Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/99

Bio-Kristi edisi 99 (17-9-2012)

T.B. Simatupang

                           Buletin Elektronik
                    BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
________________________Edisi 99, September 2012______________________

DAFTAR ISI
KARYA: T.B. SIMATUPANG
SURAT ANDA: USULAN UNTUK BIO-KRISTI

Salam damai,

Salah satu tokoh penting dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah Tahi
Bonar Simatupang atau sering dikenal dengan sebutan T.B Simatupang.
Dia adalah seorang yang memiliki dedikasi dan kecintaan yang sangat
besar terhadap bangsa dan negara Indonesia. Dalam perjalanan hidupnya
yang cukup berliku dan penuh perjuangan, T.B Simatupang berhasil
menjadi sosok panutan. Bukan hanya semangat kerja kerasnya, melainkan
juga karakter dan integritas kuat yang dimilikinya. Semoga artikel
yang kami sajikan ini dapat memotivasi Anda untuk terus bersemangat
menjadi wakil Tuhan sesuai bidang yang Anda geluti. Simak pula surat
usulan yang dikirimkan oleh salah satu pelanggan Bio-Kristi di kolom
Surat Anda. Selamat membaca!

Staf Redaksi Bio-Kristi,
Yonathan Sigit P.
< http://biokristi.sabda.org >

"Jangan menilai hari dari hasil yang Anda petik, tetapi dari benih
yang Anda tanam." (Robert Louis Stevenson -- Penulis, Novelis)

                       KARYA: T.B. SIMATUPANG
            (1920 -- 1990) Anggota Militer Indonesia
                   Dirangkum oleh: Sri Setyawati

Tahi Bonar Simatupang atau lebih dikenal dengan sebutan T.B.
Simatupang adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Dia lahir pada
tanggal 28 Januari 1920 di Sidikalang, Sumatera Utara, dan meninggal
dunia pada tanggal 1 Januari 1990 di Jakarta. Simatupang menikah
dengan Sumiarti Budiardjo, adik Ali Budiardjo yang pernah menjabat
Menteri Penerangan, pada tanggal 12 Desember 1948 dan dikaruniai empat
orang anak.

Simatupang muda dibesarkan dalam sebuah keluarga Kristen yang saleh.
Keluarganya sangat memegang tradisi Gereja Lutheran dan adat Batak.
Saat Simatupang masih kecil, ayahnya yang bernama Simon Mangaraja
Soaduan Simatupang berpulang ke rumah Tuhan. Tak lama kemudian,
Simatupang sekeluarga pindah dari Sidikalang ke Siborong-borong.
Meskipun dia menjadi anak yatim, ibunya bertekad untuk tetap
menyekolahkannya. Inilah riwayat pendidikan Simatupang:

1. HIS (setingkat SD) di Siborong-borong, hingga tahun 1934.
2. MULO (setingkat SMP) di Tarutung, hingga tahun 1937.
3. AMS di Batavia/Jakarta, hingga tahun 1940.
4. Pendidikan kemiliteran Koninklije Militaire Academie (KMA) di
   Bandung, hingga tahun 1942.

Setelah lulus AMS, Simatupang menetapkan hati untuk masuk ke sekolah
militer. Perjalanan militernya berawal ketika pemerintah Belanda
membuka kesempatan pendidikan Akademi Militer Kerajaan Belanda di
Hindia Belanda, sebagai kepanjangan Koninklije Militaire Academie
(KMA) Breda di Bandung, Jawa Barat. Akademi ini didirikan untuk
mempersiapkan militer-militer yang akan diperintahkan untuk
membebaskan Negeri Kincir Angin dari Nazi Jerman kelak, dengan memberi
kesempatan kepada penduduk pribumi menjadi perwira, dengan sejumlah
persyaratan masuk yang menguntungkan Kerajaan Belanda.

Panglima Eskader Angkatan Laut Belanda, Laksamana Helfrich, menyerukan
kepada rakyat Indonesia agar mempersiapkan diri mengambil bagian dalam
upaya pembebasan Negeri Belanda di waktu yang akan datang. Dalam
pidatonya dia berkata, "Uw naam zal blijven voortleven onder de
bevrijders van Nederland" yang artinya, "Nama Anda akan hidup terus di
antara para pembebas Negeri Belanda." Bagi Simatupang kalimat tersebut
begitu kuat tertancap di dalam ingatannya dan dia menerjemahkannya,
"Nama Anda akan hidup terus di antara para PEMBEBAS INDONESIA".

Setelah melewati berbagai tahapan seleksi, Simatupang berhasil
diterima sebagai kadet taruna bersama 149 kadet taruna yang lain.
Mereka diwajibkan untuk mengikuti sekolah militer sampai mereka siap
diutus ke medan perang. Karena itu, mereka sering kali dilatih praktik
kemiliteran pada tahun-tahun pertama dan kedua. Pelajaran yang paling
ditunggu-tunggu Simatupang adalah teori tentang strategi militer dan
taktik perang. Dia ingin membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki
strategi perang yang bagus, mampu meraih kemerdekaan, dan membangun
angkatan perang yang tangguh.

Setelah menyelesaikan studi kemiliterannya, Simatupang semakin ahli
dalam menyusun strategi perang dan menjadi diplomat yang ulung. Dia
juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Perang RI
(1948-1949) dan Kepala Staf Angkatan Perang RI (1950-1954).

Simatupang pensiun dari dinas kemiliteran pada tahun 1959 dan meraih
gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari Universitas Tulsa, AS,
pada tahun 1969. Setelah pensiun, dia mengisi hari-harinya dengan
kegiatan gerejawi. Dia memberikan cukup banyak sumbangan dalam
pengembangan landasan-landasan etik teologi bagi umat Kristen, untuk
bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa Indonesia.

Keterlibatan Simatupang di lembaga dan organisasi gereja tidak terjadi
secara kebetulan. Ini adalah pilihan terbaik yang dikehendaki oleh
Tuhan untuk dia. Hal ini tidak dilakukan sebagai bentuk pelarian dari
jabatannya sebagai anggota militer, namun merupakan suatu panggilan
khusus baginya.

Melihat kesungguhannya di setiap bidang yang digelutinya, Th.
Sumartana, intelektual muda dari kalangan Kristen, menyebut Simatupang
sebagai "Teoretikus oikumenis pertama yang lahir dari lingkungan
gereja-gereja di Indonesia setelah kemerdekaan".

Simatupang juga termasuk salah satu tokoh yang banyak memberikan
sumbangan bagi pekabaran Injil di tanah Batak, khususnya pada era Dr.
Ingwer Ludwig Nommensen, seorang misionaris Jerman, yang kemudian
dijuluki dengan Rasul bangsa Batak. Karena sumbangsihnya, selain di
bidang keagamaan, orang-orang Batak juga mengalami kemajuan di bidang
pendidikan dan kesehatan.

Sejak kecil Simatupang sangat gemar membaca dan menulis. Dia cukup
banyak menulis buku, lebih-lebih setelah memasuki masa pensiun.
Beberapa buku yang ditulisnya adalah "Soal-Soal Politik Militer di
Indonesia" (1956), "Pengantar Ilmu Perang di Indonesia" (1969),
"Laporan dari Banaran" -- penuturan Simatupang tentang serangan
mendadak Belanda atas Yogyakarta pada tanggal 18 Desember 1948
(diterbitkan Sinar Harapan, 1980), "Peranan Angkatan Perang dalam
Negara Pancasila yang Membangun" (Yayasan Idayu, 1980), "Pelopor dalam
Perang Pelopor dalam Damai", "Sinar Harapan" (1981), "Iman Kristen dan
Pancasila" (BPK Gunung Mulia, 1984), "Harapan, Keprihatinan dan Tekad:
Angkatan 45 Merampungkan Tugas Sejarahnya" (Inti Idayu Press, 1985),
dan terakhir buku "Membuktikan Ketidakbenaran Suatu Mitos: Menelusuri
Makna Pengalaman Seorang Prajurit Generasi Pembebas Bagi Masa Depan
Masyarakat, Bangsa, dan Negara" yang diterbitkan oleh harian umum
Suara Pembaruan dan Pustaka Sinar Harapan pada tahun 1991.

Jasa Simatupang dalam membangun masa depan, sangat dihargai oleh
bangsa dan negara Indonesia. Sebagai bentuk penghargaan, Simatupang
diberi anugerah Bintang Mahaputera Adipradana (diberikan pada tanggal
9 November 1995). Penghargaan ini juga diabadikan dalam bentuk
pendirian Perhimpunan Institut T.B. Simatupang. Kehadiran Perhimpunan
Institut T.B. Simatupang telah membuka wacana baru tentang perlunya
penggalian para tokoh besar yang pernah dilahirkan bangsa Indonesia,
di luar dua nama besar Sang Proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta.

Sudut pandang T.B. Simatupang tentang Kekristenan di Indonesia

Tuhan menempatkan gereja untuk menjadi terang di segala bidang, baik
bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Keberadaan gereja di
Indonesia adalah suatu tanda pengutusan Tuhan agar umat-Nya ambil
bagian dalam mewujudkan perdamaian, keadilan, dan keutuhan bangsa
Indonesia.

Gereja mengakui bahwa negara adalah alat di tangan Tuhan yang
bertujuan untuk menyejahterakan manusia dan memelihara ciptaan Allah.
Oleh karena itu, gereja dan negara harus bahu-membahu dalam
mengusahakan penegakan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Gereja
memunyai kewajiban untuk menaati hukum negara. Sebaliknya, negara
berkewajiban mengayomi dan melindungi seluruh rakyatnya, termasuk
gereja agar leluasa dalam menjalankan fungsi dan panggilannya
masing-masing.

Sebagai warga negara, orang-orang Kristen berhak untuk berpartisipasi
dalam bidang politik dan pemerintahan. Dengan berpartisipasi dalam
bidang politik, jiwa kritis dan kreatif dapat disumbangkan sepenuhnya
kepada negara demi perkembangan negara dan masyarakat. Partisipasi ini
harus dilihat sebagai suatu tugas yang diberikan oleh Tuhan untuk
melayani kepentingan masyarakat. Akan tetapi, gereja tidak dapat
disamakan dengan partai politik. Atas dasar perlakuan yang sama,
gereja harus memberikan bimbingan dan pelajaran kepada semua orang
Kristen yang terlibat dalam politik, tanpa membedakan ikatan
kepartaiannya.

Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila bukanlah negara sekuler.
Oleh karena itu, agama tidak hanya diakui keberadaannya, tetapi juga
fungsi dan peranannya di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Negara Indonesia juga bukan negara agama, tetapi fungsi dan
peranan agama itu diakui dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Di dalam negara Pancasila, setiap agama memunyai tugas dan panggilan
bersama dalam masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut agama Kristen
misalnya, umat Kristen bertanggung jawab untuk mewujudkan
kesejahteraan kota dan negaranya, serta melakukan kehendak Tuhan --
mewujudkan keselamatan rohani dan kesejahteraan manusia.

Dirangkum dari:
1. E-ti/mlp. "Pemikiran T.B. Simatupang: Hubungan Kristen Protestan
   Dengan Pancasila". Dalam http://pintuonline.com/artikel/
   pemikiran-t-b-simatupang-hubungan-kristen-protestan-dengan-pancasila.html
2. Matondang, H.M. Victor dan Tahi Bonar Simatupang.
   "Percakapan Dengan Dr. T.B. Simatupang". Dalam http://books.google.co.id/
   books?id=K3K6MPVCDjsC&pg=PA48&lpg=id#v=onepage&q&f=false
3. ________. "Sang Jenderal yang Berutang Teguh pada Prinsip dan Iman".
   Dalam http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/
   291-sang-jenderal-yang-berutang?start=1

                  SURAT ANDA: USULAN UNTUK BIO-KRISTI

Publikasi Bio-Kristi hadir untuk membagikan artikel-artikel biografi
para tokoh kristiani sehingga kita bisa belajar dari pengalaman
hidupnya. Meskipun kami telah menetapkan tema tahunan, namun para
pelanggan diperbolehkan untuk memberikan saran atau usulan untuk
mengembangkan pelayanan Bio-Kristi. Seperti surat yang dikirimkan oleh
salah seorang pelanggan Bio-Kristi berikut ini.

Dari: Wempie < wempiexxx(at)xxx >

Dear Bio-Kristi,

Terima kasih atas kiriman rutin biografi tokoh Alkitab.
Saya ingin mengusulkan:

1. Pembahasan biografi seluruh tokoh Alkitab urut mulai dari Adam
   (Kejadian) - Yohanes (Wahyu), agar pemahaman urutan Kitab mudah
   dipahami dan berbagai tokoh Kristen (pencipta lagu, misionaris,
   tokoh politik, ilmuwan, dll.).
2. Pembahasan latar belakang geografi, budaya, dan keadaan penulis
   untuk setiap Kitab.
3. Ruang tanya jawab/forum mengenai Alkitab dan apologetika.
4. Pembahasan sejarah gereja setelah zaman rasul, kekaisaran Kristen,
   Konsili Nicea, dst. sampai masa kini.
5. Pembahasan berbagai aliran gereja Katolik, Kristen Ortodoks,
   Kristen Pentakosta, Karismatik, Ebionit, Calvinis, Reformed, Saksi
   Yehovah, dll.. Terima kasih.

Redaksi: Terima kasih untuk saran dan usulan yang membangun yang
pelanggan sampaikan kepada kami. Kami sangat bersyukur atas perhatian
Anda.

1. Untuk usulan tokoh Alkitab, kami sudah mulai mengembangkannya. Di
   situs Bio-Kristi
   (http://biokristi.sabda.org/tokoh_perjanjian_lama), kami sudah
   menyediakan kategori tokoh Alkitab, namun kami belum menampilkan
   semua tokoh dengan lengkap. Kami akan terus menambah artikel tokoh-
   tokoh Kristen dari berbagai latar belakang pelayanan untuk Pembaca.

   Mengenai usulan butir ke-2 sampai ke-5, belum dapat kami akomodasi
   untuk saat ini. Visi misi Bio-Kristi adalah untuk menampilkan
   biografi tokoh -- seperti apa riwayat mereka dan apa saja karya
   mereka.

2. Untuk membaca pembahasan latar belakang geografi, budaya, keadaan
   penulis untuk setiap Kitab; kami sarankan Pembaca untuk berkunjung
   ke situs (http://alkitab.sabda.org) yang menyediakan bahan-bahan
   yang diperlukan (misalnya Latar Belakang kitab Matius:
   http://alkitab.sabda.org/article.php?book=Mat&id=40).

3. Untuk ruang tanya jawab/forum mengenai Alkitab dan apologetika,
   silakan berkunjung ke situs In-Christ.Net forum
   (http://www.in-christ.net/forum/). Atau, ke Facebook Biblika
   (http://www.facebook.com/Biblika) untuk bertanya jawab tentang
   pendalaman Biblika.

4. Untuk pembahasan sejarah gereja setelah zaman rasul, kekaisaran
   Kristen, Konsili Nicea, dst. sampai masa kini dapat dilihat di
   situs kami (http://sejarah.sabda.org). Sedangkan untuk garis besar
   sejarah gereja secara umum, kami menganjurkan Pembaca untuk membaca
   situs Sarapan Pagi
   (http://www.sarapanpagi.org/sejarah-gereja-mula-mula-vt1684.html),
   atau Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kekristenan).

5. Untuk pembahasan berbagai aliran gereja Katolik, Kristen Ortodoks,
   Kristen Pentakosta, Karismatik, Ebionit, Calvinis, Reformed, Saksi
   Yehovah, dll. yang luas, paling lengkap silakan membaca
   ensiklopedia. Khusus untuk reformed/calvinisme, kami sarankan Anda
   berkunjung ke situs kami (http://reformed.sabda.org/). Sekali lagi
   terima kasih untuk usulan yang diberikan.

Nah, bagi Pelanggan Bio-Kristi lainnya yang memiliki saran, usulan,
dan kritik silakan sampaikan ke redaksi kami. Terima kasih.

Kontak: < biokristi(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Kusuma Negara, dan Yonathan Sigit P.
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan
         Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/biokristi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org