Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/81 |
|
Bio-Kristi edisi 81 (19-12-2011)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) _______________________Edisi 81, Desember 2011________________________ DAFTAR ISI KESAKSIAN NATAL: IA MENEPATI JANJINYA KARYA: CECIL FRANCES ALEXANDER KOMUNITAS BIO-KRISTI: SIAPA YANG TERPIKIR SAAT NATAL? Salam jumpa, Dalam edisi kali ini, Bio-Kristi akan mengupas tentang seorang perempuan yang memiliki bakat dalam menulis puisi dan Himne, seorang yang tidak hanya memikirkan kepentingannya sendiri, namun suka berbagi dan membantu sesamanya. Dia adalah Cecil Frances Alexander, seorang perempuan yang terlahir di keluarga militer, yang berasal dari Irlandia. Cecil merupakan salah satu tokoh yang berjasa dalam penulisan himne-himne yang menyentuh. Anda ingin tahu perjalanan karier Cecil lebih lanjut? Segeralah menyimaknya di kolom Karya. Dalam edisi ini, secara khusus kami menyajikan sebuah kesaksian Natal yang sangat memberkati. Sementara itu, dalam kolom Komunitas Bio-Kristi, Anda dapat menyimak hal-hal yang terpikirkan oleh para Sahabat Bio-Kristi pada waktu Natal. Pada kesempatan ini, segenap redaksi Bio-Kristi mengucapkan "Selamat Hari Natal 2011 dan Menyambut Tahun Baru 2012". Selamat berbagi kasih dan tetap bersukacita dalam melayani Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi Bio-Kristi, Yonathan Sigit P. < http://biokristi.sabda.org > "Visi saja tidak cukup. Visi harus dikombinasikan dengan usaha yang mungkin berisiko. Visi tidak cukup untuk mendaki tangga, kita tetap harus menaikinya." Vaclav Havel -- Penulis, Politisi, Presiden Ceko KESAKSIAN NATAL: IA MENEPATI JANJINYA Peristiwa ini terjadi ketika saya berusia 13 tahun, dan sangat sulit bagi saya untuk menceritakannya kepada orang lain pada waktu itu. Tetapi sekarang, 10 tahun kemudian, hal itu menjadi kenangan Natal yang paling tidak bisa saya lupakan. Ada 118 pelanggan dalam rute pengiriman koran saya di Morganton, Carolina Utara. Saat hari Natal mendekat, saya mulai membawa kesan "ingatlah pada tukang koran" kepada setiap pelanggan. Saya membeli 118 lembar kartu Natal yang murah, lalu menandatanganinya "dari tukang koran Andes", dan beberapa hari sebelum Natal memasukkan kartu ke dalam masing-masing koran. Hasilnya cukup memuaskan -- bahkan, bisa dibilang spektakuler. Balasan kartu yang biasa adalah uang senilai 1 dolar yang dimasukkan ke dalam amplop bertuliskan "untuk tukang koran". Kecuali terhadap Nyonya Luke Woodbury, seorang janda yang sudah dikenal karena kesalehannya. Nyonya Woodbury sedang berdiri di pintu rumahnya, saat saya tiba dengan koran Natal untuknya. "Aku ingin mengucapkan terima kasih secara khusus kepadamu, Johnny, untuk kartu Natalmu," ujarnya. "Perbuatan itu sangat baik dan menyenangkan bagi seorang perempuan tua." Kehangatan atas ucapannya membuat saya merasa tidak enak. "Aku tidak memiliki banyak uang untuk diberikan kepadamu," katanya, sambil menyerahkan beberapa uang receh, "Tetapi aku ingin kamu mengetahuinya: Aku melihatmu setiap hari melewati rumah ini. Setiap hari aku akan berdoa bagimu, Johnny. Aku akan berdoa agar Tuhan menolongmu dan menuntunmu ke mana pun kamu pergi, dan dalam kegiatan apa pun yang kamu lakukan." Nyonya Woodbury meletakkan tangannya di atas bahu saya, nyaris seperti sebuah usapan lembut, kemudian ia masuk ke dalam rumahnya. Seorang anak berusia 13 tahun cenderung sulit tersentuh oleh pengalaman yang demikian. Saya tidak begitu memikirkan kejadian tersebut pada saat itu. Lagipula, saya tidak begitu tertarik dengan hal-hal yang bersifat keagamaan. Di tahun-tahun berikutnya, saya melihat Nyonya Woodbury dalam beberapa acara. Ia selalu tersenyum kepada saya dengan cara yang penuh makna. Ketika saya masuk Universitas Duke, saya lupa dengan Nyonya Woodbury hingga... Sampai 2 tahun lalu, ketika titik balik dalam kehidupan saya muncul, saat konferensi Persatuan Para Atlet Kristen. Dari seorang Kristen yang asal-asalan, saya melangkah dari kehidupan sehari-hari yang gelap memasuki kehidupan baru yang cemerlang dan penuh sukacita bersama Kristus di tempat itu. Segera setelah mengalami pengalaman ini, saya mendapat kesempatan untuk bersaksi di Chattanooga, tempat saya kembali mengevaluasi hidup saya. Saya berbicara tentang betapa beruntungnya saya. Karena sebenarnya saya berusaha sangat keras untuk mendapat nilai rata-rata "C" di perguruan tinggi. Sedangkan dalam hal olahraga sepak bola, selama saya berada di SMU dan pada tahun awal kuliah, saya mengalami masalah dengan kurangnya berat badan dan talenta yang dibutuhkan. Namun, entah bagaimana saya mampu mendapatkan kekuatan atau kemampuan ekstra yang saya perlukan untuk menyelesaikan segala sesuatunya. Setelah kebaktian di gereja, seorang perempuan memberitahu saya: "Semua kejadian yang engkau alami bukanlah hanya keberuntungan belaka; sudah pasti engkau memiliki orang-orang yang berdoa dengan tekun untukmu selama ini." Ini adalah benar-benar sebuah pemikiran baru. Orang tua saya sudah pasti mendoakan saya. Iman mereka memang selalu kuat. Kemudian saya mengingat Nyonya Woodbury dan janjinya untuk berdoa bagi saya. Betapa banyaknya saya berutang budi kepadanya! Beberapa bulan yang lalu saya mengetahui Nyonya Woodbury masuk ke sebuah rumah khusus, tempat ia bisa mendapatkan perawatan khusus. Sebagai penghargaan untuknya -- dan untuk semua orang yang tidak mementingkan dirinya sendiri dan bijaksana, yang berdoa untuk orang lain -- saya menceritakan kisah yang sekarang saya anggap sebagai Natal paling bermakna bagi saya. Diambil dari: Judul asli buku: Guideposts for The Spirit: Christmas Stories of Faith Judul buku: Guideposts bagi Jiwa: Kisah-kisah Iman Natal Penulis: John Markas Penerjemah: Mary N. Rondonuwu Penerbit: Gospel Press, Batam 2006 Halaman: 414 -- 418 Diambil dari: Nama situs: Natal.sabda.org Alamat URL: http://natal.sabda.org/ia_menepati_janjinya_0 Tanggal akses: 9 November 2011 KARYA: CECIL FRANCES ALEXANDER (1823 -- 1895) Penulis Himne Dirangkum oleh: Sri Setyawati Cecil Frances Alexander [dengan nama gadis Cecil Frances Humphreys] adalah putri dari pasangan Elizabeth Reed dan John Humphreys, mantan Mayor Norfolk di Miltown House, Tyrone County, Irlandia. Mereka adalah penyewa tanah Earl Wicklow IV dan Marquess Abercorn II. Sejak kecil, Cecil sudah menunjukkan bakatnya dalam menulis puisi. Ayahnya pun mendukungnya untuk menekuni bidang itu. Selanjutnya, Cecil menjadi seorang penulis himne yang produktif. Lebih dari 400 himne dihasilkan dari goresan penanya. Dia menulis banyak puisi dan naratif. Melihat kemampuannya yang berbeda dari orang-orang semasanya, Tennyson, penyair senior, berkata bahwa dia sangat bangga seandainya dia yang menulis puisi "The Burial of Moses" yang diciptakan Cecil. Cecil adalah seorang gadis yang berwatak rendah hati dan tidak suka dengan pujian atau sanjungan. Seluruh keuntungan dari penerbitan himnenya disumbangkan untuk membantu sebuah yayasan yang menangani orang-orang Irlandia yang bisu. Cecil mendapat pengaruh agama oleh Dr. Hook, Dekan Chichester, dan John Keble. John Keble juga yang menyunting "Songs for Little Children", karya Cecil. Setelah beranjak dewasa, Cecil menyumbangkan beberapa puisi, naratif, dan terjemahan bahasa Perancis untuk majalah Universitas Dublin dengan nama samaran. Salah satu puisinya yang muncul sebagai karya anonim (tanpa nama pengarang) adalah "Burial of Moses". Selain produktif dalam menulis puisi, Cecil juga produktif dalam menulis himne. Cecil pernah merilis himne, antara lain "Verses for Holy Seasons" (1846), "The Lord of the Forest and his Vassals" (1847), sebuah alegori untuk anak-anak, dan "Hymns for Little Children" (1848); yang dipengaruhi gerakan Oxford. Dalam perjalanan kariernya, dia bertemu dengan Nona Hook dan saudaranya, Dr. Hook. Kedua orang tersebut menyunting beberapa jilid "Verses for Holy Seasons" yang dibuat Cecil ketika mengunjungi saudarinya, Anne Humphreys Maguire, di Leamington. Pada bulan Oktober 1850, Cecil menikah dengan Rev. William Alexander yang menjadi uskup besar di Armagh dan Primate, Irlandia. Pernikahan mereka diberkati di Gereja Strabane. Setelah itu, suaminya melayani sebagai sekretaris di Termonamongan, keuskupan Derry. Setelah menikah, Cecil dan suaminya tinggal di Strabane dari tahun 1860 sampai 1867. Semenjak William ditunjuk sebagai uskup Derry dan Raphoe pada tahun 1867, Cecil banyak terlibat di rumah penampungan bagi wanita tertindas dan pengembangan pelayanan perawatan daerah. Dengan tak kenal lelah, ia mengunjungi orang-orang miskin dan orang-orang sakit. Oleh karena kebaikannya itu, kematiannya sangat disayangkan oleh orang-orang miskin yang pernah ditolongnya. Beberapa karya Cecil digunakan dalam beberapa buku pujian gereja, 7 himne dimasukkan dalam Buku Himne Gereja Irlandia (1873) sebagai himne pertama yang diakui setelah Era Perpecahan Gereja Irlandia, 18 himne dimuat dalam Pelengkap Himne Klasik dan Modern (1889), dan 9 himne dipakai dalam Buku Himne Gereja Irlandia (1960, 1987). Dia juga menulis beberapa elegi (syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita) untuk Nyonya Hemans, Robert Southey, dan Raja Wilhelm. Barangkali himnenya yang paling terkenal adalah "There is a Green Hill far away" [diterjemahkan menjadi "Di Luar Tembok Negeri" dalam KJ 176-Red.]. Himne ini terinspirasi dari sebuah bukit kecil di luar tembok Derry. Dalam bayangannya di atas bukit seperti itulah Yesus disalib. Himnenya bertujuan untuk membantu putra-putri baptisnya dalam memahami pengakuan iman, "Menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati, dan dikuburkan". Himne ini dikarang ketika dia duduk di sisi tempat tidur seorang anak yang sakit. Beberapa pengarang musik ternama telah menulis nada-nada untuk himne ini. Gainor menyebutnya sebagai himne paling sempurna dalam bahasa Inggris, karena kesederhanaannya yang memesona. Bahkan, seorang dokter yang terlibat sebagai tenaga medis pada masa pertengahan Perang Dunia I berkata kepada para pasiennya, "Jika kita semua percaya akan kebenaran himne yang kita dengar, kekhawatiran, kegelisahan, dan ketakutan kita akan berkurang." Selain himne ini, Cecil juga menulis lirik metris -- suatu himne yang terkenal dengan judul "St. Patrick`s Breastplate" [Baju Zirah Santo Patrick-red]. Satu lagi himne yang terkenal yang dihasilkan oleh Cecil adalah "Jesus calls us o`er the tumult". Seorang penulis himne, Julian, menyatakan bahwa himne tersebut memiliki banyak variasi dan dimasukkan dalam "Spiritual Songs" dengan nomor 293. Cecil memang patut diacungi jempol! Pada tanggal 12 Oktober 1895, Cecil menghembuskan napas terakhirnya dan dimakamkan di Pemakaman Derry. Setelah Cecil wafat, puisi-puisinya dikumpulkan dan disunting oleh William Alexander, kemudian diterbitkan dengan judul "Poems of the late Mrs. Alexander" (1896). (t/Setya) Dirangkum dari: 1. ______________. "Biography of Cecil Frances Alexander". Dalam http://www.poemhunter.com/cecil-frances-alexander/biography/. 2. ______________. "Mrs. Cecil Frances Alexander, 1823-95". Dalam http://www.stempublishing.com/hymns/biographies/alexander.html. KOMUNITAS BIO-KRISTI: SIAPA YANG TERPIKIR SAAT NATAL? Bulan Natal sudah di ambang pintu. Saat Natal tentu kita teringat dengan tokoh-tokoh Natal seperti bayi Yesus, Yusuf, Maria, para malaikat, para gembala, dan para majus. Namun, adakah tokoh lain yang terlintas dalam pikiran para Sahabat Bio-Kristi? Di dinding Facebook Bio-Kristi, Bio-Kristi menanyakan pertanyaan yang sama. Saat Natal tiba, tokoh siapa yang muncul dalam pikiran Anda? 1. Penulis himne/lagu Natal 2. Penginjil 3. Pengkhotbah 4. Bapak gereja 5. Lain-lain Share yuukk... Beberapa Sahabat Bio-Kristi pun memiliki respons yang berbeda-beda. Berikut komentar dari Sahabat Bio-Kristi. Elmagnifico Silverado: Santa Claus!!! Angela-toko Murah: Selalu Santa Claus. Novie Parulianto: John Wesley. Bio-Kristi (Biografi Kristiani): Pak Novie: Mmm, John Wesley adalah pengkhotbah yang sangat saleh. Anda bisa membaca artikelnya juga di < http://biokristi.sabda.org/john_wesley_1 >. Agatha Mawikere: Para Penginjil, yang menginjil di daerah-daerah terpencil & berbahaya, dan para prajurit di garis depan. Sementara orang lain sedang berpesta pora, ingar-bingar dengan segala kemewahan. Juga para pencipta lagu-lagu yang bertemakan Natal Rohani seperti Silent Night, Noel, dll.. Bio-Kristi (Biografi Kristiani): Setuju dengan Agatha. Kita kadang sering melupakan mereka. Padahal mereka itu lebih banyak "berkorban" untuk memberitakan Injil ya.. Yah, bawa terus dalam doa, syukur-syukur bantu dalam dana (senyum). Agatha Mawikere: Kalau di gerejaku pada Minggu I, ada persembahan untuk misi. Juga ada rekening perpuluhan, pembangunan, misi, dll.. Tinggal pilih. Bio-Kristi (Biografi Kristiani): Agatha: Wah, bagus itu. Gereja-gereja lain perlu mencontoh juga nih (senyum). Jika Anda ingin berkomentar, mari segera berkunjung ke alamat < http://www.facebook.com/sabdabiokristi/posts/10150267641183090 >. Terima kasih untuk partisipasi Anda. Kontak: < biokristi(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Kusuma Negara, dan Yonathan Sigit P. (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/biokristi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |