Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/145

Bio-Kristi edisi 145 (11-3-2015)

John Wycliffe

                         Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_________________________Edisi 145/Maret 2015__________________________

Bio-Kristi -- John Wycliffe
Edisi 145/Maret 2015

Salam damai dalam Kristus,

Jauh sebelum Martin Luther dan John Calvin memulai proses reformasi di 
dalam tubuh gereja, John Wycliffe sesungguhnya telah memulai jejak 
reformasi dalam tubuh gereja di Inggris. Karena kecintaan dan 
pengetahuannya yang mendalam terhadap firman Tuhan, Wycliffe menentang 
dan mengkritisi beberapa pengajaran yang dinilainya menyeleweng dari 
gereja. Ia percaya bahwa Alkitab merupakan otoritas tertinggi dalam 
kehidupan orang percaya, dan bahwa kebenaran yang terkandung di 
dalamnya dapat mengubahkan hidup banyak orang. Ketika reformasi gereja 
akhirnya menjadi sebuah pergerakan yang terjadi di seluruh daratan 
Eropa pada abad pertengahan, John Wycliffe akan selalu menjadi pribadi 
yang dikenang sebagai "bintang pagi reformasi" yang mengawali segala 
sikap kritisnya dari dasar firman Tuhan. Selamat membaca kisahnya 
dalam Bio-Kristi di bulan Maret ini.

-- Tetapi bukan aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalamku --

Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >


                RIWAYAT: JOHN WYCLIFFE (1324 -- 1384)
                       Ditulis oleh: N. Risanti

"Percayalah sepenuhnya di dalam Kristus; andalkanlah sepenuhnya pada 
penderitaan-Nya, waspadalah terhadap usaha untuk dibenarkan dengan 
cara lain selain dari kebenaran-Nya." (John Wycliffe)

Di antara berbagai tokoh yang menorehkan sejarah dalam perkembangan 
gereja, John Wycliffe menjadi salah satu pribadi yang mendirikan dasar 
bagi terjadinya reformasi. Kegigihannya dalam mengembalikan pengajaran 
yang benar sesuai firman Tuhan, serta koreksinya yang mendasar 
terhadap beberapa doktrin gereja, membuatnya dikenang sebagai "Bintang 
Pagi Reformasi". Kata-katanya di atas dengan jelas mengungkapkan 
kedalaman imannya pada masa ketika gereja justru mengalami berbagai 
kemerosotan moral dan pengajaran.

Riwayat Hidup dan Karier

Lahir kira-kira pada tahun 1324 di North Ridings Yorkshire, di sebuah 
peternakan domba yang berjarak 200 mil dari kota London, John Wycliffe 
berasal dari keturunan keluarga Saxon tulen. Tidak banyak yang 
diketahui tentang kehidupannya sebelum Wycliffe memasuki Oxford pada 
tahun 1346. Ia hijrah ke Oxford untuk mempelajari ilmu pengetahuan 
alam, matematika, dan teologi, tetapi ia paling tertarik mempelajari 
teologi dan Kitab Suci. Pertama-tama, ia masuk ke Merton College, 
sebelum akhirnya meraih Master di Balliol College, sekitar tahun 1360. 
Adalah Thomas Bradwardine, Uskup Canterbury dan penulis buku "On the 
Cause of God against the Pelagians", yang banyak membentuk prinsip 
teologi Wycliffe kala itu. Wycliffe kemudian memiliki reputasi sebagai 
filsuf dan teolog terkemuka dan menjadi pembicara utama dalam debat-
debat di bidang teologi. Ia ditahbiskan menjadi vikaris di paroki 
Fillingham pada tahun 1361, dan kemudian menjadi rektor di Lutterworth 
pada tahun 1374.

Antara tahun 1372 -- 1384, Wycliffe meraih gelar sebagai Doktor dalam 
bidang ketuhanan, yang membuatnya berhak untuk menjadi pengajar pada 
pelajaran Sistematik Ketuhanan. Pada tahun 1374, Wycliffe juga menjadi 
seorang negosiator antara Inggris dan Perancis di Bruges (kota besar 
di Belgia - Red.), yang membuat sosoknya kian berpengaruh dalam bidang 
politik.

Masalah dengan Gereja

Karena ketertarikannya yang mendalam kepada Alkitab, Wycliffe 
menempatkan Alkitab sebagai sebuah buku yang hidup dan memiliki 
otoritas tinggi dalam hidupnya, sebuah perilaku yang amat langka pada 
masa tersebut. Dari sana, ia kemudian menyadari bahwa terdapat 
kesenjangan ajaran dari yang terdapat di dalam Alkitab dengan praktik-
praktik yang dilakukan di gereja.

Wycliffe awalnya menentang berbagai aspek filosofi dalam gereja 
Katolik beserta pengaruhnya secara abstrak dan filosofis, tetapi 
akhirnya menjadi semakin kritis terhadap tindakan dan kekuatan yang 
dilakukan oleh gereja. Para imam, menurutnya, tidak dibenarkan untuk 
memiliki begitu banyak kekuasaan sekuler karena mereka sering kali 
bertindak dengan cara yang tidak bermoral. Dengan keras, Wycliffe 
menentang penerimaan uang serta praktik yang menghilangkan mutu 
pengajaran dalam gereja abad pertengahan. Ia mengutuk pengajaran yang 
tidak berdasarkan Alkitab seperti doa-doa kepada orang kudus, 
perjalanan ziarah, penjualan surat pengampunan dosa, dan pengakuan 
dosa pribadi kepada imam. Menurutnya, setiap kekuatan feodal dari 
gereja bersifat menyalahi pengajaran dan bahwa setiap orang 
bertanggung jawab langsung kepada Tuhan. Dengan tegas, Wycliffe 
menyatakan bahwa Alkitab merupakan otoritas tertinggi bagi setiap 
orang percaya, dan menjadi pedoman iman serta kesempurnaan setiap 
pribadi. Dari sana, ia kemudian memberikan serangkaian pengajaran dari 
keseluruhan Alkitab, sesuatu yang pada masa itu bersifat baru dan 
revolusioner.

Sebagai seorang yang memiliki kepedulian mendalam untuk rakyat miskin 
dan masyarakat umum, Wycliffe berupaya melawan penyalahgunaan wewenang 
di dalam gereja. Gereja memiliki lebih dari sepertiga tanah di 
Inggris, para rohaniwannya sering kali buta huruf dan tidak bermoral, 
dan kantor-kantor pejabat tinggi gereja sering kali dibeli atau 
diberikan sebagai keuntungan politik. Ketika ditunjuk untuk menjadi 
anggota sebuah komisi kerajaan yang bertugas untuk menyelesaikan 
beberapa persoalan yang tengah muncul, Wycliffe menunjukkan prinsipnya 
dengan tidak menerima suap, sesuatu yang justru umum dilakukan oleh 
uskup lainnya sehingga menimbulkan kegagalan fungsi dari komisi 
tersebut. Perilaku itu membuatnya disukai oleh anggota parlemen dan 
putra keempat Raja, John of Gaunt, meskipun tidak mendapat respons 
yang sama dari uskup lainnya. Dengan dukungan dari John of Gaunt 
itulah ia kemudian menulis traktat dan buku yang mengungkapkan 
pandangannya, termasuk di dalamnya adalah tuduhannya yang terbuka atas 
pengumpulan surat untuk pengampunan dosa. Ia juga menegaskan hak dari 
Raja untuk mengambil properti dari gereja, jika hal tersebut 
dibenarkan secara hukum.

Ketika pihak gereja Roma meminta dukungan keuangan dari Inggris, 
Wycliffe menyarankan John of Gaunt untuk memberi tahu parlemen agar 
tidak memenuhi permintaan tersebut. Pada tahun 1376, Wycliffe menulis 
dalam "Civil Dominion", bahwa "Inggris tidak menjadi milik Paus mana 
pun. Paus hanyalah manusia yang tunduk pada dosa. Namun, Kristus 
adalah Tuhan segala tuhan, dan kerajaan ini diselenggarakan secara 
langsung dan hanya oleh Kristus saja". Menurutnya, gereja sudah 
terlalu kaya, dan bahwa Kristus memanggil murid-murid-Nya pada 
kemiskinan, bukan pada kekayaan. Jika ada pihak yang harus menagih 
pajak semacam itu, hal itu seharusnya dilakukan oleh pemerintah lokal 
Inggris sendiri.

Pendapat itu membawa Wycliffe dalam masalah, sehingga ia dianggap 
membawa ajaran sesat ke dalam gereja. Ia kemudian harus menghadap 
sidang di London untuk menjawab tuduhan bidah (pelaku/penyebar ajaran 
sesat - Red.) terhadap dirinya. Paus Gregorius XI mengeluarkan lima 
bulls (fatwa gereja -- suatu jenis surat paten atau piagam yang 
dikeluarkan oleh Paus Gereja Katolik - Red.) terhadap Wycliffe tiga 
bulan kemudian, yang memberinya 18 tuduhan dan menjulukinya dengan 
"Ahli dalam berbagai kesalahan".

Ketika menghadapi Uskup Agung di istana Lambeth dalam sidang 
berikutnya, Wycliffe berkata, "Saya siap untuk membela keyakinan saya, 
bahkan sampai mati. Saya telah mengikuti Kitab Suci dan para ahli 
suci." Hal tersebut tentu saja tidak sejalan dengan Roma. Akan tetapi, 
karena popularitasnya yang amat besar, Wycliffe tidak mendapat hukuman 
yang keras selain harus meninggalkan jabatannya sebagai rektor di 
Lutterworth.

Penerjemahan Alkitab dan Akhir Hidup John Wycliffe

Ketika menentang ajaran gereja tentang transubstansiasi (perubahan 
substansi dari roti menjadi tubuh Kristus dalam komuni - Red.) yang 
terkandung dalam risalahnya "On the Eucharist" (Tentang Ekaristi -
Red.), ia pun mulai kehilangan banyak teman dan pendukung yang 
memiliki posisi tinggi di bidang politik, termasuk John of Gaunt. 
Namun, kerinduannya untuk membawa reformasi ke dalam gereja tetap 
menyala. Wycliffe menyadari bahwa firman Tuhan akan mengubahkan hidup 
sehingga tidak ada yang lebih penting baginya selain memasukkan pesan 
dan ajaran Alkitab ke dalam hati setiap orang melalui bahasa yang 
mereka pahami. Ia pun kemudian memulai langkah radikal bersama 
beberapa pengikutnya di Lutterworth dengan menerjemahkan dan menulis 
Perjanjian Baru ke dalam bahasa Inggris. Sebuah langkah yang begitu 
berani dan mendasar karena mereka harus menerjemahkan Alkitab dari 
terjemahan Latin yang masih berupa tulisan tangan berusia lebih dari 
1000 tahun.

Tentu saja, langkahnya tersebut mendapat tentangan keras dari pihak 
gereja. Mereka menyatakan, "Dengan terjemahan ini, Kitab Suci telah 
menjadi vulgar, dan menjadi lebih tersedia di mana saja, bahkan bagi 
wanita yang bisa membaca, dibanding mereka yang belajar di perguruan 
tinggi, yang memiliki kecerdasan tinggi. Dengan begitu, mutiara Injil 
menjadi tersebar dan diinjak oleh babi." Akan tetapi, Wycliffe tidak 
mundur. Ia dan para pendukungnya yang dikenal sebagai The Lollards, 
menyebarkan pengajaran dan ide-idenya ke seluruh Inggris, dan terus 
menyerang Paus serta hierarki gereja. Gereja kemudian berusaha 
menghancurkan versi bahasa Inggris dari Alkitab, tetapi tidak berhasil 
karena ada begitu banyak salinan yang berhasil diselamatkan di bawah 
gerakan Wycliffe untuk menyebarkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris.

Serangan untuk melawan Wycliffe terus berlanjut sampai kematiannya, 
tetapi berkat dukungan beberapa orang penting di parlemen dan Oxford, 
Wycliffe tidak pernah diasingkan atau dikeluarkan dari posisinya. 
Setelah berhenti dari Lutterworth, Wycliffe terkena serangan stroke 
pada tanggal 28 Desember 1384, dan meninggal tiga hari kemudian, pada 
malam pergantian tahun.

Wycliffe meninggal sebelum terjemahan Alkitabnya selesai dan sebelum 
pemerintah menuduhnya sebagai bidah. Akan tetapi, pengikutnya, The 
Lollards, tetap melakukan gerakan bawah tanah dan menjadi gangguan 
yang serius terhadap gereja Katolik Inggris. Dua puluh tahun kemudian, 
Wycliffe dikutuk sebagai bidah, dan dikeluarkan kebijakan untuk 
membakar buku-bukunya serta menggali tulang-tulangnya dari kubur untuk 
dibakar dan disebar ke sungai. Akan tetapi, mereka tidak berhasil 
menghilangkan jejaknya bagi masa depan reformasi. Wycliffe telah 
meletakkan dasar bagi firman Tuhan untuk menjadi otoritas tertinggi 
dalam kehidupan gereja.

Sumber bacaan:

1. _____ "John Wycliffe". 
   Dalam http://www.christianitytoday.com/ch/131christians/moversandshakers/wycliffe.html

2. Curtis, Ken. "John Wycliffe: Reformation Morningstar". 
   Dalam http://www.christianity.com/church/church-history/timeline/1201-1500/john-wycliffe-reformation-morningstar-11629869.html

3. _____ "John Wycliffe Biography". 
   Dalam http://www.biographyonline.net/spiritual/john-wycliffe.html

4. Butler, Donna & Lloyd, David F. 2004. "John Wycliffe: Setting the Stage for Reform". 
   Dalam http://www.vision.org/visionmedia/biography-john-wycliffe/613.aspx


             TAHUKAH ANDA: WARISAN BERHARGA JOHN WYCLIFFE
                       Ditulis oleh: N. Risanti

Dengan usahanya memulai penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Inggris 
dari bahasa Latin, John Wycliffe meninggalkan warisan berharga bagi 
gereja serta orang percaya di berbagai belahan dunia. Keyakinannya 
akan kebenaran firman Tuhan yang harus sampai dan diketahui oleh 
setiap orang percaya menjadi tonggak reformasi yang mengubah arah 
perkembangan gereja. Gereja tidak lagi menjadi organisasi eksklusif 
dan feodal yang menjalankan praktik di luar pengajaran yang benar, dan 
Alkitab akhirnya dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa untuk 
menyampaikan pesannya kepada semua orang. Sesuai mandat dalam Amanat 
Agung, firman Tuhan kini telah tersebar ke seluruh dunia dan Alkitab 
menjadi buku yang paling banyak dicetak di dunia. Hingga kini, Alkitab 
telah diterjemahkan ke dalam 531 bahasa, dan masih akan terus 
bertambah seiring dengan waktu. Sungguh sebuah pencapaian yang amat 
patut disyukuri oleh gereja dan semua orang percaya.

Tepatlah yang dikatakan oleh penulis sejarah, Fuller, ketika ia 
menulis tentang Wycliffe: "Mereka membakar tulang-tulangnya menjadi 
abu dan dibuang ke Swift, kemudian dialirkan dengan arus keras oleh 
sungai lainnya. Kemudian, sungai mengalirkan abunya ke Avon, Avon ke 
Severn; Severn ke laut sempit; dan akhirnya ke laut utama. Dan, dengan 
demikian, abu Wycliffe menjadi lambang doktrinnya yang sekarang 
tersebar ke seluruh dunia." Ya, berkat usaha Wycliffe, kini setiap 
orang percaya dapat membaca pesan dari Allah dalam bahasa yang mereka 
pahami dengan baik.

Sumber bacaan:
1. _____ "Bible Translations". 
   Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Bible_translations
2. Curtis, Ken. "John Wycliffe: Reformation Morningstar". 
   Dalam http://www.christianity.com/church/church-history/timeline/1201-1500/john-wycliffe-reformation-morningstar-11629869.html


           STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK WANITA

Bagi Anda yang rindu untuk mendapatkan berbagai bahan Kekristenan 
seputar wanita yang berkualitas seperti artikel, renungan, kesaksian, 
dan biografi tokoh wanita, bergabunglah dengan komunitas e-Wanita di 
dunia maya. Anda cukup mengunjungi fanspage Facebook e-Wanita di < 
http://fb.sabda.org/wanita >, lalu klik tombol "Suka", maka Anda sudah 
bergabung dengan komunitas kami.

Facebook e-Wanita akan semakin memperkaya wawasan dan kerohanian Anda 
serta memperlengkapi Anda di dalam pelayanan. Karena itu, kami tunggu 
kehadiran Anda untuk bergabung dengan komunitas e-Wanita!


Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Tika, dan Ayub.
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org