Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/185

e-BinaAnak edisi 185 (9-7-2004)

Ciri-Ciri Anak Batita

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                        Edisi 185/Juli/2004
~~~~~~~~~~~
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Belajar Mengenal Anak Batita
    o/ ARTIKEL (2)          : Memahami Anak Usia Dua dan Tiga Tahun
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Materi Pengajaran Kelas Batita:
                                  Daud dan Goliat
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Daftar Sebagai Anggota Baru
    o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam dalam kasih Kristus,

  Setiap tahapan umur perkembangan seorang anak memiliki ciri-ciri
  khusus yang khas. Pada umumnya para psikolog membedakan tahapan-
  tahapan perkembangan anak dalam empat (4) kelompok, yaitu kelompok
  Batita, Balita, Pratama dan Madya. Masing-masing kelompok dibedakan
  berdasarkan perkembangan fisik, mental, emosi, sosial, dan rohani.
  Nah, bagi Anda yang terlibat dalam pelayanan anak, mengetahui ciri-
  ciri perkembangan usia ini tentu sangat penting. Selain menolong
  memahami anak-anak didik Anda, juga sangat penting untuk menolong
  Anda mengarahkan kemana mereka harus berkembang dan bertumbuh.

  Untuk tujuan di atas maka seluruh edisi e-BinaAnak bulan Juli 2004
  akan kami dedikasikan untuk membahas tema "MENGENAL CIRI-CIRI ANAK".
  Dalam 4 minggu berturut-turut akan dibahas 4 topik sesuai dengan
  kelompok umur anak, yaitu:
     - Minggu I   : Ciri-ciri Anak Batita (1 - 3 tahun)
     - Minggu II  : Ciri-ciri Anak Balita (4 - 5 tahun)
     - Minggu III : Ciri-ciri Anak Pratama (6 - 9 tahun)
     - Minggu IV  : Ciri-ciri Anak Madya (10 - 12 tahun)

  Sebagai topik Minggu I, kita akan membahas tahap pertama dari
  perkembangan anak, yaitu "Anak Batita". Melalui dua artikel yang
  kami sajikan, Anda akan diajak untuk memahami serta mengenal dengan
  lebih mendalam ciri-ciri dari anak batita -- Apa yang mereka
  butuhkan, bagaimana cara batita mengungkapkan apa yang sedang
  dirasakan dan diinginkan, serta bagaimana cara mengenalkan kasih
  Tuhan kepada batita. Silakan simak sajian kami minggu ini.

  Selamat mengenal anak-anak batita Anda!

  Tim Redaksi

    "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu,
          dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+29:17 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL (1)

                     BELAJAR MENGENAL ANAK BATITA
                     ============================

  Masing-masing anak batita memiliki kepribadian yang unik. Walaupun
  dia berbeda dari yang lainnya, dia menjadi dewasa dengan melalui
  tahap-tahap sesuai pertumbuhan jasmani, mental, emosi, sosial, dan
  rohani tertentu. Ciri-ciri khas tertentu terlihat jelas pada tiap
  tahap pertumbuhan.

  Untuk menolong Anda membuat rencana yang lebih berhasil bagi anak-
  anak batita, marilah kita selidiki beberapa ciri khas dari anak
  usia ini dan implikasinya bagi Anda sebagai guru.

  JASMANI
  -------
  Anak usia 2 sampai 3 tahun berada dalam tahap pertumbuhan jasmani
  yang pesat. Oleh karena itu mereka sangat lincah. Sediakanlah
  ruangan yang cukup luas dan banyak kegiatan berguna sebagai penyalur
  tenaga anak-anak -- berbaris, menyanyi, bersajak dengan gerakan,
  bermain, dll. Oleh karena otot besarnya sedang berkembang, maka
  adakan kegiatan-kegiatan yang memperkuat otot-otot tersebut,
  seperti: melompat, meloncat dengan satu kaki, dan merentangkan
  badan. Apabila ia belum dapat mengkoordinasi otot yang lebih halus,
  jangan memaksanya memberi warna atau menggunting di dalam batas-
  batas garis pada sebuah gambar sebab ia belum bisa melakukannya.
  Walaupun anak batita bersemangat dan ingin mempergunakan tubuh,
  mereka cepat merasa lelah. Adakan waktu tenang dan waktu kegiatan
  secara berganti-ganti.

  MENTAL
  ------
  Anak usia 2 dan 3 tahun biasanya mempunyai jangka perhatian yang
  singkat, oleh karena itu jika ada kesempatan, gunakanlah perhatian
  mereka dengan sebaik-baiknya. Adakan kegiatan yang singkat. Sering
  mengulangi kata-kata dari Alkitab, lagu, dan ucapkan sajak dengan
  gerakan. Pengulangan itu penting. Anak batita ingin tahu tentang apa
  yang dilihatnya, dan ingin sekali untuk belajar. Jawab pertanyaannya
  dengan sederhana dan jujur karena dia belajar melalui panca
  inderanya, sediakanlah benda-benda untuk dilihat, diraba, dicium,
  didengar, dan bahkan dikecap. Anak kecil menanggapi dengan lebih
  baik bila kita memperlihatkan bagaimana harus melakukan sesuatu
  daripada hanya sekedar memberi tahu. Pada tingkat usia batita, anak-
  anak suka meniru karena itu berilah teladan yang baik. Berikanlah
  kesaksian Kristen yang baik yang dapat mereka contoh.

  EMOSIONAL
  ---------
  Anak batita adalah makhluk emosional. Mereka mudah merasa gembira
  dan mudah merasa tersinggung. Kadang-kadang mereka mungkin suka
  melawan dan sulit untuk diatur. Kembangkanlah kasih sayang dan
  disiplin serta perhatikanlah apakah mereka letih atau frustasi. Anak
  batita membutuhkan perkenanan orang dewasa. Perlihatkan kepadanya
  bahwa ia adalah penting bagi Anda dengan sering memujinya. Anak
  kecil mungkin juga takut kepada sesuatu yang baru atau tidak
  dikenal. Semua peralatan yang diperlukan hendaknya diletakkan pada
  tempat yang sudah lazim. Bila Anda hendak mengadakan perubahan,
  persiapkanlah mereka secara berangsur-angsur. Rencanakan segala
  sesuatu lebih awal sebab anak batita tidak suka terburu-buru.

  SOSIAL
  ------
  Anak batita agak antisosial. Wajar bagi mereka untuk merasa senang
  bermain sendiri-sendiri (bermain dekat orang lain, bukan dengan
  orang lain) daripada bermain secara berkelompok. Berilah kesempatan
  untuk bermain sendiri, tetapi juga tawarkan kegiatan yang
  mendorongnya untuk berpartisipasi dengan anak-anak lain. Pada usia
  muda seperti ini, cara pemecahan yang terbaik mengenai bermain
  bersama-sama adalah menyediakan beberapa jenis mainan yang serupa
  dan cadangan mainan kesukaan.

  Sikap agresif yang berlebihan terlihat dalam beberapa anak usia 3
  tahun. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk memperoleh perhatian dari
  orang dewasa. Buatlah rencana untuk memberi sedikit perhatian pada
  masing-masing anak secara perorangan selama jam pelajaran. Walaupun
  pada dasarnya anak usia 3 tahun masih memusatkan perhatian pada diri
  sendiri sebenarnya ia makin banyak mau bergaul dengan orang lain.
  Dia menjadi lebih ramah dan mulai menunjukkan perhatian serta kasih
  sayang kepada orang lain.

  ROHANI
  ------
  Salah satu tugas utama dari guru batita adalah memperkenalkan tiap
  anak yang berusia 2 dan 3 tahun dengan kebenaran Alkitab yang di
  kemudian hari akan memotivasi mereka untuk menyerahkan kehidupan
  mereka kepada Tuhan. Sebelum guru dapat melakukannya, ia harus
  menyadari materi apa yang paling tepat untuk usia batita.

  Anak batita dapat belajar tentang Allah -- bahwa Allah menciptakan
  dia dan dunianya dan bahwa Allah mengasihinya. Melalui pelajaran
  tentang alam, perkenalkan anak dengan ciptaan Allah. Dengan
  menggunakan cerita, gambar, percakapan dan contoh -- tolonglah anak
  mengetahui bahwa Allah mengasihinya. Doronglah dia untuk mengucapkan
  sesudah Anda, doa-doa sederhana dengan kata-kata yang dapat
  dimengertinya.

  Anak batita dapat belajar tentang Yesus -- bahwa Yesus Putra
  Allah adalah Temannya yang terbaik. Beritahukan bahwa Yesus pernah
  menjadi anak. Hal ini menolongnya berhubungan dengan Yesus sebagai
  Oknum. Pergunakan ayat-ayat Alkitab, cerita, gambar dan nyanyian
  secara berulang-ulang untuk meyakinkan anak itu bahwa Yesus
  mengasihi dia serta menjadi Teman dan Penolongnya.

  Anak batita dapat belajar tentang Alkitab. Dia bisa mengerti bahwa
  Alkitab adalah sebuah buku istimewa yang mengajarinya semua hal
  tentang Allah. Letakkan Alkitab di tempat yang selalu dapat dilihat
  oleh anak itu dan biarkan Alkitab tetap terbuka pada waktu Anda
  menyampaikan cerita Alkitab.

  Anak batita dapat belajar tentang gerejanya. Dia akan tahu
  bahwa gerejanya adalah tempat istimewa -- tempat di mana ia belajar
  tentang Allah dan di mana ia dibutuhkan dan dikasihi. Sediakan
  berbagai kegiatan yang menyenangkan yang menolong anak menghubungkan
  gereja dengan saat-saat bahagia.

  Bahan diringkas dari sumber:
  Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 2
  Penerbit   : Gandum Mas, Malang, 1986
  Halaman    : 225 - 227


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL (2)

                MEMAHAMI ANAK USIA DUA DAN TIGA TAHUN
                =====================================

  Bagaimanakah anak yang berusia dua tahun itu?
  Bagaimanakah anak yang berusia tiga tahun itu?

  Secara biologis, seorang anak yang berusia dua tahun berat
  keseluruhan tulang, otot, daging, dan darah yang membentuk tubuhnya
  kira-kira 10 kg dan tinggi badannya 70 - 80 cm. Tubuh seorang anak
  berusia dua tahun memiliki jaringan pengangkut yang sangat aktif
  mengangkut darah, air, zat-zat yang tidak dibutuhkan, dan berbagai
  macam cairan lainnya. Tambahkan beratnya 2 atau 3 kg dan tingginya 5
  cm, maka Anda akan mendapatkan anak yang berusia tiga tahun.

  Seorang anak berusia tiga tahun adalah sebuah kabel hidup sejak ia
  bangun dari tidur sampai tidur lagi. Hidup adalah penemuan jati
  diri, yang secara perlahan-lahan mengenalkannya pada dunia. Bahkan
  waktu seminggu atau sebulan bisa menciptakan perbedaan penting dalam
  pola pertumbuhan dari keseluruhan pengembangan pribadinya. Hidup
  dengan anak berusia dua atau tiga tahun tidak pernah membosankan
  tetapi bisa membuat frustrasi bagi mereka yang mempunyai pengertian
  terbatas tentang proses pertumbuhan anak-anak ini.

  Secara mental, seorang anak berusia dua atau tiga tahun seperti
  spons yang menyerap berbagai pengetahuan dan pengertian yang tak
  terhitung banyaknya -- kadang-kadang lebih banyak menyerap
  pengetahuan daripada pemahaman. Inilah saatnya untuk mempelajari
  dasar-dasar hidup, misalnya mengatur kebiasaan makan dan tidur yang
  baik, mengontrol buang air besar dan buang air kecil, memahami
  perintah, bergaul dengan orang lain, dan berbicara dengan baik.
  Banyak hal dipelajari selama masa ini sehingga pada saat seorang
  anak berusia empat tahun, dasar hidupnya sudah terbentuk.

  Secara spiritual, seorang anak berusia dua atau tiga tahun mulai
  punya rasa percaya. Dia siap menerima apa yang dikatakan oleh
  orangtua dan gurunya. Anak-anak seusia ini memiliki rasa ingin tahu
  yang tidak terbatas terutama untuk belajar lebih banyak tentang
  Tuhan dan firman-Nya. Namun ia belum bisa membaca sehingga ia
  tergantung pada bimbingan orang lain, khususnya guru dan
  orangtuanya. Rasa percaya ini membuat anak mudah dibentuk dan
  memberikan kesempatan sekaligus tanggung jawab bagi mereka yang
  mengajarnya.

  Secara sosial, anak yang berusia dua tahun lebih senang menyendiri,
  meskipun mereka berada dalam sebuah kelompok. Pada saat berusia tiga
  tahun, anak sudah mulai bergaul dengan kelompoknya. Ikatan keluarga
  akan sangat kuat pada usia ini dan sebaiknya jangan menariknya
  terlalu kuat pada saat memperkenalkan anak ini dalam sebuah kelompok
  baru. Pada saat bergaul, seorang anak yang berusia dua tahun akan
  merasa jauh lebih nyaman jika bersama dengan keluarganya, khususnya
  bila bersama ibunya.

  Secara temperamen, anak berusia dua tahun, khususnya anak yang
  usianya berada di antara dua sampai tiga tahun, kadang-kadang
  disebut "anak yang tidak bisa diam". Ada alasan yang kuat mengapa
  disebut demikian, yaitu dia menjadi sumber frustasi bagi orang-orang
  di sekitarnya yang mencari kedamaian dan ketenangan.

  Seorang "anak yang tidak bisa diam" kemungkinan bisa menjengkelkan
  karena melakukan hal-hal yang "menjengkelkan", misalnya menghisap
  jempol, ngompol, memencet hidung, berlagak, memegang segala barang,
  merusak semua barang, dan berbagai macam frustrasi yang kreatif
  lainnya. Bagi anak seusia ini hidup itu seperti jalan dua arah yang
  dilaluinya secara bersamaan. Kekuatan untuk memilih jalan mana yang
  terbaik belum cukup terbentuk sehingga anak sering memilih kedua
  jalan. Dengan demikian anak secara konstan "berganti jalur": yang
  semula berjalan menjadi berhenti, dari cara ini pindah ke cara itu,
  mendorong dan menarik dari dalam ke luar, berjalan masuk atau
  keluar, dan bergerak ke atas ataupun ke bawah.

  Orangtua yang frustrasi karena hal tersebut bisa saja dengan mudah
  mengatakan, "Anakku tidak bisa diam" atau bahkan "Anakku nakal" dan
  bahkan mereka juga bisa berkata, "Mengapa anakku tidak bisa seperti
  anak-anak yang lain?". Mereka tidak menyadari bahwa anaknya sama
  seperti anak-anak seumuran lainnya. Mungkin yang dimaksud oleh
  orangtua ini adalah, "Mengapa anak saya tidak bisa seperti orang
  dewasa?".

  Tetapi anak yang baru berusia dua atau tiga tahun bukanlah orang
  dewasa. Secara rasional, kita menyadari bahwa kita ingin mereka
  berperilaku sama seperti anak berusia dua atau tiga tahun bukan
  seperti orang dewasa. Beban untuk memahami terletak pada kita bukan
  pada mereka. Kita harus memahami seperti apa anak berusia dua atau
  tiga tahun itu, bagaimana mereka berperilaku, dan bagaimana mereka
  belajar tentang bagian-bagian tertentu sepanjang perjalanan hidup
  mereka. Dengan demikian, kita bisa dengan penuh antusias
  melaksanakan tugas untuk membimbing mereka.

  PELAJARAN SPIRITUAL BAGI ANAK YANG BERUSIA DUA ATAU TIGA TAHUN

  Anak-anak berusia dua atau tiga tahun sudah siap untuk mempelajari
  kebenaran-kebenaran penting, misalnya: Tuhan mengasihi aku; Tuhan
  yang menciptakan dunia; Tuhan yang menciptakan aku; Tuhan yang
  menjaga aku; Tuhan ingin menolong aku; Tuhan selalu bersamaku; Yesus
  mengasihi aku; Yesus adalah sahabatku; Yesus menjagaku; Yesus adalah
  Juruselamat; Yesus adalah Putra Allah; Tuhan memberiku keluarga;
  Ayah dan ibu menyayangiku; Tuhan ingin aku menyayangi kakak dan
  adikku; Tuhan ingin aku membantu keluargaku; Pakaianku terbuat dari
  binatang dan tumbuhan yang diciptakan oleh Tuhan; Makananku terbuat
  dari tumbuhan dan binatang yang Tuhan ciptakan; Aku bisa berbicara
  dengan Tuhan; Aku bisa meminta bantuan kepada Tuhan; Aku bisa
  mendengarkan Firman Tuhan; atau Gerejaku adalah rumah Tuhan.

  Anak-anak berusia dua atau tiga tahun siap untuk mengekspresikan
  kasih mereka kepada Tuhan dan berbicara kepada-Nya. Mereka sudah
  siap untuk mendengarkan cerita-cerita Alkitab dan mempelajari fakta-
  fakta dan kebenaran-kebenaran Alkitab. Pada awalnya mungkin mereka
  akan sulit membedakan antara Allah dan Yesus. Mereka akan melihat
  banyak gambaran tentang kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari
  mereka di rumah. Jika di rumah mereka memiliki pengalaman buruk
  dengan ayah mereka, mungkin sulit bagi mereka untuk memahami Allah
  sebagai seorang Bapa yang penuh kasih.

  Anak-anak berusia dua atau tiga tahun senang menyanyikan lagu-lagu
  tentang Allah dan hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Mereka
  senang ke Sekolah Minggu dan mengembangkan pikiran tentang rumah
  Tuhan, umat Tuhan, dan Alkitab. Tingkat usia dua atau tiga tahun ini
  sangatlah vital untuk meletakkan dasar kehidupan Kristen yang kuat.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Childhood Education in the Church
  Judul Artikel Asli: Understanding Twos and Thress
  Pengarang         : Robert E. Clark, Joanne Brubaker,
                      and Roy B. Zuck
  Penerbit          : Moody Press, Chicago - USA, 1986
  Halaman           : 99, 100, dan 105


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR

                    MATERI PENGAJARAN KELAS BATITA:
                            DAUD DAN GOLIAT
                    ===============================

  Cara penyampaian Firman Tuhan:
  ------------------------------
  Drama singkat Daud melawan Goliat.

  Usulan penggunaan alat peraga/bantu:
  ------------------------------------
  1. Gembala (Daud)  : topi, tongkat, gitar (atau alat musik lainnya),
                       boneka domba, ketapel, batu, dan tas.
  2. Tentara (Goliat): baju perang, pedang, dan tameng.

  Catatan:
  --------
  Guru yang berperan sebagai Daud sebaiknya lebih kecil dari yang
  berperan sebagai Goliat akan tetapi bila tidak memungkinkan, pemeran
  Goliat dapat naik kursi supaya menimbulkan kesan "lebih besar". Dua
  orang-orangan dari karton (atau boneka), dimana yang satu besar dan
  satunya lagi kecil.

  Proses pengajaran:
  ------------------
  1. Guru memberikan pengantar:
        "Anak-anak, hari ini Ibu/Bapak ingin bercerita tentang seorang
        anak yang sangat berani. Meskipun badannya kecil, dia berani
        melawan orang jahat yang badannya besar sekali (tunjukkan 2
        boneka/orang-orangan dengan ukuran yang sangat kontras). Nah,
        mari kita berkenalan dengan teman kita yang kecil namun berani
        ini.", 2. Tokoh Daud memasuki ruangan sambil menyanyikan lagu "Aku adalah
     Anak Gembala" (yang dipopulerkan kembali baru-baru ini oleh
     penyanyi cilik Tasya). Ajak anak-anak untuk turut menyanyikan
     lagu tersebut. Ceritakan pada anak tentang pekerjaan Daud sebagai
     gembala:
        "Halo anak-anak, namaku Daud. Aku adalah seorang gembala.
        Lihat, ini dombaku, aku yang memelihara mereka. Setiap hari
        aku mengajak domba-dombaku makan rumput dan minum air di
        sungai. Aku juga menjaga mereka supaya tidak diganggu binatang
        yang jahat. Kalau domba-dombaku sedang tidur, aku bernyanyi
        memuji nama Tuhan. Ayo anak-anak mau ikut memuji Tuhan? Kita
        nyanyikan lagu ...." (Pilih satu lagu favorit anak-anak.)
     Kemudian tokoh Daud meninggalkan ruangan.

  3. Guru memberikan sedikit komentar:
        "Wah .... Daud adalah seorang gembala yang baik, dia juga
        seorang anak yang cinta kepada Tuhan. Siapa di sini seperti
        Daud, suka memuji nama Tuhan? (biarkan anak-anak menjawab atau
        mengacungkan tangannya). Ya ... Ibu/Bapak senang sekali
        melihat anak-anak cinta Tuhan semua. Tetapi sayang ... ada
        orang lain yang jahat, yang tidak mau menurut kepada Tuhan.
        Badannya besar, tapi kelakuannya buruk sekali. Namanya
        Goliat.", 4. Tokoh Goliat memasuki ruangan sambil menyanyikan lagu "Aku
     Seorang Kapiten" (syair diganti sbb.: Aku seorang tentara.
     Mempunyai pedang panjang. Kalau berjalan brok brok brok, aku
     seorang tentara.)
        "Ha ha ha ha haa .... Ayo, siapa yang berani melawan aku?
        Badanku besar, semua orang takut padaku. Anak-anak kecil
        (sambil melihat kepada anak-anak) ... katanya kalian percaya
        kepada Tuhan Yesus, ayo kalau berani, sini lawan aku!" (Bila
        ada yang berani mencoba, tidak apa-apa bila tokoh Goliat
        "menggertaknya", tentunya dengan suasana humor sehingga tidak
        menakutkan anak.)

  5. Tokoh Daud masuk ruangan:
        "Wah wah wah ... ada apa ini? Aku dengar ada orang besar yang
        menantang kalian, yah? Biar aku saja yang melawan. Meskipun
        badanku kecil, aku tidak takut, karena Tuhan pasti
        menyertaiku.", 6. Tokoh Goliat:
        "Ha ha ha ha .... Anak kecil seperti ini berani melawan aku?
        Tuhan menyertai? Mana mungkin Tuhan bisa menolong kamu? Tuhan
        kan tidak kelihatan, Tuhan tidak bisa menolong kamu.", 7. Tokoh Daud: (sambil memandang anak-anak).
        "Tenang saja anak-anak, dia belum tahu kalau Tuhan kita, Tuhan
        Yesus, adalah Tuhan yang berkuasa. Aku yakin Tuhan pasti akan
        menolong aku. Nah ... anak-anak jangan takut, lihat saja yah.
        Lalu, dengan sikap berdoa Daud berkata: ´Tuhan, tolonglah aku
        melawan orang jahat ini yang mengejek nama-Mu dan menakut-
        nakuti anak-anak-Mu yang ada di sini. Tolong aku supaya aku
        bisa melawannya dengan kuasa-Mu.´", 8. Peragakan suasana duel, dimana Goliat bersiap-siap dengan
     segala atribut perangnya, dan Daud bersiap dengan ketapelnya.
     Tunjukkan bagaimana Daud melemparkan batu ketapelnya dan mengenai
     kepala Goliat (peragakan dengan melemparkan buntalan kertas yang
     besar sehingga bisa terlihat oleh semua anak).

  9. Goliat jatuh dan tidak bisa bangun lagi. Daud bersorak serta
     memuji Tuhan:
        "Puji Tuhan! Aku bisa melawan orang jahat yang besar ini
        karena pertolongan Tuhan. Ayo anak-anak, semua bangkit
        berdiri, kita berbaris dan menyanyikan lagu "Aku Pahlawan
        Kecil." (Nyayikan lagu tersebut bersama dengan anak-anak.)

 10. Selesai menyanyi, Guru memberikan penjelasan singkat bahwa anak-
     anak tidak perlu takut meski masih kecil karena Tuhan senantiasa
     menyertai dan melindungi mereka semua, sama seperti Daud
     dilindungi dan ditolong oleh Tuhan.

  Ide aktivitas:
  --------------
  Sediakan 2 potong gambar Daud dan Goliat untuk masing-masing anak,
  dimana kedua tokoh tersebut hanya mengenakan celana pendek. Sediakan
  pula atribut keduanya (dalam bentuk potongan gambar terpisah),
  seperti:
  * Untuk Daud  : topi, tongkat, ketapel, baju gembala, dsb.
  * Untuk Goliat: baju tentara, pedang, tameng, ketopong, dsb.
  Minta anak menempelkan atribut tersebut sesuai dengan tokoh yang
  memilikinya.

  Penekanan pelajaran:
  --------------------
  Tuhan Yesus senantiasa menyertai dan menolong anak-anak-Nya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Nama Situs: Situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen)
  Alamat URL: http://www.sabda.org/pepak/pustaka/030191/#3-1
  Pengarang : Meilania (Moderator Milis Diskusi e-BinaGuru)


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Retno M. <maria-ret@>
  >Mengajar SM merupakan pelayanan baru saya. Untuk belajar, teman
  >saya memberikan bina anak yang sudah dijilid untuk saya gunakan
  >sebagai awal belajar mengajar SM. Saya minta agar alamat e-mail
  >saya ini didaftarkan untuk berlangganan bina anak supaya saya juga
  >menerima rutin bina anak. terima kasih untuk bantuannya.

  Redaksi:
  Kami telah mendaftarkan alamat e-mail Anda. Selamat bergabung dengan
  Milis e-BinaAnak! Kami berharap kiriman-kiriman e-BinaAnak dapat
  semakin memotivasi Anda untuk melayani dengan sungguh-sungguh dan
  juga untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Anda dalam
  mengajar SM. Selamat Melayani!


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

                   Rencana pelajaran mingguan saya:
                          Hari ini saya akan
                  membuat usaha khusus untuk membuat
                     murid-murid saya tersenyum.


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
            Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Kristian
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^

Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org