Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/7 |
|
Bio-Kristi edisi 7 (19-2-2007)
|
|
Buletin Elektronik ______________________________BIO-KRISTI______________________________ Biografi Kristiani ================== Edisi 007, Februari 2007 Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat : Terpanggil bagi Kaum Miskin: Kisah Singkat Pelayanan Bunda Teresa - Karya : Blaise Pascal Sebagai Seorang Penulis - Tahukah Anda? - Apa Kata Mereka: Mengenai Augustinus dan Sir Isaac Newton - Sisipan : Berita PESTA: Info Aktual PESTA + Pengantar __________________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Baru-baru ini dunia dimarakkan dengan peringatan hari kasih sayang atau hari Valentine. Paling tidak, satu kali dalam setahun kita diingatkan bahwa setiap manusia membutuhkan kasih sayang. Saat mendengar kata "kasih sayang", mungkin yang terlintas di pikiran kita hanyalah orang-orang terdekat atau mereka yang mengasihi Anda. Jangan batasi kasih sayang! Kasih sayang harus dimiliki dan dirasakan oleh setiap manusia di dunia ini. Dalam edisi minggu ini kita akan melihat riwayat seorang tokoh kemanusiaan yang penuh dengan kasih sayang. Dia menghabiskan seluruh hidup, memberikan hati, dan air mata untuk melayani masyarakat miskin di India. Selain itu, kita dapat melihat bagaimana Blaise Pascal menuliskan pandangan-pandangannya dalam kolom Karya. Harapan kami, sajian kali ini membawa kita untuk lebih peduli lagi pada orang lain dan tidak hanya berfokus pada diri sendiri. Redaksi tamu, Davida Welni Dana + Riwayat ____________________________________________________________ 1910 -- 1997, misionaris kemanusiaan TERPANGGIL BAGI KAUM MISKIN: KISAH SINGKAT PELAYANAN BUNDA TERESA Oleh: R.S. Kurnia "By blood, I am Albanian. By citizenship, an Indian. By faith, I am a Catholic nun. As to my calling, I belong to the world. As to my heart, I belong entirely to the Heart of Jesus." Itulah yang dikatakan oleh salah seorang tokoh kemanusiaan yang dipenuhi oleh cinta kasih. Bunda Teresa, seorang yang memberi hatinya untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India. Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus 1910, Bunda Teresa merupakan anak tunggal dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu. Ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan diteguhkan pada bulan November 1916. Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia, dan meninggalkan keluarganya dengan kesulitan finansial. Meski demikian, ibunya memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh kasih sayang. Drane Bojaxhiu, ibunya, sangat memengaruhi karakter dan panggilan pelayanan Gonxha. Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda jemaat lokalnya yang bernama Sodality. Melalui keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris Katolik. Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India. Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux. Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati. Setelah mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Mary`s High School di Kalkuta. Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944, ia menjadi kepala sekolah St. Mary. Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak bisa lagi mengajar. Untuk memulihkan kesehatannya, ia pun dikirim ke Darjeeling. Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa mendapat panggilan yang berikut dari Tuhan; sebuah panggilan di antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas kasih bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri, merasuk dalam hatinya. Hal ini kemudian menjadi kekuatan yang mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut sebagai "Hari Penuh Inspirasi" oleh Bunda Teresa. Selama berbulan-bulan, ia mendapatkan sebuah visi bagaimana Kristus menyatakan kepedihan kaum miskin yang ditolak, bagaimana Kristus menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin mereka mengasihi-Nya. Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordonya dan memulai pelayanannya di bawah Keuskupan Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru. Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21 Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka. Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya individu-individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja. Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung dengannya. Diinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan. Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan, Bunda Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat. Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka lakukan. Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965), yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin. Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association of Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki anggaran dasar tersendiri. Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas, Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang. Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi mereka yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS. Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston. Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya. Maka pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize. Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama di dunia. Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar .000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang membutuhkan. Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama bagi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian sejumlah rumah penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom. Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India, pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia. Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Menyadari kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta Missionary of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997, Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa. Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September 1997, di Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh Bunda Teresa. Sumber bacaan: Kumar, Lalit. 2001. "Mother Teresa ... Mother To All, Angel of Mercy". Dalam http://www.geocities.com/teresaofindia/teresa.html. "Mother Teresa of Calcutta (1910 -- 1997)". Dalam http://www.vatican.va/news_services/liturgy/saints/ns_lit_doc_20031019_madre-teresa_en.html. "Mother Teresa of Calcutta: Peacemaker, Pioneer, Legend". Dalam http://www.ewtn.com/motherteresa/life.htm. Teresa, Mother. 1987. "Heart of Joy: The Transforming Power of Self-Giving". Michigan, Ann Arbor: Servant Books. _____________________________________________________________________ Gereja seharusnya tidak sibuk dengan perhatian-perhatian religiusnya sendiri, tetapi mengabdi pada dunia. Gereja harus mengikuti pola Yesus. Dietrich Bonhoeffer -- teolog + Karya ______________________________________________________________ Ilmuwan, Penulis, Pencetus Teori Probabilitas BLAISE PASCAL SEBAGAI SEORANG PENULIS Blaise Pascal adalah seseorang yang hidupnya merupakan tanggapan terhadap apa yang telah diwahyukan kepadanya: "Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, bukan Allah para filsuf dan ahli. Kepastian, rasa, kebahagiaan, damai. Allah dari Yesus Kristus." Blaise Pascal (1623 -- 1662) adalah salah seorang saintis ternama pada masanya. Lahir di Clermont-Ferrand, Prancis, ia dididik ayahnya dan terbukti cemerlang dalam matematika. Salah satu hasilnya adalah teori untuk barometer. Ia merintis teori probabilitas dan menghasilkan kalkulator pertama. Melalui suatu kelompok religius yang disebut kaum Jansenis, Pascal dan keluarganya dipertobatkan pada komitmen religius yang serius. Para Jansenis merupakan gerakan religius yang diilhami oleh Cornelius Jansen yang semula adalah Uskup Katolik di Ypres. Ia memerhatikan ketidakmurnian moral di dalam gereja dan bahwa gereja telah meninggalkan ajaran Agustinus mengenai rahmat. Selama hidupnya, ada pertikaian keras antara kaum Jansenis dan kaum Yesuit. Pascal mempertahankan kaum Jansenis dengan suatu seri surat anonim yang disebut "Provincial Letters". Surat-surat ini merupakan sindiran keras terhadap kaum Yesuit. Pascal memosisikan diri sebagai penulis dalam suatu tulisan lokal yang penuh teka-teki mengenai peristiwa-peristiwa di Paris kepada seorang teman di pedesaan. Di dalam surat itu, ia menyerang norma-norma moral rendah yang diizinkan oleh imamat Yesuit. BUDI DAN HATI Karya-karya terbesar Pascal di dalam "Thoughts" atau "Pensees"-nya, diterbitkan pada tahun 1670 yang sering ditulis pada potongan-potongan kertas jelek. Karya-karya itu dimaksudkan untuk dibaca oleh para skeptik dan rasionalis. Salah satu dari "pemikiran" Pascal yang paling terkenal disebut taruhan. Kita semua harus menambatkan nasib kita pada pandangan dunia tertentu. Pascal mengajukan pertanyaan-pertanyaan: Apakah ada Allah atau tidak? Apakah ada sesuatu seperti hidup kekal? Kemudian ia mengatakan bahwa budi tidak dapat memecahkan permasalahan, tetapi meskipun begitu, orang harus memutuskan bagaimana harus hidup. Maka, kita harus bertaruh demi satu jalan atau yang lain. Apa taruhannya? Kita bertaruh dengan hidup kita yang singkat. Kita mungkin menang, di mana kita memperoleh kebahagiaan abadi. Atau, bila kita terbukti salah dan kematian nyata merupakan pembinasaan, apa ruginya? Seluruh hal yang dapat hilang adalah hidup dosa, tetapi masih memperoleh sifat baik. Ia menyimpulkan bahwa orang yang sehat dan bijak harus mempertaruhkan hidupnya pada klaim-klaim kristianitas. Tentu saja terdapat lubang-lubang di dalam penalaran Pascal. Ia mengandaikan hanya ada dua taruhan: menjadi seorang Kristen atau tidak. Karena manusia tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya, menurut Pascal, harus ada suatu jumlah tak terbatas pilihan yang mungkin dalam pelbagai jawaban dan pengalaman religius. Pascal menarik sebagai pemikir karena sebagai ilmuwan ia hanya memberi peran kecil pada filsafat dan "budi" bila sampai pada masalah kenyataan: "Langkah terakhir `budi` adalah pengenalan bahwa ada jumlah benda yang tak terbatas yang berada di luarnya. Benar-benar lemahlah bila `budi` tidak menyadari hal itu." Sebagai ilmuwan, Pascal memusatkan pendekatan objektif, eksperimental melawan deduksi filosofis para pendahulunya. Ia menekankan pentingnya pengalaman dalam iman, dan imannya sendiri muncul dari penemuan pribadinya akan Allah: "Hati mempunyai dasar-dasarnya yang tidak diketahui sama sekali oleh `budi`." Pascal tidak mendorong orang untuk mencoba memahami Allah secara rasional. Ia yakin Allah paling baik dimengerti sebagaimana di dalam Yesus Kristus. Bila "budi" kodrati diandalkan sebagai satu-satunya sarana memahami, ia membuat manusia menjadi otonom atau independen. Individu menjadi mengatur diri, dan bebas untuk melakukan apa pun yang diinginkan dengan Allah. Pandangan ini sangat populer di dalam dunia Barat modern; banyak di antara kalian membaca buku ini mungkin setuju. Tetapi ini bukanlah satu-satunya pandangan. SEJUMLAH TULISAN PASCAL LAINNYA - On the Conversion of a Sinner (Sur la conversion du pecheur, 1653) Pascal memberikan garis besar proses pertobatan seseorang. Manusia menyadari bahwa segala hal duniawi akan binasa sedangkan kebaikan Ilahi tidak akan sirna. Oleh karena itu, pencarian akan Allah diawali dengan berbagai aspek penciptaan sampai seseorang menemukan Allah itu sendri. Dalam penemuan akan Allah, manusia akan menyadari bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa. Hal ini akan mendorongnya untuk menyembah-Nya, bersyukur, berusaha menyenangkan-Nya, dan terus memohon petunjuk dari-Nya. - Abridgement of the Life of Christ (Abrege de la vie de Jesus-Christ, 1655) Karya ini memaparkan bahwa manusia tidak dapat menuliskan sejarah suci sampai keempat rasul dianugerahi wahyu untuk melakukannya. Suatu kronologi yang disusun sebaik nubuatan akan Kristus turut disertakan dalam karya ini. - On the Comparison Between the Christians of Early Times and Those of Today (Comparaison des chretiens des premiers temps avec ceux d`aujourd`hui, 1657) Pascal menyatakan bahwa kualitas orang-orang Kristen kontemporer lebih rendah daripada orang-orang Kristen pada abad mula-mula. Ia mengemukakan alasannya, yaitu bahwa orang-orang Kristen kontemporer dibaptis ketika masih anak-anak dan tidak menerima pengajaran rohani dan rasa menyesal akan dosa yang dibutuhkan dalam baptisan pada masa kekristenan awal. Tanpa pengajaran seperti ini, orang-orang percaya pada masa ini tidak akan pernah sungguh-sungguh melepaskan dunia. - On the Geometrical Mind (De l`Esprit geometrique, 1658) Bagian pertama esai ini menggambarkan bagaimana geometri terdiri dari definisi akan segala hal dan bagaimana manusia begitu direndahkan oleh posisinya dalam dunia yang sedemikian luas, menurut jumlah dan pergerakannya. Bagian kedua menjelaskan secara detail seni persuasif, yang bertujuan menjelaskan seluruh terminologi dan kemudian membuktikan segala sesuatu yang dapat dibuktikan sesuai definisi terminologi tersebut. Pascal meyakini bahwa metode geometrik sejalan dengan logika dan retorika tradisional. - Prayer Asking God for the Right Use of Illness (Priere pour demander a Dieu le bon usage des maladies, 1658) Pascal memulai tulisan ini dengan meminta anugerah, pertobatan, penyesalan dosa, cinta kasih, dan harapan akan berkat. Pascal memercayai bahwa penyakitnya merupakan hukuman akan perbuatannya di masa lalu, suatu teguran bahwa hal-hal duniawi dapat binasa. Pascal berharap bahwa penyakitnya merupakan gambaran penderitaan Kristus. - Writing on the Signing of the Formulary (Ecrit sur la signature du formulaire, 1661) Pascal mengutarakan tiga cara untuk menjawab dakwaan Paus terhadap Jansenis: tanda tangani dakwaan tersebut, dengan demikian mendakwa Jansenis, Santo Augustinus, dan doktrin anugerah yang mujarab; tanda tangani, tapi eksklusifkan doktrin Jansenis, yang artinya menyelamatkan Jansenis dan anugerah yang mujarab; atau tanda tangani tanpa menjelaskan doktrin mana yang tidak berguna dan dianggap menjijikkan. Diambil dan diedit seperlunya dari: Goodwin, Evan. "Blaise Pascal`s Works". Dalam http://www.littlebluelight.com/lblphp/works.php?ikey=22. Smith, Linda dan William Raeper. 2001. "Ide-Ide: Filsafat dan Agama Dulu dan Sekarang". Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 148 -- 149. + Tahukah Anda? ______________________________________________________ Pada tahun 1998, 615 rumah telah didirikan oleh Missionary of Charity di 124 negara di seluruh dunia. Sumber: http://www.geocities.com/teresaofindia/teresa.html + Apa Kata Mereka ____________________________________________________ Mengenai Augustinus dan Sir Isaac Newton Pilihan saya adalah mengenai Augustinus dan Sir Isaac Newton. Agustinus adalah seorang yang kaya, sedangkan Sir Isaac Newton lahir dari keluarga sederhana tapi diberi kepandaian oleh Allah. Dari kedua orang ini dapat saya simpulkan bahwa Allah dapat menggunakan siapa saja dalam menyebarkan berita Kasih Allah kepada semua orang. Augustinus dari orang yang tidak percaya menjadi orang yang percaya dan bersedia meninggalkan harta kekayaannya untuk mengejar kebenaran sejati, yang ia tidak peroleh dari pengajaran lainnya. Lain halnya dengan Isaac Newton, yang dari kecil sudah gemar membaca Alkitab, Tuhan menggunakan kepandaiannya untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ADA, dan Pencipta serta Mahakuasa. Isaac Newton bertumbuh imannya dari apa yang ia pelajari seperti matematik, optik serta penemuan-penemuan lainnya. Menurutnya sangat tidak masuk akal jika ada orang atheis. Melihat kesaksian hidup dari dua tokoh ini, saya kadang merasa malu, dimana ketika saya mendapatkan keberhasilan dalam pekerjaan saya, merasa ini semata karena kepandaian saya. Padahal ini semua karena berkat Allah. Saya berkeinginan membagikan berkat-berkat ini kepada sesama manusia, bahwa dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, sepatutnya kita bersandar kepada Dia. Kiriman: Bpk. Luki F. Hardian + Sisipan ____________________________________________________________ Berita PESTA: Info Aktual PESTA Sebagai salah satu buletin elektronik YLSA, Berita PESTA dihadirkan untuk menggalang hubungan yang lebih erat dengan para peserta dan alumni PESTA. Meski demikian, untuk mengetahui pelayanan PESTA Online Anda juga dapat menjadi pelanggan. Sebab dengan berlangganan publikasi ini, Anda akan mendapatkan jadwal penyelenggaraaan kursus yang diadakan secara gratis ini, termasuk seluruh aktivitas yang terjadi di seputar pelayanan PESTA Online. Selain itu, buletin ini juga menghadirkan artikel yang dapat menjadi refleksi kehidupan masyarakat Kristen, kesaksian dari peserta kursus PESTA, dan ulasan situs atau milis pendidikan elektronik baik dari dalam maupun luar negeri. Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri Anda ke: ==> <daftar-pesta(at)sabda.org> [berlangganan] ==> <http://www.pesta.org/> [situs] ==> <http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip/> [arsip] ______________________________________________________________________ Pengasuh: R.S. Kurnia Redaksi Tamu: Davida Welni Dana Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) BIO-KRISTI 2006 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo _________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr` Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Alamat berhenti : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi : < staf-bio-kristi(at)sabda.org > Arsip Bio-Kristi : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi ____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |