Depresi pada Anak
e-BinaAnak -- Edisi 778/September/2018
|
|
Salam kasih,
Setiap orang tentunya pernah menghadapi masa-masa sulit, bahkan sampai ke tingkat depresi. Namun, sayangnya, banyak orang menyepelekan arti depresi bagi anak-anak. Oleh sebab itu, tidak heran jika kita dapat melihat bahwa kasus bunuh diri bukan hanya berkutat pada orang dewasa, melainkan juga pada usia belia.
Tema "Depresi pada Anak" yang diberikan pada bulan ini dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, yang diadakan pada 10 September. Pada edisi ini, redaksi menyuguhkan artikel yang mendorong kita untuk menolong anak-anak mengatasi kesedihannya. Dalam edisi ini, kami juga menyajikan tip-tip yang diperlukan dalam pendampingan pada anak yang mengalami depresi, serta bahan mengajar tentang tokoh Ayub yang kiranya menyadarkan anak-anak kita tentang penyertaan Tuhan pada saat mereka menghadapi masa-masa sulit. Selamat melayani.
|
|
ARTIKEL
Tolonglah Anak Anda untuk Mengatasi Kesedihannya
BERTUMBUH menjadi dewasa itu memang harus mengalami banyak kesulitan. Harus mengalami banyak hal yang menyakitkan perasaan. Anak-anak tidak akan menjadi dewasa tanpa mengalami banyak tekanan, dan mengalami perasaan yang tidak menyenangkan yang sudah merupakan bagian dari kehidupan ini, baik kehidupan orang dewasa maupun kehidupan anak-anak. Pada saat-saat tertentu, seseorang akan merasa putus asa, patah semangat, remuk hati, atau jemu. Jadi, mengetahui bagaimana mengatasi saat-saat yang semacam ini -- bahkan menghargai pengalaman semacam itu - merupakan semacam keterampilan yang harus dimiliki anak-anak kita.
Anak-anak (sama seperti orang dewasa) mempunyai kesanggupan yang berbeda-beda dalam soal mengatasi kesedihan. Ada orang yang dapat memandang perasaan mereka secara objektif dan memilih jalan lain. Yang lainnya tampaknya hanya mampu untuk membenarkan diri atas "haknya" untuk merasa sedih. Hal ini sangat bergantung pada kedewasaan dan temperamen anak itu sendiri.
Waktu Anda menolong anak Anda untuk mengatasi keadaan depresinya, pertimbangkanlah prinsip-prinsip berikut ini:
- Emosi-emosi negatif boleh diungkapkan. Itu adalah perkara yang normal, bahkan merupakan reaksi-reaksi yang sehat dan masuk akal terhadap berbagai kesukaran dalam hidup ini. Hindarilah sikap yang memberi kesan bahwa merasa sedih itu salah.
- Kita mempunyai kebebasan untuk memilih apa yang akan kita lakukan dengan perasaan atau emosi kita yang negatif. Walaupun kita tidak selalu dapat mengendalikan keadaan di sekeliling kita, tetapi kita selalu dapat mengendalikan reaksi kita terhadap keadaan itu dengan jalan mengambil keputusan untuk tidak tenggelam dalam keadaan dan suasana hati kita sendiri. Sering kali, kita berusaha untuk memenuhi kebutuhan emosional kita yang wajar, seperti perhatian dari orang-orang lain, dengan cara yang kurang baik misalnya dengan jalan cemberut. Sebenarnya, Allah ingin menolong kita untuk memilih cara-cara yang lebih konstruktif untuk memenuhi kebutuhan itu.
Keadaan-keadaan yang sangat berat atau tanggapan yang tidak efektif yang biasa dilakukan untuk menanggulangi depresi dapat menyebabkan anak Anda merasa tidak sanggup untuk memilih suatu respons yang lebih positif. Salah satu atau beberapa dari gejala-gejala berikut ini dapat muncul:
- Merasa murung, apatis, dan tidak bahagia yang berkepanjangan.
- Tidak mau bergaul dengan orang lain.
- Tidurnya gelisah.
- Pola makannya berubah.
- Gejala-gejala jasmani seperti gangguan pencernaan, kepala, gatal-gatal, dan rasa nyeri.
- Prestasi akademis yang merosot.
- Tingkah laku yang agresif dan merusak.
- Khawatir, gugup, dan gelisah.
Jika terlihat salah satu dari gejala-gejala ini secara terus-menerus, mintalah pertolongan orang yang ahli.
Akan tetapi, biasanya strategi berikut ini dapat menolong anak Anda untuk mengatasi perasaan-perasaan yang tidak enak.
- Pertama-tama biarkanlah anak Anda mengetahui bahwa Anda menyadari bahwa ia mempunyai perasaan-perasaan yang demikian itu. Kemudian, jika apa yang menyebabkan timbulnya perasaan negatif itu tampaknya relatif kecil, alihkan perhatian anak itu pada kegiatan atau hal lain yang menarik hatinya. Sering demikianlah keadaannya dengan anak-anak prasekolah. Setelah diskusi singkat, katakanlah: "Marilah kita sekarang melakukan hal ini" atau "Maukah kamu menolong saya?"
- Jika apa yang menyebabkan timbulnya kesedihan itu merupakan sesuatu yang berat yang Anda juga sama-sama rasakan, seperti meninggalnya seseorang yang dikasihi, janganlah menyembunyikan perasaan Anda sendiri. Jika mau, Anda boleh mencucurkan air mata bersama anak Anda. Ikatan yang timbul oleh karena Anda bersedia untuk mengungkapkan kesedihan yang Anda sendiri rasakan itu akan menolong Anda untuk dapat bersama-sama mengatasi perasaan sedih itu.
-
Merasa sedih sering ada kaitannya dengan kesepian. Usahakanlah untuk memberikan lebih banyak sentuhan fisik lebih banyak waktu kepada anak Anda. Lakukan hal itu pada saat itu juga atau rencanakan suatu waktu di mana Anda dan anak Anda dapat bersama-sama pada kesempatan lain, tetapi pada hari itu juga. Mengajak temannya untuk datang bermain atau merencanakan untuk pergi jalan-jalan bersama, juga merupakan cara untuk menghilangkan rasa sedih atau depresi itu.
- Depresi kadang-kadang merupakan gejala dari perasaan bersalah yang belum diselesaikan. Jika anak itu tidak mengetahui dengan pasti apa yang menyebabkan ia sedih, dengan lemah lembut selidikilah bersama-sama tingkah lakunya akhir-akhir ini. Secara tidak langsung, dekatilah dia dan ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang tidak memberi kesan menuduh. Anda mungkin akan menemukan kesalahan tersembunyi yang perlu diakui dan diampuni.
- Tolonglah anak Anda dalam menentukan cara untuk mengatasi suasana hatinya yang sedih itu. Teguran agar tidak bertingkah laku untuk menarik perhatian atau agar tidak mempunyai perasaan sebagaimana yang sesungguhnya diajarkannya hanya mengungkapkan betapa jauhnya hubungan Anda dengan anak Anda, bahkan betapa kurang perasaannya Anda terhadap apa yang dirasakan anak Anda. Cara pendekatan yang lebih baik ialah dengan menolong anak itu untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang mungkin dapat dipilihnya ini: "Kamu dapat tetap duduk di sini dan merasa sedih, atau menelepon seorang kawan, atau mendengarkan lagu dari kaset, atau melakukan bagian pekerjaanmu di dalam rumah supaya kemudian boleh main, atau ...." Doronglah anak Anda untuk memilih dan imbangi setiap protes anak Anda dengan menyuruhnya untuk memilih yang lebih baik. Kadang-kadang, tawaran makanan kecil dapat menggerakkan anak itu untuk dapat mengambil keputusan yang efektif.
- Berilah semangat kepada anak Anda dengan memberitahukan kepadanya bahwa Anda percaya pada kekuatan dan kemampuan anak Anda. Ingatlah kembali keberhasilan-keberhasilan pada masa yang lampau dan saat-saat ketika kesedihan berhasil dikalahkan. Ingatlah bagaimana dengan berlalunya waktu, maka pandangan kita pun berubah.
- Janganlah bersikap terlalu bersimpati. Simpati yang berlebihan kesan bahwa anak Anda itu tidak mampu. Cara yang lebih baik untuk menunjukkan bahwa Anda menaruh simpati adalah dengan mengingat kembali saat-saat ketika Anda merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan oleh anak Anda sekarang, dan bagaimana Anda telah mengatasinya. Kenyataan bahwa Anda pernah mengalami hal itu meneguhkan bahwa perasaan sedih itu lumrah dan dapat diatasi.
- Usahakanlah agar anak Anda mendapatkan cukup banyak latihan. Beberapa macam zat-zat kimia tertentu yang dilepaskan ke dalam jaringan otak selama melakukan kegiatan fisik ternyata secara alamiah dapat menghilangkan perasaan depresi.
-
Harus mempunyai kepekaan. Waktu ada di pihak Anda. Anda tidak dapat memaksa anak Anda untuk keluar dari suasana hati yang menyedihkan itu. Anak itu harus atas kemauannya sendiri mengambil langkah untuk keluar dari hal itu. Bagian Anda adalah tetap menyediakan diri untuk menolong secara bijaksana.
Di atas semuanya itu, ingatlah bahwa segala usaha Anda akan sia-sia kecuali jika reaksi Anda sendiri terhadap suasana hati yang muram dapat menjadi teladan tentang bagaimana Tuhan terhadap hal itu yaitu bahwa: "Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan" (Roma 5:3-4). Sebagaimana ada pepatah yang mengatakan, "Tidak ada hasil yang dapat dicapai tanpa mencucurkan keringat." Anak Anda dapat mengatasi perasaan kurang bahagia jika Anda berusaha untuk menyediakan waktu untuk memberikan kepadanya sarana yang dibutuhkannya.
Download Audio
Diambil dan disunting dari: |
Judul buku |
: |
40 Cara Mengarahkan Anak |
Judul bab |
: |
Sikap |
Judul asli artikel |
: |
Tolonglah Anak Anda untuk Mengatasi Kesedihannya |
Penulis |
: |
Paul Lewis |
Penerbit |
: |
Yayasan Kalam Hidup; Bandung, 1997 |
Halaman |
: |
130 &mdash, 134 |
|
TIP
Pengasuhan/Pendampingan Melalui Depresi pada Anak
Sesuatu terjadi kepada anak-anak antara sekolah dasar dan sekolah menengah. Anda tahu, hal-hal di samping persoalan biologis. Saya tidak yakin itu apa, tetapi saya percaya kalau hal itu juga bagian dari ilmu pengetahuan. Anda pasti pernah mendengarnya. Anda memperhatikannya sungguh-sungguh. Akan tetapi, Anda tidak benar-benar memahami hal tersebut sampai hal itu Anda alami sendiri. Saya yakin bahwa saya sudah mempersiapkan anak-anak saya untuk menghadapi tahun-tahun di sekolah menengah dan mereka akan merindukan saat-saat canggung dalam hidup yang sering kali menakutkan.
Ternyata tidak.
Baik anak laki-laki maupun perempuan saya mengalami ketakutan dalam sekolah menengah mereka dan dalam kegiatan penuh tambahan setelah sekolah. Kecanggungan itu semakin menyeruak. Peralihan dari seorang gadis kecil menjadi remaja yang sesungguhnya. Anak-anak laki-laki berada di mana-mana, berlagak dewasa, tetapi tetap tidak paham bagaimana mengucapkan kata-kata yang pantas. Sekolah menjadi masa yang berat saat itu.
Banyak hal berubah. Begitu pula dengan anak perempuan saya yang mudah bergaul, ceria, dan yang tidak bisa melukai pemikiran orang lain.
Saya mendapat panggilan dari pihak konseling sekolah dan saya harus datang ke kantornya di sekolah. Ketika saya sampai di sana, saya melihat Rachel duduk di bangkunya, matanya merah dan berair. Pihak konselor memberi saya secarik kertas, sesaat kemudian saya merasa waktu seolah berhenti dan angin menghempaskan saya.
Kertas tersebut ternyata adalah surat yang ditulis oleh anak perempuan saya kepada temannya yang berisikan niat untuk bunuh diri. Puji Tuhan, temannya tersebut memberikan surat itu kepada pihak sekolah. Setelah kejadian tersebut, dua tahun berikutnya adalah tahap pengasuhan tersulit yang pernah saya alami.
Saya bukanlah seorang dokter atau terapis, tetapi berikut adalah hal-hal yang sudah saya alami sendiri serta hasil dari membandingkan cerita dari para ibu yang memiliki pengalaman yang serupa.
- Itu Bukanlah Aku - Itu Kamu. Hal ini tidak sering terjadi kepada saya, tetapi Allah tahu saya membutuhkan saran-Nya secara lantang dan jelas. Perasaan itu seperti jika Yesus duduk di samping saya, menopang wajah saya dengan tangan-Nya, melihat saya tajam-tajam dan berkata, "Jangan. Merasa. Ini. Tentang. Dirimu." Saya berbalik kepada anak saya, merangkulnya, dan berkata, "Semua akan baik-baik saja." Berulang-ulang kali.
- Carilah Bantuan Secepatnya. Pada hari itu, gereja kami memiliki banyak informasi mengenai hal yang sedang kami alami. Asuransi Anda biasanya juga membayar untuk konseling. Pihak konselor ingin bertemu dengan saya serta suami saya, dan itu sangat menakutkan. Anda harus bersiap untuk menghadapi hal-hal yang berat.
- Kami sudah melaluinya tanpa bantuan obat-obatan. Namun, menggunakan bantuan obat juga tidak masalah.
- Berhati-Hatilah dengan Apa yang Anda Harapkan. Jika Anda memiliki seorang anak yang luar biasa berbakat dan sangat bertalenta, teruslah memantaunya. Saya tidak mengatakan bahwa mereka pasti akan mengalami hal itu, tetapi menurut setiap ibu yang anak tertuanya berhadapan dengan depresi, faktor G/T (Berbakat/Bertalenta - Red.) ada di dalamnya.
- Mendengarkan tanpa menghakimi. Mendengarkan tanpa menghakimi. Tidak menawarkan tujuh langkah menuju kesehatan dan kebahagiaan. Tanpa mengutip "Janganlah khawatir akan apa pun juga ...." Dan, itu sulit karena justru hal-hal tersebut yang membantu saya ketika saya sedih.
- Daripada bertanya "Bagaimana kabarmu hari ini?" cobalah dengan, "Apa saja hal-hal kesukaanmu yang terjadi hari ini?" atau "Ceritakan tentang hal baru yang sudah kau pelajari."
- Telan saja semua perkataan Anda dan buatlah mereka mengajari Anda cara bermain video game. Lakukan apa yang mereka ingin lakukan.
- Apa pun yang Anda kerjakan, jangan menyerah. Anda akan mampu memenangkan masalah keberanian ini jika Anda berfokus dengan hal tersebut.
- Bertanyalah kepada gereja Anda tentang tempat-tempat di mana Anda dan keluarga dapat melayani.
- Hal Itu Terus Terjadi. Akan tetapi, dia sudah tahu bagaimana cara untuk menghadapinya, apa yang memicunya, bagaimana cara meminta bantuan, dan rasa depresinya sudah semakin berkurang seiring dengan pertambahan usianya. Konseling telah berperan besar membantunya menghadapi masalah tersebut.
- Saya menghabiskan setiap pagi hanya untuk berlutut dan berdoa kepada Allah memohonkan belas kasihan-Nya.
Jadi, Allah tahu. Dia tahu, sebab Dia melihat Anak-Nya yang Tunggal belajar tentang bagaimana saudara sepupunya Yohanes Pembaptis yang dipenggal kepalanya. Dia melihat Yesus berduka atas teman-Nya Lazarus. Allah melihat Yesus menangis dengan sangat menderita di Taman Getsemani saat sedang menghadapi kematian paling mengerikan yang pernah ada.
Allah telah mengingatkan saya melalui masa pengasuhan, dan sekali lagi, "Aku akan/dapat mengatasinya." Saya sudah menyaksikan kuasa Allah melalui hidup Rachel dan saya tidak dapat mengukur semua persoalan ini tanpa Juru Selamat saya.
Allah sudah mengatasinya. Dan, saya bersyukur karena Dia melakukannya. (t/Nikos)
Selengkapnya »
|
BAHAN MENGAJAR
Ayub: Saat Kemalangan Melanda
Dasar Ayat: Ayub 1:12-22
Ayub adalah orang yang baik hati dan diberkati oleh Allah. Iblis telah berbicara kepada Allah mengenai Ayub dan diizinkan untuk menguji kesetiaan Ayub, tetapi tidak untuk menyakiti dirinya.
Iblis pun memulai serangannya kepada Ayub. Pada suatu hari, para perampok mencuri seluruh keledai dan sapi jantan milik Ayub. Kemudian, petir menyambar seluruh gembala beserta dombanya. Perampok yang lain datang, lalu mencuri unta-unta Ayub dan membunuh para pelayannya. Kemudian, ketika anak-anak Ayub sedang berada dalam pesta makan malam di rumah anaknya yang tertua, badai datang meruntuhkan seisi rumah itu dan menyebabkan anak-anak Ayub mati. Ketika Ayub mendengar apa yang sedang terjadi, dia bangkit dan mengoyakkan pakaiannya dengan bersedih hati, tetapi dia tidak berbuat dosa dengan menyalahkan Allah.
Apakah aku akan diuji oleh Allah melampaui kemampuanku?
Apakah kamu membenci ujian di sekolah? Apakah kamu gugup ketika menunggu kertas ujian dibagikan, khawatir jika ujian tersebut akan terlalu sulit atau bahwa kamu tidak akan mengingat semua pelajaran itu? Ujian tidak begitu menyenangkan! Akan tetapi, saat kamu sudah mengerjakan ujian dan menerima hasilnya, kamu dapat melihat seberapa baik kamu sudah mengerjakannya.
Sama halnya dengan ujian, kita juga baru dapat mengetahui seberapa kuat iman kita jika iman kita diuji. Melalui pencobaan-pencobaan, kesukaran, dan godaan, iman kita diuji dan diperkuat. Iblis tidak akan tahu apakah kita akan mampu melewati ujian tersebut atau tidak, tetapi Allah tahu!
Yesus tahu bahwa teman-Nya, Petrus, akan menghadapi ujian terberat dalam hidupnya. Yesus tahu bahwa meskipun Petrus akan gagal dalam ujian ini dengan menyangkal-Nya, tetapi dia tidak akan kehilangan imannya secara keseluruhan. Yesus Kristus berkata kepadanya, "tetapi Aku sudah berdoa untukmu supaya imanmu jangan gugur" (Lukas 22: 32a, AYT). Yesus tidak meluputkan kita dalam menghadapi persoalan, tetapi Dia menjamin bahwa kita tidak akan menghadapi masalah yang lebih besar dari apa yang bisa kita hadapi.
Ayat hari ini:
“Dan, Allah adalah setia, Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kemampuanmu. Akan tetapi, bersama dengan pencobaan itu, Ia juga akan menyediakan jalan keluar supaya kamu dapat menanggungnya.”
(1 Korintus 10:13b, AYT).
(t/Nikos)
Diterjemahkan dari: |
Nama situs |
: |
Truth for Kids |
Alamat situs |
: |
http://www.truthforkids.com/june-7 |
Judul asli artikel |
: |
Job: Disaster strikes |
Penulis artikel |
: |
Tidak dicantumkan |
Tanggal akses |
: |
1 Agustus 2018 |
|
|