ARTIKEL
Apakah Pendidikan Kristen di Gereja Kecil Merupakan Masalah Besar?
Pelayanan pendidikan Kristen dalam gereja kecil menghadapi dua masalah utama: terlalu sedikit anak dan terlalu sedikit ruang. Karena jumlah jemaat rata-rata kurang dari 100 orang, dapat diperkirakan bahwa kebanyakan gereja di Amerika mengalami masalah ini.
Jumlah Anak yang Terlalu Sedikit
Pertumbuhan kuantitas memang tidak pernah bisa disamakan dengan kualitas pertumbuhan spiritual. Namun demikian, pertumbuhan itu juga merupakan tujuan yang bermanfaat. Dalam pelayanan anak-anak di gereja kecil, kadang anak prasekolah hingga usia SMP dicampur dalam satu ruang kelas. Jarak usia beberapa tahun sering dipandang tidak terlalu penting oleh orang dewasa, tetapi hal itu dapat berdampak besar dalam proses belajar anak. Banyaknya jumlah anak memberi kesempatan bagi guru untuk membagi mereka dalam beberapa kelas dan menyusun kurikulum sesuai karakteristik dan kebutuhan setiap kelompok usia.
Dengan sedikitnya jumlah anak didik, pengaturan terbaik bagi sekolah minggu adalah dengan mengelompokkan usia sedekat mungkin. Di kelas balita, misalnya, guru dapat memisahkan balita yang aktif dari anak yang masih bayi. Anak didik usia sekolah yang sudah bisa baca tulis harus dipisahkan dari anak-anak yang lebih kecil supaya mereka dapat menggunakan kemampuan mereka itu dalam aktivitas pembelajaran Alkitab. Pembagian kelompok anak-anak yang sudah lebih besar dapat ditentukan berdasarkan tingkat kematangan maupun gender (jenis kelamin).
Gereja-gereja kecil pada umumnya dirintis oleh keluarga-keluarga muda, dan kebanyakan anak di gereja tersebut biasanya seumuran. Dalam hal ini, mereka harus dipisahkan berdasarkan kapasitas ruang kelas, dan perbandingan jumlah guru-murid yang diperlukan.
Apabila ada cukup pelayan, mereka dapat menangani murid dengan rasio satu banding satu (satu guru memegang satu murid) kepada anak didik yang rentang usianya terlalu jauh untuk diajar secara berbarengan. Namun, cara ini memiliki suatu masalah, yakni kurangnya persekutuan dengan anak-anak. Mereka kehilangan interaksi yang penting dengan teman sebaya dan kesempatan untuk belajar kebenaran Alkitab dalam konteks hubungan sosial.
Dengan jumlah anak yang sedikit, tetapi rentang usianya jauh, program gereja untuk anak bisa disampaikan dalam satu ruangan guna mengatasi masalah penghematan waktu pengajaran sekolah minggu. Jika semakin banyak anak yang datang, para pekerja biasanya akan mengarahkan mereka pada kebaktian di gereja. Anak-anak yang menghadiri kebaktian dewasa hanya memahami sedikit dari ibadah yang diikutinya; akan lebih baik jika mereka menyembah Allah sesuai dengan tingkat pemahaman mereka lewat program gereja anak. Namun, para penatalayan harus bijak dalam membatasi rentang usia yang masih sesuai dalam satu kelompok, serta jumlah anak yang dapat ditangani oleh para gurunya. Ketika penjangkauan berhasil membawa lebih banyak anak, dan perekrut menyediakan lebih banyak tenaga pelayan anak, program ini dapat diperluas dengan menambah kelompok usia.
Terlalu Sedikit Ruang
Suatu jemaat kecil bisa saja memiliki gedung yang besar, tetapi seringnya, gereja-gereja kecil bersekutu dalam gedung yang di dalamnya menjadi satu dengan rumah singgah, kantor pendeta, setengah lusin ruangan-ruangan kecil, ruang makan gereja, dan dapur mini. Pada kebanyakan gereja kecil, semua tempat tersebut dijadikan ruang kelas untuk sekolah minggu.
Ketika jumlah ruang sangat sedikit, jemaat harus memanfaatkan apa pun yang ada semaksimal mungkin. Gereja harus bijaksana dalam membuat perubahan yang tidak melibatkan penggunaan ruangan demi menyesuaikan dengan tujuan jangka panjang. Pendayagunaan bisa berarti menjebol tembok yang sudah ada, bukan membangun tambahan ruang. Periksalah tempat yang digunakan untuk menyimpan barang-barang tidak terpakai, meja guru, lemari penyimpanan, dan piano. Jika suatu area dipakai untuk pembukaan persekutuan raya anak, lalu ditinggalkan, hilangkan saja persekutuan raya dari daftar agenda dan gunakan ruang tersebut untuk aktivitas pembelajaran Alkitab sepanjang jam sekolah minggu. Banyak kegiatan anak-anak tidak memerlukan meja. Bila demikian halnya, cobalah ganti karpet dengan kursi-kursi. Untuk ruang bayi, pertimbangkanlah memakai ranjang bayi susun.
Karena anak kecil memerlukan lebih banyak ruang untuk bertumbuh dan belajar ketimbang remaja dan orang dewasa, kebutuhan mereka haruslah menjadi prioritas. Bila kelas orang dewasa diadakan di ruangan yang luas dan menarik, mereka mestinya pindah ke tempat yang lebih kecil dan memberikan ruangan mereka kepada anak-anak lima tahun yang berdesakan di ruangan yang sempit. Meski paling baik memang jika semuanya tetap bersama dalam lokasi gereja, tetapi mungkin kelas dewasa perlu pindah ke rumah, kantor, atau kafe terdekat.
Terlalu Sedikit Perencanaan
Beberapa gereja kecil akan tetap kecil. Batasan dan pengaruh bisa jadi disebabkan oleh demografi setempat, lokasi yang tidak jelas, fasilitas yang terlalu penuh, atau pelayanan yang tidak memenuhi kebutuhan komunitas. Beberapa hal tersebut berada di luar kemampuan gereja, sementara sebagian lain tidak. Sering kali, kemampuan gereja untuk mengatasi keterbatasan terletak pada doa dan perencanaan.
Untuk merencanakan pertumbuhan pelayanan anak, para guru harus senantiasa hadir secara konsisten. Dengan catatan kehadiran akurat, perencana dapat melihat gambaran pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang. Misalnya, sebelum ruangan-ruangan terisi penuh, harus disediakan tempat tambahan dan kelas-kelas harus dibagi. Ruangan yang terlalu padat membuat guru frustasi, para orang tua khawatir, dan membuat anak berperilaku liar. Sebelum timbul kebutuhan, gereja harus merekrut dan melatih pekerja yang sudah siap ketika anak-anak datang.
Banyak denominasi dapat menyediakan sumber daya manusia untuk membantu gereja dalam proses pengembangan dan pertumbuhan. Perkumpulan jemaat lain mungkin membutuhkan suatu komite untuk mencari tenaga ahli dalam menolong perencanaan jangka panjang. Banyak penerbit kurikulum ternama menyediakan konsultan yang dapat memberi masukan, dan sekolah Alkitab atau seminari setempat mungkin memiliki tenaga pengajar yang bisa mengevaluasi program gereja kecil.
Ketika jemaat gereja kecil memahami pentingnya pelayanan anak, mereka akan memberikan waktu, tenaga, dan dana untuk pengembangannya. Dengan komitmen seperti itu, gereja akan bertumbuh, baik secara kuantitas maupun kualitas pelayanan. (t/Joy)
Download Audio
Diterjemahkan dari: |
Judul buku |
: |
The Complete Handbook for Children's Ministry - How to Reach and Teach the Next Generation |
Judul bab |
: |
Small-Church Education Programs: Is the Small Church a Big Problem? |
Penulis |
: |
Dr. Robert J. Choun dan De Michael S. Lawson |
Penerbit |
: |
Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1993 |
Halaman |
: |
298 -- 301 |
|