Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/201

e-BinaAnak edisi 201 (28-10-2004)

Mengasihi Diri Sendiri

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                     Edisi 201/Oktober/2004
~~~~~~~~~~~
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Mencintai Diri Sendiri
    o/ TIPS MENGAJAR        : Mengajar Anak untuk Mengasihi Dirinya
    o/ BAHAN MENGAJAR (1)   : Kita Berharga
                       (2)   : Karunia-karunia Berharga
    o/ STOP PRESS!          : Paket Natal 2004 dari Domba Kecil:
                                  Bayi Yesus Hadiah yang Mengagumkan
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Sharing Situs Arsip e-BinaAnak
    o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam sukacita dalam kemuliaan-Nya,

  Tiga buah topik dari tema MENGAJARKAN ANAK MENGASIHI telah kami
  sajikan, yaitu "Mengasihi Allah", "Mengasihi Keluarga", dan
  "Mengasihi Teman". Sebagai topik keempat, sekaligus penutup dari
  tema di atas, maka kami menyajikan topik bagaimana mengajarkan anak
  "Mengasihi Diri Sendiri".

  Sebelum mengajar dan menanamkan rasa kasih anak terhadap dirinya
  sendiri, Anda perlu membaca Artikel sajian kami minggu ini, karena
  isi artikel ini dapat membantu Anda untuk mengerti arti mengasihi
  diri sendiri yang benar sesuai dengan Firman Tuhan. Tips Mengajar
  dan Bahan Mengajar yang kami sajikan, juga kami harapkan dapat
  memberi masukan bagi pembaca dalam menumbuhkan rasa kasih anak pada
  diri sendiri.

  Bagi para guru SM dan pelayan anak yang ingin memeriahkan Natal
  dengan suasana yang berbeda, kami berikan informasi dari Domba Kecil
  yang akan membagi-bagikan ide-ide melalui presentasi Paket Natal
  2004 yang akan mereka adakan. Ok, simak saja semuanya dalam sajian
  kami berikut ini! Selamat melayani dan Tuhan memberkati pelayanan
  pembaca tercinta!

  Tim Redaksi

       "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri,
         tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri."
                            (Amsal 11:17)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+11:17 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL

  Sebelum kita mengajar anak-anak untuk mengasihi diri sendiri, maka
  sebagai orangtua ataupun pendidik kita harus memiliki konsep yang
  jelas dari Alkitab, mengapa kita harus mengasihi diri kita sendiri.

                        MENCINTAI DIRI SENDIRI
                        ======================

  Cinta adalah satu kata yang sulit untuk ditelusuri. Cinta mempunyai
  arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pada saat yang berbeda.
  Saya cinta (suka) kacang, cinta sepakbola, cinta cuaca hangat, cinta
  istri dan anak-anak saya, cinta buku yang baik, cinta pembicaraan
  yang membangkitkan semangat dan cinta Tuhan.

  Setiap hal ini mendapatkan jumlah cinta yang berbeda-beda. Walaupun
  saya menyukai kacang, saya tidak bingung jika saya tidak makan
  kacang untuk sementara waktu. Saya cinta sepakbola, sehingga setiap
  hari Minggu siang saya menontonnya di TV. Walaupun demikian, saya
  akan meninggalkan acara sepakbola itu bila ada kesempatan untuk
  mengadakan acara bersama seluruh keluarga saya. Cinta saya kepada
  Allah menyuruh saya agar tidak setiap kali absen dari gereja pada
  hari Minggu untuk pergi dengan keluarga.

  Istilah mencintai diri sendiri juga mempunyai arti yang berbeda-
  beda. Akibatnya timbul banyak kebingungan terhadap peranan diri
  dalam pengertian Alkitabiah tentang sifat orang.

  Inilah masalahnya. Mencintai diri sendiri dan mementingkan diri
  sendiri biasanya merupakan istilah yang sama artinya di dalam
  Alkitab. Paulus berkata bahwa pada akhir zaman orang akan "mencintai
  dirinya sendiri" (2Timotius 3:1-5). Sifat mencintai diri sendiri itu
  akan dibuktikan oleh keasyikan mereka dengan uang, kesombongan
  mereka, cara mereka memaksakan pendapat mereka sendiri dan menuntut
  keinginan mereka sendiri, kesenangan mereka untuk menyebarkan desas-
  desus yang merusak, dan tindakan mereka yang terus-menerus mengejar
  kebebasan dan kesenangan yang tidak terbatas. Itulah wujud yang
  jelas dari sifat mementingkan diri sendiri.

  Tetapi tunggu sebentar -- jangan dulu pergi dan berusaha mencari
  jalan untuk membuktikan sifat membenci diri Saudara sendiri. Alkitab
  menunjuk sebuah arti lain-untuk sifat mencintai diri sendiri, satu
  pengertian yang tidak negatif.

  Yesus berkata, misalnya, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
  sendiri" (Matius 22:39), dan Paulus melihat bahwa "tidak pernah
  orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,
  sama seperti Kristus terhadap jemaat" (Efesus 5:29). Kedua ayat ini
  mengacu pada sifat menjaga diri sendiri -- satu sifat yang perlu dan
  baik. Sama seperti Saudara dengan sengaja mengurus kebutuhan fisik
  Saudara, demikian pula Saudara hendaknya berusaha memperhatikan
  sesama manusia. Sama seperti Saudara menyediakan kebutuhan tubuh
  Saudara, demikianlah Kristus melindungi dan memelihara Gereja. Sifat
  mencintai diri sendiri seperti ini tidak ada hubungannya dengan
  perasaan puas diri atau keasyikan.

  Jikalau demikian, bagaimana kita seharusnya memikirkan tentang diri
  kita sendiri?

  Titik awalnya adalah Allah. Agar bisa mengetahui apa yang harus kita
  pikirkan tentang diri kita, kita perlu mengetahui pandangan Allah.
  Ia ingin agar kita memiliki pandangan yang benar, penilaian diri
  yang benar. Ia ingin kita mengetahui bahwa Ia mengasihi kita dan
  bahwa kita ini sangat berharga.

  Martin Luther berkata, "Bukan karena Saudara berharga sehingga Allah
  mengasihi Saudara; Allah mengasihi Saudara dan karenanya Saudara
  berharga" Allah memilih untuk menciptakan Saudara dan Ia telah
  mengasihi Saudara sejak permulaannya. Daud berkata, "Sebab Engkaulah
  yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
  Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib"
  (Mazmur 139:13,14a).

  Tetapi kita, manusia telah mengotori pakaian yang asli. Penilaian
  diri yang benar berarti bahwa kita takut karena kita berdosa kepada
  Allah dan tidak jujur terhadap diri kita sendiri. Banyak tokoh
  Alkitab dapat mencapai kesadaran ini dan mereka menanggapi dengan
  cara yang sama. Yesaya berkata, "Celakalah aku! ... aku binasa!"
  (Yesaya 6:5). Ayub berkata, "Aku mencabut perkataanku dan dengan
  menyesal aku duduk dalam debu dan abu" (Ayub 42:6). Petrus berkata,
  "Tuhan, pergilah daripadaku, karena aku ini seorang berdosa!" (Lukas
  5:8).

  Menanggapi dosa dengan sedih merupakan tindakan yang sangat tepat.
  Kesalahan yang dibuat banyak orang adalah memindahkan rasa tidak
  suka mereka terhadap sifat berdosa mereka dengan mempersalahkan
  kemanusiaan mereka.

  Menjadi manusia berarti membawa gambar Allah, karena kita diciptakan
  menurut gambar-Nya. Bergembiralah karena kemanusiaan Saudara.
  Jagalah diri Saudara baik mental, emosi, fisik, dan rohani.

  Kemudian, seperti Daud, mintalah agar Tuhan menyelidiki hati dan
  pikiran Saudara, apakah ada sikap, motif, dan perbuatan yang keliru
  (Mazmur 139:23,24). Pertobatan seperti itu akan menjaga agar
  saluran itu bersih dari segala sesuatu yang mungkin menghalangi
  hubungan Saudara dengan Allah. Hal itu juga akan melenyapkan hal-hal
  yang mungkin menghalangi pengertian yang jelas tentang nilai Saudara
  di mata Tuhan.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku         : Pola Hidup Kristen Penerapan Praktis
  Judul Artikel Asli : Mencintai Diri Sendiri dan Mementingkan Diri
                          Sendiri
  Penulis Artikel    : Larry Kreider
  Penerbit           : Kerjasama antara Gandum Mas, Malang; Yayasan
                          Kalam Hidup, Bandung; YAKIN, Surabaya, 2002
  Halaman            : 223 - 225


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ TIPS MENGAJAR

                MENGAJAR ANAK UNTUK MENGASIHI DIRINYA
                =====================================

  Sejak kecil, anak-anak perlu memiliki rasa kasih terhadap dirinya
  sendiri. Rasa kasih terhadap dirinya sendiri dapat menjadi "filter"
  terhadap hal-hal negatif yang dapat merusak diri seorang anak.

  Perkembangan zaman saat ini sangat menuntut para orangtua ataupun
  pelayan anak untuk semakin gencar menanamkan rasa menghargai diri
  sendiri dalam diri seorang anak. Pergaulan bebas, obat-obatan
  terlarang, minuman keras, ataupun tindak kriminal lainnya merupakan
  hal nyata yang dapat kita lihat dalam hari-hari kita saat ini.
  Kita melihat kebanyakan yang terlibat dalam kasus semacam itu justru
  pemuda, remaja, bahkan anak-anak di bawah umur. Dari banyaknya kasus
  tersebut, dapat dilihat bahwa mereka melakukan hal tersebut karena
  kurangnya pemahaman yang benar tentang rasa kasih terhadap diri
  sendiri. Entah secara sadar atau tidak sadar mereka membawa diri
  mereka sendiri ke dalam kehancuran, yang seharusnya mereka pelihara
  dan pertanggungjawabkan kepada Tuhan.

  Perlu diketahui, anak tidak dapat sadar dengan sendirinya bahwa
  mereka harus menjauhi hal-hal yang dapat merusak diri mereka
  sendiri. Peranan orangtua ataupun para pendidiknya sangat penting.
  Mau tidak mau, jika kita ingin anak-anak kita mengasihi dirinya
  sendiri, kita juga harus menunjukkan hal yang sama. Tidak sedikit
  masalah kriminal yang dilakukan seorang anak adalah karena mereka
  mendapatkan contoh yang salah dari orangtua atau pendidik mereka.

  Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengajarkan
  anak mengasihi diri dengan benar:

  1. Berikan pengertian kepada anak alasan-alasan berdasarkan Firman
     Tuhan mengapa mereka harus mengasihi diri mereka. Renungkan
     beberapa ayat dalam Alkitab yang memuat perintah Tuhan untuk
     menjaga tubuh kita tetap bersih dan mulia dihadapan-Nya.
     Misalnya: Lukas 11:36, 12:22; Roma 6:12,13,19, 12:1; 1Korintus
     6:15,19,20.

  2. Ajak anak membaca kisah-kisah pertobatan dari orang yang pernah
     terlibat hal-hal yang merusak dirinya sendiri. Misalnya,
     kesaksian tentang orang yang pernah kecanduan narkotika, perokok
     berat, pemabuk, dan lain-lain. Biasanya dalam buku tersebut
     diceritakan tentang akibat buruk yang terjadi atas diri mereka
     yang hal-hal di atas. Atau, dorong anak untuk membaca beberapa
     literatur ilmiah praktis mengenai dampak buruk obat-obatan
     terlarang, merokok, pergaulan bebas, dan lain-lain.

  3. Jadilah sahabat mereka. Banyak orang dewasa yang tidak menyadari
     bahwa anak-anak, khususnya anak-anak remaja, sangat menginginkan
     pendampingan dari orang dewasa. Bukan sebagai orang yang berkuasa
     atas mereka, tapi sebagai teman yang dapat dipercaya, tempat
     mereka dapat mengadukan masalah-masalah yang mereka hadapi
     (tempat curhat). Janganlah terlalu banyak mengkotbahi mereka,
     tapi ajaklah mereka berinteraksi (dua arah), bahkan berdebat atau
     berdiskusi dengan mereka karena juga ingin pendapatnya didengar.

  4. Berdoalah untuk anak atau murid Anda. Jangan hanya sekedar
     memberikan nasihat dan teorinya, tetapi dukunglah mereka dalam
     doa. Kita tidak dapat selalu mendampingi mereka dalam melakukan
     segala aktivitasnya. Di saat-saat itulah, berdoa untuk anak Anda
     merupakan satu cara tepat untuk menjaga dan melindungi mereka
     dari hal-hal yang dapat merugikan diri mereka.

                                                          /Davida Dana


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR (1)

                            KITA BERHARGA
                            =============

  Mari belajar Firman Tuhan bersama Kak Tina dan murid-muridnya.

  "Aku nggak pintar kayak kakakku," Mira mengeluh pada Tuti. Tuti
  berkata, "Ah, tapi kamu kan cantik. Nggak kayak aku, kulitku hitam,
  badanku pendek. Sebel, deh!" Anto ikut nimbrung, "Badan pendek sih
  nggak apa-apa. Yang penting bisa bergaul supaya banyak teman."

  Bagaimana dengan kamu, adakah yang kamu tidak suka dari dirimu
  sendiri? Apa saja itu, sebutkanlah!

  Kita semua berharga (Kejadian 1:27-31).

  Hampir setiap orang tidak suka dengan kekurangan-kekurangan yang ada
  pada dirinya. Tapi kalau kita terus-menerus memikirkan kekurangan
  kita saja, biasanya justru dapat merugikan diri sendiri. Misalnya:
  karena merasa kurang pintar, kita jadi segan belajar; karena merasa
  tidak bisa bergaul, kita jadi takut berkenalan; karena merasa tidak
  cantik/ganteng, kita mudah iri pada yang cantik/ganteng; atau karena
  merasa tidak kaya, kita mudah iri pada yang kaya.

  Selain itu, biasanya kita jadi sulit mengasihi orang lain terutama
  mereka yang lebih pintar, lebih kaya, pokoknya yang lebih dari kita.
  Atau sebaliknya, kita sulit menghargai orang yang kurang pandai atau
  kurang cakep. Mungkin kita pun jadi segan bergaul dengan mereka.

  Teman-teman, saat Tuhan selesai menciptakan manusia, Dia menilai
  kita dengan "sungguh amat baik". Kita ini disebut "peta dan teladan
  Allah".

  Maksudnya, kita diciptakan seperti Allah, yaitu punya perasaan,
  pikiran, dan kemauan. Pada setiap orang, Tuhan memberikan bakat dan
  karunia. Kita adalah makhluk paling mulia dibandingkan dengan
  makhluk ciptaan lain. Hebat, bukan? Sayangnya, di antara manusia
  sendiri seringkali hanya mengasihi orang yang punya kelebihan. Tuhan
  tidak demikian. Ia mencintai kita apa adanya. Yang namanya manusia
  memang tidak sempurna dan ada saja kekurangannya. Kamu punya,
  temanmu punya, orangtuamu punya, pendetamu punya.

  Bagaimana sebaiknya sikap kita?

  Walaupun punya kekurangan, kita tidak boleh membenci diri sendiri.
  Walaupun punya kekurangan, kita tidak boleh menyesali diri.
  Walaupun punya kekurangan, kita tetap bersukacita.

  Kasihilah dirimu, hargailah dirimu, meskipun punya kekurangan.
  Sebaliknya, janganlah sombong karena kelebihan-kelebihan kita.

  Hargailah juga orang lain meskipun mereka punya kekurangan. Ingatlah
  selalu, bagaimanapun keadaan kita, Tuhan mencintai kita.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku     : Majalah Anak "Kita" Edisi 77
  Penulis Artikel: Kak Tina
  Penerbit       : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta
  Halaman        : 8 - 9

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR (2)

                       KARUNIA-KARUNIA ISTIMEWA
                       ========================

  Alat Peraga:
  ------------
  Bantalan tinta dan kertas.

  Ayat Alkitab:
  -------------
  Roma 12:6-8

  Tema:
  -----
  Setiap orang memiliki karunia-karunia istimewa.

  Penyampaian:
  ------------

  Tidak ada satu orang pun di antara kita yang serupa satu dengan yang
  lain. Masing-masing kita diciptakan istimewa oleh Tuhan.

  Kita bukan saja punya rambut yang berbeda-beda, mata yang berbeda,
  atau lebih tinggi atau lebih pendek dari orang lain, tetapi sidik
  jari kita juga berbeda-beda.

  Perhatikan, saya membuat sidik jari [buat sidik jari dan perlihatkan
  kepada anak-anak]. Sidik jari ini istimewa. Tidak ada satu orang pun
  di dunia ini yang memiliki sidik jari yang sama.

  Masing-masing kita dilahirkan dengan sidik jari sendiri-sendiri.
  Kita juga dilahirkan dengan bakat-bakat khusus. Pada saat kamu
  dilahirkan, orangtuamu belum tahu apakah kamu dapat memainkan piano
  dengan baik, atau menggambar dengan baik, atau menjadi pemain
  sepakbola yang hebat. Tetapi Tuhan tahu. Tuhan telah memberikan
  karunia-karunia khusus kepada tiap-tiap orang dan membuat tiap-tiap
  orang itu istimewa. Tugas kita adalah mengetahui bakat-bakat yang
  kita miliki, lalu berlatih untuk mengembangkan bakat-bakat kita itu.

  Tuhan ingin agar tiap-tiap orang itu istimewa. Kita tidak serupa
  dengan orang lain. Kita tidak boleh meniru-niru orang lain. Tuhan
  menyayangi kita apa adanya.

  Kalau kamu berharap dapat melakukan sesuatu sebaik orang lain, atau
  kamu berharap memiliki sepatu yang bagus seperti milik orang lain,
  ingatlah bahwa Tuhan menciptakan kamu dengan istimewa. Dan Tuhan
  mengasihi kamu apa adanya kamu.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu (Buku 1):
                 Sebuah Sumber Ibadah
  Penulis   : Donna McKee Rhodes
  Penerbit  : Gospel Press
  Halaman   : 115 - 116


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ STOP PRESS!

                   PAKET NATAL 2004 DARI DOMBA KECIL:
                   BAYI YESUS HADIAH YANG MENGAGUMKAN
                   ==================================

  Hadiah terbesar yang pernah Allah berikan kepada manusia adalah bayi
  Yesus lahir ke dunia untuk menjadi Juruselamat manusia. Woow...!!
  Ini baru hadiah yang mengagumkan...!!

  Persiapkan Natal tahun ini bersama anak-anak untuk menerima hadiah
  Allah yang mengagumkan. Kami mengundang para guru sekolah dan
  Sekolah Minggu serta pelayan anak untuk mengikuti presentasi yang
  akan diadakan pada:
     Hari/Tanggal : Sabtu, 6 November 2004
     Waktu        : Pukul 12.00 - 15.30 WIB
     Tempat       : Greenville Maisonette FC-10 Lt. IV
                    Jakarta Barat - INDONESIA

  TOPIK:
  ------
  a. Drama Natal Anak
  b. Peraga Cerita Natal
  c. Peraga Ayat Hafalan Natal
  d. Peraga Lagu Natal
  e. Panggung Boneka Natal
  f. Aktivitas Natal
  g. Ide Hadiah Natal

  KHUSUS:
  -------
  Peserta grup 10 orang dari 1 gereja akan diberikan 1 Paket Natal
  lengkap berisi makalah dan kaset pentas drama Natal Anak, Panggung
  boneka Natal dan Lagu Natal.

  CATATAN:
  --------
  a. Paket Natal lengkap beserta kaset pentas dapat diperoleh pada
     saat presentasi.
  b. Alat Peraga Natal dapat diperoleh pada saat presentasi.

  Jangan lewatkan kesempatan ini, daftarkan diri Anda segera!!

  Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, hubungi:
  Yayasan Domba Kecil                 Tel. (021) 560-2630, 566-8962
  Jl. Tanjung Duren Utara III E/236   Fax. (021) 566-8962
  Jakarta Barat 11470                 info@dombakecil.org
  INDONESIA                           BCA Kepa 198-3-10236-4


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari:
  >Shalom,
  >Aku mengucap syukur atas terbentuknya website ini karena memudahkan
  >aku dalam mencari cerita atau ide-ide lain untuk sekolah minggu dan
  >situs ini banyak menambahkan wawasanku tentang bagaimana melayani
  >sekolah minggu. Tuhan Yesus Memberkati. Maju Terus dalam Tuhan.

  Redaksi:
  Surat di atas kami kutip dari pengunjung situs arsip e-BinaAnak di:
  ==>	http://www.sabda.org/pulikasi/e-binaanak/

  Terima kasih untuk surat Anda :) Kami harap wawasan Anda yang
  semakin luas dalam melayani anak ini dapat menjadi berkat bagi anak-
  anak SM Anda. Bagi-bagikan informasi Anda tentang Situs PEPAK dan
  Publikasi e-BinaAnak kepada rekan-rekan sepelayanan Anda, sehingga
  mereka pun bisa semakin maju dan berkembang dalam pelayanannya.


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

         Jika dengan terlalu rajin kita merusak kesehatan kita
                  dan menganggu humor kita yang baik,
                      biarlah kita melepaskannya.
                        -- Montaigne, Essays --


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
         Staf Redaksi: Davida, Ratri, Tesa, Kristian, dan Oeni
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org