Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/147

e-BinaAnak edisi 147 (9-10-2003)

Masalah Anak yang Suka Mencuri

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                     Edisi 147/Oktober/2003
-----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Anak Suka Mencuri
    o/ ARTIKEL (2)          : Pemberian Uang Saku:
                                  Mencegah Anak untuk Mencuri
    o/ BAHAN MENGAJAR (1)   : Apakah Ada Gunanya Menyontek?
    o/ BAHAN MENGAJAR (2)   : Harta dari Tuhan
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Minta Informasi Gerakan Orangtua Asuh

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam damai dalam kasih Kristus,

  Permasalahan kedua yang sering dihadapi guru ketika mengajar anak-
  anak Sekolah Minggu adalah adanya anak-anak yang suka "mencuri". Ada
  banyak penyebab mengapa seorang anak mencuri. Para guru SM sebaiknya
  melakukan tindakan yang bijaksana untuk menolong anak-anak didiknya
  menghentikan kebiasaan yang tidak terpuji itu. Langsung menghukum
  bukan selalu menjadi jalan keluar yang baik, apalagi jika langsung
  memberikan label "pencuri" kepada si anak. Dua artikel yang kami
  sajikan dalam edisi ini kami harap dapat menjadi pedoman bagi guru
  yang ingin menolong murid-muridnya yang suka mencuri dan bagaimana
  menolong mereka melepaskan diri dari masalah mencuri.

  Sehubungan dengan topik minggu ini, maka kami juga menyiapkan dua
  Bahan Mengajar yang dapat guru gunakan untuk menanamkan pondasi
  rohani yang kuat dalam diri anak tentang apa artinya menuruti
  kehendak Tuhan dan bagaimana menilai harta yang bersifat kekal.

  Selamat melayani!

  Tim Redaksi

        "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
          maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang
                 dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+22:6 >



**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                            ANAK SUKA MENCURI
                            =================

  PENGERTIAN TENTANG ANAK YANG SUKA MENCURI

  Mencuri berarti mengambil barang milik orang lain. Dapat dikatakan
  bahwa hampir semua anak yang bermasalah memiliki masalah perilaku
  ini. Misalnya, di panti asuhan anak nakal, persentase anak-anak yang
  suka mencuri sangat tinggi.

  JENIS PENCURIAN

  Pencurian dapat dibagi dalam beberapa jenis:

   1. Terencana
      ---------
      Pencurian ini dilakukan dengan terencana rapi sehingga tidak
      mudah diketahui.

   2. Tak Terencana
      -------------
      Pencurian dilakukan tanpa rencana detail.

   3. Insidental
      ----------
      Perilaku pencurian dilakukan secara tiba-tiba dan sewaktu-waktu
      saja.

   4. Kebiasaan
      ---------
      Pencurian sudah menjadi kebiasaannya dan juga berulang-ulang
      dilakukan.

   5. Memilih
      -------
      Yang dicuri hanya barang-barang tertentu yang dipilihnya.

   6. Asal Mengambil
      --------------
      Barang apa saja semua dicuri, tidak peduli benda itu berharga
      atau tidak berharga.

   7. Perorangan
      ----------
      Pencurian dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan sendirian,
      tanpa diketahui orang lain.

   8. Kelompok
      --------
      Mencuri secara berkelompok dan umumnya dilakukan dalam kelompok
      atau geng anak-anak nakal.

   9. Mencopet
      --------
      Hampir sama dengan jenis asal mengambil (no.6), hanya dilakukan
      lebih terencana.

  10. Merampok
      --------
      Pencurian dilakukan dengan masuk ke rumah orang, dengan
      menggertak dan melakukan kejahatan.

  PENYEBAB MASALAH

  Sebab dasar dari sifat mencuri adalah karena kejatuhan manusia ke
  dalam dosa sehingga mengakibatkan manusia sejak kecil cenderung
  berbuat dosa. Dari fakta ini dapat ditemukan beberapa unsur sebagai
  berikut:

  1. Adanya keinginan untuk memiliki.
     --------------------------------
     Karena keinginan untuk memiliki begitu menggoda, maka anak
     melakukan pencurian. Keinginan ini dapat timbul karena anak
     sering kurang mampu menguasai diri. Ini biasa terjadi bila anak
     terlalu dilindungi. Anak akan lebih sering lagi mencuri bila
     orang tua tidak menyelidiki mengapa barang atau uang dalam rumah
     sering hilang, atau ibu tahu anak telah mengambil barang di toko,
     lalu dibayarkan secara diam-diam. Dengan demikian anak semakin
     terjerumus ke dalam kebiasaan yang buruk. Penyebab lain bisa
     karena anak lahir dari keluarga miskin. Kemiskinan telah
     merisaukan dirinya. Apa yang menjadi kebutuhannya tidak dapat
     terpenuhi, selain dengan mencuri.

  2. Tidak ada pendidikan moral dalam keluarga.
     ------------------------------------------
     Dalam keluarga harus ada pendidikan moral yang benar. Sekalipun
     pada hal-hal yang kecil, namun bila disertai dengan ketamakan
     akan merangsang anak untuk mencuri, baik itu mencuri bunga, buah,
     alat-alat atau barang-barang milik orang lain. Tidak adanya
     pendidikan moral dalam keluarga akan mudah menjadikan anak-anak
     mempunyai kebiasaan mancuri.

  3. Sekadar menarik perhatian.
     --------------------------
     Ada anak yang mencuri karena ingin menarik perhatian orang tua
     atau gurunya. Apabila ia tidak dapat memperoleh perhatian dengan
     cara yang benar, maka ia melakukannya dengan cara mencuri untuk
     memperoleh perhatian itu. Upaya menarik perhatian itu meskipun
     negatif, bahkan mungkin ia dimarahi atau dihukum, tetapi
     konsekuensi itu lebih baik daripada tidak diperhatikan. Tindakan
     pencurian ini lebih karena unsur kekurangan moral ketimbangan
     masalah kejiwaan.

  4. Mengharapkan untuk diterima.
     ----------------------------
     Kadangkala ada anak yang memiliki perasaan rendah diri, tetapi
     sangat berharap untuk dapat diterima, namun tidak ada bakat yang
     menonjol atau paras muka yang cakap yang dapat dijadikan alasan
     untuk diterima. Oleh karena itu supaya dapat diterima sebagai
     teman, ia lalu mencuri uang dan dengan uang curian, ia mengundang
     makan dan memegahkan diri di hadapan teman-temannya.

  5. Terperangkap oleh jiwa yang memberontak.
     ----------------------------------------
     Anak merasa tidak puas setelah ditegur dan dihukum oleh orang tua
     atau guru, lalu mencuri untuk melawan. Ada juga anak yang karena
     merasa ayah dan ibunya lebih mencintai saudara yang lain, ia
     mencuri untuk melawan.

  6. Ingin menonjolkan rasa kebersatuan.
     -----------------------------------
     Karena ingin menonjolkan rasa kebersatuan yang tinggi, seorang
     anak melakukan pencurian bersama-sama dalam satu kelompok. Dalam
     kelompok itu, mereka merasakan adanya suasana kebersamaan dan
     juga timbulnya rasa kebanggaan terhadap kepahlawanan seseorang
     sehingga mencuri dianggap sebagai terobosan untuk menikmati
     kebahagiaan.

  7. Gejala penyakit.
     ----------------
     Mencuri merupakan gejala penyakit. Ini mungkin terjadi karena
     konflik dalam jiwanya sehingga mengalami karakter yang terbagi
     dan perilakunya berbeda dengan biasanya.

  PENYELESAIAN MASALAH

  Bagaimana membantu anak untuk mengatasi masalah kebiasaan suka
  mencuri ini? Diharapkan beberapa cara penyelesaian di bawah ini
  dapat memberikan petunjuk kepada orang tua dan guru.

  1. Mencukupi kebutuhan anak.
     -------------------------
     Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum
     terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada
     kebutuhan anak yang belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi
     dalam bentuk: tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak
     menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari-
     hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk
     melakukan pencurian.

  2. Memberi perhatian yang cukup.
     -----------------------------
     Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak.
     Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara
     materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu
     sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk
     mencari perhatian orang dewasa.

  3. Mengenali pergaulan anak.
     -------------------------
     Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih
     dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-
     teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu
     keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman-
     teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus
     mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.

  4. Menyelidiki motivasinya.
     ------------------------
     Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi
     yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui
     kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka sedang berpacaran atau
     sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau
     minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi
     anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.

  5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
     -----------------------------------
     Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini
     milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak
     sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di
     saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera
     mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai
     dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa
     pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang
     milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka
     mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.

  6. Melakukan usaha secara bersama.
     -------------------------------
     Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang
     jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka,
     hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama
     dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak
     mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang
     bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar
     pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kemenangan.

  7. Mendidiknya dalam kebenaran.
     ----------------------------
     Bunyi perintah dalam Sepuluh Hukum Allah sangat jelas, "Jangan
     mencuri!" (Kel. 20:15). Hati nurani manusiapun berbicara bahwa
     mencuri itu dosa dan Allah akan menghukum dosa itu. Apabila anak
     itu dalam kelemahannya telah berbuat dosa, berikan pengertian
     bahwa ia tetap dikasihi, apalagi oleh Allah. Apabila sebagai
     orang dewasa dapat memaafkan mereka, maka Allah pun dapat
     mengampuni mereka. Pujilah Tuhan, seperti apa yang dikatakan oleh
     Rasul Paulus, bahwa "segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
     yang memberi kekuatan kepadaku" (Flp. 4:13). Setelah dibimbing,
     anak mungkin masih dapat lupa dan jatuh lagi, tetapi dengan
     seringnya diingatkan serta diawasi dan didoakan, tetap ada
     pengharapan bahwa Allah akan mengubah mereka dan mengenakan jubah
     yang baru kepada mereka sehingga buah kebenaran dihasilkan
     melalui dan di dalam hidup mereka.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Menerobos Dunia Anak
  Pengarang : DR. Mary Go Setiawan
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000
  Halaman   : 145 - 150


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

  Berikut ini adalah artikel yang perlu dibaca bukan hanya oleh
  orangtua saja tetapi juga oleh guru-guru Sekolah Minggu. Jika
  penyebab anak mencuri adalah karena masalah pemberian uang saku
  maka guru perlu bekerjasama dengan orangtua untuk menolong anak
  keluar dari masalah yang dihadapinya.

           PEMBERIAN UANG SAKU: MENCEGAH ANAK UNTUK MENCURI
           ================================================

  Jika kita mendapati anak kita ternyata suka mencuri, jangan langsung
  menghukum mereka dengan keras. Ada baiknya kita selidiki terlebih
  dahulu penyebabnya mengapa dia suka mencuri.

  Nah, salah satu hasil penelitian kita mungkin adalah karena sang
  anak bermasalah dengan keuangan. Banyak orangtua yang tidak
  membiasakan memberikan uang saku secara teratur, mereka hanya
  memberikan uang kepada anak-anak secara tidak teratur dan tidak
  terencana, dan memberikannya hanya kalau diminta. Cara pemberian
  uang demikian tidak mengajarkan kepada mereka bagaimana mengelola
  uang. Jika setiap membutuhkan baru minta kepada orangtua,
  kemungkinan anak akan merasa ketakutan kalau-kalau orangtua mereka
  mungkin malah marah-marah, dan akhirnya mereka memutuskan untuk cari
  aman, yaitu dengan mencuri.

  Jika kita memberikan uang saku secara teratur maka masalah anak
  terhadap keungan, khususnya pencurian, mungkin dapat dicegah. Aturan
  pemberian uang saku yang ditetapkan oleh setiap orangtua mungkin
  berbeda. Ada yang memberikan uang saku sebagai upah untuk anak-anak
  karena telah menyelesaikan tugas di rumah dan tidak memberikan uang
  saku apabila anak-anak tidak menyelesaikan tugas tersebut. Tetapi
  banyak yang berpendapat kalau cara seperti itu hanya akan mendorong
  anak berbuat baik karena mengharapkan upah, bukan karena adanya
  kesadaran diri sendiri. Dan jika mereka malas menyelesaikan tugas di
  rumah, mungkin mereka akan terdorong untuk mencuri. Ada orangtua
  yang memberikan uang saku secara tetap dan teratur, mereka tidak
  menuntut syarat apa-apa dari anaknya. Tapi sistem ini bisa membuat
  anak malas tidak dapat mengajarkan kepada anak kaitan antara kerja
  dan upah.

  Rupanya pendekatan yang terbaik ialah kombinasi dari kedua cara itu.
  Berikan kepada anak sejumlah uang saku secara teratur dan jumlah itu
  harus diperhitungkan sesuai dengan berapa jumlah kebutuhan dasar
  mereka, ditambah lagi dengan sejumlah uang yang dapat mereka pakai
  sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Uang saku ini merupakan uang
  yang menjadi bagian anak itu dari penghasilan keluarga karena ia
  merupakan salah satu anggota keluarga. Selain pemberian uang saku
  yang teratur tersebut, si anak juga harus bertanggung jawab untuk
  melaksanakan beberapa tugas di rumah tangga tanpa diembel-embeli
  dengan upah. Jika ia tidak memenuhi kewajibannya tersebut, ia harus
  disiplin dengan cara lain, bukan dengan tidak memberikan uang saku.
  Sebagai penghasilan tambahan ia dapat diberi upah untuk pekerjaan
  lain di luar tanggung jawabnya dalam rumah tangga. Pekerjaan lain
  itu adalah pekerjaan yang biasanya menggunakan jasa orang lain dan
  diupah, misalnya mencuci mobil atau membabat rumput. Penghasilan
  tambahan ini akan mengajarkan kepada anak tentang hubungan antara
  pekerjaan dan upah. Dan penghasilan yang diperolehnya dengan cara
  ini dapat dipergunakannya untuk hal-hal yang disenanginya dan bukan
  untuk kebutuhannya yang dasar.

  Selain sistem pemberian uang saku, tolonglah anak Anda agar dapat
  bertanggung jawab di dalam soal keuangannya. Ajarlah mereka untuk
  menyusun anggaran dari uang saku yang Anda berikan, doronglah mereka
  untuk menyisihkan satu jumlah tertentu untuk ditabung. Kadang-kadang
  ajaklah anak untuk ikut serta membicarakan masalah keuangan keluarga
  agar mereka sadar bahwa pendapatan rumah tangga itu terbatas.

  Kemungkinan besar jika masalah uang sakulah yang membuat anak Anda
  suka mencuri, pendekatan dalam paragraph di atas dapat dijadikan
  satu solusi untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
  Bagaimanapun cara Anda mengatur uang saku anak Anda, ingatlah
  pelajaran terbaik yang dapat dipelajari anak Anda tentang keuangan
  dan cara memperolehnya itu ialah teladan Anda. Ajarlah mereka untuk
  takut akan Tuhan dan perkuat pondasi rohani mereka. Inilah satu cara
  terpenting untuk menghindarkan mereka dari kebiasaan mencuri.

  Bahan disadur dari sumber:
  Judul Buku        : 40 Cara Mengarahkan Anak
  Judul Artikel Asli: Anak-anak Anda dan Uang Saku: Apa yang Mereka
                      Pelajari tentang Tanggung Jawab Keuangan?
  Pengarang         : Paul Lewis
  Penerbit          : Kalam Hidup, Bandung, 1997
  Halaman           : 17 - 21


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (1)

  Mencuri bukan hanya mengambil sesuatu dalam bentuk benda. Menyontek
  merupakan satu bentuk "pencurian" yang tidak berbentuk benda, tetapi
  dalam bentuk mencuri hasil karya orang lain. Jelaskanlah hal
  tersebut kepada anak-anak SM Anda melalui cerita berikut ini.

                     APAKAH ADA GUNANYA MENYONTEK?
                     =============================

  Dodi menggaruk-garuk kepalang dan kemudian menggosok-gosok
  hidungnya. Tetapi ia tetap tidak dapat mengingat jawabannya. Lalu ia
  melihat ke arah Nana. Nana sudah menuliskan jawabannya, dan pasti
  jawaban Nana benar. Nana selalu pandai mengerjakan soal-soal seperti
  ini. Kini yang dapat dilakukan Dodi ialah mencoba mengeser bangkunya
  sedikit demi sedikit ke dekat Nana dan mengintip dari atas bahu
  Nana.

  Dodi mulai beraksi. Tiba-tiba ada sesuatu di dalam dirinya yang
  menegur agar dia tidak melakukannya. Ia mulai melihat kertas Nana
  lagi. Tetapi ia tidak merasa tenteram.

  Renungan Singkat tentang Menyontek:
  -----------------------------------

  1. Menurut kamu, mengapa Dodi merasa ragu-ragu untuk menyontek?
     Mengapa ia tidak jadi melakukannya?

  2. Menurut kamu, bagaimanakah perasaan Dodi keesokan harinya
     seandainya pada ulangan ini ia jadi menyontek?
     Bagaimanakah perasaanmu jika hal ini terjadi pada dirimu?

  "Saya tidak akan menyontek," Dodi bergumam. "Saya tidak akan tenang
  jika saya melakukannya. dan saya tahu bahwa Tuhan Yesus juga tidak
  akan senang dengan perbuatan saya."

  Maka Dodi pun menuliskan jawaban yang terbaik yang diketahuinya.
  Ketika ia selesai menuliskannya tampaknya jawaban itu seperti
  jawaban yang benar.

  "Kalaupun jawaban ini salah, saya tidak malu karena saya telah
  melakukan yang benar," pikir Dodi.

  Menurut kamu, apakah Dodi telah melakukan hal yang benar?

  Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
  ----------------------------------------------

  1. Menurut kamu, apakah Tuhan Yesus akan senang seandainya Dodi
     menyontek? Mengapa tidak?

  2. Menurut kamu, apakah Tuhan Yesus senang dengan apa yang telah
     dilakukan Dodi? Mengapa?
     Apakah yang akan kamu katakan kepada Dodi sekarang juga?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Filipi 4:8,9

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Pikirkanlah semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
  semua yang suci dan semua yang manis (Filipi 4:8).

  Doa:
  ----
  Tuhan Yesus, ajarlah saya agar tiak suka menyontek, karena saya tahu
  bahwa dengan menyontek saya sudah mencuri dan menipu diri saya
  sendiri. Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Pengarang : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1986
  Halaman   : 112 - 113


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (2)

  Ada anak-anak yang mencuri karena ia minder, tidak memiliki barang-
  barang sebagus milik anak yang lain. Tekankanlah kepada mereka
  barang-barang bagus tersebut adalah harta yang fana yang tidak
  kekal. Ajaklah mereka untuk selalu mengejar harta yang kekal, yaitu
  "Harta dari Tuhan".

                           HARTA DARI TUHAN
                           ================

  Alat Peraga:
  ------------
  1. Kotak kecil yang dilapisi kertas emas.
  2. Harta-harta dari Tuhan (kasih, damai sejahtera, hubungan dengan
     Tuhan, kebaikan, keluarga, dll.) ditulis di atas lembaran-
     lembaran kertas dan dimasukkan dalam kotak kecil di atas.

  Ayat Alkitab:
  -------------
  2Timotius 1:1-14

  Tema:
  -----
  Tuhan telah memberikan banyak harta.

  Penyampaian:
  ------------
  Di dalam kotak ini ada harta dari Tuhan. Masing-masing kamu boleh
  bergiliran mengambil selembar kertas dari kotak harta ini. Lihatlah
  apa yang tertulis di atasnya (kasih, damai sejahtera, hubungan
  dengan Tuhan, kebaikan, keluarga, dll.)

  Seringkali, pada saat kita membayangkan harta, yang ada dalam
  pikiran kita adalah emas, perak, berlian, dan perhiasan lainnya.
  Perhiasan-perhiasan seperti itu hanya berharga kalau diukur dengan
  uang, tetapi Tuhan telah memberi kita harta-harta istimewa lainnya.

  Itulah harta yang kita peroleh dari kotak harta ini. Kita dapat
  merasakan harta Tuhan berupa kasih sayang dari keluarga dan teman-
  teman. Kita dapat melihat harta Tuhan di dalam dunia sekeliling
  kita. Kita dapat merasakah harta di dalam diri kita setiap saat,
  dan itulah harta yang paling istimewa.

  Kadang-kadang kita begitu sibuk dan tergesa-gesa dalam hidup kita,
  sehingga kita lupa, tidak merenungkan dan mengingat harta istimewa
  yang kita punya dari Tuhan. Harta kita yang datang dari Tuhan itu
  sangat istimewa dan sangat penting dalam hidup kita setiap saat.

  Bukalah matamu. Perhatikanlah harta Tuhan yang ada di sekelilingmu.
  Pada saat kamu merasakan kebahagiaan dan kasih dari keluargamu dan
  teman-temanmu, ingatlah bahwa semuanya itu adalah harta dari Tuhan.

  Berbicara kepada Tuhan dalam doa juga merupakan harta yang sangat
  indah. Gunakanlah harta itu sesering mungkin! Bahkan, mari kita
  menggunakannya sekarang juga!

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan, Engkau telah memberikan begitu banyak harga bagi kami
  masing-masing. Terima kasih atas harta yang Engkau berikan dan
  tolong kami untuk mengutamakan harta itu dalam hidup kami. Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu Buku 1:
                 Sebuah Sumber Ibadah
  Pengarang : Donna McKee Rhodes
  Penerbit  : Gospel Press, Batam Center, 2002
  Halaman   : 143 - 144


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: "Imelda Juliana" <dina_imelda@>
  >Dear rekan-2 sekalian,
  >Kami ada rencana mau mengadakan program gerakan orang tua asuh,
  >apakah ada di antara Anda yang telah terjun mengelola program ini?
  >Kami ingin belajar dan mendapat informasi bagaimana pelaksanaan
  >yang efektif dan efisien (mencapai sasaran pada mereka yang benar-
  >benar membutuhkan).
  >
  >Terima kasih, GBU
  >Imelda

  Redaksi:
  Maaf kami kurang pengalaman dalam hal pengelolaan program orang tua
  asuh. Tapi, mungkin para pembaca e-BinaAnak ada yang mau menolong
  Sdri. Imelda? Silakan memberi masukan dengan mengirimkannya ke
  alamat: < staf-BinaAnak@sabda.org >, maka kami akan menyampaikannya
  kepada Sdri. Imelda. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih banyak
  jika ada rekan-rekan anggota e-BinaAnak yang bersedia menolong.


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
               Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org