Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/210

e-BinaAnak edisi 210 (6-1-2005)

Ibadah Sekolah Minggu

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
          ==================================================

Daftar Isi:                                     Edisi 210/Januari/2005
-----------
   o/ SALAM DARI REDAKSI
   o/ ARTIKEL              : Membimbing Para Pelajar dalam Beribadah
                                 di Sekolah Minggu
   o/ TIPS                 : Ketika Anak Berkata: Aku Tidak Mau Pergi
                                 ke Sekolah Minggu
   o/ DARI MEJA REDAKSI    : Kolom Baru e-BinaAnak 2005
   o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Kesulitan dalam Mencari GSM yang Baru
   o/ MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Sungguh luar biasa penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita selama 1
  tahun yang sudah kita lalui. Dengan bekal itulah, maka saat ini kita
  memasuki tahun 2005 dengan penuh sukacita. Kenangan pahit dan
  kegagalan dalam pelayanan di tahun yang lalu tidak boleh mematahkan
  semangat kita. Sebaliknya jadikanlah hal itu sebagai motivasi untuk
  memperbaiki diri sehingga kita dapat melayani Tuhan dengan lebih
  baik lagi di tahun yang baru ini. Untuk itu e-BinaAnak pada tahun
  2005 ini ingin mengajak Anda memiliki motto, yaitu mempersembahkan
  yang terbaik bagi kemuliaan nama Tuhan.

  Ibadah merupakan hal penting yang tidak bisa dipisahkan dari
  kehidupan rohani anak-anak Tuhan. Dengan ibadah berarti kita belajar
  untuk mengasihi dan taat akan perintah Tuhan. Ibadah Sekolah Minggu
  merupakan tempat awal dimana anak sejak dini belajar untuk mengerti
  pentingnya ibadah. Artikel dan Tips minggu ini dapat memberikan
  pengetahuan kepada Anda, guru Sekolah Minggu dan para pelayan anak,
  mengenai arti penting ibadah SM, dan Anda dapat membagikan berkat
  tersebut kepada anak-anak ataupun murid-murid Anda.

  Selain topik "Ibadah SM", e-BinaAnak bulan Januari 2005 juga telah
  menyiapkan serangkaian topik lain dari tema utama yaitu "MENGAJARKAN
  ANAK MENGENAI ARTI PENTINGNYA SEBUAH IBADAH". Rangkaian topik-topik
  lain bulan Januari 2005 adalah:
                                   * Ibadah Keluarga
                                   * Ibadah Pribadi
                                   * Ibadah Gereja

  SELAMAT TAHUN BARU 2005!

  Tim Redaksi

       "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
  ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah
        kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya
                 menjelang hari Tuhan yang mendekat."
                            (Ibrani 10:25)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Ibrani+10:25 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

  -o- MEMBIMBING PARA PELAJAR DALAM BERIBADAH DI SEKOLAH MINGGU -o-
      =========================================================

  Mengajak anak-anak untuk datang dan beribadah ke SM ternyata
  memerlukan campur tangan dan keterlibatan yang dalam dari guru-guru
  SM. Mereka tidak akan pernah mengerti mengapa mereka harus datang ke
  SM jika guru SM tidak pernah membimbing mereka mengenai hal
  tersebut. Bagaimana cara kita membimbing mereka? Sebelumnya, para
  guru harus mengetahui terlebih dahulu mengenai arti pentingnya
  ibadah SM itu sendiri. Setelah itu, barulah kita tularkan hal itu
  kepada anak-anak SM kita.

  APAKAH IBADAH ITU?

  Apa yang Saudara lakukan pada waktu Saudara beribadah? Apa yang
  dapat terjadi dengan Saudara ketika beribadah? Bagaimana Saudara
  mengetahui bahwa Saudara menjalankan ibadah?

  Gagasan dasar tentang ibadah terkandung dalam arti kata itu sendiri.
  Ibadah berarti perbuatan, dan sebagainya untuk menyatakan bakti
  kepada Tuhan. Dan bakti ialah perbuatan yang menyatakan hormat,
  tunduk, kasih, setia, dan sebagainya. Wahyu 4:11 mengatakan, "Ya
  Tuhan, dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian, dan hormat
  dan kuasa; ..." Ibadah mencakup juga pengucapan syukur atas apa yang
  dilakukan Allah, kebaikan dan berkat-Nya; dan ibadah meliputi pujian
  karena sifat-sifat-Nya. Ibadah juga diuraikan sebagai:
     - pertemuan pribadi dengan Allah,
     - puncak pengalaman rohaniah,
     - pengungkapan jiwa.

  Beribadah kepada Allah menolong kita menggenapi rencana-Nya bagi
  kita. Kita diciptakan untuk beribadah kepada-Nya dan menikmati
  persekutuan dengan-Nya untuk selama-lamanya.

  Ingat dan catatlah definisi ibadah ini di dalam catatan pribadi
  Anda:
     - Ingin mengenal Allah lebih baik
     - Menyadari kekudusan dan kebesaran-Nya
     - Meminta Dia untuk membimbing kita
     - Berdoa dan memuji Dia dengan sepenuh hati kita
     - Mencari kehendak-Nya
     - Menghormati nama-Nya
     - Mentaati perintah-Nya

  Ibadah adalah suatu pengalaman yang rapuh. Dengan mudah dapat rusak
  oleh gangguan. Masalah kedisiplinan dapat menghalangi semangat
  ibadah, demikian juga lingkungan yang kurang baik dan kurang cocok.

  Ibadah lebih sering timbul karena melihat teladan orang daripada
  karena mendengar ajarannya. Karenanya, tingkah laku pemimpin sangat
  penting. Pemimpin yang tidak mempunyai persiapan dan kurangnya
  organisasi dapat menghalangi ibadah.

  Ibadah yang tidak terjalin bersama pengajaran dapat menjadi tidak
  berarti juga. Kita melakukan kekeliruan yang menyedihkan bila
  menuangkan pengetahuan ke dalam benak si anak dan tidak memberikan
  sesuatu yang menarik hatinya.

  KAPAN, DI MANA, DAN MENGAPA HARUS BERIBADAH

  Kebaktian pagi atau petang hari tidak pernah dimaksudkan untuk
  mengajar anak-anak dan para remaja mengenai bagaimana beribadah atau
  mengikutsertakan mereka dalam pengalaman ibadah yang agak lama.
  Acara pembukaan Sekolah Minggu seringkali tidak memberikan
  kesempatan untuk ibadah yang berarti kepada anak-anak.

  Kebaktian anak-anak menyediakan kesempatan yang baik untuk mendidik
  anak-anak beribadah. Akan tetapi, tidak semua anak menghadiri
  kebaktian tersebut. Ada keluarga yang tidak tinggal untuk ibadah
  pagi. Banyak gereja yang tidak mengadakan kebaktian anak-anak.

  Pemecahan yang terbaik adalah menyediakan waktu untuk ibadah sebagai
  bagian dari jam pelajaran Sekolah Minggu. Dengan cara ini, ibadah
  dapat disesuaikan dengan keperluan dan kesanggupan tingkat umur
  anak. Seringkali, kebaktian ini sajalah yang dihadiri oleh
  kebanyakan pelajar itu. Itulah kesempatan mereka satu-satunya untuk
  mendapatkan pengalaman ibadah. Di Sekolah Minggu, pengalaman ibadah
  dapat didasarkan pada pelajaran yang diberikan. Seringkali, ada
  baiknya untuk menutup jam pelajaran Sekolah Minggu dengan memberi
  kesempatan beribadah. Dengan cara ini, maka kebaktian itu dapat
  berlandaskan kebenaran utama seperti pelajarannya sehingga
  "pengetahuan otak" dapat dijadikan "pengetahuan hati" dengan
  menanamkannya di dalam perasaan dan kehendak. Misalnya, pada saat
  pelajaran, kita mengajarkan rencana keselamatan sehingga seluruh
  kelas mengerti apa yang telah dilakukan Allah bagi mereka dan apa
  yang harus mereka kerjakan. Dalam kebaktian ibadah, mereka ditantang
  untuk membuat keputusan menerima keselamatan ini.

  Tujuan untuk melibatkan para pelajar dalam ibadah di Sekolah Minggu
  ialah:

  1. Mendidik mereka untuk beribadah.
     --------------------------------
     Sedikit sekali anak-anak yang pernah diajar untuk beribadah.
     Ada yang telah mempelajari sikap badan ketika beribadah tanpa
     mengerti kuasa dan tujuan ibadah. Aktivitas ibadah menyediakan
     pendidikan ini. Di sini kita dapat membangun landasan bagi
     keikutsertaan yang lebih berarti dalam kebaktian ibadah yang
     lain.

  2. Melibatkan para pelajar dalam perencanaan dan penyajian.
     --------------------------------------------------------
     Ibadah bukan suatu cabang olahraga yang bisa ditonton. Apabila
     para pelajar diikutsertakan dalam ibadah, barulah mereka bisa
     menghargainya dengan sepenuhnya.

  3. Menjadikan ibadah suatu pengalaman yang menyenangkan dan
     bermanfaat.
     ---------------------------------------------------------
     Para pelajar memerlukan pengalaman ibadah yang disesuaikan
     menurut kebutuhan, minat, dan kesanggupan tingkat usia mereka.

  4. Menyediakan ajaran Alkitabiah tambahan.
     ---------------------------------------
     Kebenaran-kebenaran yang diajarkan dalam kelas dapat ditekankan
     kembali dalam pengalaman ibadah. Ajaran Alkitab di Sekolah Minggu
     disesuaikan dengan tingkat usia pelajar, mengapa tidak membuat
     demikian juga dengan aktivitas ibadah kita? Dalam kebaktian
     ibadah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat tingkat usia,
     maka pikiran para pelajar dapat diangkat sampai ke segi pandangan
     Allah, hati mereka dirayu untuk membalas kasih-Nya yang besar,
     dan kemauan mereka ditantang membuat keputusan untuk menerima
     Dia.

  BAGAIMANA BERIBADAH

  Setiap tingkatan umur memberikan kesempatan yang unik yang memimpin
  kepada ibadah.

  1. Pra Sekolah
     -----------
     Kelas Bayi dan Kelas Kanak-kanak sangat peka terhadap suasana
     rohaniah. Mereka dapat dipimpin ke arah ibadah melalui perasaan
     kagum dan takjub. Manfaatkanlah pengalaman ibadah yang timbul
     dengan spontan. Rancangkanlah saat-saat ibadah yang singkat dan
     sering selama jam Sekolah Minggu atau jam kebaktian anak-anak.

  2. Pratama dan Madya
     -----------------
     Pikatlah hati anak-anak pratama melalui rasa terpesonanya dengan
     Allah, surga, dan kegemarannya akan hal-hal yang luar biasa.
     Anak-anak madya dapat dipikat melalui pendiriannya yang tinggi
     dan kegemarannya akan perbuatan kepahlawanan. Tolonglah mereka
     untuk mengerti bahwa Allah itu kudus, tetapi juga penuh kasih.

  3. Remaja
     ------
     Para remaja bergumul dengan masalah gambaran tentang dirinya
     sendiri dan soal penerimaan di kalangannya. Dalam ibadah, mereka
     dapat belajar bahwa Allah menerima mereka sebagaimana mereka
     adanya dan menghargai kasih dan ibadah mereka. Kaum muda yang
     lebih tua terlibat dalam membuat keputusan hidup yang penting.
     Mereka dapat dipimpin untuk menemukan kehendak Allah melalui
     pengalaman ibadah secara berkelompok atau secara perorangan.

  UNSUR-UNSUR IBADAH

  Ada empat unsur dasar yang terlibat dalam ibadah, yaitu nyanyian,
  doa, nas Alkitab, dan penatalayanan. Unsur-unsur ini perlu
  digabungkan di dalam suatu pengalaman ibadah yang memenuhi tiga
  patokan ini:
     - program yang dipersatukan,
     - program yang beraneka ragam,
     - program yang disesuaikan dengan tingkat usia.

  Langkah-langkah yang tercakup dalam membangun suatu kebaktian ibadah
  adalah:
     1. Susunlah program itu di sekeliling suatu tema pokok.
     2. Pilihlah satu tujuan yang menuntun ke klimaks perasaan dan
        keputusan.
     3. Rencanakan untuk memenuhi keperluan dan minat khusus dari para
        peserta.
     4. Pilihlah bahan yang disesuaikan dengan tiap tingkat umur.
     5. Jalinlah pengajaran dan tanggapan kepada kebenaran.
     6. Ciptakan suasana pengharapan.
     7. Pakailah bahan yang sudah lazim dengan cara-cara yang
        beraneka ragam.
     8. Pakailah sedikit-dikitnya satu unsur baru di dalam setiap
        kebaktian ibadah.
     9. Rencanakan bersama dengan para pelajar, rencanakan untuk
        mengikutsertakan mereka.
    10. Usahakan program itu agar luwes dan informal, tetapi teratur.
    11. Bergantunglah kepada Roh Tuhan, mintalah pimpinan-Nya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 2
  Penerbit   : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1996
  Halaman    : 390 - 292
______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

