengajaran dan tanggapan kepada kebenaran. 6. Ciptakan suasana pengharapan. 7. Pakailah bahan yang sudah lazim dengan cara-cara yang beraneka ragam. 8. Pakailah sedikit-dikitnya satu unsur baru di dalam setiap kebaktian ibadah. 9. Rencanakan bersama dengan para pelajar, rencanakan untuk mengikutsertakan mereka. 10. Usahakan program itu agar luwes dan informal, tetapi teratur. 11. Bergantunglah kepada Roh Tuhan, mintalah pimpinan-Nya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 2 Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 390 - 292 ______________________________________________________________________ o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/ -o- KETIKA ANAK ANDA BERKATA AKU TIDAK MAU KE SEKOLAH MINGGU -o- ======================================================== "Setiap orang harus pergi Sekolah Minggu, Sekolah Minggu, Sekolah Minggu. Ibu, ayah, dan anak-anak, semuanya harus pergi Sekolah Minggu." Jika Anda membaca kalimat-kalimat lama ini, gambaran apa yang ada di dalam benak Anda? Ayah dan ibu bersama satu atau dua orang anak mereka dengan bahagia melangkah memasuki gereja? Seorang ibu yang berjuang seorang diri menyuruh anaknya untuk pergi ke gereja tepat waktu? Suatu perdebatan yang terus menerus terjadi antara seorang ibu dan anaknya yang memberontak dan setiap minggu selalu mengatakan, "Sekolah Minggu itu M-E-M-B-O-S-A-N-K-A-N?" Bagaimanapun keadaan Anda, ada saatnya Anda sebagai orangtua atau guru dihadapkan pada keengganan anak untuk datang Sekolah Minggu. Bagi para orangtua, kejadian seperti ini bisa mulai terjadi di awal- awal tahun ketika Anda melepaskan rangkulan anak Anda yang sudah mulai belajar berjalan atau saat Anda mendengarkan rengekan keputusasaan yang biasa Anda dengar ketika Anda tergesa-gesa keluar dari ruang anak-anak di gereja. Kemudian, ketika anak Anda tumbuh, Anda bertanya-tanya bagaimana menanggapi anak Anda ketika mereka secara tidak diduga berkata, "Apakah hari Minggu ini kami boleh di rumah saja?" Para guru Sekolah Minggu pun juga merasakan saat-saat yang mengecewakan dan membuat mereka frustasi ketika mereka merasakan keengganan anak-anak untuk datang Sekolah Minggu. Lalu, siapakah yang akan hadir di Sekolah Minggu? Semua orang! Berikut ini kami berikan beberapa tuntunan tentang bagaimana menjadikan ini bisa terjadi di keluarga ataupun kelas Anda. 1. Jangan Panik ------------ Ketika pertama kali Anda mendengar teriakan, keluhan, atau pertanyaan seperti di atas. Ingatlah bahwa sentuhan yang lembut adalah pendekatan terbaik yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Seorang guru atau orangtua yang memperlakukan seorang anak yang enggan untuk pergi Sekolah Minggu dengan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan atau dengan kemarahan, akan berisiko seperti yang dikatakan pepatah, "sekepal menjadi segunung". Fakta menunjukkan bahwa respon yang biasa-biasa saja malah akan lebih membantu dalam menyelesaikan masalah. Misalnya, sebagai orangtua Anda bisa menjawab, "Dalam keluarga kita, kita selalu merencanakan untuk Sekolah Minggu. Kamu tahu, ada satu hal yang sangat menarik ketika ikut Sekolah Minggu, yaitu bertemu dengan teman-teman. Siapa saja teman-temanmu di Sekolah Minggu?" Mengubah suatu keluhan menjadi suatu pernyataan yang positif adalah salah satu cara untuk meningkatkan antusias anak terhadap Sekolah Minggu. Bagi anak yang usianya lebih dewasa, mungkin diperlukan pendekatan-pendekatan yang hangat. "Saya tahu kamu tidak mau datang Sekolah Minggu saat ini. Tetapi menurut saya, Sekolah Minggu merupakan cara yang tepat untuk tetap belajar tentang Firman Tuhan dan bagaimana Dia menghendaki kita untuk hidup. Jadi kita akan tetap ber-Sekolah Minggu.", 2. Ambil Tindakan -------------- Ada beberapa cara yang bisa dilakukan bersama-sama oleh orangtua dan guru untuk menimbulkan antusiasme anak terhadap Sekolah Minggu. Orangtua bisa mengambil tindakan yang pertama, khususnya jika anak tidak bersekolah di sekolah yang sama dengan teman- teman Sekolah Minggunya, atau anak Anda adalah anak baru di Sekolah Minggu tersebut. Rencanakan untuk menyediakan waktu khusus agar bisa lebih mengenal anak-anak Anda. Dengan demikian, anak-anak akan merasa lebih nyaman di kelas. Undanglah anak lain atau keluarganya untuk makan malam atau pesta kebun. Bahkan akan sangat menolong pula untuk mengajak guru murid Anda mampir sebentar ke rumah Anda. Buatlah anak Anda menyadari bahwa Anda juga tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi di kelasnya. Periksalah PR yang telah diselesaikan oleh anak Anda. Sediakanlah waktu untuk bisa bercakap-cakap dengan mereka dan menghafal ayat- ayat Alkitab bersama. Sebelum Sekolah Minggu dimulai, berdoalah bersama-sama agar Tuhan menolong setiap orang dalam keluarga Anda untuk bisa menikmati dalam belajar dan memuji Tuhan di gereja. Mungkin, terkadang orangtua akan mendapati anak mereka tidak menikmati Sekolah Minggu karena faktor-faktor yang tidak bisa diubah. Anak Anda mungkin adalah satu-satunya anak perempuan di kelas yang semuanya anak laki-laki atau mungkin karena acara di kelasnya yang tidak bervariasi. Dalam keadaan seperti ini, yang pertama kali harus Anda lakukan adalah mengetahui perasaan tidak senang yang dirasakan oleh anak Anda. Dengarkan apa yang dipikirkannya tentang Sekolah Minggu. Kemudian Anda bisa menyarankan beberapa ide kepada anak Anda. Bisa juga Anda membantunya dengan menjadi sukarelawan (buatlah kegiatan-kegiatan khusus, mengingat sesuatu, menyapa, dll.) di kelas. Atau Anda dan anak Anda memutuskan untuk membuat pesta di rumah dan mengundang teman-teman sekelasnya. Doronglah anak Anda untuk mengundang seorang teman untuk mengikuti Sekolah Minggu dengannya. Sementara itu, berikan pengertian kepada anak Anda bahwa kelas itu mungkin bukan kelompok yang paling "menyenangkan" yang pernah ia ikuti. Sangatlah penting untuk memfokuskan pada hal-hal yang positif daripada faktor-faktor negatif. Seorang guru yang memperhatikan keenganan seorang anak untuk datang Sekolah Minggu bisa membicarakannya dengan anak tersebut atau dengan orangtua mereka untuk menemukan minat atau kemampuan khusus dari anak tersebut. Merencanakan untuk mengadakan suatu kegiatan belajar dimana anak bisa menggunakan kemampuan mereka, akan membesarkan minat dan kecakapan yang dimiliki oleh anak tersebut. Mengadakan kelas di luar gereja (rumah Anda atau taman) akan menguatkan persahabatan di antara anak-anak, dan akan menolong untuk mengatasi perilakunya yang tidak memperhatikan. 3. Jadilah Contoh -------------- Mungkin tidak akan mengejutkan Anda bahwa perilaku dan tindakan orang dewasa dalam kehidupan anak akan memberikan pengaruh terbesar kepada perilaku anak terhadap Sekolah Minggu. Keputusan-keputusan Anda sebagai orangtua adalah tanda-tanda bagi anak Anda bahwa Sekolah Minggu itu penting. Pola kehadiran dan pernyataan-pernyataan yang konsisten mengenai Sekolah Minggu akan lebih mempengaruhi partisipasi anak Anda daripada hal-hal lainnya. Guru yang menunjukkan betapa mengasyikannya Sekolah Minggu itu dan menunjukkan perilaku yang mengasihi terhadap setiap anak akan mendapatkan respon yang positif di kelas mereka. Baik orangtua maupun guru, keduanya bisa mengalirkan antusiasme anak untuk ber-Sekolah Minggu dalam kehidupan anak. Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Sunday School Smart Pages Judul Artikel Asli: I Don´t Wanna Go to Sunday School Penulis : Wes and Sheryl Haystead Penerbit : Gospel Light, USA, 1992 Halaman : 155 - 156 ______________________________________________________________________ o/ DARI MEJA REDAKSI ---------------------------------------------o/ -o- KOLOM BARU e-BINAANAK 2005 -o- Tahun baru, sesuatu yang baru! e-BinaAnak menambah satu kolom baru pada e-BinaAnak 2005. Kolom ini akan kami beri nama "KARYA ANDA". Kolom KARYA ANDA merupakan sebuah kolom yang berisi tulisan-tulisan kiriman dari para pembaca e-BinaAnak. Anda dapat mengirimkan bahan kesaksian guru SM, bahan mengajar SM, kegiatan/aktivitas SM atau profil SM dimana Anda melayani. Kiriman Anda akan kami muat untuk menjadi berkat bagi para pembaca yang lain. Untuk setiap kiriman Anda kami akan mengeditnya agar dapat memberi hasil yang maksimal kepada pembaca. Silakan kirimkan KARYA ANDA ke ==> karya-anda@sabda.org Partisipasi Anda pasti akan memberikan banyak berkat bagi rekan- rekan pelayan anak lainnya, dan membawa kemajuan bagi dunia pelayanan anak. Jika ada pertanyaan, saran, kritik, dan ide lainnya, silakan kirimkan ke ==> staf-binaanak@sabda.org Tim Redaksi ______________________________________________________________________ o/ TANYA JAWAB ---------------------------------------------------o/ Dari: Maria Sianipar <m_sianipar@> >Apa yang dapat kita lakukan untuk menarik pemuda-pemudi untuk aktif >dalam pelayanan SM. SM di gereja saya sangat kekurangan guru SM >padahal jumlah pemuda di gereja saya banyak. Apakah ada rekan-rekan >yang pernah punya pengalaman ini? Gereja kami hanya gereja kecil >dengan jumlah anak SM: 40 terbagi dalam tiga kelas. Sejak tiga >tahun yang lalu, guru yang aktif hanya 3 orang, dan tidak setiap >minggu kami semua bisa mengajar. Pihak gereja sudah meminta jemaat >yang terbeban untuk membantu kami, tetapi tetap tidak ada yang >datang. Apa yang dapat kami lakukan untuk mengatasi hal ini? Terima >kasih untuk bantuannya. Redaksi: Kami dapat memahami kesulitan yang Anda hadapi di SM Anda. Untuk 40 anak, dengan 3 kelas, idealnya memiliki 6 orang guru dan 2 orang guru cadangan (jika ada guru yang tidak masuk). Beberapa cara bisa Anda lakukan untuk mendorong jemaat Anda terlibat dalam pelayanan SM: 1. Membuat pendekatan secara lebih personal untuk mengetahui secara umum apa alasan mereka tidak ingin terlibat. Dari hasilnya Anda bisa mengambil langkah yang lebih jelas. 2. Bekerjasama dengan majelis dan pendeta mengadakan pertemuan dengan jemaat untuk sharing beban tentang visi dan misi pelayanan SM. Salah satu alasan jemaat tidak terbeban dengan pelayanan SM karena tidak tahu dengan jelas apa pentingnya SM bagi gereja dan masa depan gereja. Dalam kesempatan ini, beberapa guru SM yang setia dapat ikut serta membagikan kesaksian tentang pengalaman dan beban mereka melayani SM. 3. Mengadakan training mengajar SM, khususnya untuk merekrut para pemula. Tidak memiliki ketrampilan mengajar atau memimpin pujian kadang juga bisa menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak mau ikut melayani SM. 4. Bekerjasama dengan pembimbing pemuda untuk mendorong para pemuda dan pemudinya terjun dalam pelayanan SM, misalnya dengan memberikan giliran tugas membantu (main gitar, mengabsen, menjaga anak-anak, dll.) sehingga banyak pemuda/i bisa mengalami langsung pelayanan di SM. Segitu dulu yang bisa kami usulkan. Kami yakin para pembaca juga bisa memberikan usulan-usulan lain yang dapat membantu Sdri. Maria. Nah, silakan kirim masukan Anda ke: ==> staf-binaanak@sabda.org Kami tunggu, ya. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Memandang tahun yang baru adalah bagaikan memandang sebuah buku yang kosong. Bagaimana rencana Anda untuk mengisinya? o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida dan Ratri Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2004 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ---------------------------------------------------------------------- Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |