Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/149 |
|
e-BinaAnak edisi 149 (23-10-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 149/Oktober/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Anak Hiperaktif o/ TIPS MENGAJAR (1) : Menghadapi Anak Hiperaktif dalam Kelas o/ TIPS MENGAJAR (2) : Tips untuk Orangtua yang Memiliki Anak Hiperaktif o/ AKTIVITAS : Permainan: Berlakulah Baik kepada Semua Orang o/ STOP PRESS! : Paket Natal 2003 Surabaya: Yesus Kristus Sang Raja o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Tanggapan Mengenai Gerakan Orangtua Asuh ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam penyertaan kasih Yesus Kristus, Biasanya guru-guru Sekolah Minggu merasa sangat terganggu dengan keberadaan anak-anak hiperaktif di kelasnya, sehingga tak jarang anak-anak ini akhirnya disalah mengerti dan diberi label "anak yang tidak bisa diam" atau bahkan lebih buruk lagi "anak nakal". Memberi label "anak nakal" kepada anak hiperaktif tanpa mengetahui lebih dahulu keadaan sebenarnya dari seorang anak hiperaktif sangatlah gegabah. Selain buruk untuk anak yang bersangkutan, juga sangat tidak adil. Melalui topik "Masalah Anak yang Hiperaktif", kami berharap guru- guru SM akan lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi pada anak- anak yang hiperaktif. Bagi guru-guru atau orang tua yang memiliki anak seperti yang dijelaskan dalam tulisan Dr. Mary Go Setiawani, kiranya jangan langsung panik. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Bacalah seluruh artikel dan dua tips yang kami sajikan minggu ini, kami yakin Anda akan memiliki pengertian yang lebih jelas tentang bagaimana menghadapi murid atau anak yang hiperaktif. Tidak ketinggalan satu Aktivitas berupa permainan dapat Anda gunakan dalam mengajar. Selamat membaca! Tim Redaksi "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+29:17 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL ANAK HIPERAKTIF =============== PENGERTIAN TENTANG ANAK HIPERAKTIF Anak yang hiperaktif umumnya bersifat agresif, penuh semangat, tidak dapat tenang, sulit diajar, tidak tahan lama melakukan satu aktivitas. Biasanya juga sulit bergaul dengan teman sebaya, tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan juga sulit menaati orangtua dan guru. Setelah dewasa umumnya mengalami masalah dalam emosi, suka bermabuk-mabukan atau melakukan pelanggaran hukum. Sebenarnya keaktifan itu tidak mereka inginkan, namun mereka sulit untuk duduk dengan tenang dan memperlambat gerakan mereka karena mereka didorong oleh suatu kekuatan yang sulit dijelaskan, dan sulit diubah. Pada tahun 1845, Dr. Heinrich Hoffmann mengumpulkan cerita anak-anak yang berisi pelajaran moral dan kemudian melalui penelitian tersebut mengunakan istilah yang berbeda untuk melukiskan sifat hiperaktif. Dan melalui pengamatan, kira-kira di tahun 1902, Dr. G.F. Still menguraikan bahwa ada beberapa perilaku tertentu yang menjadi ciri anak-anak tersebut. Tetapi sebelum menyelidiki secara akurat, ia sudah tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan bahwa perilaku tersebut adalah hasil dari kesalahan pendidikan keluarga. Setelah itu dalam banyak tahun bermunculanlah istilah-istilah, seperti: perhatian, deficit disorder, masalah perilaku fungsional, dyslexia, sindrom anak hiperaktif, sindrom impulsif hiperkinetik, ketidakmampuan dalam belajar, sindrom kerusakan otak minimal, ketidakmampuan belajar secara khusus, dan sebagainya. PERNYATAAN MASALAH 1. Masalah intelek. ---------------- Anak hiperaktif jelas mengalami gangguan dalam otak. Ia sulit menentukan mana yang penting dan mana yang harus diprioritaskan terlebih dulu, selain sulit menyelesaikan pelajaran, sering tidak dapat berkonsentrasi dan pelupa. Adakalanya mereka sulit mengerti pembicaraan orang secara umum, apalagi terhadap petunjuk yang mengandung langkah-langkah atau tahapan-tahapan. Ia sulit menggabungkan satu hal dengan hal lainnya, kurang kendali diri, tidak dapat berencana atau menduga apa akibat yang dilakukannya, susah bergaul, kemampuan belajar lemah. Daya pikir penangkapannya lemah sehingga sulit untuk menghadapi pelajaran matematika. Karena mengalami luka di otak, mereka sering tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan, khususnya ketika masuk ke suasana kelas yang dinamis, emosinya menjadi mudah terangsang. Perilaku yang sulit diduga itu kadang membuat orangtua, guru atau teman-temannya merasa khawatir. Kadangkala mereka sadar harus mematuhi peraturan, tetapi tidak mampu mengendalikan diri. Ia juga mengalami kesulitan dalam mengutarakan pikiran dan perasaan melalui kata-kata, sering kacau dalam menanggapi citra yang diterima, misalnya: "m" dengan "w", "d" dianggap "b" atau "p" dianggap "q", dan sebagainya sehingga mengalami kesulitan dalam membaca. 2. Masalah biologis. ----------------- Mereka suka sekali berlari-lari dan sulit untuk menyuruh mereka diam, sepertinya sedang begitu sibuk melakukan sesuatu sehingga tidak dapat beristirahat, meraba, dan menyentuh benda-benda untuk merasakan lingkungan di sekitarnya, suka berteriak dan ribut, semangatnya kuat. Anak hiperaktif juga peka terhadap bahan kimia, obat, bulu, debu, dan barang kosmetik. Mereka juga sensitif terhadap makanan tertentu, seperti: coklat, jagung, telor ayam, susu, kedelai, daging, babi, gula, dan gandum. Mereka sulit tidur dengan nyenyak dan mudah terbangun, dan kebiasaan tidur mereka bermacam-macam: ada yang bermimpi sambil berjalan, menggigau atau mengompol. Mereka tidak dapat berolahraga dengan banyak gerak dan banyak tenaga, seperti bersepeda atau lompat tali. Sebaliknya gerakan tenang pun bermasalah, misalnya bila disuruh menulis, mewarnai, atau menggambar, mereka tidak dapat menggunakan alat tulis dengan baik. 3. Masalah emosi. -------------- Anak hiperaktif umumnya bersifat egois, kurang sabar, dan emosional, bila berbaris selalu berebutan, tidak sabar menunggu, bermain kasar, suka merusak, tidak takut bahaya, dan sembrono sehingga besar kemungkinan bisa mengalami kecelakaan. Pernyataan emosinya sangat ekstrim dan kurang kendali diri. Juga emosi sering berubah-ubah sehingga tidak mudah diduga, kadang begitu senang dan ceria, tetapi sebentar kemudian marah dan sedih. Seorang ahli berpendapat bahwa yang sangat dibutuhkan mereka adalah melatih mereka untuk dapat mengendalikan diri. 4. Masalah moral. -------------- Karena mengalami berbagai masalah seperti di atas, maka mereka pun tidak memiliki kepekaan dalam hati nurani. Ia bisa mencuri uang orangtua atau permen di toko, tidak mengembalikan barang yang dipinjam, masuk ke kamar orang lain, mencela pembicaraan orang, mencuri dengar pembicaraan telepon orang lain sehingga kesan orang banyak adalah anak ini bermasalah dan bermoral rendah. PENYELESAIAN MASALAH Ada banyak orangtua yang tahu bahwa penyebab anak berperilaku demikian hanya karena masalah biologis, lalu menanggapinya tidak dengan serius, tetapi ada juga yang menanggapi secara serius dan menghajarnya ketika mereka berperilaku agresif. Namun bila terus- menerus dihukum dan dipukul, tidak akan mempan terhadap anak seperti ini. Lalu bagaimana cara mengajar mereka? 1. Penggunaan obat. ---------------- Dokter umumnya menganjurkan penggunaan obat untuk menolong anak yang hiperaktif, dan hal itu pun sudah dibuktikan bermanfaat dalam menenangkan mereka. Jikalau masalahnya cukup serius dan penyebabnya bukan masalah emosi, maka penggunaan obat harus sesuai dengan petunjuk dokter dan jangan sampai ada efek sampingannya. Penting sekali untuk berkonsultasi dengan dokter ahli saraf. 2. Pengaturan makanan. ------------------- Dalam konsultasi dengan dokter sebaiknya orangtua menanyakan apakah anaknya itu alergi terhadap satu macam makanan dan apakah perlu ada pengendalian terhadap makanan, sebab ada banyak bukti terhadap kebenaran ini. 3. Hindarkan pemanjaan. -------------------- Anak jangan dimanjakan kalau tahu bahwa penyebab hiperaktifnya karena masalah biologis. Orangtua harus bertahan dengan peraturan yang telah diberikan dan menuntut anak agar menaatinya. Tunjukkan dengan mantap dan wibawa bahwa orangtua ingin ditaati oleh anak-anaknya supaya pernyataan ini juga memberi rasa aman kepada anak. Sikap bertahan ini bukan berarti kejam, keras, diktator atau berhati baja, tetapi sebaliknya justru untuk membina dan mengajar anak tentang apa yang harus mereka lakukan. 4. Menciptakan lingkungan yang tenang. ----------------------------------- Usahakan untuk menciptakan suasana yang tenang di tempat anak itu biasa bergerak, misalnya: di kamar atau di ruang bermain. Bila lingkungan tempat tinggalnya sangat bising, sebaiknya pindah rumah agar anak itu dapat bertumbuh dalam situasi yang baik. 5. Memilih acara teve dengan hati-hati. ------------------------------------ Acara teve yang menampilkan adegan kekerasan, lagu yang ribut dan sinar yang bergerak menyilaukan, dapat merangsang anak dan mengakibatkan mereka emosional. Cegahlah anak untuk meniru adegan-adegan yang tidak baik. Oleh sebab itu, pilihlah acara teve yang beradegan lembut dan baik. 6. Gunakan tenaga ekstra dengan tepat. ----------------------------------- Anak ini kurang dapat mengendalikan diri dan apabila sikap agresifnya dapat disalurkan dalam aktivitas yang tepat, maka itu akan mengurangi keonaran, misalnya dengan mengizinkan dia mengikuti aktivitas di luar rumah atau membuat pekerjaan rumah bersama teman atau mengikutsertakan dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga dengan demikian ia dapat menyalurkan tenaga ekstranya dengan benar. 7. Membimbing dalam kebenaran. --------------------------- Meski anak hiperaktif sering tidak mampu menguasai diri dengan perilakunya, orangtua atau guru tidak seharusnya bersikap acuh dan menyerah. Setiap perilaku yang tidak dapat diterima harus dicegah, kemudian tentukan suatu standar yang sesuai dengan kebenaran. Perlu ada kesabaran untuk mengajarkan hal ini, walaupun harus dilakukan berulang-ulang. Bila orangtua tidak putus asa, anak akan mempunyai harapan untuk disembuhkan. Didiklah mereka selalu, untuk berdoa kepada Tuhan dan bersandar pada pertolongan-Nya. Jika mereka berbuat dosa, mohonlah pengampunan kepada Allah karena Ia telah berjanji, "Jika engkau mengaku dosa, Allah itu setia dan adil, Ia akan mengampuni dosa kita menyucikan segala kesalahan kita" (1Yohanes 1:19). Maka sejauh mereka mampu mengendalikan perilaku mereka, kebenaranlah yang harus menjadi dasar yang harus mereka tuntut. Sumber: Judul Buku: Menerobos Dunia Anak Pengarang : DR. Mary Go Setiawani Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000 Halaman : 137 - 141 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR (1) MENGHADAPI ANAK HIPERAKTIF DALAM KELAS ====================================== Anak hiperaktif secara klinis berbeda dengan anak yang tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama. Anak hiperaktif sering memiliki perasaan seperti orang yang terkurung dalam kamar dengan televisi, radio, stereo sistem, dan dua mesin penyedot debu yang semuanya dinyalakan secara maksimal dalam waktu bersamaan. Anda bisa bayangkan betapa berisiknya? di dalam sebuah kelas sering menjadi "terlalu berisik" bagi anak hiperaktif. Anak hiperaktif tidak dapat memilah dan memusatkan pikiran pada satu hal pada satu saat. Mereka cenderung terus menerus bergerak baik secara mental maupun fisik. Karena anak hiperaktif tidak dapat duduk diam, tidak dapat mendengarkan, atau bahkan tidak dapat mengerjakan suatu pekerjaan dalam jangka waktu yang lama, maka mereka mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal yang lain dan seringkali mengganggu anak-anak lain pada saat yang sama. 1. Anak hiperaktif membutuhkan kasih dan kesabaran khusus dari Anda. Anak-anak ini seringkali memerlukan bimbingan dan perhatian ekstra dari para orang dewasa di sekitarnya. Jadi, sangatlah bijaksana jika ada pembimbing tambahan ketika anak hiperaktif menjadi bagian dari kelas Anda. Carilah orang yang baik dan penyayang yang akan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan khusus anak tersebut. 2. Bantulah anak hiperaktif untuk memilih terutama aktivitas- aktivitas yang tenang sehingga dapat menolong mengumpulkan energi mereka di satu tempat. Anak hiperaktif akan berfungsi paling baik jika ia melakukan aktivitas yang paling minimum gangguannya dan yang bisa memusatkan perhatian mereka. 3. Jangan lupa untuk memperhatikan juga kebutuhan anak-anak lainnya pada saat yang sama. Anda tidak bisa membiarkan seseorang atau beberapa anak mengganggu anak-anak lainnya untuk hal-hal yang tidak perlu atau membuat kekacauan di kelas. 4. Berbicara secara pribadi, dengan sikap yang penuh kasih dan pengertian, kepada orangtua si anak hiperaktif. Dapatkan informasi langsung dari orang-orang terdekat tentang cara-cara paling efektif untuk merawat anak mereka. Orangtua akan sangat menghargai perhatian Anda terhadap keadaan anak tersebut. Karena orangtua mengenal anaknya lebih baik dibandingkan dengan orang lain, maka mereka pasti dapat memberikan saran bagaimana mengadakan pendekatan yang sudah terbukti dapat membantu. Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul Buku : Sunday School Smart Pages Judul Artikel Asli: Helping Children with Special Needs: The Hyperactive Child Pengarang : Wes dan Sheryl Haystead Halaman : 65 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR (2) TIPS UNTUK ORANGTUA YANG MEMILIKI ANAK HIPERAKTIF ================================================= Menjadi orangtua yang memiliki anak hiperaktif pasti merupakan salah satu tugas yang sangat sulit. Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda terapkan dalam usaha menghadapi anak hiperaktif. 1. Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik. 2. Jangan menghukumnya karena perilaku hiperaktif bukanlah kesalahan anak Anda. 3. Jangan sekali-kali melabel anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas atau bodoh, karena akhirnya ia akan bersikap seperti yang dilabelkan padanya. 4. Keefektifan terapi berbeda-beda bagi tiap anak. Orangtua harus menentukan terapi yang terbaik bagi anak. 5. Yang terpenting berikan kasih sayang (bukan memanjakan) pada anak hiperaktif melebihi saudara lainnya. Alasannya, seberapa banyak kasih sayang yang ditumpahkan pada anak hiperaktif, tidak akan pernah bisa penuh. 6. Dalam mengajari anak Anda yang hiperaktif, jangan bosan untuk terus menerus mengulang hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal. 7. Di depan anak Anda tersebut, katakanlah pada orang lain kalau dia adalah anak yang baik, dan jangan mengomentari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukannya. 8. Secara konstan/terus menerus waspadalah terhadap segala tindakannya yang mungkin dapat membahayakan dirinya atau orang lain. 9. Perbanyak komunikasi dengan anak Anda. Jika pada anak normal kita cenderung berkomunikasi pada saat-saat tertentu, pada anak hiperaktif kita harus berkomunikasi "setiap satu menit sekali". 10. Salah satu hal tersulit dalam mengatasi anak hiperaktif adalah ketika sedang berada di meja makan dan kita meminta dia makan sendiri. Mungkin dia malah akan memainkan makanannya atau berlari- lari mengelilingi meja makan. Jangan marahi dia! Yang harus Anda lakukan adalah Anda harus menyuapi mereka dengan sabar. Demikian bebarapa tips yang diharapkan dapat membantu Anda. Menghadapi Anda hiperaktif mungkin tidak semudah teori yang kita baca, tapi dengan kesabaran dan didasarkan rasa kasih kita kepada sang anak, kita pasti bisa melakukannya. Bahan diedit dan dirangkum dari: 1. Judul Buku : Majalah Intisari, November 2001 Judul Artikel Asli: Tips untuk Orangtua Penerbit : PT. Intisari Mediatama, Jakarta, 2001 Halaman : 63 2. Judul Buku : The Hyperactive Child What the Family Can Do Judul Artikel Asli: Day to Day Management of The Hyperactive Child Pengarang : Belinda Barnes and Irene Colquhoun Penerbit : Thorsons Publishers Limited, Northamptonshire Halaman : 90 - 96 ********************************************************************** O/ AKTIVITAS PERMAINAN: BERLAKULAH BAIK KEPADA SEMUA ORANG ============================================= Persiapan: ---------- 1. Sediakan alat-alat yang praktis, misalnya: sapu, kemucing, kain lap, ember, sendok, garpu, piring, buku tulis, pena, bunga, dan sebagainya. 2. Permainan ini dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan sesuai dengan jumlah peserta. 3. Umur peserta di atas 12 tahun. 4. Seorang dari antara para peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan. Cara bermain: ------------- Pemimpin permainan membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari sepuluh pasangan yang sejenis. Sepuluh orang dari antara mereka diminta berbaris dan sepuluh orang lagi diminta keluar ruangan terlebih dahulu. Lalu pemimpin memberitahukan kepada kesepuluh orang yang berbaris itu bahwa mereka akan dibentuk menjadi sebuah "patung orang yang indah", karena itu mereka tidak boleh membantah apa yang dikehendaki oleh si pembuat patung. Kemudian kesepuluh orang yang sedang bersembunyi atau yang barada di luar ruangan dipanggil masuk, mereka diminta untuk membuat sebuah "patung orang yang seindah-indahnya" dengan mengggunakan alat-alat yang sudah disediakan. Mereka boleh membentuk "patung" itu sesuka hati mereka sampai "patung" itu kelihatan sungguh-sungguh indah. Setelah kesepuluh orang itu merasa puas dengan "patung" mereka, maka sekarang giliran mereka menjadi patung dengan gaya atau posisi seperti kesepuluh patung yang telah mereka bentuk dan hiasi tadi. Kesepuluh orang yang sudah jadi patung tadi boleh membantu mereka. Ingat, jangan beritahu kepada para peserta bahwa mereka akan bergantian saling membuat patung. Para peserta yang pertama membuat patung akan membentuk teman mereka selucu mungkin tanpa mengetahui kalau mereka juga harus meniru posisi seperti itu. Tujuan: ------- Mengajarkan kepada para peserta yang lain bahwa jika kita ingin diperlakukan dengan baik oleh orang lain, kita juga tidak boleh memperlakukan mereka dengan tidak baik. "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka." (Lukas 6:31) Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 35 - 36 ********************************************************************** o/ STOP PRESS! PAKET NATAL 2003 SURABAYA - YESUS KRISTUS SANG RAJA =================================================== Bagi Anda yang berada di Surabaya inilah saatnya Anda mempersiapkan Natal di Sekolah Minggu Anda bersama dengan Domba Kecil dengan tema: "Segera datang YESUS KRISTUS SANG RAJA." Jadikan Natal tahun ini kesempatan untuk mempersiapkan anak-anak menyambut Tuhan Yesus. Kesempatan untuk para Guru, Guru Sekolah Minggu dan Pelayan Anak untuk mempersiapkan acara Natal tahun ini. Ide-ide yang menarik telah kami siapkan untuk anda. Ikutilah Presentasi & Seminar sehari: Hari/Tgl.: Senin, 27 Oktober 2003 Waktu: 18:00 - 20:30 WIB Tempat: GPPS cab. Kaliasin Jl. Embong Blimbing 6 (belakang R.M. Ria) Surabaya - INDONESIA TOPIK . Peraga Cerita Natal . Peraga Lagu Natal . Peraga Ayat Hafalan Natal . Aktivitas Natal . Panggung Boneka Natal . Musikal Drama Natal . Ide-ide Hadiah Natal KHUSUS Peserta grup 15 orang dari 1 gereja akan mendapatkan 1 Paket Natal lengkap berisi makalah dan kaset pentas Musikal Drama Natal Anak, Panggung Boneka Natal dan Lagu Natal. CATATAN . Paket Natal lengkap beserta kaset pentas dapat diperoleh pada saat presentasi dengan harga khusus. . Alat-alat peraga Natal dan pola-pola dapat diperoleh dengan harga khusus. Jangan lewatkan kesempatan ini, daftarkan diri Anda segera!! Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, segera hubungi: . Yayasan Domba Kecil Tel. (021) 560-2630, 566-8962 Jl. Tanjung Duren Utara III E/236 Fax. (021) 566-8962 Jakarta Barat 11470 - INDONESIA BCA 198-3-10236-4 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Berikut ini tanggapan untuk Sdr. Imelda mengenai Gerakan Orangtua Asuh. Dari: >HI, Imelda & All >Saya punya sedikit pengalaman mengenai orang tua asuh, pada waktu >itu kami teman-teman sekantor sejak krismon mengadakan gerakan >orangtua asuh dan kami mempunyai sekitar 50 anak asuh. >Caranya : >,1. bagi mereka yang mau menjadi orang tua asuh dapat memberi > sumbangan minimum sebesar Rp. 10.000/bulan tapi ternyata ada > yang memberi lebih, ada penyumbang yang tetap dan ada penyumbang > tidak tetap. Disini perlu komitmen kita bahwa kalau kita mau > menjadi donatur secara tetap harus menyumbang setiap bulan dan > bila lupa akan diingatkan atau di collect. > Dan Akhirnya terkumpulah dana itu dan anak-anak yang kita asuh > adalah anak anak dilingkungan rumah karyawan atau kantor yang > benar-benar tidak mampu. > Caranya pembayaran SPP: > - Dibayar kesekolahnya langsung (tapi kadang-kadang ada pihak > sekolah yang memanfaatkan dan mereka suka menaikan SPPnya), > - Atau langsung diberikan kepada orang tuanya dan orang tsb > keesokan harinya harus memberikan kartu SPP yang sudah > dibayarkan. > Pada saat pembagian raport, raport harus diberikan kepada kita > dan kita evaluasi, kalau ada anak yang nilainya tidak memuaskan > ditanyakan apa memang masih mau sekolah atau tidak? kalau mau > harus belajar lebih baik lagi agar bisa sekolah terus, kalau > tidak lebih baik tidak usah diteruskan dan diberikan kepada > orang yang lebih memerlukan. >,2. Mengangkat anak asuh langsung. > Disini orang tua asuh mengangkat anak asuh langsung sesuai > dengan kemampuan masing-masing (2 atau 3 orang), bertanggung > jawab atas semua biaya-biaya sekolah anak tersebut secara > langsung. Dengan cara ini anak asuh tau siapa yang menjadi orang > tua asuhnya demikian pula sebaliknya. Cara pembayaran SPp sama > seperti diatas. Setiap bulan harus ada pertanggung jawaban > bendahara/laporan keuangan dan setiap orang yang menjadi donatur > harus membaca agar tidak terjadi kesalah pahaman. >Itu sedikit pengalaman saya semoga bermanfaat, dan Tuhan memberkati >niat baik Anda. >GBU/Lena Loing Redaksi: Terima kasih atas informasinya .... :)) Semoga bermanfaat bagi Sdri. Imelda dan rekan-rekan sekalian. Tuhan memberkati! ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |