Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/8 |
|
![]() |
|
Bio-Kristi edisi 8 (20-3-2007)
|
|
Buletin Elektronik ______________________________BIO-KRISTI______________________________ Biografi Kristiani ================== Edisi 008, Maret 2007 Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat : Berita Injil dalam Komik: Kisah Jack T. Chick - Karya : Lagu Berupa Saduran Mazmur (Kisah Robert Grant dan Kidung Pujian "Hai Mari Sembah") - Tahukah Anda? - Sisipan : Menjadi "Hamba Elektronik" Bagi Tubuh Kristus + Pengantar __________________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Pemanfaatan literatur dalam penginjilan sudah sejak lama dilakukan. Bahkan semakin pesat seiring dengan penemuan Johann Gutenberg pada abad ke-15 (lihat Bio-Kristi 5 di arsip Bio-Kristi di http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/005). Dan salah satu literatur yang dianggap cukup efektif dalam penjangkauan ialah traktat. Sederhana, ringkas, dan praktis, tanpa mengurangi esensi yang hendak disampaikan. Jenis traktat yang cukup populer ialah traktat dalam bentuk komik. Salah satunya digagas oleh Jack Thomas Chick dari Chick Publications. Lewat edisi ini kita akan mengenal salah satu seniman asal AS ini. Dan untuk melengkapinya, sebuah artikel yang mengulas himne klasik, "Hai Mari Sembah", turut kami hadirkan. Semoga menambah pengenalan Anda seputar latar belakang lagu-lagu klasik. Pengasuh Bio-Kristi, R.S. Kurnia + Riwayat ____________________________________________________________ 1924 -- ..., Komikus/Kartunis BERITA INJIL DALAM KOMIK: KISAH JACK T. CHICK Disusun oleh: Raka Sukma Kurnia Alkitab dalam bentuk komik? Tentunya tidak sulit diperoleh. Salah satu yang cukup baik mengisahkan isi Alkitab mulai dari Kejadian sampai Wahyu adalah seri Alkitab Bergambar untuk Semua Umur yang disarikan oleh H.A. Oppusunggu. Komik yang diterbitkan oleh Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF ini terdiri dari enam seri. Sejatinya, komik tersebut ditulis oleh Iva Hoth dengan Andre Le Blanc sebagai ilustratornya. Masih ada sejumlah komik Alkitab lainnya. Hanya saja, komik-komik yang secara blak-blakan diangkat dari Alkitab belum tentu memberi daya tarik bagi orang-orang non-Kristen. Kalau begitu, bagaimana agar orang-orang yang belum mengenal Injil bisa tertarik? Bagaimana mereka akhirnya bisa dijangkau demi kemuliaan Allah? Jack Chik merupakan salah satu komikus Amerika yang memanfaatkan talenta menggambarnya dengan baik. Lewat tangannya, komik-komik yang berisikan pesan Injil lahir. Banyak orang menerima Kristus setelah membaca traktat-traktatnya. JACK CHICK DAN MASA MUDANYA Pada 13 April 1924, pasangan Thomas Chick (1903–1973) dan Pauline (1903–1991) dikaruniai anak pertama mereka. Anak laki-laki itu mereka namakan Jack Thomas Chick. Masa kecilnya tidak sebaik anak-anak lain karena kesehatannya cukup bermasalah kala itu. Meski demikian, bakat Jack Chick dalam menggambar sudah terlihat sejak kecil. Tampaknya ia memang mewarisi bakat menggambar dari ayahnya, Thomas Chick. Saat itu, Thomas Chick merupakan salah seorang seniman komersial. Kegemarannya menggambar bahkan pernah membuatnya tidak naik kelas. Meski demikian, begitulah ia terus diasah untuk pekerjaan yang lebih besar. Ketika masuk SMA, Jack Chick tidak memiliki banyak teman. Teman-temannya malah tidak terlalu ingin berurusan dengannya karena ia mengalami masalah dalam berbahasa. Bahkan tidak satu pun yang mau menyaksikan Kristus kepadanya. Mereka malah menganggap Jack Chick akan menjadi orang terakhir yang akan menerima Kristus. Meski bermasalah dalam bahasa, ia merupakan anggota klub drama di SMA-nya. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Jack Chick melanjutkan pendidikannya ke Pasadena Playhouse. Ia mendapatkan beasiswa penuh selama dua tahun di sana. Namun, studinya ini harus terhalang oleh wajib militer pada 1 Februari 1943. Saat itu Perang Dunia II tengah berlangsung. Dan selama tiga tahun, ia melanglang hingga ke Papua Nugini, Australia, Filipina, dan Jepang. Sampai akhirnya, ia kembali ke Pasadena Playhouse. Sekembalinya inilah ia kemudian bertemu dengan wanita yang kemudian menjadi istrinya, Lola Lynn Priddle. PERTOBATAN JACK CHICK Jack Chick adalah seorang Baptis independen. Sebagai seorang yang berasal dari tradisi Kristen, ia tidak secara otomatis menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Pernikahannya dengan Lola Lynn Priddle berperan dalam pertobatannya. Ketika itu, Jack Chick tengah mengunjungi mertuanya di Kanada. Ibu mertuanya meminta Jack Chick untuk duduk bersamanya dan mendengarkan khotbah Charles E. Fuller. Jack mengingat hal ini dengan berkata, "Tuhan sudah bekerja dalam hati saya, namun ketika Fuller berkata, `Meskipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju,` saya bertelut dan hidup saya pun berubah." SEBAGAI KOMIKUS Setelah menikah, Jack Chick menggunakan talentanya sebagai seniman untuk menghidupi keluarganya. Ia bekerja di AstroScience Corporation di El Monte, California. Ketika bekerja di sana, ia membaca buku "Power From On High" yang ditulis oleh Charles Finney. Ia mengenangnya dengan berkata, "Buku itu memicu saya untuk melihat kemunafikan dan kematian gereja. Saya mulai berpikir inilah sebabnya tidak ada kebangunan rohani. Jadi, saya mulai membuat sketsa. Saya sungguh berbeban berat untuk mendorong orang-orang Kristen agar berdoa bagi kebangunan rohani." Mulanya, Jack Chick tidak menemukan penerbit yang mau menerbitkan bukunya. Ia harus meminjam 0 untuk membiayai "Why No Revival", karya cetak pertamanya. Traktat pertamanya adalah "A Demon`s Nightmare". Traktat ini dikerjakannya dalam tempo lima belas menit setelah melihat sekelompok remaja saat melintas dengan mobilnya. Kala itu, Tuhan mengubah cara pandangnya terhadap remaja dan kaum muda. Sebelumnya, ia memang tidak menyukai generasi muda dan sikap pemberontak mereka. Namun kini, ia memandang mereka dengan kasih Kristus; menyadari bahwa ada banyak kaum muda yang sedang menuju neraka. Pertemuan dengan Bob Hammond dari The Voice of China and Asia memberi inspirasi bagi Jack Chick. Kala itu, Bob Hammond memberi tahu Jack bahwa komunisme Tiongkok memenangkan banyak massa lewat pendistribusian buklet kartun secara massal. Namun, Jack Chick lebih merasa yakin lagi akan bidang pelayanannya ini setelah berhasil memenangkan sembilan dari sebelas narapidana lewat beberapa lembar kartun yang ia buat. Belakangan, lembaran-lembaran kartun itu dibuat dalam bentuk buklet dan menjadi traktat yang berjudul "This Was Your Life". Jack Chick menggunakan meja dapurnya sebagai kantor dan studionya. Dari sana ia menulis lebih banyak traktat. Namun, pada masa-masa awal, banyak toko buku yang enggan menerima konsepnya ini. Meski demikian, secara perlahan permintaan akan traktatnya meningkat. Sampai akhirnya, Jack Chick membentuk Chick Publications sebagai pelayanan mandiri. Dan Tuhan mengirimkan staf-staf yang berdedikasi penuh dalam pelayanan ini. Fred Carter merupakan salah seorang staf Jack Chick yang mulai bekerja bersamanya pada tahun 1970-an. Carter bekerja secara anonim bagi Jack Chick. Sampai pada tahun 1980, Jack Chick mengungkapkan peranan Fred Carter dalam surat kabar yang diterbitkannya, Battle Cry. Kolaborasi mereka kemudian menghadirkan sebuah film yang kemudian dirilis pada tahun 2003 yang lalu, yang berjudul "The Light of the World". Film ini mengisahkan cerita Alkitab yang disajikan dengan goresan cat minyak Fred Carter. MENGAPA TRAKTAT KOMIK? Untuk menjangkau dunia, kita harus terlebih dahulu membuat dunia tertarik kepada apa yang akan kita sajikan. Dan gambar-gambar jelas lebih menarik minat dunia. Televisi, film, video, dan komik termasuk di dalamnya. Jack Chick memahami hal ini. Ia memilih menyajikan berita Injil melalui traktat-traktat komiknya. Sebab tua muda, siapa pun, tidak akan menolak komik. Model traktat itu sendiri memang memiliki sejumlah kelebihan. Selain mudah dibawa ke mana-mana, tidak dibutuhkan pemahaman teologi apa pun untuk membagikannya. Cukup dengan menyodorkan traktat. Hal-hal seperti inilah yang menjadi kelebihan dari traktat-traktat komik Jack Chick. INGIN MENJADI MISIONARIS Meskipun memiliki hobi menggambar komik dan bisa dikatakan sukses di bidang tersebut, ternyata Jack Chick juga memiliki hasrat yang lain. Ia ingin sekali berbagian dalam pelayanan misi. Bahkan ia ingin menjadi seorang misionaris. Kerinduannya ini tampaknya muncul ketika ia masih berada dalam kesatuan militer, khususnya ketika berada di Papua Nugini. Meskipun demikian, kerinduannya itu tidak bisa dipenuhi. Istrinya sangat berkeras agar ia tidak menjadi misionaris. Bibi dari istrinya adalah seorang misionaris di Afrika. Suatu ketika, salah seorang yang membawanya menyeberangi sungai di Afrika harus kehilangan sebelah kakinya. Hal inilah yang tampaknya membuat Lola tidak menghendaki suaminya menjadi misionaris. Jack Chick akhirnya memang tidak menjadi misionaris. Namun, melalui talentanya, secara tidak langsung ia telah menjadi misionaris. Tuhan memang menetapkan Jack Chick untuk memuliakan nama-Nya melalui literatur-literatur yang ia kerjakan. Dan memang banyak misionaris yang memanfaatkan karya-karya Jack Chick dalam pelayanan mereka. TERUS BERKARYA LEWAT CHICK PUBLICATIONS Jack Chick terus berkarya. Selama sekitar empat puluh tahun, pekerjaan ini banyak bertumbuh; pertumbuhan yang jelas tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Selama itu, Jack Chick telah menulis dan menerbitkan ratusan traktat yang mengilustrasikan berita Injil. Traktat-traktat tersebut bahkan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia, termasuk dalam bahasa Indonesia. Tuhan terus memakai traktat-traktat Jack Chick. Bahkan ketika Tuhan memanggil istrinya berpulang pada 10 Februari 1998. Goresan tangannya telah menjangkau orang banyak hingga generasi kedua dan ketiga. Pelayanan yang ia mulai kini telah berkembang dengan begitu pesat. Saat ini, Chick Publications tidak hanya menerbitkan traktat-traktat komik saja. Komik-komik lain juga tersedia, seperti seri Crusaders, seri Alberto Rivera, King of Kings, dan The Big Betrayal. Chick Publications juga menerbitkan buku-buku dan merilis rekaman-rekaman dalam bentuk DVD maupun VCD. Bahan bacaan Chick Publications. 2007. "Biography of Jack Chick". Dalam http://www.chick.com/information/authors/chick.asp. Johnson, Gerald. 2002. "How to Use Tracts". Dalam http://www.tractministry.com/use_tracts.html. Wikipedia. 2007. "Jack Chick". Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Jack_Chick. _____________________________________________________________________ Manusia yang memerhatikan hidupnya sendiri dan hidup sesama makhluknya sebagai tanpa makna bukan hanya malang, tetapi hampir tidak memenuhi syarat untuk hidup. Albert Einstein -- ilmuwan + Karya ______________________________________________________________ Himne LAGU BERUPA SADURAN MAZMUR (KISAH ROBERT GRANT DAN KIDUNG PUJIAN "HAI MARI SEMBAH") Istilah "Barat" dalam bahasa Indonesia berarti, mata angin yang berlawanan dengan jurusan timur. Tetapi arti akar kata "Barat" itu ialah negeri India, oleh karena negara besar itu letaknya di sebelah barat kepulauan Indonesia. Setidaknya, ada dua keunikan terkait dengan lagu pujian ini. Pertama, berkenaan dengan penulisnya, yang tidak hanya orang Barat, namun lahir dan meninggal di India. Keunikan kedua, pujian ini bukanlah karangan asli yang benar-benar baru. Syairnya sebenarnya merupakan saduran dari kitab Mazmur. Siapakah yang menyusun saduran Mazmur itu? ORANG BARAT DI BENUA "BARAT" Robert Grant memang seorang Barat menurut arti kata yang biasa. Tetapi ia pun dilahirkan di negeri "Barat" menurut arti akar kata yang dijelaskan di atas. Orang tuanya yang berkebangsaan Skotlandia sedang menetap di India ketika putra mereka dilahirkan pada tahun 1785. Ayah Robert Grant adalah seorang saudagar dan pegawai pemerintah penjajah di India. Sesudah ia dengan keluarganya pindah kembali ke Skotlandia, ia menjadi seorang anggota Parliament (DPR Inggris Raya). Sebagai seorang negarawan ia berusaha menghapus rintangan-rintangan yang menghalangi pengabaran Injil di negeri India. Jadi, Robert Grant dibesarkan dalam suatu lingkungan yang insaf akan masalah sosial dan politik, yang juga insaf akan keperluan umat manusia untuk menerima kabar Injil. Maka tidaklah mengherankan jika ia sendiri kemudian menjadi seorang negarawan Kristen, sama seperti ayahnya. Dalam kariernya yang cukup gemilang, Robert Grant selalu bertindak atas dasar prinsip-prinsip kepercayaan Kristen. Ia banyak berjasa bagi sesamanya. Ia turut memberantas perdagangan budak belian. Ia juga memperjuangkan hak-hak sipil untuk warga negara Inggris keturunan Yahudi, yang pada masa itu masih sering terkena prasangka. Selain itu, ia juga menyokong pengiriman utusan-utusan Injil ke India dan negeri-negeri lain. Seperti ayahnya, Robert Grant juga menjadi seorang anggota DPR Inggris Raya selama bertahun-tahun. Ia juga menjadi seorang saudagar dan pegawai pemerintah penjajah di negeri India. Pada tahun 1834 ia bahkan ditunjuk menjadi gubernur kota Bombay. Ia tetap memegang jabatan yang tinggi itu sampai meninggal empat tahun kemudian. Setelah ia wafat, suatu pertemuan besar diadakan untuk menghormati almarhum gubernur itu. Banyak penduduk kota Bombay yang ikut hadir. Juga di kota Dalpoorie didirikan sebuah sekolah tinggi kedokteran yang diberi nama menurut nama dia. Sekolah itu dibangun dengan sumbangan dan dana yang diberikan oleh banyak orang, baik kaya maupun miskin karena mereka ingin menyatakan rasa hormat dan syukur atas jasa-jasa Gubernur Grant yang baik hati. NEGARAWAN MERANGKAP PENGARANG Di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang negarawan dan pedagang, Robert Grant juga sewaktu-waktu suka mengarang. Karangannya tidak begitu banyak dan juga tidak begitu diketahui oleh orang lain pada masa hidupnya. Sesudah meninggal, kakaknya mengumpulkan semua lagu rohani dan syair yang pernah ditulisnya. Jumlahnya hanya dua belas saja. Tulisan-tulisan itu diterbitkan dalam sebuah buku kecil. Dan di antara tulisan yang hanya sedikit itu terdapatlah satu syair yang kemudian menjadi sebuah lagu pilihan di seluruh dunia. Pada suatu hari dalam tahun 1833, setahun sebelum ia pindah kembali ke India, negeri kelahirannya, Robert Grant sempat membuka Alkitabnya pada Mazmur 104. Dengan bimbingan baris-baris puisi kuno dari seorang pemazmur yang diilhami Allah itu, ia menulis sebuah syair rohani yang baru. (Rupa-rupanya pada saat itu pula Robert Grant membandingkan isi Alkitab dengan suatu saduran Mazmur 104 yang pernah ditulis pada tahun 1561 oleh William Kethe, seorang Kristen Skotlandia yang mengungsi ke negeri Swis demi kebebasan beragama.) Ada beberapa syair yang oleh para sarjana dianggap indah dari segi puisi, namun tidaklah demikian dari segi rohani. Ada pula beberapa syair yang dianggap indah dari segi rohani, namun tidak demikian dari segi puisi. Keunggulan lagu saduran Mazmur karangan Robert Grant ialah syair itu oleh para sarjana dianggap sangat indah, baik dari segi puisi maupun dari segi rohani. Mari kita memerhatikan empat baris pertama dari syair itu dalam bahasa aslinya: "O worship the King, all glorious above, And gratefully sing His wonderful love! Our Shield and Defender, the Ancient of Days, Pavilioned in splendor, and girded with praise. " Jelas, bahwa di samping suku-suku kata terakhir dari keempat baris yang bersanjak itu, ada juga suku-suku kata di tengah-tengah keempat barisnya yang bersajak pula. Persajakan yang demikian rumitnya itu diteruskan selama enam bait penuh. Sayang, kebanyakan terjemahan ke dalam bahasa Indonesia tidak berhasil mencerminkan keindahan puisi dalam bahasa aslinya itu. Tetapi yang lebih penting dari keelokan syairnya ialah arti rohaninya. Lagu berupa saduran Mazmur karangan Robert Grant itu dipakai oleh umat Kristen di seluruh dunia sebagai sarana untuk menyatukan suara mereka dalam menaikkan puji-pujian kepada Tuhan Allah. DARI KELUARGA SEORANG TUKANG RODA Lagu yang selalu diterapkan pada syair rohani karangan Robert Grant itu, bukan berasal dari negeri Inggris ataupun dari negeri "Barat" (India), melainkan dari Austria. Lebih dari dua setengah abad yang lalu, ada dua anak laki-laki berkebangsaan Austria yang tinggal di desa Rohrau. Ayah mereka menjadi tukang roda dan gerobak di desa itu. Franz Josef Haydn lahir pada tahun 1732 dan adiknya Johann Michael Haydn lahir pada tahun 1737. Kedua anak kakak-beradik itu senang sekali tiap kali keluarga mereka berkumpul untuk bernyanyi bersama-sama. Ayah mereka bukan hanya ahli dalam membuat roda dan as gerobak; ia juga mahir bermain harpa (sebangsa kecapi). Pada waktu ia memetik tali-tali harpa itu, seluruh keluarganya -- ayah, ibu, dan dua belas anak -- suka menyanyikan lagu-lagu rohani dan lagu-lagu daerah Austria. Mereka sudah biasa melakukan kegiatan itu tiap malam dan juga pada hari Minggu. Sebagai anak-anak, baik Franz Josef maupun Johann Michael mempunyai suara sopran yang tinggi dan merdu. Ketika si kakak itu berumur dua belas tahun, ia ditunjuk menjadi anggota dari sebuah paduan suara yang terkenal, khusus untuk anak-anak laki-laki. Mereka sering menyanyikan puji-pujian dalam kebaktian di ibu kota Wina, yang dihadiri oleh sang raja dan ratu. Beberapa tahun kemudian, ketika suara Franz Josef mulai berubah dan turun, adiknya Johann Michael menggantikan tempatnya dalam paduan suara putra itu. (Cukup menarik bahwa paduan suara anak laki-laki yang terkenal dari kota Wina itu masih tetap diteruskan hingga kini, dan bahkan pernah sempat membawakan konser di Jakarta.) "SEMUANYA DEMI MEMPERMULIAKAN ALLAH" Kedua pemuda yang suka menyanyi itu kemudian juga belajar bermain biola, piano, dan organ. Keduanya rajin menciptakan musik, terutama musik rohani, yang menjadi populer sekali pada abad yang ke-18. Keduanya menjadi pemimpin orkes yang besar dan koor gereja yang terkenal. Keduanya pun menjadi guru bagi seniman-seniman musik lainnya yang ternama. Keduanya adalah orang-orang Kristen yang saleh. Mereka selalu bersikap rendah hati atas bakat-bakat yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan. Franz Josef Haydn suka menulis dalam bahasa Latin pada sebelah atas tiap naskah karangannya: "In Nomine Domini" (Dalam Nama Tuhan). Pada akhir musik ciptaannya itu ia menulis: "taus Deo" (Puji Allah), atau "Soli Deo Gloria" (Hanya demi Kemuliaan Allah). Dan Johann Michael Haydn selalu mengakhiri naskah musiknya dengan menulis: "Omnia ad Majorem Dei Gloriam" (Semuanya demi Mempermuliakan Allah"). Anehnya, hanya satu di antara kedua orang itu yang masih terkenal hingga kini. Banyak karangan Franz Josef Haydn yang masih dimainkan dan dinyanyikan sampai sekarang. Riwayat hidupnya yang lengkap itu mudah didapat dalam buku-buku sejarah musik karena ia masih dihormati sebagai salah seorang komponis yang terbesar sepanjang abad. Tetapi hampir semua dari 360 gubahan musik hasil karya Johann Michael Haydn, walau oleh kakaknya dianggap jauh lebih bagus daripada musik karangannya sendiri, sudah dilupakan pada abad ini. Tidak seorang pun dapat mengetahuinya dengan pasti, yang manakah di antara kedua bersaudara yang berbakat itu yang menulis musik yang sekarang biasa dinyanyikan dengan "Lagu Berupa Saduran Mazmur" karangan Robert Grant. Ada ahli sejarah musik yang mengatakan Franz Josef Haydn, kakak yang ternama itu. Tetapi mungkin ada lebih banyak sarjana yang mengatakan Johann Michael Haydn, sang adik yang hampir dilupakan itu. Rupa-rupanya lagu itu tidak dikarang sebagai nyanyian pujian. Ada seseorang yang pernah mengambilnya dari suatu kumpulan musik karangan Haydn (salah seorang di antara dua bersaudara itu) dan menggubahnya sehingga cocok diterapkan pada syair rohani. Pada tahun 1818, setelah Haydn bersaudara meninggal, lagu itu muncul dalam sebuah buku nyanyian pujian di Amerika Serikat. Itulah sebabnya, sering ada tanda tanya dalam kurung yang dicetak di belakang nama pengarang musik untuk "Lagu Berupa Saduran Mazmur". Tidaklah dapat dipastikan, apakah pengarangnya itu Franz Josef Haydn (1732-1809) ataukah Johann Michael Haydn (1737-1806). Tidak mengapa. Bukankah kedua-duanya ingin supaya semua hasil karya mereka itu hanya digunakan demi kemuliaan Tuhan? Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku : Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian Judul asli artikel: Lagu Berupa Saduran Mazmur Penulis : H. L. Cermat Penerbit : Lembaga Literatur Baptis, Bandung 1987 Halaman : 43 -- 47 + Tahukah Anda? ______________________________________________________ Bahwa Jack Chick selalu mengutip ayat-ayat Alkitab dari versi King James Version dalam setiap karyanya. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Jack_Chick + Sisipan ____________________________________________________________ MENJADI "HAMBA ELEKTRONIK" BAGI TUBUH KRISTUS Judul di atas adalah visi dari pelayanan Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Ingin mengetahui tentang apa dan bagaimana YLSA secara lebih dekat? Dapatkan semua informasinya di milis publikasi Berita YLSA. Newsletter elektronik yang diterbitkan sebulan sekali via e-mail ini akan memberikan informasi aktual mengenai pelayanan dan perkembangan YLSA. Pelayanan YLSA bergerak di bidang software/IT; pendidikan dan pelatihan dengan mengadakan kegiatan pendidikan online, pelatihan, presentasi, seminar kepada masyarakat Kristen Indonesia; divisi literatur yang menyediakan bahan-bahan Kristen yang akan mendukung pelayanan Anda. Selanjutnya, ada divisi jaringan yang membangun jaringan antargereja, antarorganisasi, antaryayasan, dan antarlembaga Kristen yang bergerak dalam bidang pelayanan yang menggunakan media komputer/internet, divisi komunitas, divisi pelayanan umum, dan divisi konsultasi yang memberikan jasa pelayanan konsultasi teknologi komputer/internet bagi pelayanan individu atau organisasi Kristen. Silakan berkunjung dan bergabung dengan milis publikasi Berita YLSA. Bersama-sama kita menjadi rekan sekerja Allah yang telah memercayakan pelayanan ini kepada kita. ==> <subscribe-i-kan-berita-ylsa(at)hub.xc.org> [berlangganan] ==> http://www.sabda.org/ylsa/ [situs] ==> http://www.sabda.org/publikasi/berita_ylsa/ [arsip publikasi] ______________________________________________________________________ Pengasuh: R.S. Kurnia Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) BIO-KRISTI 2007 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo _________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Alamat berhenti : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi : < staf-bio-kristi(at)sabda.org > Alamat situs : http://biokristi.sabda.org/ Arsip Bio-Kristi : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi ____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |