Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/8

Bio-Kristi edisi 8 (20-3-2007)

Jack T. Chick dan Lagu Saduran

                          Buletin Elektronik
______________________________BIO-KRISTI______________________________
                          Biografi Kristiani
                          ==================
                        Edisi 008, Maret 2007


Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat        : Berita Injil dalam Komik: Kisah Jack T. Chick
- Karya          : Lagu Berupa Saduran Mazmur (Kisah Robert Grant dan
                   Kidung Pujian "Hai Mari Sembah")
- Tahukah Anda?
- Sisipan        : Menjadi "Hamba Elektronik" Bagi Tubuh Kristus


+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam dalam kasih Kristus,

  Pemanfaatan literatur dalam penginjilan sudah sejak lama dilakukan.
  Bahkan semakin pesat seiring dengan penemuan Johann Gutenberg pada
  abad ke-15 (lihat Bio-Kristi 5 di arsip Bio-Kristi di
  http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/005). Dan salah satu
  literatur yang dianggap cukup efektif dalam penjangkauan ialah
  traktat. Sederhana, ringkas, dan praktis, tanpa mengurangi esensi
  yang hendak disampaikan.

  Jenis traktat yang cukup populer ialah traktat dalam bentuk komik.
  Salah satunya digagas oleh Jack Thomas Chick dari Chick
  Publications. Lewat edisi ini kita akan mengenal salah satu seniman
  asal AS ini. Dan untuk melengkapinya, sebuah artikel yang mengulas
  himne klasik, "Hai Mari Sembah", turut kami hadirkan. Semoga
  menambah pengenalan Anda seputar latar belakang lagu-lagu klasik.

  Pengasuh Bio-Kristi,
  R.S. Kurnia

+ Riwayat ____________________________________________________________
1924 -- ..., Komikus/Kartunis

            BERITA INJIL DALAM KOMIK: KISAH JACK T. CHICK
                   Disusun oleh: Raka Sukma Kurnia

  Alkitab dalam bentuk komik? Tentunya tidak sulit diperoleh. Salah
  satu yang cukup baik mengisahkan isi Alkitab mulai dari Kejadian
  sampai Wahyu adalah seri Alkitab Bergambar untuk Semua Umur yang
  disarikan oleh H.A. Oppusunggu. Komik yang diterbitkan oleh Yayasan
  Komunikasi Bina Kasih/OMF ini terdiri dari enam seri. Sejatinya,
  komik tersebut ditulis oleh Iva Hoth dengan Andre Le Blanc sebagai
  ilustratornya.

  Masih ada sejumlah komik Alkitab lainnya. Hanya saja, komik-komik
  yang secara blak-blakan diangkat dari Alkitab belum tentu memberi
  daya tarik bagi orang-orang non-Kristen. Kalau begitu, bagaimana
  agar orang-orang yang belum mengenal Injil bisa tertarik? Bagaimana
  mereka akhirnya bisa dijangkau demi kemuliaan Allah?

  Jack Chik merupakan salah satu komikus Amerika yang memanfaatkan
  talenta menggambarnya dengan baik. Lewat tangannya, komik-komik yang
  berisikan pesan Injil lahir. Banyak orang menerima Kristus setelah
  membaca traktat-traktatnya.

JACK CHICK DAN MASA MUDANYA
  Pada 13 April 1924, pasangan Thomas Chick (1903–1973) dan Pauline
  (1903–1991) dikaruniai anak pertama mereka. Anak laki-laki itu
  mereka namakan Jack Thomas Chick. Masa kecilnya tidak sebaik
  anak-anak lain karena kesehatannya cukup bermasalah kala itu.

  Meski demikian, bakat Jack Chick dalam menggambar sudah terlihat
  sejak kecil. Tampaknya ia memang mewarisi bakat menggambar dari
  ayahnya, Thomas Chick. Saat itu, Thomas Chick merupakan salah
  seorang seniman komersial. Kegemarannya menggambar bahkan pernah
  membuatnya tidak naik kelas. Meski demikian, begitulah ia terus
  diasah untuk pekerjaan yang lebih besar.

  Ketika masuk SMA, Jack Chick tidak memiliki banyak teman.
  Teman-temannya malah tidak terlalu ingin berurusan dengannya karena
  ia mengalami masalah dalam berbahasa. Bahkan tidak satu pun yang mau
  menyaksikan Kristus kepadanya. Mereka malah menganggap Jack Chick
  akan menjadi orang terakhir yang akan menerima Kristus. Meski
  bermasalah dalam bahasa, ia merupakan anggota klub drama di SMA-nya.

  Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Jack Chick melanjutkan
  pendidikannya ke Pasadena Playhouse. Ia mendapatkan beasiswa penuh
  selama dua tahun di sana. Namun, studinya ini harus terhalang oleh
  wajib militer pada 1 Februari 1943. Saat itu Perang Dunia II tengah
  berlangsung. Dan selama tiga tahun, ia melanglang hingga ke Papua
  Nugini, Australia, Filipina, dan Jepang. Sampai akhirnya, ia kembali
  ke Pasadena Playhouse. Sekembalinya inilah ia kemudian bertemu
  dengan wanita yang kemudian menjadi istrinya, Lola Lynn Priddle.

PERTOBATAN JACK CHICK
  Jack Chick adalah seorang Baptis independen. Sebagai seorang yang
  berasal dari tradisi Kristen, ia tidak secara otomatis menerima
  Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Pernikahannya dengan Lola
  Lynn Priddle berperan dalam pertobatannya.

  Ketika itu, Jack Chick tengah mengunjungi mertuanya di Kanada. Ibu
  mertuanya meminta Jack Chick untuk duduk bersamanya dan mendengarkan
  khotbah Charles E. Fuller. Jack mengingat hal ini dengan berkata,
  "Tuhan sudah bekerja dalam hati saya, namun ketika Fuller berkata,
  `Meskipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
  salju,` saya bertelut dan hidup saya pun berubah."

SEBAGAI KOMIKUS
  Setelah menikah, Jack Chick menggunakan talentanya sebagai seniman
  untuk menghidupi keluarganya. Ia bekerja di AstroScience Corporation
  di El Monte, California. Ketika bekerja di sana, ia membaca buku
  "Power From On High" yang ditulis oleh Charles Finney. Ia
  mengenangnya dengan berkata, "Buku itu memicu saya untuk melihat
  kemunafikan dan kematian gereja. Saya mulai berpikir inilah sebabnya
  tidak ada kebangunan rohani. Jadi, saya mulai membuat sketsa. Saya
  sungguh berbeban berat untuk mendorong orang-orang Kristen agar
  berdoa bagi kebangunan rohani."

  Mulanya, Jack Chick tidak menemukan penerbit yang mau menerbitkan
  bukunya. Ia harus meminjam 0 untuk membiayai "Why No Revival",
  karya cetak pertamanya.

  Traktat pertamanya adalah "A Demon`s Nightmare". Traktat ini
  dikerjakannya dalam tempo lima belas menit setelah melihat
  sekelompok remaja saat melintas dengan mobilnya. Kala itu, Tuhan
  mengubah cara pandangnya terhadap remaja dan kaum muda. Sebelumnya,
  ia memang tidak menyukai generasi muda dan sikap pemberontak mereka.
  Namun kini, ia memandang mereka dengan kasih Kristus; menyadari
  bahwa ada banyak kaum muda yang sedang menuju neraka.

  Pertemuan dengan Bob Hammond dari The Voice of China and Asia
  memberi inspirasi bagi Jack Chick. Kala itu, Bob Hammond memberi
  tahu Jack bahwa komunisme Tiongkok memenangkan banyak massa lewat
  pendistribusian buklet kartun secara massal. Namun, Jack Chick lebih
  merasa yakin lagi akan bidang pelayanannya ini setelah berhasil
  memenangkan sembilan dari sebelas narapidana lewat beberapa lembar
  kartun yang ia buat. Belakangan, lembaran-lembaran kartun itu dibuat
  dalam bentuk buklet dan menjadi traktat yang berjudul "This Was Your
  Life".

  Jack Chick menggunakan meja dapurnya sebagai kantor dan studionya.
  Dari sana ia menulis lebih banyak traktat. Namun, pada masa-masa
  awal, banyak toko buku yang enggan menerima konsepnya ini. Meski
  demikian, secara perlahan permintaan akan traktatnya meningkat.
  Sampai akhirnya, Jack Chick membentuk Chick Publications sebagai
  pelayanan mandiri. Dan Tuhan mengirimkan staf-staf yang berdedikasi
  penuh dalam pelayanan ini.

  Fred Carter merupakan salah seorang staf Jack Chick yang mulai
  bekerja bersamanya pada tahun 1970-an. Carter bekerja secara anonim
  bagi Jack Chick. Sampai pada tahun 1980, Jack Chick mengungkapkan
  peranan Fred Carter dalam surat kabar yang diterbitkannya, Battle
  Cry. Kolaborasi mereka kemudian menghadirkan sebuah film yang
  kemudian dirilis pada tahun 2003 yang lalu, yang berjudul "The Light
  of the World". Film ini mengisahkan cerita Alkitab yang disajikan
  dengan goresan cat minyak Fred Carter.

MENGAPA TRAKTAT KOMIK?
  Untuk menjangkau dunia, kita harus terlebih dahulu membuat dunia
  tertarik kepada apa yang akan kita sajikan. Dan gambar-gambar jelas
  lebih menarik minat dunia. Televisi, film, video, dan komik termasuk
  di dalamnya. Jack Chick memahami hal ini. Ia memilih menyajikan
  berita Injil melalui traktat-traktat komiknya. Sebab tua muda, siapa
  pun, tidak akan menolak komik.

  Model traktat itu sendiri memang memiliki sejumlah kelebihan. Selain
  mudah dibawa ke mana-mana, tidak dibutuhkan pemahaman teologi apa
  pun untuk membagikannya. Cukup dengan menyodorkan traktat. Hal-hal
  seperti inilah yang menjadi kelebihan dari traktat-traktat komik
  Jack Chick.

INGIN MENJADI MISIONARIS
  Meskipun memiliki hobi menggambar komik dan bisa dikatakan sukses di
  bidang tersebut, ternyata Jack Chick juga memiliki hasrat yang lain.
  Ia ingin sekali berbagian dalam pelayanan misi. Bahkan ia ingin
  menjadi seorang misionaris. Kerinduannya ini tampaknya muncul ketika
  ia masih berada dalam kesatuan militer, khususnya ketika berada di
  Papua Nugini.

  Meskipun demikian, kerinduannya itu tidak bisa dipenuhi. Istrinya
  sangat berkeras agar ia tidak menjadi misionaris. Bibi dari istrinya
  adalah seorang misionaris di Afrika. Suatu ketika, salah seorang
  yang membawanya menyeberangi sungai di Afrika harus kehilangan
  sebelah kakinya. Hal inilah yang tampaknya membuat Lola tidak
  menghendaki suaminya menjadi misionaris.

  Jack Chick akhirnya memang tidak menjadi misionaris. Namun, melalui
  talentanya, secara tidak langsung ia telah menjadi misionaris. Tuhan
  memang menetapkan Jack Chick untuk memuliakan nama-Nya melalui
  literatur-literatur yang ia kerjakan. Dan memang banyak misionaris
  yang memanfaatkan karya-karya Jack Chick dalam pelayanan mereka.

TERUS BERKARYA LEWAT CHICK PUBLICATIONS
  Jack Chick terus berkarya. Selama sekitar empat puluh tahun,
  pekerjaan ini banyak bertumbuh; pertumbuhan yang jelas tidak
  terlepas dari campur tangan Tuhan. Selama itu, Jack Chick telah
  menulis dan menerbitkan ratusan traktat yang mengilustrasikan berita
  Injil. Traktat-traktat tersebut bahkan telah diterjemahkan ke dalam
  berbagai bahasa di dunia, termasuk dalam bahasa Indonesia.

  Tuhan terus memakai traktat-traktat Jack Chick. Bahkan ketika Tuhan
  memanggil istrinya berpulang pada 10 Februari 1998. Goresan
  tangannya telah menjangkau orang banyak hingga generasi kedua dan
  ketiga.

  Pelayanan yang ia mulai kini telah berkembang dengan begitu pesat.
  Saat ini, Chick Publications tidak hanya menerbitkan traktat-traktat
  komik saja. Komik-komik lain juga tersedia, seperti seri Crusaders,
  seri Alberto Rivera, King of Kings, dan The Big Betrayal. Chick
  Publications juga menerbitkan buku-buku dan merilis rekaman-rekaman
  dalam bentuk DVD maupun VCD.


  Bahan bacaan

  Chick Publications. 2007. "Biography of Jack Chick". Dalam
    http://www.chick.com/information/authors/chick.asp.
  Johnson, Gerald. 2002. "How to Use Tracts". Dalam
    http://www.tractministry.com/use_tracts.html.
  Wikipedia. 2007. "Jack Chick". Dalam
    http://en.wikipedia.org/wiki/Jack_Chick.

_____________________________________________________________________

Manusia yang memerhatikan hidupnya sendiri dan hidup sesama makhluknya
sebagai tanpa makna bukan hanya malang, tetapi hampir tidak memenuhi
syarat untuk hidup.
                                            Albert Einstein -- ilmuwan

+ Karya ______________________________________________________________
Himne

                      LAGU BERUPA SADURAN MAZMUR
       (KISAH ROBERT GRANT DAN KIDUNG PUJIAN "HAI MARI SEMBAH")

  Istilah "Barat" dalam bahasa Indonesia berarti, mata angin yang
  berlawanan dengan jurusan timur. Tetapi arti akar kata "Barat" itu
  ialah negeri India, oleh karena negara besar itu letaknya di
  sebelah barat kepulauan Indonesia.

  Setidaknya, ada dua keunikan terkait dengan lagu pujian ini.
  Pertama, berkenaan dengan penulisnya, yang tidak hanya orang Barat,
  namun lahir dan meninggal di India. Keunikan kedua, pujian ini
  bukanlah karangan asli yang benar-benar baru. Syairnya sebenarnya
  merupakan saduran dari kitab Mazmur.

  Siapakah yang menyusun saduran Mazmur itu?

ORANG BARAT DI BENUA "BARAT"
  Robert Grant memang seorang Barat menurut arti kata yang biasa.
  Tetapi ia pun dilahirkan di negeri "Barat" menurut arti akar kata
  yang dijelaskan di atas. Orang tuanya yang berkebangsaan Skotlandia
  sedang menetap di India ketika putra mereka dilahirkan pada tahun
  1785.

  Ayah Robert Grant adalah seorang saudagar dan pegawai pemerintah
  penjajah di India. Sesudah ia dengan keluarganya pindah kembali ke
  Skotlandia, ia menjadi seorang anggota Parliament (DPR Inggris
  Raya). Sebagai seorang negarawan ia berusaha menghapus
  rintangan-rintangan yang menghalangi pengabaran Injil di negeri
  India.

  Jadi, Robert Grant dibesarkan dalam suatu lingkungan yang insaf akan
  masalah sosial dan politik, yang juga insaf akan keperluan umat
  manusia untuk menerima kabar Injil. Maka tidaklah mengherankan jika
  ia sendiri kemudian menjadi seorang negarawan Kristen, sama seperti
  ayahnya.

  Dalam kariernya yang cukup gemilang, Robert Grant selalu bertindak
  atas dasar prinsip-prinsip kepercayaan Kristen. Ia banyak berjasa
  bagi sesamanya. Ia turut memberantas perdagangan budak belian. Ia
  juga memperjuangkan hak-hak sipil untuk warga negara Inggris
  keturunan Yahudi, yang pada masa itu masih sering terkena prasangka.
  Selain itu, ia juga menyokong pengiriman utusan-utusan Injil ke
  India dan negeri-negeri lain.

  Seperti ayahnya, Robert Grant juga menjadi seorang anggota DPR
  Inggris Raya selama bertahun-tahun. Ia juga menjadi seorang saudagar
  dan pegawai pemerintah penjajah di negeri India. Pada tahun 1834 ia
  bahkan ditunjuk menjadi gubernur kota Bombay. Ia tetap memegang
  jabatan yang tinggi itu sampai meninggal empat tahun kemudian.

  Setelah ia wafat, suatu pertemuan besar diadakan untuk menghormati
  almarhum gubernur itu. Banyak penduduk kota Bombay yang ikut hadir.
  Juga di kota Dalpoorie didirikan sebuah sekolah tinggi kedokteran
  yang diberi nama menurut nama dia. Sekolah itu dibangun dengan
  sumbangan dan dana yang diberikan oleh banyak orang, baik kaya
  maupun miskin karena mereka ingin menyatakan rasa hormat dan syukur
  atas jasa-jasa Gubernur Grant yang baik hati.

NEGARAWAN MERANGKAP PENGARANG
  Di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang negarawan dan
  pedagang, Robert Grant juga sewaktu-waktu suka mengarang.
  Karangannya tidak begitu banyak dan juga tidak begitu diketahui oleh
  orang lain pada masa hidupnya. Sesudah meninggal, kakaknya
  mengumpulkan semua lagu rohani dan syair yang pernah ditulisnya.
  Jumlahnya hanya dua belas saja. Tulisan-tulisan itu diterbitkan
  dalam sebuah buku kecil. Dan di antara tulisan yang hanya sedikit
  itu terdapatlah satu syair yang kemudian menjadi sebuah lagu pilihan
  di seluruh dunia.

  Pada suatu hari dalam tahun 1833, setahun sebelum ia pindah kembali
  ke India, negeri kelahirannya, Robert Grant sempat membuka
  Alkitabnya pada Mazmur 104. Dengan bimbingan baris-baris puisi kuno
  dari seorang pemazmur yang diilhami Allah itu, ia menulis sebuah
  syair rohani yang baru. (Rupa-rupanya pada saat itu pula Robert
  Grant membandingkan isi Alkitab dengan suatu saduran Mazmur 104 yang
  pernah ditulis pada tahun 1561 oleh William Kethe, seorang Kristen
  Skotlandia yang mengungsi ke negeri Swis demi kebebasan beragama.)

  Ada beberapa syair yang oleh para sarjana dianggap indah dari segi
  puisi, namun tidaklah demikian dari segi rohani. Ada pula beberapa
  syair yang dianggap indah dari segi rohani, namun tidak demikian
  dari segi puisi. Keunggulan lagu saduran Mazmur karangan Robert
  Grant ialah syair itu oleh para sarjana dianggap sangat indah, baik
  dari segi puisi maupun dari segi rohani.

  Mari kita memerhatikan empat baris pertama dari syair itu dalam
  bahasa aslinya:

  "O worship the King, all glorious above,
  And gratefully sing His wonderful love!
  Our Shield and Defender, the Ancient of Days,
  Pavilioned in splendor, and girded with praise. "

  Jelas, bahwa di samping suku-suku kata terakhir dari keempat baris
  yang bersanjak itu, ada juga suku-suku kata di tengah-tengah keempat
  barisnya yang bersajak pula. Persajakan yang demikian rumitnya itu
  diteruskan selama enam bait penuh. Sayang, kebanyakan terjemahan ke
  dalam bahasa Indonesia tidak berhasil mencerminkan keindahan puisi
  dalam bahasa aslinya itu.

  Tetapi yang lebih penting dari keelokan syairnya ialah arti
  rohaninya. Lagu berupa saduran Mazmur karangan Robert Grant itu
  dipakai oleh umat Kristen di seluruh dunia sebagai sarana untuk
  menyatukan suara mereka dalam menaikkan puji-pujian kepada Tuhan
  Allah.

DARI KELUARGA SEORANG TUKANG RODA
  Lagu yang selalu diterapkan pada syair rohani karangan Robert Grant
  itu, bukan berasal dari negeri Inggris ataupun dari negeri "Barat"
  (India), melainkan dari Austria.

  Lebih dari dua setengah abad yang lalu, ada dua anak laki-laki
  berkebangsaan Austria yang tinggal di desa Rohrau. Ayah mereka
  menjadi tukang roda dan gerobak di desa itu. Franz Josef Haydn lahir
  pada tahun 1732 dan adiknya Johann Michael Haydn lahir pada tahun
  1737.

  Kedua anak kakak-beradik itu senang sekali tiap kali keluarga mereka
  berkumpul untuk bernyanyi bersama-sama. Ayah mereka bukan hanya ahli
  dalam membuat roda dan as gerobak; ia juga mahir bermain harpa
  (sebangsa kecapi). Pada waktu ia memetik tali-tali harpa itu,
  seluruh keluarganya -- ayah, ibu, dan dua belas anak -- suka
  menyanyikan lagu-lagu rohani dan lagu-lagu daerah Austria. Mereka
  sudah biasa melakukan kegiatan itu tiap malam dan juga pada hari
  Minggu.

  Sebagai anak-anak, baik Franz Josef maupun Johann Michael mempunyai
  suara sopran yang tinggi dan merdu. Ketika si kakak itu berumur dua
  belas tahun, ia ditunjuk menjadi anggota dari sebuah paduan suara
  yang terkenal, khusus untuk anak-anak laki-laki. Mereka sering
  menyanyikan puji-pujian dalam kebaktian di ibu kota Wina, yang
  dihadiri oleh sang raja dan ratu. Beberapa tahun kemudian, ketika
  suara Franz Josef mulai berubah dan turun, adiknya Johann Michael
  menggantikan tempatnya dalam paduan suara putra itu. (Cukup menarik
  bahwa paduan suara anak laki-laki yang terkenal dari kota Wina itu
  masih tetap diteruskan hingga kini, dan bahkan pernah sempat
  membawakan konser di Jakarta.)

"SEMUANYA DEMI MEMPERMULIAKAN ALLAH"
  Kedua pemuda yang suka menyanyi itu kemudian juga belajar bermain
  biola, piano, dan organ. Keduanya rajin menciptakan musik, terutama
  musik rohani, yang menjadi populer sekali pada abad yang ke-18.
  Keduanya menjadi pemimpin orkes yang besar dan koor gereja yang
  terkenal. Keduanya pun menjadi guru bagi seniman-seniman musik
  lainnya yang ternama.

  Keduanya adalah orang-orang Kristen yang saleh. Mereka selalu
  bersikap rendah hati atas bakat-bakat yang diberikan kepada mereka
  oleh Tuhan. Franz Josef Haydn suka menulis dalam bahasa Latin pada
  sebelah atas tiap naskah karangannya: "In Nomine Domini" (Dalam Nama
  Tuhan). Pada akhir musik ciptaannya itu ia menulis: "taus Deo" (Puji
  Allah), atau "Soli Deo Gloria" (Hanya demi Kemuliaan Allah). Dan
  Johann Michael Haydn selalu mengakhiri naskah musiknya dengan
  menulis: "Omnia ad Majorem Dei Gloriam" (Semuanya demi
  Mempermuliakan Allah").

  Anehnya, hanya satu di antara kedua orang itu yang masih terkenal
  hingga kini. Banyak karangan Franz Josef Haydn yang masih dimainkan
  dan dinyanyikan sampai sekarang. Riwayat hidupnya yang lengkap itu
  mudah didapat dalam buku-buku sejarah musik karena ia masih
  dihormati sebagai salah seorang komponis yang terbesar sepanjang
  abad. Tetapi hampir semua dari 360 gubahan musik hasil karya Johann
  Michael Haydn, walau oleh kakaknya dianggap jauh lebih bagus
  daripada musik karangannya sendiri, sudah dilupakan pada abad ini.

  Tidak seorang pun dapat mengetahuinya dengan pasti, yang manakah di
  antara kedua bersaudara yang berbakat itu yang menulis musik yang
  sekarang biasa dinyanyikan dengan "Lagu Berupa Saduran Mazmur"
  karangan Robert Grant. Ada ahli sejarah musik yang mengatakan Franz
  Josef Haydn, kakak yang ternama itu. Tetapi mungkin ada lebih banyak
  sarjana yang mengatakan Johann Michael Haydn, sang adik yang hampir
  dilupakan itu.

  Rupa-rupanya lagu itu tidak dikarang sebagai nyanyian pujian. Ada
  seseorang yang pernah mengambilnya dari suatu kumpulan musik
  karangan Haydn (salah seorang di antara dua bersaudara itu) dan
  menggubahnya sehingga cocok diterapkan pada syair rohani. Pada tahun
  1818, setelah Haydn bersaudara meninggal, lagu itu muncul dalam
  sebuah buku nyanyian pujian di Amerika Serikat.

  Itulah sebabnya, sering ada tanda tanya dalam kurung yang dicetak di
  belakang nama pengarang musik untuk "Lagu Berupa Saduran Mazmur".
  Tidaklah dapat dipastikan, apakah pengarangnya itu Franz Josef Haydn
  (1732-1809) ataukah Johann Michael Haydn (1737-1806).

  Tidak mengapa. Bukankah kedua-duanya ingin supaya semua hasil karya
  mereka itu hanya digunakan demi kemuliaan Tuhan?

Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku        : Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian
  Judul asli artikel: Lagu Berupa Saduran Mazmur
  Penulis           : H. L. Cermat
  Penerbit          : Lembaga Literatur Baptis, Bandung 1987
  Halaman           : 43 -- 47

+ Tahukah Anda? ______________________________________________________

  Bahwa Jack Chick selalu mengutip ayat-ayat Alkitab dari versi King
  James Version dalam setiap karyanya.

  Sumber:
  http://en.wikipedia.org/wiki/Jack_Chick

+ Sisipan ____________________________________________________________

           MENJADI "HAMBA ELEKTRONIK" BAGI TUBUH KRISTUS

  Judul di atas adalah visi dari pelayanan Yayasan Lembaga SABDA
  (YLSA). Ingin mengetahui tentang apa dan bagaimana YLSA secara lebih
  dekat? Dapatkan semua informasinya di milis publikasi Berita YLSA.
  Newsletter elektronik yang diterbitkan sebulan sekali via e-mail ini
  akan memberikan informasi aktual mengenai pelayanan dan perkembangan
  YLSA.

  Pelayanan YLSA bergerak di bidang software/IT; pendidikan dan
  pelatihan dengan mengadakan kegiatan pendidikan online, pelatihan,
  presentasi, seminar kepada masyarakat Kristen Indonesia; divisi
  literatur yang menyediakan bahan-bahan Kristen yang akan mendukung
  pelayanan Anda. Selanjutnya, ada divisi jaringan yang membangun
  jaringan antargereja, antarorganisasi, antaryayasan, dan
  antarlembaga Kristen yang bergerak dalam bidang pelayanan yang
  menggunakan media komputer/internet, divisi komunitas, divisi
  pelayanan umum, dan divisi konsultasi yang memberikan jasa pelayanan
  konsultasi teknologi komputer/internet bagi pelayanan individu atau
  organisasi Kristen. Silakan berkunjung dan bergabung dengan milis
  publikasi Berita YLSA. Bersama-sama kita menjadi rekan sekerja Allah
  yang telah memercayakan pelayanan ini kepada kita.

==>  <subscribe-i-kan-berita-ylsa(at)hub.xc.org>        [berlangganan]
==>  http://www.sabda.org/ylsa/                                [situs]
==>  http://www.sabda.org/publikasi/berita_ylsa/     [arsip publikasi]

______________________________________________________________________
                        Pengasuh: R.S. Kurnia
  Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                     Copyright(c) BIO-KRISTI 2007
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
_________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________

Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti    : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi     : < staf-bio-kristi(at)sabda.org >
Alamat situs       : http://biokristi.sabda.org/
Arsip Bio-Kristi   : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org