Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/26

Bio-Kristi edisi 26 (11-8-2008)

Woodrow Wilson dan Franz Schubert

                         Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_______________________Edisi 026, Agustus 2008________________________

Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Woodrow Wilson: Berjuang untuk Meraih Perdamaian yang Adil
- Karya: Franz Schubert (1797 -- 1828)
- Tahukah Anda?

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Dirgahayu bangsaku, dirgahayu negeriku! Tahun ini Republik Indonesia 
  genap berusia 63 tahun. Sebagai warga negara, apakah kita telah 
  memberikan kontribusi yang berarti bagi kesejahteraan dan kemajuan 
  bangsa ini? Tidak harus dimulai dari hal-hal besar yang secara kasat 
  mata dapat dilihat orang dan mendatangkan kebanggaan bagi diri kita. 
  Mulailah dengan menjadi pendoa bagi negara kita tercinta. Dengan 
  doa, kita dapat membawa perubahan besar bagi negara ini. Firman 
  Tuhan dalam Yeremia 29:7 berkata, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke 
  mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, 
  sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." Marilah kita bersatu 
  hati untuk berdoa dan memberikan diri bagi bangsa dan negara 
  Indonesia tercinta.

  Menyambut kemerdekaan RI, kami sajikan riwayat seorang negarawan 
  Amerika yang memiliki karakter Kristen yang kuat, Woodrow Wilson, 
  dalam edisi Bio-Kristi kali ini. Walaupun berkecimpung dalam dunia 
  politik, dia tidak lelah menanamkan dasar-dasar firman Tuhan dalam 
  aktivitas kenegaraannya. Selain itu, kami juga menampilkan 
  karya-karya musisi Kristen, Franz Schubert. Melalui talenta 
  bermusiknya, dia mengharumkan nama bangsanya.
  
  Meskipun kita dan kedua tokoh tersebut memiliki kebangsaan dan latar 
  belakang yang berbeda, namun kita patut meneladani semangat dan 
  perjuangan mereka demi memberikan kontribusi bagi negara tercinta. 
  Harapan kami, prestasi dan semangat yang mereka torehkan di 
  negaranya dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk berdedikasi dan 
  bertanggung jawab terhadap negara Indonesia. Kiranya sajian kali ini 
  dapat mendorong kita untuk membangun bangsa Indonesia lewat bidang 
  pekerjaan dan pelayanan yang telah Tuhan percayakan kepada kita. 
  Selamat membaca! Tuhan Yesus memberkati. 
  
  DIRGAHAYU INDONESIA!

  Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
  Kristina Dwi Lestari

+ Riwayat ____________________________________________________________
1743 -- 1826 Negarawan, Politikus

      WOODROW WILSON: BERJUANG UNTUK MERAIH PERDAMAIAN YANG ADIL
                 Diringkas oleh: Kristina Dwi Lestari

MASA KECIL DI DAERAH SELATAN

  Thomas Woodrow Wilson dilahirkan di Staunton, Virginia, lima tahun
  sebelum perang saudara meletus. Sepanjang hidupnya, ia tetap
  memegang nilai-nilai tradisi kehidupan daerah selatan, selain
  warisan pengajaran keluarganya. Ayah Wilson adalah seorang pendeta
  dari Presbiterian Selatan. Joseph Ruggles Wilson meraih prestasi
  menonjol dalam bidang pelayanan, sebagai moderator Gereja
  Presbiterian Selatan pada tahun 1879, sebagai pendeta yang banyak
  dihargai, dan sebagai seorang profesor yang mengajar di banyak
  negara bagian. Tetapi di atas semuanya, ia mengabdi sepenuhnya
  kepada keluarganya dan terutama demi kepentingan anak laki-lakinya.

  Sejak awal, orang tua Wilson sudah melihat bakatnya berbicara. 
  Mereka pun mendorong Wilson untuk memerdalam pengetahuannya dalam 
  menulis, berdebat, berpidato, dan membekalinya dengan iman Kristen. 
  Ia dilatih dalam kebiasaan mengadakan saat teduh yang terus 
  dipertahankan sepanjang hidupnya. Ia mengkhususkan hari Minggu hanya 
  untuk Allah, suatu kewajiban yang dianggapnya sebagai suatu hak 
  istimewa. Sejak masa kecilnya, Woodrow Wilson menyerap pendekatan 
  religius dari orang tuanya, pendekatan yang dipegangnya terus 
  sepanjang hidup.

KESEIMBANGAN YANG UNIK

  Pendekatan itu dipusatkan pada konsep perjanjian. Allah telah
  membuat aturan-aturan tertentu bagi kita untuk dijalankan dan Ia
  telah memberikan janji-janji yang pasti. Janji-janji kepada
  individu-individu diberikan Allah, termasuk tawaran keselamatan
  kepada mereka yang percaya kepada-Nya dan bagi semua orang, suatu
  jaminan damai sejahtera dan keselarasan sosial bagi mereka yang
  menegakkan keadilan.

  Janji tersebut menggambarkan suatu keseimbangan yang unik bagi
  Wilson -- dibutuhkan suatu upaya yang paling keras dari setiap
  individu, tetapi juga tergantung pada ikatan yang kuat antara gereja
  dan masyarakat. Sebagai seorang guru sejarah, kerangka perjanjian
  ini membuat Wilson sangat memihak kepada kaum Reformer, terutama
  John Calvin (sebagaimana yang biasa dikatakan kepada para
  mahasiswanya, bahwa Calvin merupakan "negarawan pemerbaru" Kristen
  terbesar). Sebagai pemimpin dunia, justru pengajaran inilah yang
  membuat Wilson berpikir bahwa usaha dari individu-individu yang adil
  dan benar dapat mengubah masyarakat bangsa-bangsa.

  Wilson bekerja sebagai seorang akademik, penulis, pembicara,
  politikus, dan negarawan. Ambisi di dalam dirinya cukup besar. Hal
  ini terlihat dari pertanyaannya: "Mengapa dunia masa kini tidak
  menulis mengenai otobiografi politiknya?" Meskipun demikian, sisi
  religiusnya nampak. Dia percaya bahwa Allah menguasai dunia dan
  pribadi-pribadi yang menjadi pelayan dari kehendak Allah di dalam
  dunia. Keyakinan ini tidak hanya sekadar kepribadiannya yang sudah
  diakui, akan tetapi juga mendorong pencapaian kehidupan ini.

  Wilson menemukan jati dirinya setelah menuntut ilmu di Presbyterian 
  Davidson College dan selanjutnya pindah ke Princeton, perguruan 
  tinggi yang masih didominasi masalah-masalah dan kepentingan kaum 
  Presbitarian. Semasa kuliahnya, konsentrasinya banyak di perbebatan, 
  belajar, dan persahabatan. Saat di Atlanta, Wilson tidak menikmati 
  pekerjaannya sebagai ahli hukum. Di sana, dia bertemu dengan 
  istrinya, Ellen Louise Axson yang mendampinginya sampai dia menjadi 
  presiden hingga ajalnya.

  Ambisinya dalam hal akademik sangat terpuaskan ketika menempuh
  studi di John Hopkins-Baltimore dan beberapa pusat studi kesarjanaan
  di seluruh Amerika Serikat. Sebagai puncaknya di John Hopkins, dia
  meniti karier dengan cepat dan akhirnya menjadi dosen di Princeton
  tahun 1890.

  Wilson juga memunyai keahlian dalam menulis sejarah, seperti sejarah 
  Amerika Serikat dan biografi George Washington yang pernah dikritik 
  oleh rekan akademiknya karena dianggap terlalu dangkal. Di pihak 
  lain, esai dan buku politiknya banyak diterima oleh kalangan 
  akademik dan publik umum. Karya-karyanya banyak mengetengahkan 
  gagasan tentang persamaan, kemajuan, dan pemikiran yang adil kepada 
  politik kontemporer.

REKTOR PRINCETON

  Ketika Wilson terpilih sebagai Rektor Princeton pada tahun 1902, ia 
  menghadapi tugas-tugas publik dalam jabatannya dengan antusias. Ia 
  masih mengajar dan mengerjakan tugas-tugasnya sebagai seorang dosen. 
  Menjadi pengajar energi yang membuatnya begitu berhasil sebagai 
  seorang dosen dan pembicara umum ternyata memberikan dampak negatif 
  kepada orang-orang yang tidak mendukung usulan-usulannya. Dia 
  dianggap sebagai pribadi yang angkuh.

  Terutama setelah ia terserang stroke pada tahun 1906 (ia mungkin 
  terserang stroke ringan sebelumnya), kepribadiannya semakin keras. 
  Ia adalah seseorang yang selalu berorientasi pada sasaran. 
  Akibatnya, terjadi beberapa benturan dengan rekan sejawat yang 
  memiliki ego dan visi yang tak kalah hebatnya.

  Ketika yayasan serta beberapa kelompok tidak menyetujui rencana 
  Wilson untuk mendemokrasikan kehidupan mahasiswa dan memertahankan 
  pendidikan yang liberal dan bukan yang profesional, pertikaian pun 
  tak terhindarkan. Karena kepahitan hati ini, Wilson sudah siap 
  ketika para pemimpin dari Partai Demokrat dari New Jersey memintanya 
  untuk menjadi gubernur pada tahun 1910.

  Wilson terpilih menjadi Gubernur New Jersey. Reputasi yang sudah 
  diperolehnya di New Jersey mendorongnya untuk ikut nominasi 
  kepresidenan pada tahun 1912. Ketika dukungan Partai Republik mendua 
  antara William Howard Taft dan Theodore Roosevelt, Woodrow Wilson 
  memasuki Gedung Putih. Sebagai seorang presiden yang "progresif` 
  dengan mayoritas dukungan kongres, ia berhasil mengamankan pembaruan 
  undang-undang, termasuk hak untuk memeriksa perusahaan-perusahaan 
  besar; munculnya Sistem Cadangan Federal yang akan melindungi 
  perbankan; pengurangan tarif untuk mendorong perdagangan; memberi 
  mandat pada karyawan kereta api untuk bekerja delapan jam sehari; 
  dan membuat standar kerja bagi anak untuk pertama kalinya. 
  Berdasarkan catatan ini dan andilnya dalam membawa Amerika Serikat 
  ke luar dari Perang Eropa pada tahun 1914, Wilson terpilih menjadi 
  presiden untuk kesekian kalinya. Ia terus berusaha untuk membuat 
  Amerika tak terlibat peperangan.

EMPAT BELAS BUTIR

  Pada awal tahun 1918, sementara perang masih berkecamuk di Eropa, 
  Woodrow Wilson membuat proposal "Enam Belas Butir"-nya yang terkenal 
  untuk mencoba menegakkan perdamaian. Butir-butir ini menyerukan 
  kepada bangsa-bangsa untuk menyangkal perjanjian-perjanjian rahasia 
  dan memungkinkan orang-orang yang tertindas untuk menentukan nasib 
  mereka sendiri secara demokratis. Enam Belas Butir yang dibuat 
  Wilson ini juga menyerukan bahwa yang terpenting adalah mendirikan 
  Perserikatan Bangsa-Bangsa.

  Setelah perang berakhir pada bulan November 1918, Wilson sendiri 
  pergi ke Paris sebagai pemimpin delegasi perdamaian Amerika. Di 
  Inggris dan benua Eropa, ia mendapat sambutan yang luar biasa 
  hangat. Wilson dipandang sebagai pemimpin yang berprinsip yang 
  menempatkan kepentingan orang banyak di atas kelompok-kelompok yang 
  mementingkan diri sendiri. Perjanjian perdamaian berlangsung brutal. 
  Setelah lelah berdebat, Wilson menarik kembali sebagian besar dari 
  keempat belas butirnya. Tetapi ia yakin pada konferensi perdamaian 
  untuk menerima Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan harapan bahwa 
  berdirinya badan ini akan mencegah timbulnya sebuah perang besar 
  lagi.

MENGALAMI KEKECEWAAN

  Akan tetapi ketika ia kembali ke Amerika, golongan Republik telah 
  menguasai kembali Senat pada tahun 1918 dan mereka tidak sepakat 
  dengan Wilson bahwa PBB menjadi perhatian utama Amerika Serikat. Di 
  bawah pimpinan Senator Henry Cabot Lodge dari Massachusett, para 
  senator menuntut perubahan atau perbaikan terhadap perjanjian itu 
  sebelum menyetujuinya. Bagi Wilson, perlawanan seperti itu bahkan 
  lebih mengandung celaan daripada perlawanan yang dialaminya terhadap 
  gagasan-gagasan akademisnya ketika ia masih di Princeton. Akibatnya, 
  ia memutuskan untuk melakukan tur ke daerah-daerah dan meyakinkan 
  Senat, melalui dukungan publik yang besar, untuk meneguhkan 
  perjanjian tersebut tanpa perlu adanya perbaikan. Namun Wilson sudah 
  menjadi lemah karena tekanan peperangan dan ketegangan dalam meja 
  perundingan untuk perdamaian sehingga ia ambruk di Pueblo. Amerika 
  Serikat tidak akan bergabung dengan PBB. Woodrow Wilson meninggal 
  dunia dan masih yakin akan gagasan-gagasannya, tetapi ia juga 
  terpukul karena kegagalan kebijaksanaannya.

  Orang Kristen menghadapi banyak pertanyaan mendalam ketika mereka 
  mengaji ulang karier Woodrow Wilson. Tak pelak lagi, ia adalah 
  seorang pemimpin yang besar dan memiliki kecakapan yang luar biasa. 
  Kesimpulan ini mengakui titik-titik lemah Wilson karena ia bukan 
  seorang yang sempurna. Misalnya, ia tidak siap untuk memerluas 
  persamaan kepada orang Amerika keturunan Afrika, dan ia juga tidak 
  siap untuk menghargai lawan-lawannya yang memiliki motif yang 
  berharga. Namun, bahkan para musuhnya mengenal kerinduan Wilson 
  untuk mendorong kehidupan politik di Amerika dan masalah 
  internasional kepada posisi moral yang lebih tinggi.

NEGARAWAN KRISTEN?

  Sepanjang hidupnya, Wilson mengalami sejumlah besar pengalaman 
  Kristen. Ia mengalami pertobatan yang murni pada tahun 1872 -- 1873. 
  Pada saat di Wesleyan, ia begitu tergerak oleh khotbah D.L. Moody 
  yang mengubahkan Wilson dari kebiasaannya menulis doa-doa sebelum 
  mengajar, menjadi doa yang spontan dalam kata-kata sendiri.

  Saat dia memulihkan kesehatannya akibat serangan stroke, ia menulis 
  cara pandangnya tentang kekristenan bukan sebagai etika atau "suatu 
  filsafat altruisme (mengutamakan kepentingan orang lain)", tetapi 
  sebagai "kasih, berpandangan jernih, setia, pribadi" sebagaimana 
  yang diperlihatkan Kristus yang "datang bukan untuk menyelamatkan 
  diri-Nya, tetapi untuk menyelamatkan isi dunia".

  Dalam keseimbangan itu, iman Wilson lebih bertumpu pada moral 
  daripada bersifat injili. Lebih menggali sumber-sumber etika 
  daripada penyampaian pesan kasih karunia. Salah satu tujuannya ialah 
  mendukung keyakinannya dalam kemajuan kemanusiaan.

  Saat Wilson menyampaikan ceramahnya pada tahun 1911 yang menekankan 
  karakter politik. Kitab Suci merupakan "Magna Carta" dari jiwa 
  manusia". Dalam ceramahnya itu, dia mendapat sambutan yang baik. 
  Wilson mengakhiri ceramahnya dengan: "Saya meminta setiap pria dan 
  wanita di hadapan saya menyadari bahwa sebagian nasib bangsa Amerika 
  terletak pada penyelidikan harian dari kitab yang berisi pernyataan 
  Allah. Jika ingin melihat kebebasan dan kemurnian di Amerika, maka 
  mereka akan membuat semangat tetap murni dan bebas melalui baptisan 
  Kitab Suci."

  Sebagai negarawan Kristen, Wilson juga memiliki keterbatasan. Dia 
  terlalu menyamakan cita-cita Amerika dengan cita-cita Kitab Suci. 
  Dia dianggap buta terhadap pengajaran Alkitab mengenai dosa manusia 
  dan keperluan akan kasih karunia untuk membuat dunia lebih baik. 
  Tetapi jika ini terbatas hanya pada pemikiran Wilson, maka 
  dibutuhkan suatu kekuatan yang luar biasa. Wilson tidak menganggap 
  politik sebagai suatu perjuangan untuk memeroleh sesuatu, atau 
  diplomasi internasional hanya sebagai satu-satunya cara untuk 
  mengamankan negaranya sendiri. Tetapi lebih kepada pandangannya 
  bahwa manusia diciptakan Allah untuk menikmati kebaikan serta kasih 
  karunia-Nya.

  Mereka diciptakan Allah supaya merdeka. Mereka diciptakan untuk 
  merefleksikan keagungan Pencipta mereka. Apapun kesalahan yang dapat 
  ditemui dalam visi Wilson, cita-citanya yang tinggi patut kita 
  hargai. Dalam suatu abad yang penuh dengan penderitaan dan 
  pertumpahan darah di mana bangsa-bangsa bersaing dan berperang, 
  gagasan seperti itu kontradiktif. Itulah gagasan-gagasan yang 
  berasal mula dari pendidikan Kristen yang diterima Wilson ketika 
  masih kecil dan dalam iman Kristen yang dicurahkannya sepanjang 
  hidupnya. Itu merupakan gagasan-gagasan yang bercikal bakal pada 
  janji-janji Allah.

  Diringkas dari:
  Judul majalah: Sahabat Gembala, Oktober 1996
  Judul artikel: Woodrow Wilson: Berjuang Untuk Meraih Perdamaian
  yang Adil
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Halaman: 37 -- 43
______________________________________________________________________

  Hati kami terbuat untuk-Mu, ya Allah, dan hati kami tidak akan
  beristirahat sebelum beristirahat di dalam-Mu.

                                          John Powell--Pastor

+ Karya ______________________________________________________________
1797 -- 1828 Komponis

                   FRANZ SCHUBERT (1797--1828)

  Franz Peter Schubert (31 Januari 1797 -- 19 November 1828) adalah
  seorang komposer asal Austria. Dia menulis sekitar 600 "lieder"
  (musik untuk vokal atau permainan piano tunggal), 9 simfoni
  (termasuk "Unfinished Symphony" yang terkenal), musik liturgi,
  opera, serta musik untuk skala besar dan solo piano. Terkhusus, dia
  terkenal karena keorisinalitasan melodi dan harmoni yang disusunnya.

MASA MUDA DAN PENDIDIKAN

  Schubert lahir di Wina pada 31 Januari 1797. Ayahnya, Franz Theodor
  Schubert, anak seorang petani Moravia, adalah jemaat sebuah gereja
  sekaligus kepala sekolah; ibunya, Elizabeth Vietz adalah putri dari
  seorang ahli pembuat kunci di Silesia dan pernah menjadi pembantu
  rumah tangga sebuah keluarga di Wina sebelum dia menikah. Ayahnya,
  Franz Theodor adalah seorang guru terkenal, dan sekolahnya yang
  berada di Himmelpfortgrund -- salah satu dari sembilan distrik yang
  ada di Wina -- sangat populer.

  Pada usia lima tahun, Schubert mulai diajar secara rutin oleh sang 
  ayah dan setahun kemudian didaftarkan di sekolah Himmelpfortgrund. 
  Pendidikan formal musiknya juga dimulai pada waktu yang bersamaan. 
  Ayahnya terus mengajarkannya dasar-dasar bermain biola. Pada umur 
  tujuh tahun, Schubert diajar oleh Michael Holzer. Pelajaran dari 
  Holzer kebanyakan berisi percakapan dan ekspresi kekaguman, dan 
  Schubert juga belajar lebih banyak dari perkenalannya dengan seorang 
  magang ramah yang sering mengajaknya ke gudang piano di lingkungan 
  sekitar di mana dia diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan 
  peralatan musik yang lebih baik. Latihan awal Schubert yang tidak 
  memuaskan semakin nyata ketika kesempatan para komposer pada saat 
  itu untuk berhasil sangat kecil, kecuali bisa tampil di depan umum 
  sebagai pemain. Sampai akhirnya, pendidikan musik Schubert yang amat 
  kurang tidak pernah tercukupi.

  Pada bulan Oktober 1808, Schubert diterima sebagai murid di
  Stadtkonvikt (sekolah asrama agama kerajaan) melalui beasiswa paduan
  suara. Di sekolah itulah Schubert diperkenalkan dengan lagu
  pembukaan dan simfoni karangan Mozart. Keterbukaannya terhadap
  komposisi-komposisi tersebut dan juga beragam komposisi yang lebih
  ringan lainnya, yang dipadukan dengan kunjungannya secara berkala ke
  opera, mendasari pengetahuan musiknya yang lebih luas lagi.

  Sementara itu, kejeniusannya mulai muncul dengan sendirinya dalam 
  komposisi yang dia buat. Antonio Salieri, komposer musik terkemuka 
  pada masa itu, menyadari bakat pria muda itu dan memutuskan untuk 
  melatihnya dalam bidang komposisi musik dan teori musik. Komposisi 
  awal Schubert di ruang musik kentara dengan jelas karena pada waktu 
  itu, setiap hari Minggu dan hari libur, di rumahnya ada kelompok 
  musik kwartet di mana kedua saudara laki-lakinya memainkan biola, 
  ayahnya memainkan cello, dan Franz sendiri bermain biola alto. 
  Orkestra amatir tersebut merupakan titik awal kariernya, di mana 
  setelah beberapa tahun kemudian, ia mulai menulis banyak komposisi. 
  Selama tinggal di Stadtkonvikt, dia menulis banyak sekali musik, 
  beberapa lagu, berbagai komposisi musik untuk piano, dan di antara 
  upaya ambisiusnya, "Kyrie" (D.31) dan "Salve Regina" (D.27), oktet 
  atau sebuah komposisi untuk delapan alat musik tiup (D.72/72a) --
  yang dikarang untuk memperingati kematian ibunya tahun 1812 --
  sebuah "cantata" (D.110), lirik dan musik, untuk hari baptis ayahnya 
  pada tahun 1813, dan tugas akhir sekolahnya, simfoni pertamanya 
  (D.82).

  Pada akhir 1813, dia meninggalkan Standtkonvikt dan masuk ke sekolah 
  ayahnya sebagai guru di kelas pemula. Sementara itu, ayahnya menikah 
  lagi, kali ini dengan Anna Kleyenboeck, putri pedagang sutra dari 
  desa Gumpendorf. Selama lebih dari dua tahun, pemuda itu terus 
  melakukan pekerjaan yang sangat membosankan, dan prestasinya 
  biasa-biasa saja. Namun, ada sesuatu yang dapat menebus 
  kebosanannya. Dia mendapat kursus komposisi secara pribadi oleh 
  Salieri, orang yang lebih banyak melatih Schubert daripada pengajar 
  lainnya.

TAHUN-TAHUN TERAKHIR DAN KARYA BESARNYA

  Pada tahun 1823, muncul seri lagu pertama Schubert, "Die schöne 
  Müllerin" (D.795), yang liriknya adalah puisi karangan Wilhelm 
  Müller. Karya ini, bersama-sama dengan seri lagu berjudul 
  "Winterreise" (D.911; yang teksnya juga dari Müller) secara luas 
  dianggap sebagai salah satu titik puncak lieder. Lagu "Du bist die 
  Ruh" (Kamu adalah keheningan/kedamaian) (D.776) juga dibuat pada 
  tahun ini.

  Pada musim semi 1824, dia menulis oktet pada kunci F (D.803), "A 
  Sketch for a Grand Symphony"; dan pada musim panas, ia kembali ke 
  Zeliezovce, saat dia tertarik pada idiom Hongaria dan menulis 
  "Divertissement a l`Hongroise" (D.818) dan "String Quartet" di A 
  minor (D.804). Beredar isu bahwa ia mengalami cinta yang bertepuk 
  sebelah tangan dengan muridnya, Puteri Karoline Eszterházy; jika hal 
  itu benar, para ahli sejarah tidak mengetahui detail mengenai kisah 
  tersebut.

  Meski asyik dengan dunia panggung dan kemudian dengan tugasnya 
  sebagai pejabat, ia memiliki banyak waktu menyusun nada pada   
  tahun-tahun tersebut. "The Mass in A flat" (D.678) selesai 
  dikerjakan dan "Unfinished Symphony" (Symphony No. 8 di B minor, 
  D.759) mulai dikerjakan pada tahun 1822. Pertanyaan mengapa simfoni 
  itu "tidak selesai" tidak henti-hentinya diperdebatkan sampai 
  sekarang. Sampai 1824, selain karya yang tersebut di atas, ada pula 
  versi seruling dan piano lagu Trockne Blumen, dari seri lagu Die 
  schöne Müllerin. Ada juga sonata untuk permainan piano dan 
  "arpeggione" (alat musik petik enam senar) (D.821). Pada masa kini, 
  musik ini biasanya dimainkan dengan cello atau biola alto dan piano, 
  meski telah ada beberapa perubahan aransemen atas musik ini.

  Hal-hal tak menyenangkan yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini 
  diimbangi dengan kekayaan dan kebahagiaan pada tahun 1825. 
  Penerbitan bergerak lebih cepat; tekanan akibat kemiskinan sempat 
  berkurang sementara waktu; pada musim semi ada liburan yang 
  menyenangkan ke Austria bagian Utara, di mana Schubert disambut 
  dengan antusias. Selama tur inilah dia berhasil menciptakan "Songs 
  from Sir Walter Scott". Seri lagu ini berisi lagunya yang terkenal 
  dan disukai, yaitu "Ellens Dritter Gesang" (D.839). Lagu ini 
  sekarang lebih terkenal, meski disalahartikan sebagai "Schubert`s 
  Ave Maria". Pada masa ini, ia juga menulis "Piano Sonata" di A minor 
  (D.845, Op. 42) dan "Symphony No. 9" (di C mayor, D.944) yang 
  diyakini terselesaikan pada tahun berikutnya, tahun 1826.

  Dari 1826 sampai 1828, Schubert terus menetap di Wina; ia hanya 
  melakukan kunjungan singkat ke Graz pada tahun 1827. Sejarah 
  hidupnya selama tiga tahun ini lebih lebih singkat daripada catatan 
  mengenai komposisi-komposisi yang diciptakannya. Ada beberapa 
  peristiwa yang layak untuk disebutkan selama periode ini. Pada tahun 
  1826, dia memersembahkan sebuah simfoni untuk "Gesellschaft der 
  Musikfreunde" dan mendapatkan honorarium (uang jasa) sebagai 
  imbalannya. Pada musim semi 1828, untuk pertama kalinya dan sekali 
  sepanjang masa kariernya, dia menggelar konser musik untuk umum yang 
  mendapat respons sangat baik. Namun komposisi-komposisi itu sendiri 
  cukup untuk membuat biografinya.

  Tahun 1827, Schubert menulis seri lagu "Winterreise" (D.911), sebuah 
  mahakarya lagu kolosal (musik ini dipentaskan dengan luar biasa di 
  Schubertiades), "Fantasia" untuk piano dan biola di C (D.934), dan 
  trio dua piano (B flat, D.898; dan E flat, D.929); pada tahun 1828, 
  "Song of Miriam", "Mass pada E-flat" (D.950), "Tantum Ergo" (D.962) 
  di kunci yang sama, "String Quintet" di C (D.956), "Benedictus to 
  the Mass" kedua di C, 3 piano sonata terakhir, dan koleksi lagu-lagu 
  yang diterbitkan kemudian dengan nama imajinatif "Schwanengesang" 
  ("Swan-song", D.957), yang meski sesungguhnya bukan sebuah seri 
  lagu, namun tetap menggunakan kesatuan gaya antara masing-masing 
  lagu, menyentuh tragedi yang benar-benar tidak dikehendaki dan hal 
  gaib yang tidak wajar. Enam dari lagu-lagu ini, liriknya ditulis 
  oleh Heinrich Heine, yang kumpulan puisinya, "Buch der Lieder", 
  diterbitkan pada musim gugur. "Symphony No. 9" (D.944) tercatat 
  tercipta pada tahun 1828, dan banyak murid Schubert pada era modern 
  (termasuk Brian Newbould) meyakini bahwa simfoni ini ditulis tahun 
  1825 -- 1826, diperbaiki untuk dipentaskan pada tahun 1828. Dalam 
  minggu-minggu terakhir hidupnya, dia mulai merancang irama untuk 
  "Symphony" di D (D.936A) yang baru.

  Karya-karya selama dua tahun terakhir masa hidupnya mengungkapkan 
  perenungannya yang semakin dalam mengenai sisi gelap jiwa manusia 
  dan hubungan manusia, dan dengan rasa yang lebih mendalam mengenai 
  kesadaran spiritual dan konsep "alam baka", mencapai kedalaman yang 
  luar biasa di beberapa lagu bertemakan kegelapan pada masa itu, 
  khususnya pada seri-seri lagu yang lebih besar, (lagu "Der 
  Doppelgaenger" meraih klimaks yang luar biasa, menyampaikan kegilaan 
  terhadap realisasi penolakan dan kematian yang kian mendekat, namun 
  dapat menyentuh ketenangan dan ketenteraman alunan nada "String 
  Quintet" (komposisi untuk lima alat musik petik). Schubert 
  mengekspresikan harapannya, yakni untuk dia dapat bertahan dalam 
  menghadapi penyakitnya, untuk lebih mengembangkan pengetahuannya 
  mengenai harmoni dan nada.

  Kematian

  Schubert meninggal pada usia 31, pada hari Rabu, 19 November 1828, di
  apartemen saudara laki-lakinya, Ferdinand, di Wina. Pada pukul tiga
  pagi "seseorang melihatnya telah berhenti bernapas". Atas
  permintaannya sendiri, dia dikuburkan di samping Beethoven, orang
  yang sangat ia kagumi sepanjang hidupnya, di area pemakaman desa
  Währing. Pada tahun 1888, kuburan Schubert dan Beethoven dipindahkan
  ke Zentralfriedhof, di sebelah kuburan Johann Strauss II dan
  Johannes Brahms. (t/Hilda)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Nama situs: Wikipedia
  Judul asli artikel: FRANZ SCHUBERT
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Franz_Schubert

+ Tahukah Anda? ______________________________________________________

  Tahukah Anda bahwa menyelesaikan simfoni nomor delapan "Unfinished
  Symphony", Schubert menulis simfoni nomor 9 yang berjudul "The Great
  C Major". Simfoni ini dipertontonkan untuk pertama kalinya 35 tahun
  kemudian.

  Sumber: http://www.imdb.com/name/nm0006280/bio
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org