   -o- KETIKA ANAK ANDA BERKATA AKU TIDAK MAU KE SEKOLAH MINGGU -o-
       ========================================================

  "Setiap orang harus pergi Sekolah Minggu, Sekolah Minggu, Sekolah
  Minggu. Ibu, ayah, dan anak-anak, semuanya harus pergi Sekolah
  Minggu." Jika Anda membaca kalimat-kalimat lama ini, gambaran apa
  yang ada di dalam benak Anda? Ayah dan ibu bersama satu atau dua
  orang anak mereka dengan bahagia melangkah memasuki gereja? Seorang
  ibu yang berjuang seorang diri menyuruh anaknya untuk pergi ke
  gereja tepat waktu? Suatu perdebatan yang terus menerus terjadi
  antara seorang ibu dan anaknya yang memberontak dan setiap minggu
  selalu mengatakan, "Sekolah Minggu itu M-E-M-B-O-S-A-N-K-A-N?"

  Bagaimanapun keadaan Anda, ada saatnya Anda sebagai orangtua atau
  guru dihadapkan pada keengganan anak untuk datang Sekolah Minggu.
  Bagi para orangtua, kejadian seperti ini bisa mulai terjadi di awal-
  awal tahun ketika Anda melepaskan rangkulan anak Anda yang sudah
  mulai belajar berjalan atau saat Anda mendengarkan rengekan
  keputusasaan yang biasa Anda dengar ketika Anda tergesa-gesa keluar
  dari ruang anak-anak di gereja. Kemudian, ketika anak Anda tumbuh,
  Anda bertanya-tanya bagaimana menanggapi anak Anda ketika mereka
  secara tidak diduga berkata, "Apakah hari Minggu ini kami boleh di
  rumah saja?" Para guru Sekolah Minggu pun juga merasakan saat-saat
  yang mengecewakan dan membuat mereka frustasi ketika mereka
  merasakan keengganan anak-anak untuk datang Sekolah Minggu.

  Lalu, siapakah yang akan hadir di Sekolah Minggu? Semua orang!
  Berikut ini kami berikan beberapa tuntunan tentang bagaimana
  menjadikan ini bisa terjadi di keluarga ataupun kelas Anda.

  1. Jangan Panik
     ------------
     Ketika pertama kali Anda mendengar teriakan, keluhan, atau
     pertanyaan seperti di atas. Ingatlah bahwa sentuhan yang lembut
     adalah pendekatan terbaik yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
     Seorang guru atau orangtua yang memperlakukan seorang anak yang
     enggan untuk pergi Sekolah Minggu dengan tindakan-tindakan yang
     tidak sesuai dengan firman Tuhan atau dengan kemarahan, akan
     berisiko seperti yang dikatakan pepatah, "sekepal menjadi
     segunung". Fakta menunjukkan bahwa respon yang biasa-biasa saja
     malah akan lebih membantu dalam menyelesaikan masalah. Misalnya,
     sebagai orangtua Anda bisa menjawab, "Dalam keluarga kita, kita
     selalu merencanakan untuk Sekolah Minggu. Kamu tahu, ada satu hal
     yang sangat menarik ketika ikut Sekolah Minggu, yaitu bertemu
     dengan teman-teman. Siapa saja teman-temanmu di Sekolah Minggu?"

     Mengubah suatu keluhan menjadi suatu pernyataan yang positif
     adalah salah satu cara untuk meningkatkan antusias anak terhadap
     Sekolah Minggu. Bagi anak yang usianya lebih dewasa, mungkin
     diperlukan pendekatan-pendekatan yang hangat. "Saya tahu kamu
     tidak mau datang Sekolah Minggu saat ini. Tetapi menurut saya,
     Sekolah Minggu merupakan cara yang tepat untuk tetap belajar
     tentang Firman Tuhan dan bagaimana Dia menghendaki kita untuk
     hidup. Jadi kita akan tetap ber-Sekolah Minggu.", 2. Ambil Tindakan
     --------------
     Ada beberapa cara yang bisa dilakukan bersama-sama oleh orangtua
     dan guru untuk menimbulkan antusiasme anak terhadap Sekolah
     Minggu. Orangtua bisa mengambil tindakan yang pertama, khususnya
     jika anak tidak bersekolah di sekolah yang sama dengan teman-
     teman Sekolah Minggunya, atau anak Anda adalah anak baru di
     Sekolah Minggu tersebut. Rencanakan untuk menyediakan waktu
     khusus agar bisa lebih mengenal anak-anak Anda. Dengan demikian,
     anak-anak akan merasa lebih nyaman di kelas. Undanglah anak lain
     atau keluarganya untuk makan malam atau pesta kebun. Bahkan akan
     sangat menolong pula untuk mengajak guru murid Anda mampir
     sebentar ke rumah Anda. Buatlah anak Anda menyadari bahwa Anda
     juga tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi di kelasnya.
     Periksalah PR yang telah diselesaikan oleh anak Anda. Sediakanlah
     waktu untuk bisa bercakap-cakap dengan mereka dan menghafal ayat-
     ayat Alkitab bersama. Sebelum Sekolah Minggu dimulai, berdoalah
     bersama-sama agar Tuhan menolong setiap orang dalam keluarga Anda
     untuk bisa menikmati dalam belajar dan memuji Tuhan di gereja.

     Mungkin, terkadang orangtua akan mendapati anak mereka tidak
     menikmati Sekolah Minggu karena faktor-faktor yang tidak bisa
     diubah. Anak Anda mungkin adalah satu-satunya anak perempuan di
     kelas yang semuanya anak laki-laki atau mungkin karena acara di
     kelasnya yang tidak bervariasi. Dalam keadaan seperti ini, yang
     pertama kali harus Anda lakukan adalah mengetahui perasaan tidak
     senang yang dirasakan oleh anak Anda. Dengarkan apa yang
     dipikirkannya tentang Sekolah Minggu. Kemudian Anda bisa
     menyarankan beberapa ide kepada anak Anda. Bisa juga Anda
     membantunya dengan menjadi sukarelawan (buatlah kegiatan-kegiatan
     khusus, mengingat sesuatu, menyapa, dll.) di kelas. Atau Anda dan
     anak Anda memutuskan untuk membuat pesta di rumah dan mengundang
     teman-teman sekelasnya. Doronglah anak Anda untuk mengundang
     seorang teman untuk mengikuti Sekolah Minggu dengannya. Sementara
     itu, berikan pengertian kepada anak Anda bahwa kelas itu mungkin
     bukan kelompok yang paling "menyenangkan" yang pernah ia ikuti.
     Sangatlah penting untuk memfokuskan pada hal-hal yang positif
     daripada faktor-faktor negatif. Seorang guru yang memperhatikan
     keenganan seorang anak untuk datang Sekolah Minggu bisa
     membicarakannya dengan anak tersebut atau dengan orangtua mereka
     untuk menemukan minat atau kemampuan khusus dari anak tersebut.

     Merencanakan untuk mengadakan suatu kegiatan belajar dimana anak
     bisa menggunakan kemampuan mereka, akan membesarkan minat dan
     kecakapan yang dimiliki oleh anak tersebut. Mengadakan kelas di
     luar gereja (rumah Anda atau taman) akan menguatkan persahabatan
     di antara anak-anak, dan akan menolong untuk mengatasi
     perilakunya yang tidak memperhatikan.

  3. Jadilah Contoh
     --------------
     Mungkin tidak akan mengejutkan Anda bahwa perilaku dan tindakan
     orang dewasa dalam kehidupan anak akan memberikan pengaruh
     terbesar kepada perilaku anak terhadap Sekolah Minggu.

     Keputusan-keputusan Anda sebagai orangtua adalah tanda-tanda bagi
     anak Anda bahwa Sekolah Minggu itu penting. Pola kehadiran dan
     pernyataan-pernyataan yang konsisten mengenai Sekolah Minggu akan
     lebih mempengaruhi partisipasi anak Anda daripada hal-hal
     lainnya. Guru yang menunjukkan betapa mengasyikannya Sekolah
     Minggu itu dan menunjukkan perilaku yang mengasihi terhadap
     setiap anak akan mendapatkan respon yang positif di kelas mereka.
     Baik orangtua maupun guru, keduanya bisa mengalirkan antusiasme
     anak untuk ber-Sekolah Minggu dalam kehidupan anak.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Sunday School Smart Pages
  Judul Artikel Asli: I Don´t Wanna Go to Sunday School
  Penulis           : Wes and Sheryl Haystead
  Penerbit          : Gospel Light, USA, 1992
  Halaman           : 155 - 156
______________________________________________________________________
o/ DARI MEJA REDAKSI ---------------------------------------------o/

                  -o- KOLOM BARU e-BINAANAK 2005 -o-

  Tahun baru, sesuatu yang baru!

  e-BinaAnak menambah satu kolom baru pada e-BinaAnak 2005. Kolom ini
  akan kami beri nama "KARYA ANDA".

  Kolom KARYA ANDA merupakan sebuah kolom yang berisi tulisan-tulisan
  kiriman dari para pembaca e-BinaAnak. Anda dapat mengirimkan bahan
  kesaksian guru SM, bahan mengajar SM, kegiatan/aktivitas SM atau
  profil SM dimana Anda melayani. Kiriman Anda akan kami muat untuk
  menjadi berkat bagi para pembaca yang lain. Untuk setiap kiriman
  Anda kami akan mengeditnya agar dapat memberi hasil yang maksimal
  kepada pembaca.
  Silakan kirimkan KARYA ANDA ke ==> karya-anda@sabda.org

  Partisipasi Anda pasti akan memberikan banyak berkat bagi rekan-
  rekan pelayan anak lainnya, dan membawa kemajuan bagi dunia
  pelayanan anak. Jika ada pertanyaan, saran, kritik, dan ide lainnya,
  silakan kirimkan ke ==> staf-binaanak@sabda.org

  Tim Redaksi
______________________________________________________________________
o/ TANYA JAWAB ---------------------------------------------------o/

  Dari: Maria Sianipar <m_sianipar@>
  >Apa yang dapat kita lakukan untuk menarik pemuda-pemudi untuk aktif
  >dalam pelayanan SM. SM di gereja saya sangat kekurangan guru SM
  >padahal jumlah pemuda di gereja saya banyak. Apakah ada rekan-rekan
  >yang pernah punya pengalaman ini? Gereja kami hanya gereja kecil
  >dengan jumlah anak SM: 40 terbagi dalam tiga kelas. Sejak tiga
  >tahun yang lalu, guru yang aktif hanya 3 orang, dan tidak setiap
  >minggu kami semua bisa mengajar. Pihak gereja sudah meminta jemaat
  >yang terbeban untuk membantu kami, tetapi tetap tidak ada yang
  >datang. Apa yang dapat kami lakukan untuk mengatasi hal ini? Terima
  >kasih untuk bantuannya.

  Redaksi:
  Kami dapat memahami kesulitan yang Anda hadapi di SM Anda. Untuk 40
  anak, dengan 3 kelas, idealnya memiliki 6 orang guru dan 2 orang
  guru cadangan (jika ada guru yang tidak masuk).

  Beberapa cara bisa Anda lakukan untuk mendorong jemaat Anda terlibat
  dalam pelayanan SM:
  1. Membuat pendekatan secara lebih personal untuk mengetahui secara
     umum apa alasan mereka tidak ingin terlibat. Dari hasilnya Anda
     bisa mengambil langkah yang lebih jelas.

  2. Bekerjasama dengan majelis dan pendeta mengadakan pertemuan
     dengan jemaat untuk sharing beban tentang visi dan misi pelayanan
     SM. Salah satu alasan jemaat tidak terbeban dengan pelayanan SM
     karena tidak tahu dengan jelas apa pentingnya SM bagi gereja dan
     masa depan gereja. Dalam kesempatan ini, beberapa guru SM yang
     setia dapat ikut serta membagikan kesaksian tentang pengalaman
     dan beban mereka melayani SM.

  3. Mengadakan training mengajar SM, khususnya untuk merekrut para
     pemula. Tidak memiliki ketrampilan mengajar atau memimpin pujian
     kadang juga bisa menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak
     mau ikut melayani SM.

  4. Bekerjasama dengan pembimbing pemuda untuk mendorong para pemuda
     dan pemudinya terjun dalam pelayanan SM, misalnya dengan
     memberikan giliran tugas membantu (main gitar, mengabsen, menjaga
     anak-anak, dll.) sehingga banyak pemuda/i bisa mengalami langsung
     pelayanan di SM.

  Segitu dulu yang bisa kami usulkan. Kami yakin para pembaca
  juga bisa memberikan usulan-usulan lain yang dapat membantu Sdri.
  Maria. Nah, silakan kirim masukan Anda ke:
  ==>  staf-binaanak@sabda.org
  Kami tunggu, ya.
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

                      Memandang tahun yang baru
          adalah bagaikan memandang sebuah buku yang kosong.
               Bagaimana rencana Anda untuk mengisinya?

o/----------------------------------------------------------------o/
                    Staf Redaksi: Davida dan Ratri
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2004 -- YLSA
                       http://www.sabda.org/ylsa/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
----------------------------------------------------------------------
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org