Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/169 |
|
e-BinaAnak edisi 169 (19-3-2004)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 169/Maret/2004 ~~~~~~~~~~~ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Membina Disiplin dengan Memberi Teladan o/ TIPS MENGAJAR : Menanamkan Disiplin Secara Alkitabiah o/ BAHAN MENGAJAR : Belajar tentang Disiplin o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Surat untuk Tim PEPAK o/ MUTIARA GURU =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, Pembahasan kita mengenai "Menanamkan Sikap Positif pada Anak" masih kita lanjutkan minggu ini. Setelah kita membicarakan tentang bagaimana mengajarkan anak memiliki sikap bersyukur dan jujur, minggu ini kita akan membicarakan tentang sikap disiplin. Disiplin sering diartikan dengan "ketegasan" dan "kekerasan". Banyak yang menganggap bahwa satu-satunya cara untuk mendisiplin seorang anak adalah dengan menggunakan "rotan" atau dengan kata-kata kasar yang keras. Mungkin itu bisa berhasil, tapi cara menanamkan disiplin seperti itu bisa menimbulkan luka batin dalam hati anak-anak kita. Akibatnya bukan rasa disiplin yang tumbuh dalam diri mereka tetapi malah menimbulkan jiwa pembrontakan atau gangguan emosi lainnya. Dalam edisi ini kita akan belajar tentang bagaimana seharusnya kita sebagai orangtua maupun pelayan anak menanamkan disiplin dalam diri anak-anak. Kapan kita dapat menggunakan "rotan" atau kekerasan dan kapan kita harus menggunakan kata-kata yang lemah lembut? Bagaimana mendidik anak disiplin dengan cara Alkitab? Untuk mendapatkan jawaban-jawabannya, simaklah seluruh sajian kami minggu ini dan dapatkan wawasan baru di dalamnya. Selamat mengajar dan menjadi teladan! Tim Redaksi "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+22:6 > =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ ARTIKEL MEMBINA DISIPLIN DENGAN MEMBERI TELADAN ======================================= Pada hakekatnya, manusia itu adalah merupakan "kesatuan". Apalagi seorang anak, ia selalu membuktikan bahwa dirinya selalu bereaksi sebagai suatu keutuhan, suatu kesatuan. Jika phisiknya dirangsang segenap pribadinya beraksi. Namun demikian kita juga dapat menarik kesimpulan, jika ada salah satu peristiwa yang menarik perhatiannya, ini dengan sendirinya merupakan pusat segala kegiatannya. Pendidikan yang baik, adalah pendidikan yang seimbang, di mana sekolah dan rumah tangga yang mendidik anak dalam ilmu pengetahuan saja tidaklah ideal, sebab suatu saat si anak akan mengalami kesukaran dalam hidupnya. Kesabaran adalah modal besar bagi orangtua dalam mendidik anak. Seorang sabar akan lebih berhasil dalam mendidik anaknya daripada seorang pemarah, walaupun ia mempunyai alat peraga yang lengkap. Karena walau bagaimanapun juga tidaklah tepat kalau anda hanya menyuruh atau memarahi mereka saja tanpa memberikan bimbingan, atau tuntutan langsung kepada mereka. Kalau kita perhatikan, tidak jarang anak-anak yang sulit mengikuti atau mematuhi cara hidup teratur yang telah ditetapkan. Dalam hal semacam ini, orangtua haruslah menginstrospeksi diri, apakah merekapun sudah berbuat atau sudah menunjukkan pola hidup yang teratur? Seandainya orangtua menghendaki agar putera-puterinya menyimpan tas, pakaian, sepatu dan alat-alat main pada tempat yang telah disediakan, maka sebagai orangtua, mereka juga harus melakukan hal yang sama. Sebab tanpa teladan orangtua secara konsisten, akan sangat sukar diharapkan keteraturan hidup dari anak. Pada dasarnya mencegah timbulnya bentuk pelanggaran itu lebih baik daripada menjatuhkan hukuman atas suatu pelanggaran. Untuk itu setidak-tidaknya anak perlu tahu dan mematuhi peraturan dasar. Orangtua seyogyanya dapat memberikan pertolongan yang maksimal kepada anak, dan pertolongan yang kita berikan itu hendaklah bisa menjadi bantuan atau dorongan bagi si anak untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk dirinya. Hal seperti ini akan dapat menimbulkan perasaan dalam diri si anak, bahwa daripadanya diharapkan sesuatu. Tetapi apa yang kita harapkan itu adalah hal-hal yang sesuai dengan apa yang sanggup mereka lakukan. Dengan perkataan lain, bantulah anak anda paling tidak untuk bisa mengurus dirinya sendiri. Pada umumnya mendidik atau mengajar anak dengan memberikan suatu teladan akan lebih berhasil daripada sekedar memberitahukan segala peraturan dan nasihat tanpa memberi contoh langsung dari orangtuanya. Sebaliknya orangtua akan lebih tidak berhasil dalam mendidik seorang anak, jika isi perkataannya bertentangan dengan perbuatan atau sikap hidupnya. Sebagai misal, ibu dan bapak Subagio melarang anak-anak mereka untuk membakar petasan. Tetapi bilamana bapak Subagio pergi ke luar kota, ibu Subagio memperbolehkan anak-anak tersebut membakar petasan dengan satu syarat, mereka tidak boleh memberitahukan hal ini kepada ayah, jika seandainya ayahnya nanti pulang dari luar kota. Barangkali di sinilah mulai diterapkan satu pelajaran "penipuan" yang diajarkan dengan cukup berhasil kepada anak-anaknya, maka akibatnya, si anak akan mulai belajar menipu, dengan mulai menutup- nutupi kesalahan, si anak akan mulai memberitahukan segala sesuatu kepada orangtuanya yang sangat berlainan dengan hal yang sebenarnya. Semuanya ia lakukan dengan tidak mempunyai perasaan bersalah sedikitpun. Inilah satu hal yang nyata-nyata harus kita hindari, sebelum si anak lebih jauh melakukan hal-hal yang akan merugikan dirinya sendiri. Anak-anak adalah bagaikan sebuah cermin kecil yang sempurna, yang akan membayangkan bayangan segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Kebisaan dan tingkah laku orangtua akan kelihatan oleh mereka. Kalau orangtua tersenyum tatkala ia bicara, besar kemungkinan anak itupun akan tersenyum ketika ia menjawab. Kalau orangtua banyak mengomel dan cerewet, maka anak itu mungkin akan merajuk dan cengeng. Pokoknya segala apa yang dilihat, didengar, dan dialami si anak, maka sedikit demi sedikit akan mempengaruhi sikap dan perbuatannya. Sebaiknya hindarkan keterlaluan dalam disiplin. Sedikit demi sedikit pimpinlah anak itu supaya berpikir dan menimbang buat dirinya sendiri, hingga dapat memerintahkan dirinya dengan selamat. Anak-anak yang memasuki usia remaja membutuhkan sekali petunjuk dan bimbingan dari orangtua. Mereka sedang dalam masa mencari jalan mereka sendiri, sedang mencari identitas diri mereka sendiri, oleh karena itu kalau mereka tidak mendapatkan petunjuk dari orangtua, maka mereka akan mencari petunjuk dari luar, yang justru biasa berakibat fatal. Untuk itu orangtua yang bijaksana akan senantiasa memberikan bimbingan serta mengarahkan putera-puterinya ke arah lebih baik, tentunya dengan disertai perbuatan yang nyata dan positif, guna diteladani oleh anak-anak mereka. Sumber: Judul Buku: Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga Penulis : Alex Sobur Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 1987 Halaman : 53 - 55 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ TIPS MENGAJAR Bagaimana cara menanamkan disiplin dengan cara yang benar dan berpedoman pada firman Tuhan? Temukan jawabannya dalam tips berikut ini. MENANAMKAN DISIPLIN SECARA ALKITABIAH ===================================== Alkitab menguraikan dengan jelas tentang prinsip disiplin, khususnya kitab Amsal. Di bawah ini dikutip ayat-ayat yang berhubungan dengan konsep mendisiplin anak. 1. Amsal 23:13-14: "Jangan menolak didikan dari anakmu, ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.", 2. Amsal 29:15: "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.", 3. Amsal 22:15: "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.", 4. Amsal 3:11-12: "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.", 5. Wahyu 3:19: "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah.", 6. Ibrani 12:7: "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar ayahnya?", 7. Ibrani 12:10,11: "..., tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian di dalam kekudusan-Nya.", 8. Amsal 22:6: "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu." KONSEP ALKITAB 1. Dasarnya adalah kasih. ---------------------- Mendisiplinkan anak harus didasari atas kasih, mendisiplin di luar kasih hanyalah sekadar sikap emosional dan motivasi yang jahat. Jika tidak ada petunjuk yang tepat, itu hanya sikap negatif dan bukan positif. Kasih harus merupakan pusat dari segala disiplin. 2. Memukul dengan tepat. --------------------- Alkitab mengizinkan orangtua untuk memukul anak, tetapi bukan melukai. Pukulan yang berlebihan akan merusak anak dan itu bukan ajaran Tuhan Yesus. 3. Jangan mengutuk. ---------------- Mengutuk anak ditentang oleh Alkitab, sebab membuat anak dikelabui oleh kebodohan. Lebih baik dengan tongkat memukul mereka untuk mencegah mereka melakukan hal yang jahat. Jangan mengutuk anak untuk melakukan yang bobrok. Mengasihi anak harus juga mendisiplin mereka. 4. Menghormati dengan sikap. ------------------------- Pendidik harus sadar bahwa ia bukanlah orang yang sempurna. Kadang ia dapat melakukan keputusan yang salah, akan tetapi seorang anak masih polos, murni, dan lucu. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita harus seperti anak-anak, jika tidak, kita tidak akan masuk Kerajaan Surga. Dengan rela merendahkan diri, kita akan dapat banyak belajar dari anak-anak. Mengajarlah dengan sikap yang hormat, dan itu akan mengurangi banyak kesalahan. 5. Mengajar dengan utuh. --------------------- Mendisiplinkan anak adalah proses mendidik dan membina, serta mengarahkan melalui perkataan, pembinaan, pendampingan, penginsafan, dan pemberian contoh. 6. Memberi petunjuk jalan mana yang harus dijalani. ------------------------------------------------ Amsal memberitahukan, "Didik anak di jalan yang benar." Apakah yang dimaksud dengan jalan yang benar itu? Inti ajaran Taurat menyimpulkan supaya kita "mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi" dan "mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Markus 12:30,31). Tidak ada hukum yang lebih besar dari hukum ini. Anak harus diajar terlebih dahulu untuk mengasihi dan menghormati Allah sebab takut akan Allah merupakan segala sumber dari hikmat (Amsal 9:10). Mendidik mereka untuk mengasihi dan menghormati orang lain, orang dewasa, penguasa, dan yang lemah, mengajar mereka mengasihi diri sendiri. Seorang yang mengasihi diri sendiri dan menghormati orang lain akan menjadi manusia yang bertanggung jawab dan dengan sehat ia bertumbuh. 7. Menyerahkan segala sesuatu pada Tuhan. -------------------------------------- Alkitab berjanji, apabila anak dididik dengan baik dan dalam jalan yang benar, mereka tidak akan menyeleweng. Ini adalah satu hiburan yang menguatkan, dorongan yang besar untuk menyerahkan anak kepada Tuhan, berdoa untuk mereka dan yakin seperti yang dikatakan dalam Efesus 3:20 -- "Bagi Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan dan pikirkan, seperti ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita." Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Menerobos Dunia Anak Judul Artikel Asli: Prinsip Disiplin -- Prinsip Alkitab Penulis : Dr. Mary Go Setiawan Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000 Halaman : 65 - 67 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ BAHAN MENGAJAR Pelajaran berikut ini merupakan pelajaran berseri selama 6 hari yang dapat dipakai orangtua dan juga para pelayan anak dalam usaha menanamkan sikap disiplin dengan cara lain, bukan hanya dengan hukuman dan kemarahan. BELAJAR TENTANG DISIPLIN ======================== Refleksi untuk Orangtua: ------------------------ Banyak orang mengira disiplin adalah kata lain dari hukuman. Ini tidak benar karena hukuman mengarah kepada perubahan perilaku, sedangkan disiplin diberikan agar terjadi perubahan hati. Kita tahu bahwa perubahan hati pada akhirnya akan mengarah pada perubahan perilaku, namun perubahan perilaku belum tentu membawa perubahan hati. Kita dapat melarang Anthony kecil menuang susu (hukuman), atau kita dapat membeli susu dengan kemasan lebih kecil, menandai gelas dengan garis tanda sudah penuh dan menunjukkan kepadanya di mana kita menyimpan lap dan cairan pembersih meja (disiplin). Dalam bukunya "Making All Things New" (Menjadikan Segala Sesuatu Baru), Henri Nowen mengatakan bahwa "disiplin adalah sisi lain dari pemuridan. Melakukan kedisiplinan secara rohani membuat kita lebih peka terhadap suara Allah yang merdu dan lembut." Kita begitu sibuk sehingga kita tidak lagi sempat mencari hal-hal yang rohani. Kita perlu disiplin karena kita perlu belajar mendengarkan Allah. Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga: ---------------------------------------- Berapa lama kamu dapat menahan napas? Dapatkah kamu tidak berbicara satu patah kata pun selama lima menit? Apakah kamu segera mengerjakan semua pekerjaan rumah sepulang dari sekolah? Dapatkah kamu bermain lompat tali atau mengendarai sepeda? Dapatkah jari jarimu membuat bunyi-bunyian tertentu, dapatkah kamu bersiul atau meniup permen karet? Mempelajari semua ketrampilan ini membutuhkan kedisiplinan. Membutuhkan banyak latihan, sedikit frustrasi dan mungkin lecet-lecet di lutut hingga dapat berhasil. Disiplin diterapkan dengan maksud agar kamu dapat melakukan hal-hal indah yang selalu ingin kamu lakukan dan agar kamu puas terhadap diri sendiri apabila berhasil melakukannya. Selain itu juga untuk mempersiapkan dirimu menjadi seseorang yang dikehendaki Allah. Kadang-kadang kedisiplinan sukar diterapkan, tetapi itulah jalan yang menjamin kita sampai ke tujuan. Pelajaran: ---------- HARI KE-1: ALLAH MEMPERLENGKAPI MUSA (Keluaran 3:9-12, 4:1-5, 10-17) Allah menampakkan diri kepada Musa dalam semak duri yang menyala di GunungHoreb, dan memanggil Musa untuk pergi ke Mesir dan membebaskan Bangsa Israel dari perbudakan. 1. Bagaimana tanggapan Allah setiap kali Musa menyatakan ketakutan dan ketidakpastiannya? 2. Terkadang kita merasa bahwa pekerjaan yang harus kita lakukan terlalu sukar. Pekerjaan apa yang saat ini kamu rasa terlalu sukar? Diskusikanlah bagaimana Anda sekeluarga dapat saling membantu agar pekerjaan itu bisa diselesaikan. HARI KE-2: ANAK YANG BIJAK (Amsal 13:1-4) Amsal memuat banyak pepatah. Tujuan penulisan kitab ini adalah untuk memberi pengertian kepada orang muda agar mampu mengarungi kehidupan. 1. Nafsu siapakah yang dipuaskan dalam ayat-ayat ini? Apa makna ayat- ayat ini bagimu? 2. Hal-hal apa yang orang lain kerjakan untukmu, yang seandainya kamu tahu bagaimana melakukannya maka kamu ingin mengerjakannya sendiri? Bagaimana kamu akan belajar untuk mengerjakannya? HARI KE-3: PERKATAAN KITA DIPERHITUNGKAN (Amsal 15:1-5) 1. Apa perbedaan antara lidah orang bijak dengan mulut orang bebal? 2. Pernahkah kamu kehilangan kesabaran dan mengucapkan kata kata yang sebenarnya tidak ingin kamu ucapkan? Apa yang terjadi antara kamu dengan orang yang mendengar ucapanmu itu? Adakah cara lain yang dapat kamu pakai untuk menanganinya? HARI KE-4: YESUS DICOBAI (Lukas 4:1-13) 1. Bagaimana tanggapan Yesus setiap kali Iblis mencobai Dia? 2. Yesus telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala sesuatu yang akan dihadapi-Nya di dunia. Bagaimana kamu mempersiapkan dirimu? HARI KE-5: MURID-MURID BERTENGKAR (Markus 9:33-37) Yesus baru saja menyembuhkan seorang anak yang bisu dan tuli. Dia dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan menuju ke Kapernaum. 1. Apa yang dipertengkarkan oleh murid-murid? 2. Yesus lebih memperhatikan masalah yang dipertengkarkan dan bukan sikap para murid. Bicarakanlah mengenai pertengkaran yang kamu alami akhir-akhir ini. Apa yang lebih kamu perhatikan, sikap orang yang bertengkar denganmu atau masalah yang dipertengkarkan? HARI KE-6: DISIPLIN DALAM PELAYANAN KRISTEN (1Timotius 4:1-16) 1. Apa yang harus kita pegang teguh dan kita ajarkan pada orang lain? 2. Bagaimana keluarga Anda dapat memperlengkapi diri untuk hidup dekat dengan Allah? Apa hal-hal lain yang dapat Anda gali bersama? Aktivitas Khusus: Menulis Buku Harian ------------------------------------- Salah satu dari latihan kedisiplinan yang banyak membantu dan telah saya kembangkan adalah menulis buku harian. Saya memulai setiap halaman dengan "Allah terkasih." Kadang-kadang ada derai air mata sementara saya menuangkan ketakutan serta kerinduan saya yang terdalam. Buku harian saya merupakan rekaman doa-doa dan pergumulan saya bersama Allah. Minggu ini, berikan pada setiap orang beberapa lembar kertas untuk dipakai sebagai catatan harian. Setiap hari tulislah atau buatlah gambar mengenai kehidupanmu. Ungkapkanlah apa yang ada dalam hatimu kepada Bapa Surgawi dengan cara yang paling cocok untukmu. Pada akhir minggu, bicarakanlah pengalaman Anda menulis buku harian. Beri kesempatan kepada setiap anggota keluarga yang ingin membagikan apa yang ditulisnya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Belajar Bersama Penulis : Janice Y. Cook Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999 Halaman : 64 - 66 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Eva Regar <evaregar9257@> >terima kasih atas pelajaran yang telah saya dapatkan tentang >kegiatan dengan memakai alkitab. Tuhan memberkati pelayanan >pepak, jika boleh saya kan belajar lebih banyak lagi melalui >pelayanan pepak > >salam dalam Tuhan Redaksi: Tujuan dibangunnya Situs PEPAK memang untuk melengkapi para pelayan anak agar dapat melakukan tugas pelayanan dengan lebih baik. Kami sangat bersyukur situs PEPAK telah menolong Anda, kami harap ada lebih banyak pelayan anak lain yang bisa mendapatkan berkat darinya. Sudahkah Anda membagikan berkat yang Anda terima ke rekan-rekan Anda yang lain? =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ MUTIARA GURU Rencana pelajaran harian saya: Hari ini saya mengerti bahwa perbuatan saya jelas akan berbicara lebih jelas dibandingkan kata-kata saya -- mudah-mudahan perbuatan saya mulia. =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Staf Redaksi: Davida, Oeni, dan Ratri Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |