Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/14

e-BinaAnak edisi 14 (27-9-2000)

Anak Didik

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                   Edisi 014/September/2000
-----------
 o/ SALAM DARI REDAKSI
 o/ ARTIKEL             : Murid-murid yang Bisa Dididik
 o/ TIPS MENGAJAR       : Bagaimana Menolong Anak Mengerti Perasaannya
 o/ SERBA SERBI         : Humor: Jalan Keselamatan
 o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

***********************************************************************
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi di:
Meilania <staf-BinaAnak@sabda.org>  atau  <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
***********************************************************************
 o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam sejahtera dalam Kristus,

  Senang kami bisa kembali menjumpai anda minggu ini! e-BinaAnak
  edisi ini akan melanjutkan pembahasan tentang "Unsur (faktor-faktor)
  dalam Pendidikan". Jika pada edisi yang lalu telah dibahas unsur
  pertama yaitu GURU, maka pada edisi ini akan dibahas unsur yang
  kedua yaitu MURID. Dua edisi mendatang akan dilanjutkan dengan
  membahas unusr ketiga dan keempat, yaitu BAHAN dan METODE.

  Murid adalah salah satu faktor utama dalam pendidikan karena untuk
  merekalah pendidikan itu diadakan. Sebagai guru, kita patut
  bersyukur karena kita dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi wakil
  Tuhan dan wakil orang tua dalam memberikan pengajaran tentang
  kebenaranNya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk mengerti
  dengan benar keberadaan anak-anak didik kita dan bagaimana kita
  menempatkan diri sebagai guru rohani bagi mereka. Untuk itu
  silakan membaca ulasan kami dalam edisi ini.

  Selamat membaca dan selamat melayani!
  Tim Redaksi

     "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka
          pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari
                    pada jalan itu." (Amsal 22:6)
       < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Ams/T_Ams22.htm 22:6 >

N.B.: Milis Diskusi e-BinaGuru telah dimulai dan diskusi telah
      berjalan dengan baik. Untuk mengetahui hasilnya lebih banyak
      kami akan berikan laporan singkatnya di edisi e-BinaAnak y.a.d.

***********************************************************************
 o/ ARTIKEL

                   MURID-MURID YANG BISA DIDIDIK
                       (Oleh: Stephen Tong)

        Faktor [kedua] adalah "murid". Mengapa murid penting sekali?
   Karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa mengerti
   kebenaran, bisa mengkaitkan diri dengan kebenaran dan dibentuk
   dengan kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu, jika kita
   mendapatkan murid yang memiliki daya tangkap hebat dan penerimaan
   yang baik, itu merupakan satu bahagia yang paling besar bagi
   seorang guru dan satu kemuliaan bagi sistem pendidikan itu.

        Mencius, seorang guru besar dalam sejarah Tiongkok, orang kedua
   langsung setelah Konfusius, mengatakan: "Orang Bijak (gentleman)
   berpikiran, kalau saya menengadah ke langit saya tidak merasa
   bersalah kepadanya, pada saat saya melihat pada manusia saya tidak
   pernah merugikan dia, itulah sukacita pertama. (Bandingkan apa
   yang dipikirkan Paulus, ketika ia berkata bahwa ia tidak pernah
   merugikan Tuhan atau siapapun). Kedua, kalau ayah dan ibu masih
   ada, seluruh saudara belum ada yang meninggal, itulah sukacita
   kedua. Ketiga, ketika saya bisa mendapatkan orang-orang yang
   pandai di bawah kolong langit ini dan saya boleh mendidik mereka
   dengan baik, itulah sukacita yang ketiga.

        Sebagai seorang guru, saya bisa merasakan keindahan butir
   ketiga dari pikiran Mencius ini (yang pertama dan kedua tidak
   dibahas, karena tidak ada hubungan dengan tema kita). Jika kita
   mendapatkan orang-orang yang bodoh, malas, nakal, maka kita akan
   sangat susah. Tetapi jika kita bisa mendapatkan anak-anak yang
   pandai, yang rajin, yang hebat, tetapi yang rendah hati, kemudian
   kita dengan waktu yang relatif pendek dapat memberikan hasil yang
   sangat besar. Ini menjadi suatu hal yang memberikan sukacita yang
   luar biasa. Ada suatu ketidakadilan di dalam pendidikan ketika
   orang pandai dididik oleh guru yang bodoh, dan guru-guru yang
   pandai mendapatkan murid-murid yang sangat bodoh. Ini dua hal yang
   sangat tidak seimbang. Jika seorang murid yang sangat pandai,
   cerdas dan berpikiran tajam, tetapi mendapatkan guru-guru yang
   bodoh, maka ia memerlukan kesabaran yang luar biasa untuk ia dapat
   hidup baik-baik di dunia ini. Ketika murid-murid itu berpikiran
   tajam, gurunya bodoh, ini merupakan siksaan jiwa dari seorang
   "arsitek jiwa" yang tidak memiliki "ijin arsitek." Murid yang baik
   perlu mendapatkan guru yang bisa merangsang, membentuk dan
   menjadikan dia murid yang sukses. Tetapi bagaimana mengirim murid
   itu kepada guru yang memadai merupakan hal yang tidak mudah.
   Demikian juga bagaimana guru yang baik bisa menemukan murid yang
   betul-betul bisa dididik dengan baik, juga merupakan hal yang
   sangat penting. Di dalam sistem pendidikan, guru yang baik
   seharusnya mendapatkan murid-murid yang baik, dan murid-murid yang
   baik itu bisa memakai waktu yang sedikit untuk mendapatkan
   penyaluran kebenaran yang banyak dari gurunya. Dalam hal ini
   Konfusius pernah mendapatkan murid yang sangat baik di dalam
   hidupnya, sayang sekali murid ini tidak berumur panjang, meninggal
   pada usia yang sangat muda. Peristiwa ini membuat Konfusius sangat
   sedih. Pada saat ia mengingat hal itu, ia mengatakan: "Murid saya
   yang satu ini tidak pernah mengulangi kesalahannya yang kedua
   kalinya." (Never repeat the same fault). Kalau satu kali diingatkan
   kesalahannya, ia langsung sadar dan tidak pernah mengulangi lagi.
   Gurunya menjadi sangat senang, karena hanya satu kalimat pendek,
   cukup untuk menyadarkan dan langsung ia bertobat, langsung ia
   belajar berbuat yang baik. Alangkah besar dorongan bagi guru yang
   mendapatkan murid seperti itu.

        Tetapi tidak semua murid seperti dia. Jika Saudara tidak
   mendapatkan murid yang seperti itu, jangan marah kepada Tuhan, atau
   memarahi anak orang. Kalau Saudara mau marah-marah kepada Tuhan,
   ingatlah mungkin dulu Saudara menjadi murid yang lebih buruk dari
   dia. Begitu banyak guru yang pada waktu ia sendiri menjadi murid,
   hidupnya kurang beres. Tetapi kini ketika ia sudah menjadi guru, ia
   langsung memakai ideal tertinggi untuk menuntut muridnya. Padahal
   itu semua ide-ide yang ia sendiri dulu tidak dapat jalankan. Guru
   yang tidak adil hanya memakai ide kesempurnaan untuk menuntut
   muridnya, padahal ia sendiri belum pernah bisa mencapainya.

        Sokrates mempunyai murid-murid yang banyak, tetapi seorang
   muridnya yang agak muda, tidak disadarinya bahwa kelak murid itu
   akan meneruskan pikiran ortodox Filsafat Yunani Klasiknya, yaitu
   Plato. Pada saat Sokrates mati, Plato baru berusia 28 tahun,
   sehingga di dalam penyaluran pikirannya sebelum ia meninggal, ia
   mementingkan yang lain. Dan empat aliran murid-murid Sokrates
   setelah ia meninggal mendirikan empat aliran filsafat yang disebut
   sebagai "The Four Minor Socratic Philosophy" (Empat Filsafat Minor
   Sokrates), tetapi sebenarnya tidak ada satupun yang mendekati
   kecerdasan dan taraf pikir Sokrates. Yang memadai betul-betul
   hanya satu, yaitu Plato (yang nama aslinya adalah: Aristocles).

        Pada saat Plato sudah menjadi besar, ia memiliki ratusan murid
   dan mendirikan sekolah yang disebut "Academie". (Istilah ini
   sekarang dipakai di seluruh dunia, yang merupakan tiruan sekolah
   Plato yang asli). Di antara ratusan murid, ada satu orang yang
   paling berani berdebat dengan dia, yaitu: Aristoteles. Pada saat
   berdebat secara luar biasa, Plato telah menjadi contoh guru yang
   baik, yaitu ia tidak pernah takut ditanya dan didebat oleh muridnya
   sendiri. Ia melayani semua pertanyaan dan ia mengagumi pertanyaan-
   pertanyaan yang baik. Ia juga menghargai perbedaan pendapat murid-
   muridnya yang berbeda dengan dia. Inilah pengujian guru.

        Jika Saudara suka menerima murid-murid yang baik, yang diam,
   yang tidak suka berdebat, pasti Saudara seorang pemimpin orang-
   orang bodoh. Jika saudara senang sekali mendapat murid-murid yang
   tidak pernah mendebat, melawan Saudara, dan hanya menurut apa saja,
   hanya memberikan kelonggaran kepada Saudara sebagai guru, sehingga
   Saudara dapat menyelesaikan pelajaran Saudara tanpa terganggu, bisa
   merencanakan segala sesuatu tanpa rintangan apa-apa, maka saudara
   tidak akan pernah mendapatkan orang yang akan merubah jaman.

         Saya pertama kali menjadi guru pada usia 15 tahun, sekarang
   sudah 52 tahun lebih, sehingga saya sudah menjadi guru selama 37
   tahun lebih. Saya sangat senang kalau mendapatkan murid yang pandai
   sekali, berani melawan saya dengan menanyakan sesuatu yang sulit-
   sulit. Tetapi harus dengan satu syarat, yaitu motivasinya ingin
   mencari kebenaran. Kalau cuma mau mencari kemenangan, itu sama
   dengan aliran Sofist (salah satu aliran Filsafat Yunani kuno).
   Orang Sofist lebih suka debat untuk mencari kemenangan dari
   kebenaran yang diperdebatkan itu sendiri. Di sini kita melihat dua
   macam guru, dua macam murid. Guru atau murid yang lebih suka
   mencari muka daripada kebenaran, adalah guru atau murid yang kurang
   baik. Mereka berdebat hanya supaya tidak malu, yang diutamakan
   adalah kemenangan atau kehebatan saya, mencari kemuliaan dan
   keuntungan pribadi. Tetapi jika guru dan murid itu berdebat untuk
   mencari kebenaran lalu takluk kepada kebenaran, sehingga jika ia
   salah ia berani mengaku salah, maka ia adalah guru atau murid yang
   baik. Untuk memiliki murid yang baik, kita harus menjadi guru yang
   baik, yang berani mengaku salah kalau memang kita salah. Plato
   memberikan satu kesimpulan untuk menjelaskan sekolah "Academie"
   miliknya dengan mengatakan: "Hanya dua hal yang membentuk struktur
   "Academie"ku, yaitu (a) otaknya Aristoteles dan (b) seluruh tubuh
   murid yang lain." Maksud perkataannya ialah bahwa seluruh muridnya
   yang lain memiliki tubuh tetapi tidak memiliki otak, sedangkan
   Aristoteles adalah satu-satunya yang memiliki otak. Ia begitu
   mengagumi kalau mendapatkan murid yang baik. Saudara jangan merasa
   terganggu, jika ditengah muridmu ada yang lebih pandai dari murid-
   murid yang lain, dan berani mengatakan sesuatu yang berbeda dengan
   pendapatmu atau pendapat umum. Saudara harus waspada, lalu dengan
   berhati-hati mengarahkan dan menaklukkan diri Saudara dan diri
   murid Saudara ke bawah kebenaran, dan sangat berhati-hati menangani
   dia. Meskipun seolah-olah ia mengganggu ketentraman, keamanan
   Saudara, dan membuat kacau jiwa Saudara, tetapi orang-orang ini
   nanti akan meneruskan tugas jaman yang berat. Saudara harus
   menghargai dia.

        Saya kadang-kadang memperhatikan bagaimana keadaan guru-guru
   anak-anak saya. Satu kali anak saya membaca bahasa Inggris, dan
   salah membaca, tetapi waktu saya tanya, ia menegaskan bahwa itu
   adalah ajaran gurunya. Ketika saya ralat, ia tidak mau karena
   merasa sudah diajar sedemikian oleh gurunya. (Pada buku yang
   pertama, telah dibahas bagaimana anak yang sudah di atas 6 tahun
   mulai lepas dari kendali orang tua dan mulai berpindah ke gurunya
   di sekolah. "Arsitek Jiwa", hal. 44). Ketika kemudian ia
   menanyakan kepada gurunya, gurunya menjawab bahwa keduanya benar,
   bisa dibaca menurut kedua cara itu. Inilah kondisi sekolah kita.
   Jika kita sebagai guru, kita menemui murid yang berbeda pendapat
   dengan kita, kita harus langsung menyadari bahwa kita sendiri
   hanyalah murid kebenaran, dan memberikan kebenaran kepada murid
   kebenaran yang lebih muda. Dan jika kita mendapatkan seorang anak
   yang kita didik, yang seolah-olah memberikan kesulitan kepada kita,
   jangan bingung, karena mungkin tugas mereka untuk jaman mereka
   adalah berat sekali, sehingga kita harus bisa menangani dengan penuh
   perhatian.

        Suatu kali saya berkotbah di penjara remaja. Ada sekitar 800
   anak berusia 13-18 tahun. Penjara ini sedemikian indah, semua
   kamarnya ada layar untuk video pendidikan, ada komputer di kelas,
   dan memiliki taman-taman yang indah sekali. Ketika saya mau
   berkotbah, saya melihat ratusan kepala yang gundul-gundul begitu
   banyak. Di sekeliling mereka penuh dengan Polisi Militer yang
   berjaga begitu ketat dengan bayonet terhunus, karena anak-anak ini
   sangat nakal. Baru sebulan sebelumnya, mereka memberontak dan
   menghancurkan satu piano konser. Lalu saya minta semua Polisi ke
   pinggir semua ketika saya mulai berkotbah. Muka mereka memang lain.
   Pepatah Tinghoa kuno mengatakan bahwa daging orang yang baik
   seratnya vertikal, tetapi daging orang yang jahat seratnya semua
   melintang. Kalimat pertama saya mengatakan: "Saya tahu bahwa kalian
   semua anak-anak yang pandai, kalian mempunyai pikiran yang
   berlainan. Kalian mungkin sangat benci karena ayah dan ibumu
   bercerai, engkau dilahirkan dalam satu keluarga yang tidak
   berbahagia seperti keluarga yang lain. Dan kesulitan-kesulitanmu
   tidak dimengerti oleh orang lain, sehingga akhirnya engkau berontak.
   Saya sangat mengerti dan memahami kesulitan di dalam jiwamu." Di
   dalam dua menit, wajah mereka berubah, dan mereka telah menjadi
   kawan saya, bersedia mendengarkan kotbah saya. Setelah berkotbah,
   lebih dari 270 anak bertobat, menangis dan menerima Tuhan Yesus
   sebagai Juruselamat mereka. Saya datang bukan menjadi guru yang
   galak, atau menjadi pendidik yang mau menguasai, tetapi saya datang
   sebagai kawan.

        Murid adalah faktor ketiga. Bagaimana menjadikan murid orang-
   orang yang bisa bekerja sama dengan Saudara di dalam sistem
   pendidikan untuk bersama-sama mengejar kebenaran, merupakan hal
   yang sangat penting. Sebagai guru yang baik, adalah guru yang dapat
   mencairkan diri dengan murid, dan mendapat murid yang baik adalah
   jika mereka dapat secara maksimal menerima apa yang Saudara berikan.
   Dengan demikian sistem pendidikan itu sukses.

  Bahan di atas diambil dan diedit dari:
    Judul Buku: Arsitek Jikwa II
    Penulis   : Stephen Tong
    Penerbit  : Lembaga Reformed Injili Indonesia (Jakarta), 1993
    Halaman   : 14-19

***********************************************************************
 o/ TIPS MENGAJAR

  BAGAIMANA MENOLONG ANAK MENGERTI PERASAANNYA
  --------------------------------------------
  Perasaan merupakan bagian penting dalam kepribadian setiap anak,
  tetapi perasaan itu tidak selalu dapat dikuasai oleh anak. Anak tidak
  mempunyai tombol yang secara otomatis dapat menghasilkan emosi yang
  tepat atau dapat menghilangkan perasaan-perasaan yang negatif. Anak
  memerlukan orang dewasa yang bersedia menerima dia dan menerima
  perasaan-perasaannya.

  Bila perasaan-perasaan itu positif, memang sangat mudah diterima,
  tetapi ini pun sering diabaikan. Orang tua dan guru kadang-kadang
  harus memeri komentar untuk menunjukkan bahwa mereka memperhatikan
  apabila anak itu merasa senang; bahwa mereka merasa puas dengan apa
  yang dilakukannya; dan bahwa mereka menanti-nantikan suatu kejadian
  yang menyenangkan. Pernyataan, "Kamu nampaknya sangat gembira,"
  membuat anak itu mengetahui bahwa orang dewasa mengerti perasaan yang
  sedang bergejolak dalam hatinya. "Dari senyumanmu saya tahu bahwa
  kamu merasa puas karena berhasil menyelesaikan permainan teka-teki
  itu," menolong anak mengenali perasaannya sendiri.

  Kadang-kadang kita perlu menerima perasaan-perasaan yang negatif.
  Misalnya, seorang anak mungkin merasa sangat bingung ketika ibunya
  meninggalkan dia di Sekolah Minggu. Pernyataan-pernyataan seperti:
  "Ibu (Guru) tahu bahwa kamu tidak senang," atau "Kamu tidak senang
  kalau ditinggal oleh Ibu," menolong dia menyadari bahwa perasaan-
  perasaannya itu dimengerti. Kalau anak mengetahui bahwa perasaannya
  dimengerti, ia akan lebih cepat merasa tenang daripada kalau ibunya
  (gurunya) berkata, "Jangan menangis. Semuanya akan menjadi
  menyenangkan."

  Tanggapan yang menunjukkan penerimaan atas penguangkapan perasaan
  seorang anak dapat dinyatakan seperti berikut:
    "Kamu merasa tidak senang kalau ..."
    "Saya kira menyenangkan sekali bila ..."
    "Pasti sulit sekali kalau ..."
    "Kamu sedih sekali pada waktu ..."
    "Tampaknya kamu merasa senang karena ..."
    "Saya mengerti bahwa kamu merasa ..."

  Bahan diatas dikutip dari:
    Judul Buku: Bagaimana Bercakap-cakap Dengan Anak Kecil
    Penulis   : Rachel Iversen
    Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup (Bandung), 1978
    Halaman   : 30-31

*********************************************************************
 o/ SERBA-SERBI (Humor)

  JALAN KESELAMATAN
  -----------------
  Seorang anak Sekolah Minggu pulang sekolah pada hari Senin, dimana
  pada hari Minggu kemarin guru Sekolah Minggu mengatakan bahwa kita
  harus penginjilan. Sewaktu naik becak anak tersebut dengan semangat
  mulai menginjili tukang becak :

  Si Anak     : "Bang..bang becak!!!???"
  Tukang Becak: "Mau saya antar kemana, dik??"
  Si Anak     : "Sampai umur sekian Abang sudah tahu belum
                'Jalan Keselamatan' (maksudnya Kristus)???"

  Dengan wajah lugu pula, abang becak itu berkata dengan
  bersemangat dan antusias,

  Tukang Becak: "Tahu, dik. Dua ribu rupiah saja!! ....Ayo!!"
  Si Anak     : "?????!!!!!!"  ... :-o

  Sumber: Arsip e-Humor  <subscribe-i-kan-humor@xc.org>

***********************************************************************
 o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: "mei" Merry Chandra
  >Saya sangat tertarik untuk bergabung dengan milis untuk para GSM
  >(Guru SEkolah Minggu) tolong diikutsertakan email saya dalam milis
  >ini. Apa saja data yang diperlukan selain email address dan nama?

  Dari: Olvi Mantiri
  >Saya tertarik dan ingin menanyakan,bagaimanakah caranya untuk ikut
  >dalam forum diskusi guru sekolah minggu ? Apakah ada yang harus di
  >isi dan apakah ada syarat untuk jadi anggota nya ?
  >Atas jawaban nya saya ucapkan terima kasih dan Tuhan Yesus
  >memberkati palayanannya.

  Redaksi:
  Untuk bergabung dalam Milis Diskusi e-BinaGuru sangat mudah karena
  tidak ada syarat khusus, kecuali bahwa anda harus seorang yang
  terbeban dan terlibat dalam pelayanan anak (mis. Sekolah Minggu).
  Untuk bergabung, anda bisa lakukan sendiri dengan mengirim e-mail
  kosong ke alamat:
                   <subscribe-i-kan-BinaGuru@xc.org>

  Silakan ajak teman-teman dan guru Sekolah Minggu yang lain ... :)

************************************************************************
 Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
 Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
 Untuk arsip:  http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaAnak
************************************************************************
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2000 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org