Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/185 |
|
e-BinaAnak edisi 185 (9-7-2004)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 185/Juli/2004 ~~~~~~~~~~~ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Belajar Mengenal Anak Batita o/ ARTIKEL (2) : Memahami Anak Usia Dua dan Tiga Tahun o/ BAHAN MENGAJAR : Materi Pengajaran Kelas Batita: Daud dan Goliat o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Daftar Sebagai Anggota Baru o/ MUTIARA GURU =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih Kristus, Setiap tahapan umur perkembangan seorang anak memiliki ciri-ciri khusus yang khas. Pada umumnya para psikolog membedakan tahapan- tahapan perkembangan anak dalam empat (4) kelompok, yaitu kelompok Batita, Balita, Pratama dan Madya. Masing-masing kelompok dibedakan berdasarkan perkembangan fisik, mental, emosi, sosial, dan rohani. Nah, bagi Anda yang terlibat dalam pelayanan anak, mengetahui ciri- ciri perkembangan usia ini tentu sangat penting. Selain menolong memahami anak-anak didik Anda, juga sangat penting untuk menolong Anda mengarahkan kemana mereka harus berkembang dan bertumbuh. Untuk tujuan di atas maka seluruh edisi e-BinaAnak bulan Juli 2004 akan kami dedikasikan untuk membahas tema "MENGENAL CIRI-CIRI ANAK". Dalam 4 minggu berturut-turut akan dibahas 4 topik sesuai dengan kelompok umur anak, yaitu: - Minggu I : Ciri-ciri Anak Batita (1 - 3 tahun) - Minggu II : Ciri-ciri Anak Balita (4 - 5 tahun) - Minggu III : Ciri-ciri Anak Pratama (6 - 9 tahun) - Minggu IV : Ciri-ciri Anak Madya (10 - 12 tahun) Sebagai topik Minggu I, kita akan membahas tahap pertama dari perkembangan anak, yaitu "Anak Batita". Melalui dua artikel yang kami sajikan, Anda akan diajak untuk memahami serta mengenal dengan lebih mendalam ciri-ciri dari anak batita -- Apa yang mereka butuhkan, bagaimana cara batita mengungkapkan apa yang sedang dirasakan dan diinginkan, serta bagaimana cara mengenalkan kasih Tuhan kepada batita. Silakan simak sajian kami minggu ini. Selamat mengenal anak-anak batita Anda! Tim Redaksi "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+29:17 > =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ ARTIKEL (1) BELAJAR MENGENAL ANAK BATITA ============================ Masing-masing anak batita memiliki kepribadian yang unik. Walaupun dia berbeda dari yang lainnya, dia menjadi dewasa dengan melalui tahap-tahap sesuai pertumbuhan jasmani, mental, emosi, sosial, dan rohani tertentu. Ciri-ciri khas tertentu terlihat jelas pada tiap tahap pertumbuhan. Untuk menolong Anda membuat rencana yang lebih berhasil bagi anak- anak batita, marilah kita selidiki beberapa ciri khas dari anak usia ini dan implikasinya bagi Anda sebagai guru. JASMANI ------- Anak usia 2 sampai 3 tahun berada dalam tahap pertumbuhan jasmani yang pesat. Oleh karena itu mereka sangat lincah. Sediakanlah ruangan yang cukup luas dan banyak kegiatan berguna sebagai penyalur tenaga anak-anak -- berbaris, menyanyi, bersajak dengan gerakan, bermain, dll. Oleh karena otot besarnya sedang berkembang, maka adakan kegiatan-kegiatan yang memperkuat otot-otot tersebut, seperti: melompat, meloncat dengan satu kaki, dan merentangkan badan. Apabila ia belum dapat mengkoordinasi otot yang lebih halus, jangan memaksanya memberi warna atau menggunting di dalam batas- batas garis pada sebuah gambar sebab ia belum bisa melakukannya. Walaupun anak batita bersemangat dan ingin mempergunakan tubuh, mereka cepat merasa lelah. Adakan waktu tenang dan waktu kegiatan secara berganti-ganti. MENTAL ------ Anak usia 2 dan 3 tahun biasanya mempunyai jangka perhatian yang singkat, oleh karena itu jika ada kesempatan, gunakanlah perhatian mereka dengan sebaik-baiknya. Adakan kegiatan yang singkat. Sering mengulangi kata-kata dari Alkitab, lagu, dan ucapkan sajak dengan gerakan. Pengulangan itu penting. Anak batita ingin tahu tentang apa yang dilihatnya, dan ingin sekali untuk belajar. Jawab pertanyaannya dengan sederhana dan jujur karena dia belajar melalui panca inderanya, sediakanlah benda-benda untuk dilihat, diraba, dicium, didengar, dan bahkan dikecap. Anak kecil menanggapi dengan lebih baik bila kita memperlihatkan bagaimana harus melakukan sesuatu daripada hanya sekedar memberi tahu. Pada tingkat usia batita, anak- anak suka meniru karena itu berilah teladan yang baik. Berikanlah kesaksian Kristen yang baik yang dapat mereka contoh. EMOSIONAL --------- Anak batita adalah makhluk emosional. Mereka mudah merasa gembira dan mudah merasa tersinggung. Kadang-kadang mereka mungkin suka melawan dan sulit untuk diatur. Kembangkanlah kasih sayang dan disiplin serta perhatikanlah apakah mereka letih atau frustasi. Anak batita membutuhkan perkenanan orang dewasa. Perlihatkan kepadanya bahwa ia adalah penting bagi Anda dengan sering memujinya. Anak kecil mungkin juga takut kepada sesuatu yang baru atau tidak dikenal. Semua peralatan yang diperlukan hendaknya diletakkan pada tempat yang sudah lazim. Bila Anda hendak mengadakan perubahan, persiapkanlah mereka secara berangsur-angsur. Rencanakan segala sesuatu lebih awal sebab anak batita tidak suka terburu-buru. SOSIAL ------ Anak batita agak antisosial. Wajar bagi mereka untuk merasa senang bermain sendiri-sendiri (bermain dekat orang lain, bukan dengan orang lain) daripada bermain secara berkelompok. Berilah kesempatan untuk bermain sendiri, tetapi juga tawarkan kegiatan yang mendorongnya untuk berpartisipasi dengan anak-anak lain. Pada usia muda seperti ini, cara pemecahan yang terbaik mengenai bermain bersama-sama adalah menyediakan beberapa jenis mainan yang serupa dan cadangan mainan kesukaan. Sikap agresif yang berlebihan terlihat dalam beberapa anak usia 3 tahun. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk memperoleh perhatian dari orang dewasa. Buatlah rencana untuk memberi sedikit perhatian pada masing-masing anak secara perorangan selama jam pelajaran. Walaupun pada dasarnya anak usia 3 tahun masih memusatkan perhatian pada diri sendiri sebenarnya ia makin banyak mau bergaul dengan orang lain. Dia menjadi lebih ramah dan mulai menunjukkan perhatian serta kasih sayang kepada orang lain. ROHANI ------ Salah satu tugas utama dari guru batita adalah memperkenalkan tiap anak yang berusia 2 dan 3 tahun dengan kebenaran Alkitab yang di kemudian hari akan memotivasi mereka untuk menyerahkan kehidupan mereka kepada Tuhan. Sebelum guru dapat melakukannya, ia harus menyadari materi apa yang paling tepat untuk usia batita. Anak batita dapat belajar tentang Allah -- bahwa Allah menciptakan dia dan dunianya dan bahwa Allah mengasihinya. Melalui pelajaran tentang alam, perkenalkan anak dengan ciptaan Allah. Dengan menggunakan cerita, gambar, percakapan dan contoh -- tolonglah anak mengetahui bahwa Allah mengasihinya. Doronglah dia untuk mengucapkan sesudah Anda, doa-doa sederhana dengan kata-kata yang dapat dimengertinya. Anak batita dapat belajar tentang Yesus -- bahwa Yesus Putra Allah adalah Temannya yang terbaik. Beritahukan bahwa Yesus pernah menjadi anak. Hal ini menolongnya berhubungan dengan Yesus sebagai Oknum. Pergunakan ayat-ayat Alkitab, cerita, gambar dan nyanyian secara berulang-ulang untuk meyakinkan anak itu bahwa Yesus mengasihi dia serta menjadi Teman dan Penolongnya. Anak batita dapat belajar tentang Alkitab. Dia bisa mengerti bahwa Alkitab adalah sebuah buku istimewa yang mengajarinya semua hal tentang Allah. Letakkan Alkitab di tempat yang selalu dapat dilihat oleh anak itu dan biarkan Alkitab tetap terbuka pada waktu Anda menyampaikan cerita Alkitab. Anak batita dapat belajar tentang gerejanya. Dia akan tahu bahwa gerejanya adalah tempat istimewa -- tempat di mana ia belajar tentang Allah dan di mana ia dibutuhkan dan dikasihi. Sediakan berbagai kegiatan yang menyenangkan yang menolong anak menghubungkan gereja dengan saat-saat bahagia. Bahan diringkas dari sumber: Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 2 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1986 Halaman : 225 - 227 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ ARTIKEL (2) MEMAHAMI ANAK USIA DUA DAN TIGA TAHUN ===================================== Bagaimanakah anak yang berusia dua tahun itu? Bagaimanakah anak yang berusia tiga tahun itu? Secara biologis, seorang anak yang berusia dua tahun berat keseluruhan tulang, otot, daging, dan darah yang membentuk tubuhnya kira-kira 10 kg dan tinggi badannya 70 - 80 cm. Tubuh seorang anak berusia dua tahun memiliki jaringan pengangkut yang sangat aktif mengangkut darah, air, zat-zat yang tidak dibutuhkan, dan berbagai macam cairan lainnya. Tambahkan beratnya 2 atau 3 kg dan tingginya 5 cm, maka Anda akan mendapatkan anak yang berusia tiga tahun. Seorang anak berusia tiga tahun adalah sebuah kabel hidup sejak ia bangun dari tidur sampai tidur lagi. Hidup adalah penemuan jati diri, yang secara perlahan-lahan mengenalkannya pada dunia. Bahkan waktu seminggu atau sebulan bisa menciptakan perbedaan penting dalam pola pertumbuhan dari keseluruhan pengembangan pribadinya. Hidup dengan anak berusia dua atau tiga tahun tidak pernah membosankan tetapi bisa membuat frustrasi bagi mereka yang mempunyai pengertian terbatas tentang proses pertumbuhan anak-anak ini. Secara mental, seorang anak berusia dua atau tiga tahun seperti spons yang menyerap berbagai pengetahuan dan pengertian yang tak terhitung banyaknya -- kadang-kadang lebih banyak menyerap pengetahuan daripada pemahaman. Inilah saatnya untuk mempelajari dasar-dasar hidup, misalnya mengatur kebiasaan makan dan tidur yang baik, mengontrol buang air besar dan buang air kecil, memahami perintah, bergaul dengan orang lain, dan berbicara dengan baik. Banyak hal dipelajari selama masa ini sehingga pada saat seorang anak berusia empat tahun, dasar hidupnya sudah terbentuk. Secara spiritual, seorang anak berusia dua atau tiga tahun mulai punya rasa percaya. Dia siap menerima apa yang dikatakan oleh orangtua dan gurunya. Anak-anak seusia ini memiliki rasa ingin tahu yang tidak terbatas terutama untuk belajar lebih banyak tentang Tuhan dan firman-Nya. Namun ia belum bisa membaca sehingga ia tergantung pada bimbingan orang lain, khususnya guru dan orangtuanya. Rasa percaya ini membuat anak mudah dibentuk dan memberikan kesempatan sekaligus tanggung jawab bagi mereka yang mengajarnya. Secara sosial, anak yang berusia dua tahun lebih senang menyendiri, meskipun mereka berada dalam sebuah kelompok. Pada saat berusia tiga tahun, anak sudah mulai bergaul dengan kelompoknya. Ikatan keluarga akan sangat kuat pada usia ini dan sebaiknya jangan menariknya terlalu kuat pada saat memperkenalkan anak ini dalam sebuah kelompok baru. Pada saat bergaul, seorang anak yang berusia dua tahun akan merasa jauh lebih nyaman jika bersama dengan keluarganya, khususnya bila bersama ibunya. Secara temperamen, anak berusia dua tahun, khususnya anak yang usianya berada di antara dua sampai tiga tahun, kadang-kadang disebut "anak yang tidak bisa diam". Ada alasan yang kuat mengapa disebut demikian, yaitu dia menjadi sumber frustasi bagi orang-orang di sekitarnya yang mencari kedamaian dan ketenangan. Seorang "anak yang tidak bisa diam" kemungkinan bisa menjengkelkan karena melakukan hal-hal yang "menjengkelkan", misalnya menghisap jempol, ngompol, memencet hidung, berlagak, memegang segala barang, merusak semua barang, dan berbagai macam frustrasi yang kreatif lainnya. Bagi anak seusia ini hidup itu seperti jalan dua arah yang dilaluinya secara bersamaan. Kekuatan untuk memilih jalan mana yang terbaik belum cukup terbentuk sehingga anak sering memilih kedua jalan. Dengan demikian anak secara konstan "berganti jalur": yang semula berjalan menjadi berhenti, dari cara ini pindah ke cara itu, mendorong dan menarik dari dalam ke luar, berjalan masuk atau keluar, dan bergerak ke atas ataupun ke bawah. Orangtua yang frustrasi karena hal tersebut bisa saja dengan mudah mengatakan, "Anakku tidak bisa diam" atau bahkan "Anakku nakal" dan bahkan mereka juga bisa berkata, "Mengapa anakku tidak bisa seperti anak-anak yang lain?". Mereka tidak menyadari bahwa anaknya sama seperti anak-anak seumuran lainnya. Mungkin yang dimaksud oleh orangtua ini adalah, "Mengapa anak saya tidak bisa seperti orang dewasa?". Tetapi anak yang baru berusia dua atau tiga tahun bukanlah orang dewasa. Secara rasional, kita menyadari bahwa kita ingin mereka berperilaku sama seperti anak berusia dua atau tiga tahun bukan seperti orang dewasa. Beban untuk memahami terletak pada kita bukan pada mereka. Kita harus memahami seperti apa anak berusia dua atau tiga tahun itu, bagaimana mereka berperilaku, dan bagaimana mereka belajar tentang bagian-bagian tertentu sepanjang perjalanan hidup mereka. Dengan demikian, kita bisa dengan penuh antusias melaksanakan tugas untuk membimbing mereka. PELAJARAN SPIRITUAL BAGI ANAK YANG BERUSIA DUA ATAU TIGA TAHUN Anak-anak berusia dua atau tiga tahun sudah siap untuk mempelajari kebenaran-kebenaran penting, misalnya: Tuhan mengasihi aku; Tuhan yang menciptakan dunia; Tuhan yang menciptakan aku; Tuhan yang menjaga aku; Tuhan ingin menolong aku; Tuhan selalu bersamaku; Yesus mengasihi aku; Yesus adalah sahabatku; Yesus menjagaku; Yesus adalah Juruselamat; Yesus adalah Putra Allah; Tuhan memberiku keluarga; Ayah dan ibu menyayangiku; Tuhan ingin aku menyayangi kakak dan adikku; Tuhan ingin aku membantu keluargaku; Pakaianku terbuat dari binatang dan tumbuhan yang diciptakan oleh Tuhan; Makananku terbuat dari tumbuhan dan binatang yang Tuhan ciptakan; Aku bisa berbicara dengan Tuhan; Aku bisa meminta bantuan kepada Tuhan; Aku bisa mendengarkan Firman Tuhan; atau Gerejaku adalah rumah Tuhan. Anak-anak berusia dua atau tiga tahun siap untuk mengekspresikan kasih mereka kepada Tuhan dan berbicara kepada-Nya. Mereka sudah siap untuk mendengarkan cerita-cerita Alkitab dan mempelajari fakta- fakta dan kebenaran-kebenaran Alkitab. Pada awalnya mungkin mereka akan sulit membedakan antara Allah dan Yesus. Mereka akan melihat banyak gambaran tentang kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari mereka di rumah. Jika di rumah mereka memiliki pengalaman buruk dengan ayah mereka, mungkin sulit bagi mereka untuk memahami Allah sebagai seorang Bapa yang penuh kasih. Anak-anak berusia dua atau tiga tahun senang menyanyikan lagu-lagu tentang Allah dan hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Mereka senang ke Sekolah Minggu dan mengembangkan pikiran tentang rumah Tuhan, umat Tuhan, dan Alkitab. Tingkat usia dua atau tiga tahun ini sangatlah vital untuk meletakkan dasar kehidupan Kristen yang kuat. Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Childhood Education in the Church Judul Artikel Asli: Understanding Twos and Thress Pengarang : Robert E. Clark, Joanne Brubaker, and Roy B. Zuck Penerbit : Moody Press, Chicago - USA, 1986 Halaman : 99, 100, dan 105 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ BAHAN MENGAJAR MATERI PENGAJARAN KELAS BATITA: DAUD DAN GOLIAT =============================== Cara penyampaian Firman Tuhan: ------------------------------ Drama singkat Daud melawan Goliat. Usulan penggunaan alat peraga/bantu: ------------------------------------ 1. Gembala (Daud) : topi, tongkat, gitar (atau alat musik lainnya), boneka domba, ketapel, batu, dan tas. 2. Tentara (Goliat): baju perang, pedang, dan tameng. Catatan: -------- Guru yang berperan sebagai Daud sebaiknya lebih kecil dari yang berperan sebagai Goliat akan tetapi bila tidak memungkinkan, pemeran Goliat dapat naik kursi supaya menimbulkan kesan "lebih besar". Dua orang-orangan dari karton (atau boneka), dimana yang satu besar dan satunya lagi kecil. Proses pengajaran: ------------------ 1. Guru memberikan pengantar: "Anak-anak, hari ini Ibu/Bapak ingin bercerita tentang seorang anak yang sangat berani. Meskipun badannya kecil, dia berani melawan orang jahat yang badannya besar sekali (tunjukkan 2 boneka/orang-orangan dengan ukuran yang sangat kontras). Nah, mari kita berkenalan dengan teman kita yang kecil namun berani ini.", 2. Tokoh Daud memasuki ruangan sambil menyanyikan lagu "Aku adalah Anak Gembala" (yang dipopulerkan kembali baru-baru ini oleh penyanyi cilik Tasya). Ajak anak-anak untuk turut menyanyikan lagu tersebut. Ceritakan pada anak tentang pekerjaan Daud sebagai gembala: "Halo anak-anak, namaku Daud. Aku adalah seorang gembala. Lihat, ini dombaku, aku yang memelihara mereka. Setiap hari aku mengajak domba-dombaku makan rumput dan minum air di sungai. Aku juga menjaga mereka supaya tidak diganggu binatang yang jahat. Kalau domba-dombaku sedang tidur, aku bernyanyi memuji nama Tuhan. Ayo anak-anak mau ikut memuji Tuhan? Kita nyanyikan lagu ...." (Pilih satu lagu favorit anak-anak.) Kemudian tokoh Daud meninggalkan ruangan. 3. Guru memberikan sedikit komentar: "Wah .... Daud adalah seorang gembala yang baik, dia juga seorang anak yang cinta kepada Tuhan. Siapa di sini seperti Daud, suka memuji nama Tuhan? (biarkan anak-anak menjawab atau mengacungkan tangannya). Ya ... Ibu/Bapak senang sekali melihat anak-anak cinta Tuhan semua. Tetapi sayang ... ada orang lain yang jahat, yang tidak mau menurut kepada Tuhan. Badannya besar, tapi kelakuannya buruk sekali. Namanya Goliat.", 4. Tokoh Goliat memasuki ruangan sambil menyanyikan lagu "Aku Seorang Kapiten" (syair diganti sbb.: Aku seorang tentara. Mempunyai pedang panjang. Kalau berjalan brok brok brok, aku seorang tentara.) "Ha ha ha ha haa .... Ayo, siapa yang berani melawan aku? Badanku besar, semua orang takut padaku. Anak-anak kecil (sambil melihat kepada anak-anak) ... katanya kalian percaya kepada Tuhan Yesus, ayo kalau berani, sini lawan aku!" (Bila ada yang berani mencoba, tidak apa-apa bila tokoh Goliat "menggertaknya", tentunya dengan suasana humor sehingga tidak menakutkan anak.) 5. Tokoh Daud masuk ruangan: "Wah wah wah ... ada apa ini? Aku dengar ada orang besar yang menantang kalian, yah? Biar aku saja yang melawan. Meskipun badanku kecil, aku tidak takut, karena Tuhan pasti menyertaiku.", 6. Tokoh Goliat: "Ha ha ha ha .... Anak kecil seperti ini berani melawan aku? Tuhan menyertai? Mana mungkin Tuhan bisa menolong kamu? Tuhan kan tidak kelihatan, Tuhan tidak bisa menolong kamu.", 7. Tokoh Daud: (sambil memandang anak-anak). "Tenang saja anak-anak, dia belum tahu kalau Tuhan kita, Tuhan Yesus, adalah Tuhan yang berkuasa. Aku yakin Tuhan pasti akan menolong aku. Nah ... anak-anak jangan takut, lihat saja yah. Lalu, dengan sikap berdoa Daud berkata: ´Tuhan, tolonglah aku melawan orang jahat ini yang mengejek nama-Mu dan menakut- nakuti anak-anak-Mu yang ada di sini. Tolong aku supaya aku bisa melawannya dengan kuasa-Mu.´", 8. Peragakan suasana duel, dimana Goliat bersiap-siap dengan segala atribut perangnya, dan Daud bersiap dengan ketapelnya. Tunjukkan bagaimana Daud melemparkan batu ketapelnya dan mengenai kepala Goliat (peragakan dengan melemparkan buntalan kertas yang besar sehingga bisa terlihat oleh semua anak). 9. Goliat jatuh dan tidak bisa bangun lagi. Daud bersorak serta memuji Tuhan: "Puji Tuhan! Aku bisa melawan orang jahat yang besar ini karena pertolongan Tuhan. Ayo anak-anak, semua bangkit berdiri, kita berbaris dan menyanyikan lagu "Aku Pahlawan Kecil." (Nyayikan lagu tersebut bersama dengan anak-anak.) 10. Selesai menyanyi, Guru memberikan penjelasan singkat bahwa anak- anak tidak perlu takut meski masih kecil karena Tuhan senantiasa menyertai dan melindungi mereka semua, sama seperti Daud dilindungi dan ditolong oleh Tuhan. Ide aktivitas: -------------- Sediakan 2 potong gambar Daud dan Goliat untuk masing-masing anak, dimana kedua tokoh tersebut hanya mengenakan celana pendek. Sediakan pula atribut keduanya (dalam bentuk potongan gambar terpisah), seperti: * Untuk Daud : topi, tongkat, ketapel, baju gembala, dsb. * Untuk Goliat: baju tentara, pedang, tameng, ketopong, dsb. Minta anak menempelkan atribut tersebut sesuai dengan tokoh yang memilikinya. Penekanan pelajaran: -------------------- Tuhan Yesus senantiasa menyertai dan menolong anak-anak-Nya. Bahan diedit dari sumber: Nama Situs: Situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen) Alamat URL: http://www.sabda.org/pepak/pustaka/030191/#3-1 Pengarang : Meilania (Moderator Milis Diskusi e-BinaGuru) =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Retno M. <maria-ret@> >Mengajar SM merupakan pelayanan baru saya. Untuk belajar, teman >saya memberikan bina anak yang sudah dijilid untuk saya gunakan >sebagai awal belajar mengajar SM. Saya minta agar alamat e-mail >saya ini didaftarkan untuk berlangganan bina anak supaya saya juga >menerima rutin bina anak. terima kasih untuk bantuannya. Redaksi: Kami telah mendaftarkan alamat e-mail Anda. Selamat bergabung dengan Milis e-BinaAnak! Kami berharap kiriman-kiriman e-BinaAnak dapat semakin memotivasi Anda untuk melayani dengan sungguh-sungguh dan juga untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Anda dalam mengajar SM. Selamat Melayani! =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ MUTIARA GURU Rencana pelajaran mingguan saya: Hari ini saya akan membuat usaha khusus untuk membuat murid-murid saya tersenyum. =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Kristian Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA http://www.sabda.org/ylsa =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |