Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/9

Bio-Kristi edisi 9 (9-4-2007)

Tertullianus dan Wernher von Braun

                          Buletin Elektronik
______________________________BIO-KRISTI______________________________
                          Biografi Kristiani
                          ==================
                        Edisi 009, April 2007


Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat        : Tertullianus: Sang Bapa Teologi Latin
- Karya          : Mengenal Orang di Balik Pendaratan Pertama di Bulan
- Tahukah Anda?
- Sisipan        : - Renungan Paskah: Bukti-Bukti Mutlak
                   - Catatan Redaksi

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Apa yang menyebabkan orang-orang Kristen pada masa gereja purba
  begitu tegar menghadapi maut? Iman mereka yang teguh pada Kristus,
  itulah jawabannya. Keyakinan bahwa ada kehidupan setelah kematian,
  itu jugalah yang membuat mereka dengan tegar mengaku sebagai
  Kristen.

  Ketegaran orang-orang Kristen tersebut ternyata telah mengubah
  seorang kafir menjadi Kristen. Tidak sekadar menjadi Kristen, ia
  malah memiliki peranan yang begitu penting dalam sejarah gereja. Ia
  juga berperan dalam mencetuskan istilah teologis yang tidak terdapat
  dalam Alkitab, sekaligus sebagai orang pertama yang menulis dalam
  bahasa Latin. Silakan simak kisahnya dalam kolom Riwayat, yang
  dirangkai dengan kisah orang di balik pendaratan di bulan tahun
  1969.

  Mengingat kita baru saja merayakan Paskah, Bio-Kristi menyertakan
  sebuah renungan Paskah dalam kolom Sisipan. Ketika berita
  kebangkitan Kristus itu diperdengarkan kembali, biarlah semangat
  kita semakin dipompa untuk semakin giat melayani Dia.

                         SELAMAT PASKAH 2007!

  Pengasuh Bio-Kristi,
  R.S. Kurnia

+ Riwayat ____________________________________________________________
+/- 150 -- 220, Bapa Teologi Latin, Montanisme

                TERTULLIANUS: SANG BAPA TEOLOGI LATIN
                      Disusun oleh: R.S. Kurnia


BAHASA LATIN SEBAGAI LINGUA FRANCA
  Istilah "lingua franca" mengacu kepada bahasa pengantar yang
  sifatnya universal sehingga orang-orang dari berbagai latar belakang
  bangsa dan bahasa dapat memahami satu dengan lainnya. Kalau bahasa
  Melayu menjadi "lingua franca" di wilayah Asia Tenggara, khususnya
  perairan Indonesia kala itu, di daratan Eropa hingga ke Afrika
  bahasa Latinlah yang menjadi "lingua franca".

  Sebagai bahasa resmi di Kekaisaran Romawi, wajarlah bahasa ini
  menjadi "lingua franca". Di puncak kejayaannya, bahasa Latin
  dituturkan dari Pulau Britania di barat laut sampai Palestina di
  ujung tenggara. Kini setelah bahasa Latin menjadi bahasa mati,
  bahasa Inggrislah yang menjadi "lingua franca" dalam berbagai
  pertemuan internasional.

  Namun, tahukah Anda tokoh yang berperan dalam penulisan Latin untuk
  pertama kalinya? Tokoh tersebut tak lain ialah Tertullianus, salah
  seorang yang sangat berperan penting dalam sejarah gereja pada abad
  abad ke-2 dan awal abad ke-3. Sebagai salah seorang penulis yang
  sangat produktif pada masanya, Tertullianus menghasilkan begitu
  banyak tulisan, baik dalam bahasa Latin, maupun dalam bahasa Yunani.

LATAR BELAKANG TERTULLIANUS
  Tidak ada angka yang pasti mengenai tahun kelahiran Tertullianus.
  Ada sumber yang menyebutkan bahwa ia dilahirkan sekitar tahun 150.
  Sumber lain menyebutkan dia lahir sekitar tahun 200, sedangkan yang
  lain menyebutkan kelahirannya antara tahun 150 dan 160. Namun yang
  jelas, ia dilahirkan di Kartago, dari keluarga kafir.

  Quintus Septimius Florens Tertullianus, itulah nama lengkapnya.
  Ayahnya yang adalah seorang komandan tentara Romawi mendorongnya
  untuk mempelajari hukum. Keahliannya di bidang hukum inilah yang
  kemudian memberinya kemampuan "mematikan" dalam melawan praktik
  tidak adil yang menghukum mati orang-orang beriman, hanya karena
  mereka Kristen.

  Bila mengamati karya-karya tulisnya, memang bisa disimpulkan kalau
  Tertullianus memiliki pendidikan yang sangat baik. Ia disebutkan
  mendapatkan pendidikan di Homerus. Meski demikian, ia jauh lebih
  tertarik pada filosofi, sejarah, sains, dan pengetahuan mengenai
  barang-barang antik daripada kepada puisi.

PERTOBATAN TERTULLIANUS
  Karena berasal dari masyarakat kafir, tidak heran jika Tertullianus
  juga menjalani kehidupan masa muda yang dekat dengan nuansa
  kekafiran. Ia memanjakan hasratnya kepada hal-hal yang dianggapnya
  sesuai baginya. Termasuk dalam hal seks, juga arena gladiator, di
  mana ia menyaksikan para gladiator saling menaklukkan; ia juga
  menyaksikan para kriminal dan orang-orang Kristen yang harus menjadi
  santapan singa di arena tersebut.

  Setidaknya ada dua faktor yang bisa kita sebutkan sebagai penyebab
  pertobatan Tertullianus. Faktor pertama menyangkut kegemarannya di
  arena gladiator. Ia sangat terpukul tatkala menyaksikan bagaimana
  orang-orang Kristen dieksekusi dalam arena tersebut. Faktor kedua
  sangat berkenaan dengan tingkah laku dan keteguhan hidup orang-orang
  Kristen yang disaksikan sendiri oleh Tertullianus -- termasuk ketika
  mereka akan disantap singa.

  Diperkirakan ia bertobat sekitar tahun 192 di Kartago. Lalu ketika
  berusia 40-an hingga 60-an, ia mendedikasikan dirinya sebagai
  seorang penulis. Lewat tangannya, ia menjadi seorang apologetik yang
  tangguh. Sikapnya yang keras membuatnya menolak segala bentuk dosa
  secara tegas.

  Catatan Hieronymus menyebutkan bahwa Tertullianus sempat berposisi
  sebagai uskup. Meski demikian, pandangan ini belakangan banyak
  diragukan oleh para ahli.

  Disebutkan pula bahwa Tertullianus menikah. Sayangnya, ia tidak
  dianugerahi seorang anak pun. Meski demikian, ia pernah meminta
  kepada istrinya agar tidak menikah lagi ketika ia meninggal. Ia
  menambahkan, bila pun menikah, haruslah dengan seorang Kristen.

SEBAGAI BAPA TEOLOGI LATIN
  Seperti kita ketahui, manuskrip-manuskrip seperti keempat Injil, dan
  juga surat-surat para rasul, ditulis dalam bahasa Yunani. Warisan
  penting ini tampaknya turut mendorong penulisan literatur gereja
  purba dalam bahasa Yunani. Akan tetapi, kecenderungan ini mulai
  beralih ke bahasa Latin.

  Ketika itu, Kartago merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi. Selain
  itu, kota ini merupakan pusat pendidikan dan budaya kedua setelah
  Roma. Dengan demikian wajar saja kalau bahasa Latin, yang juga
  bahasa resmi Romawi digunakan di sini. Karena lahir dan besar di
  Kartago, tidak heran kalau bahasa Latin menjadi bahasa yang akrab
  bagi Tertullianus.

  Tertullianus sendiri diyakini sebagai orang pertama yang berperan
  memperkenalkan bahasa Latin ke dalam lingkungan gereja. Semula, ia
  memang menulis dalam bahasa Yunani, sebagaimana para pendahulunya.
  Sayangnya, tidak satu pun dari karya-karya berbahasa Yunaninya ini
  yang disebutkan tersisa. Karya-karya yang hilang itu meliputi
  "Ecstasy", "Paradise", "Fate",  "The Hope of Believers", "Flesh and
  Soul", dam "Against the Apellians". Namun, Tertullianus juga mulai
  menulis dalam bahasa Latin. Ia menulis begitu banyak karya.
  Sayangnya, saat ini hanya tersisa 31 tulisan berbahasa Latin yang ia
  hasilkan dan menjadi warisan berharga yang ada sampai saat ini.

  Mengingat perannya dalam penulisan pemikiran teologi dalam bahasa
  Latin, juga jumlah  tulisannya yang diyakini banyak itu,
  Tertullianus pun dianggap sebagai Bapa Teologi Latin.

MENJADI PENDUKUNG MONTANISME
  Pada awalnya, Tertullianus merupakan pendukung gereja ortodoks. Ia
  banyak menentang kekafiran. Bahkan setelah menjadi Kristen, ia malah
  membenci hiburan umum, termasuk pertunjukan gladiator. Akan tetapi,
  sikapnya yang keras membuatnya berbalik dan menyerang gereja
  ortodoks.

  Tertullianus berpendapat bahwa orang-orang Kristen dan gereja harus
  bertindak tanpa kompromi terhadap kehidupan orang-orang di
  sekitarnya. Ketika ia melihat bahwa sikap yang kompromi ini mulai
  menjalar di tengah kehidupan gereja, ia menunjukkan kemarahannya.
  Sikap-sikap yang ditentangnya adalah keengganan untuk menjadi
  martir, termasuk sikap mengampuni dosa meskipun itu dosa yang
  serius. Situasi ini kemudian membuatnya mendukung aliran Montanisme.

  Aliran Montanisme merupakan aliran yang muncul sekitar tahun 170-an.
  Saat itu, Montanus beserta dua wanita mulai bernubuat di Frigia.
  Mereka menyerukan kehidupan yang sederhana: tidak lagi mengadakan
  pernikahan, berpuasa lebih lama, dan tidak menghindari mati martir.

  Semula, Irenaeus menganjurkan agar gerakan ini tidak dikutuk tanpa
  pertimbangan. Meski demikian, terjadi keretakan dalam gerakan ini
  sampai akhirnya, gerakan yang kemudian dikenal sebagai "ajaran sesat
  Frigia" ini dikutuk. Ia diperkirakan mulai mendukung montanisme
  sekitar tahun 210.

  Tertullianus pun segera menjadi pembicara yang tangguh bagi kaum
  montanis. Walaupun baginya, kaum montanis sendiri tidak cukup ketat.
  Dan tampaknya hal ini juga yang membuatnya berpisah dengan mereka
  dan membentuk sektenya sendiri, yang kemudian bertahan hingga abad
  ke-5 di Afrika.

  Akibat sikap ini, ia tidak pernah diangkat sebagai salah satu orang
  suci, sebagaimana Augustinus. Lalu pada abad ke-6, melalui sebuah
  dekrit gereja, Decretum Gelasianum, karya-karya Tertullianus,
  beserta sejumlah karya dari penulis lainnya ditolak.

SEBAGAI SALAH SATU PELETAK FONDASI
  Meski demikian, Tertullianus merupakan salah seorang yang sangat
  berpengaruh, baik pada masanya, maupun pada masa-masa sesudahnya.
  Pengaruhnya diwariskan melalui berbagai tulisan. Selain itu, ia juga
  menjadi orang pertama yang mencetuskan istilah Trinitas, istilah
  yang berkenaan dengan kepribadian Allah yang tidak ditemukan di
  seluruh Kitab Suci. Istilah tersebut terdapat dalam "Adversus
  Praxean", sebagai responsnya atas suatu ajaran sesat. Ia juga turut
  berperan menetapkan fondasi dasar dalam Kristologi. Dalam karyanya,
  "Baptism", ia juga memperkenalkan eksposisi pertama Doa Bapa Kami.

  Berikut ini sejumlah tulisannya yang dianggap relevan dengan
  Perjanjian Baru.
  - Adversus Marcionem (Against Marcion)
  - De Baptismo (Concerning Baptism)
  - De Cultu Feminarum (Concerning the Apparel of Women)
  - De Fuga in Persecutione (Concerning Flight in Persecution)
  - De Oratione (Concerning Prayer)
  - De Pudicitia (Concerning Modesty)
  - Scorpiace

  Tidak ada sumber yang jelas mengenai kapan dan bagaimana
  Tertullianus meninggal. Catatan Hieronymus menyebutkan bahwa ia
  meninggal dengan tenang sekitar tahun 220-an. Spekulasi lain
  menyebutkan kemungkinan kalau ia mati martir.


Sumber Bacaan
  Davis, Glenn. 1997-2007. Tertullian of Carthage (Quintus Septimius
     Florens Tertullianus), dalam
     http://www.ntcanon.org/Tertullian.shtml.
  Douglas, J.D. (Ed.). 1978. "The New International Dictionary of the
     Christian Church". Grand Rapids, Michigan: Zondervan.
  Donaldson, Roberts. 2001. Tertullianus, Quintus Septimius Florens,
     dalam
     http://www.earlychristianwritings.com/info/tertullian-wace.html.
  Lane, Tony. 2003. "Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani".
     Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  The Tertullian Project. 1999. Tertullian: Colorful, Controversial
     Early African Christian, dalam http://www.tertullian.org/chi.htm.
  ______________________. 1999. The `Decretum Gelasianum de Libris
     Recipiendis Et Non Recipiendis`, dalam
     http://www.tertullian.org/decretum_eng.htm.
  ______________________. 1999. The Noddy Guide to Tertullian, dalam
     http://www.tertullian.org/readfirst.htm.
  Wellem, F.D. 1999. "Riwayat Singkat Tokoh-Tokoh dalam Gereja".
     Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Informasi lain mengenai Tertullianus dapat Anda peroleh dari:
  - Tertullian of Carthage: biografi singkat oleh Rob Bradshaw
    http://www.earlychurch.org.uk/tertullian.php
  - Quintus Septimius Florens Tertullianus: karya-karya Tertullianus
    (dalam bahasa Latin)
    http://www.thelatinlibrary.com/tertullian.html
  - Tertullian: Against the Valentinians: tulisan Tertullianus yang
    menentang aliran sesat yang dipelopori oleh Valentinus.
    http://www.gnosis.org/library/ter_val.htm
  - The Tertullian Project: koleksi materi dari zaman kuno hingga
    modern mengenai Tertullianus.
    http://www.tertullian.org/

_____________________________________________________________________

Darah orang Kristen menjadi benih bagi gereja.
                                    Tertullianus -- Bapa Teologi Latin
+ Karya ______________________________________________________________
1910 -- 1977, Ilmuwan

      MENGENAL ORANG DI BALIK PROYEK PENDARATAN PERTAMA DI BULAN
                 Dirangkum oleh: Yohanna Prita Amelia

  Ketika membicarakan penjelajahan ke angkasa luar, perjalanan ke
  bulan, akan langsung mengingatkan kita pada nama Neil Armstrong.
  Astronot asal Amerika Serikat (AS) ini merupakan astronot pertama
  yang menginjakkan kakinya di bulan. Armstrong sampai di bulan
  bersama rekannya, Edwin Aldrin, dengan menggunakan pesawat angkasa
  Apollo 11. Namun, tahukah Anda siapa orang yang berdiri di balik
  kesuksesan peluncuran tersebut?

  Nama Wernher Magnus Maximillian von Braun mungkin bukan nama yang
  familiar di telinga kita. Meski demikian, tanpanya, Neil Armstrong
  dan Edwin Aldrin mungkin tidak akan pernah menginjakkan kakinya di
  bulan. Ya, sebab von Braun merupakan sosok yang berdiri di balik
  kesuksesan pendaratan pertama manusia di bulan pada tahun 1969
  tersebut.

  Wernher von Braun dilahirkan pada tanggal 23 Maret 1912 di kota
  Wirsitz, Posen, Jerman. Ia terlahir sebagai anak kedua dari tiga
  bersaudara dari pasangan Baron Magnus Von Braun dan Baroness Emmy
  Von Quistorp. Ayahnya merupakan politisi dan bankir yang sukses,
  sedangkan ibunya merupakan astronom amatir yang sangat mencintai
  astronomi. Dari ibunyalah von Braun akhirnya memimpikan kemungkinan
  menjelajahi angkasa. Ibunya menghadiahkan sebuah teleskop kepada von
  Braun ketika ia diterima sebagai anggota jemaat Gereja Lutheran.

  Ketika berusia tiga belas tahun, von Braun membaca sebuah buku
  berjudul "The Rocket into Planetary Space". Buku tersebut ditulis
  oleh seorang perintis roket dari Rumania dan mengupas mengenai
  kemungkinan dilakukannya perjalanan antarplanet. Buku inilah yang
  memberi inspirasi bagi von Braun. Hanya saja, untuk memahami buku
  ini dibutuhkan pengetahuan matematika, sesuatu yang menjadi
  kelemahan von Braun. Maka, ia pun giat mempelajari matematika dan
  fisika dengan serius.

  Pada tahun 1930, von Braun masuk ke Institut Teknologi
  Charllotenburg di Berlin. Di sana ia bergabung dengan Society for
  Space Travel, perkumpulan yang memiliki minat dalam pengembangan
  roket penjelajah angkasa luar. Di situlah ia bertemu dengan Oberth.
  Bahkan von Braun sempat menjadi asisten Oberth dan mereka berhasil
  mengembangkan mesin roket kecil. Pada tahun 1932, von Braun mendapat
  gelar B.Sc. dari Institut Teknologi Charllotenburg. Dan empat tahun
  kemudian, ia mendapat gelar Ph.D. dalam bidang fisika dari
  Universitas Berlin.

  Setelah sejak 1932 Perkumpulan Perjalanan Angkasa kehabisan dana,
  sumbangan Kantor Ordonansi Tentaralah yang memungkinkan von Braun
  terus melakukan penelitian. Namun pada tahun 1934, karyanya disita
  sebagai akibat peraturan yang melarang penelitian roket selain dari
  dinas militer.

  Pada tahun itu pula von Braun direkrut oleh lembaga riset Angkatan
  Bersenjata Jerman, untuk mengadakan riset tentang roket, guna
  memantapkan Hitler melangkah ke Perang Dunia II. Riset ini bersifat
  rahasia dan diadakan di Kepulauan Borkum, Laut Utara, lalu pindah ke
  Peenemunde di Kepulauan Usedom, Baltik. Mereka berhasil
  mengembangkan roket A-3 dengan tinggi 137 cm dan berstabilisasi
  giroskopis, yang berhasil diluncurkan dengan ketinggian 2 km. Roket
  A-3 masih mengalami perkembangan sampai menjadi A-4 atau dikenal
  juga dengan V-2 (Vengeance Weapon Number 2).

  Roket A-4 pertama kali diluncurkan dan diarahkan kota London pada
  tanggal 7 September 1944. Sebanyak 4.320 roket ditembakkan ke
  London, menewaskan 2.511 orang dan melukai sedikitnya 6.000 orang.
  Karena merasa penelitiannya telah disalahgunakan oleh pihak militer
  Jerman, von Braun kemudian menolak bekerja sama. Akibat penolakan
  tersebut, von Braun dan dua orang rekannya dijebloskan ke penjara
  pada tahun 1944. Akan tetapi, von Braun dilepaskan dari penjara
  karena Hitler menyadari bahwa pengembangan roket tidak akan berjalan
  tanpa ahlinya.

  Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, von Braun dan anggota
  penelitiannya menyerahkan diri ke AS, dengan anggapan pemerintah AS
  akan lebih bijaksana dalam menggunakan hasil penelitiannya. Selain
  itu, von Braun juga beranggapan bahwa AS merupakan negara yang
  paling mungkin menggunakan kemampuannya untuk penjelajahan ruang
  angkasa.

  Mereka tiba di AS tanggal 20 Juni 1945. Saat itu, von Braun beserta
  126 stafnya (disebut "Peenemunders") ditempatkan di Fort Bliss,
  Texas dan diminta terus mengembangkan roket V-2. Dua tahun kemudian
  pada 1 Maret 1947, von Braun menikah dengan sepupunya berusia 18
  tahun, Maria Von Quirstorp.  Mereka dikaruniai seorang anak
  laki-laki dan dua orang anak perempuan. Dan pada tahun 1955, von
  Braun dan 40 orang lainnya resmi menjadi warga negara Amerika pada
  tahun 1955.

  Von Braun tinggal di di Huntsville, Alabama selama dua puluh tahun
  (1950-1970). Di kota ini von Braun mendirikan institusi riset di
  Universitas Alabama, Huntsville, Pusat Roket dan Antariksa Alabama
  dan von Braun Civic Center. Dalam sebuah majalah ilmiah bernama
  "Collier", edisi 22 Maret 1952, von Braun menulis sebuah artikel
  yang menarik berjudul "Crossing the Last Frontier". Di sini ia
  menuangkan mimpinya tentang pembuatan stasiun antariksa yang berada
  di bulan dan planet Mars.

  Peluncuran Sputnik pada tanggal 4 Oktober 1957 oleh pihak Uni
  Soviet, memicu pemerintah AS membentuk NASA pada Oktober 1958. Dan
  von Braun diangkat sebagai direktur pusat penerbangan angkasa. Hal
  ini tentu saja memberikan kebebasan baginya untuk mewujudkan
  impiannya sejak awal, yaitu penjelajahan angkasa, melebihi
  pengembangan senjata.

  Roket Redstone merupakan salah satu roket yang dikembangkan von
  Braun dan teman-temannya. Roket ini diluncurkan bersama astronotnya,
  Alan B. Shepherd pada tahun 1961. Dan von Braun terus melakukan
  pengembangan serangkaian roket khusus untuk penerbangan berawak.
  Dari serangkaian pengembangan tersebut, lahirlah roket Saturnus 1,
  Saturnus 1B, dan Saturnus V. Bahkan von Braun terlibat dalam proyek
  penerbangan berawak: Mercury, Gemini, dan Apollo.

  Pada akhir tahun 1968 Apollo 8 meluncur meninggalkan orbit bumi,
  mengitari bulan dan kembali ke bumi. Kemudian Neil dan rekannya
  Edwin "Buzz" Aldrin berhasil mendarat di Bulan dengan pesawat Apollo
  11 tepatnya pada tanggal 20 Juli 1969. Proyek Apollo sendiri ditutup
  pada proyek Apollo 17. Setelah keberhasilan program Apollo, von
  Braun mengundurkan diri dari NASA pada tahun 1972 dan menjadi
  seorang pengusaha di perusahaan Fairchild, Germantown, Maryland
  sambil mempromosikan pendirian National Space Institute.

  Pada tanggal 16 Juni 1977, von Braun menutup usia di Alexandria,
  Virginia, AS karena kanker. Ia meninggalkan seorang istri, tiga
  anak, dua saudara, dan sejumlah karya tentang penjelajahan
  antariksa.

  Meskipun telah menjadi seorang ilmuwan yang menonjol akibat proyek
  pendaratan di bulan, von Braun tidak pernah sekalipun meninggalkan
  Tuhan dalam penelitiannya. Dia adalah salah satu dari sekian banyak
  ilmuwan lain yang menentang aliran rasionalis ilmiah dan teori
  evolusioner. Von Braun memandang Alkitab sebagai "pernyataan hakikat
  dan kasih Allah". Ia menulis:

     "Manned space flight is an amazing achievement, but it has opened
     for mankind thus far only a tiny door for viewing the awesome
     reaches of space. An outlook through this peephole at the vast
     mysteries of the universe should only confirm our belief in the
     certainty of its Creator. I find it as difficult to understand a
     scientist who does not acknowledge the presence of a superior
     rationality behind the existence of the universe as it is to
     comprehend a theologian who would deny the advances of science."

     (Penerbangan ruang angkasa yang berawak adalah suatu prestasi
     yang menakjubkan, tetapi sampai sekarang ia hanya membuka pintu
     yang kecil untuk melihat ruang angkasa yang sangat luas. Suatu
     pengamatan dari lubang intip ini, seharusnya meneguhkan iman kita
     akan kepastian adanya Penciptanya. Saya merasa sama sulitnya
     untuk mengerti seorang ilmuwan yang tidak mengakui adanya Allah
     yang Mahatahu di belakang alam semesta ini, seperti seorang
     teolog yang menyangkal adanya kemajuan dalam ilmu pengetahuan
     alam.)


Sumber:
  Hefley, James C. 2000. "Bagaimana Tokoh-Tokoh Kristen Bertemu dengan
    Kristus". Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Hlm. 145 -- 147.
  Lamont, Ann. 1999. "Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi". Jakarta:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. Hlm. 294 -- 305.
  Taufiq. 2006. Wernher Von Braun (1912-1977) : Memodernkan Roket
    untuk Menjelajah Antariksa, dalam "Pikiran Rakyat", 20 Juli 2006.

+ Tahukah Anda? ______________________________________________________

  Konsili Sirmium yang diadakan oleh Constantius, Kaisar Romawi Timur,
  telah menolerir Arianisme. Constantius sendiri merupakan penganut
  Arianisme. Hasil konsili inilah yang kemudian ditolak keras dalam
  Decretum Gelasianum pada abad ke-6.

  Sumber:
  http://en.wikipedia.org/wiki/Council_of_Sirmium

+ Sisipan ____________________________________________________________
Renungan Paskah
                          BUKTI-BUKTI MUTLAK
                       Kisah Para Rasul 1:1-11

  Alkitab mengatakan bahwa Yesus "menunjukkan diri-Nya hidup setelah
  penderitaan-Nya melalui bukti-bukti yang mutlak" (Kis. 1:3). Hal ini
  lebih daripada sebuah pernyataan bersejarah yang disampaikan oleh
  Lukas. Ini merupakan sebuah tantangan terhadap berbagai kritikan
  yang akan menyangkal fakta sesungguhnya tentang kebangkitan jasmani
  dari Tuhan Yesus Kristus. Lukas telah membuat pernyataan yang
  menakjubkan sekaligus mencengangkan bahwa Yesus hidup, Ia disaksikan
  oleh sekelompok orang banyak, dan kebangkitan-Nya dikuatkan dengan
  begitu banyaknya bukti yang meyakinkan.

  Hari ini, hampir 2000 tahun setelah peristiwa tersebut berlalu,
  tidak ada doktrin lain di dalam Kitab Suci yang lebih banyak
  diserang dibandingkan dengan kebangkitan Tuhan kita secara jasmani.
  Memang tidaklah mengherankan karena hal itu merupakan kunci dari
  doktrin Kristen yang tertinggi.

  Dengan kebangkitan Yesus dari kematian, keseluruhan struktur dari
  doktrin Kristen dapat terus bertahan atau malah jatuh. Bila
  kebangkitan Yesus tidak dapat dibuktikan, maka kekristenan dapat
  hancur menjadi debu dan bahkan memiliki tingkat kepercayaan di bawah
  mitos-mitos yang paling sembrono, yang ada di Yunani dan Romawi
  Kuno.

  Si Iblis mengetahui tentang hal ini dan karena itu, serangan
  pertamanya dan yang paling sering terhadap kebenaran tentang Kristus
  adalah dengan melawan kebangkitan jasmani-Nya. Kredibilitas dari
  iman Kristen kita beralaskan pada "banyak bukti yang mutlak" bahwa
  Yesus hidup. -- MRD

             Kristus adalah kehidupan, kubur yang kosong
                    Menyatakan kekuatan kuasa-Nya;
                Dan bagi mereka yang percaya pada-Nya
     Baik kematian maupun neraka, tak `kan mencelakakan. -- Anon

      Karena Kristus hidup, kita tidak perlu takut kepada maut.

  Diambil dari:
  Judul buku     : Kemenangan dalam Kebangkitan
  Penulis artikel: Martin R. De Haan
  Penerjemah     : Tim RBC Indonesia
  Penerbit       : RBC Ministries Indonesia, Jakarta 2004
  Halaman        : 52
______________________________________________________________________
Catatan Redaksi

  Kami memberitahukan kepada para pembaca sekalian bahwa sejak edisi
  April 2007 ini, Buletin Elektronik Bio-Kristi mengalami pergeseran
  waktu terbit. Bila semula hadir dua pekan jelang akhir bulan, kini
  Bio-Kristi akan hadir pada hari Senin pekan kedua tiap bulannya.
  Mohon dukungan doa agar perubahan ini bisa tetap konsisten,
  khususnya dalam periode terbitnya.

  Selain itu, kami juga masih mengundang para pembaca untuk
  menyempatkan waktu berpartisipasi dengan mengisi kolom Apa Kata
  Mereka dengan mengomentari tokoh-tokoh Kristen tertentu. Komentar
  terhadap berbagai tokoh lain juga bisa dilakukan lewat situs
  Bio-Kristi <http://biokristi.sabda.org/>. Silakan mendiskusikan
  kontroversi yang mungkin ada lewat forum yang disediakan.

______________________________________________________________________
                        Pengasuh: R.S. Kurnia
             Kontributor edisi ini: Yohanna Prita Amelia
  Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                     Copyright(c) BIO-KRISTI 2007
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
_________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________

Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti    : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi     : < staf-bio-kristi(at)sabda.org >
Alamat situs       : http://biokristi.sabda.org/
Arsip Bio-Kristi   : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org