Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/67

Bio-Kristi edisi 67 (16-5-2011)

Paulus

                           Buletin Elektronik
                    BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
__________________________Edisi 67, Mei 2011__________________________

DAFTAR ISI
KARYA: PAULUS
TAHUKAH ANDA: TEMPAT PELAYANAN ISTIMEWA PAULUS

Salam sejahtera,

Rasul Paulus merupakan salah satu rasul yang dipakai oleh Tuhan secara
luar bisa. Untuk mengenal lebih dekat siapa itu rasul Paulus, maka
kami mengajak Anda untuk menyimak artikel yang telah kami persiapkan
dalam Bio-Kristi edisi kali ini. Semoga dengan mengetahui pertobatan
dan pelayanannya, kita termotivasi untuk lebih menyenangkan hati
Allah. Simak juga info kecil (trivia) mengenai tempat pelayanan
istimewa Paulus di kolom Tahukah Anda. Penasaran di mana tempat itu?
Silakan menikmati sajian kami.

Redaksi Tamu Bio-Kristi,
Truly Almendo Pasaribu
< http://biokristi.sabda.org >

"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." Rasul
Paulus -- Rasul, Penginjil, dan Teolog

                            KARYA: PAULUS

(+-0 -- 70 SM) Tukang Kemah, Rasul, Penginjil, Penanam Gereja,
dan Teolog
Diringkas oleh: Sri Setyawati

Paulus, yang awalnya bernama Saulus, adalah seorang Yahudi yang lahir
dan dibesarkan di Tarsus, provinsi Kilikia, wilayah Asia Kecil (Kisah
Para Rasul 21:39). Dia adalah keturunan suku Benyamin dan termasuk
orang Ibrani. Dia adalah warga negara Romawi. Dia hidup selama hampir
7 dekade penting sejak kelahiran Yesus. Dalam Alkitab, dia digambarkan
sebagai orang yang kecil, memiliki kelemahan dalam penglihatannya
(Galatia 4:15, 16:11), dan tidak terlalu fasih dalam berbicara (2
Korintus 10:10, 11:6) (Catatan 1). Dalam sebuah buku berjudul "Act of
Paul", sosok Paulus digambarkan sebagai seorang laki-laki berperawakan
kecil tapi kuat, sedikit botak, berhidung seperti kakaktua, dan
memiliki kaki yang bengkok. Namun seperti apa perawakan Paulus, belum
ada data yang menyebutkannya dengan pasti.

Saulus Muda

Saulus dilahirkan di Tarsus, sebuah kota utama dari provinsi Kilikia,
terletak di sebelah timur Asia kecil. Di kota itu, dia terbiasa
melihat kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di lingkungan sekitar. Oleh
karena itu, tidak mengherankan jika di dalam tulisan-tulisannya, kita
bisa menemukan pantulan dari situasi hidup dan kejadian-kejadian di
kota Tarsus. Misalnya, kilatan cahaya yang menyilaukan yang
dipantulkan oleh topi baja dan tombak tentara Roma di siang terik
daerah Laut Tengah. Pengalaman ini sepertinya menjadi latar belakang
ilustrasinya mengenai peperangan orang Kristen (2 Korintus 10:4).
Selain itu, Paulus juga memakai ilustrasi tentang perahu yang kandas
(1 Timotius 1:19), tukang periuk (Roma 9:21), kemenangan (2 Korintus
2:14), untuk membandingkan kemah duniawi dalam kehidupan ini dengan
suatu tempat kediaman di surga -- suatu tempat kediaman kekal yang
tidak dibuat oleh tangan manusia (2 Korintus 5:1).

Paulus adalah warga negara Roma (Kisah Para Rasul 22:25, 28), tetapi
ia juga menyebut dirinya "orang Israel dari keturunan Abraham, dari
suku Benyamin" (Roma 11:1). Selain itu, Paulus adalah orang yang taat
terhadap hukum Taurat dan menyebut dirinya seorang Farisi (Filipi 3:5;
Kisah Para Rasul 23:6). Pendidikan keagamaannya berakar pada kepatuhan
terhadap Hukum Taurat, sebagaimana diterangkan oleh para rabi Yahudi.
Sejak usia 5 tahun, Paulus sudah dibiasakan untuk membaca Kitab Suci.
Pada usia 10 tahun, dia dibiasakan untuk mempelajari Misynah dan
berbagai tafsiran tentang Hukum Taurat, mendalami sejarah, adat-
istiadat, dan bahasa bangsanya. Pada usia 13 tahun, dia diharapkan
sudah bisa mempertanggungjawabkan ketaatannya pada Hukum Taurat.

Saulus dari Tarsus melewatkan masa mudanya di Yerusalem, di bawah
pimpinan Gamaliel -- salah seorang rabi Yahudi yang sangat termasyhur.
Di sana, ia dididik menurut hukum nenek moyangnya (Kisah Para Rasul
22:3). Sebagai calon rabi, Saulus diwajibkan memiliki keterampilan
tertentu, sehingga ke depannya dia bisa mengajar tanpa membebani
masyarakat. Paulus memilih industri yang khas dari kota Tarsus, yaitu
membuat tenda dari bulu domba. Kemahirannya dalam membuat tenda inilah
yang nantinya sangat bermanfaat dalam tugas-tugas misinya.

Setelah menyelesaikan masa belajarnya bersama Gamaliel, Paulus
kemungkinan kembali ke Tarsus selama beberapa tahun. Setelah itu, ia
kembali ke Yerusalem untuk menganiaya orang-orang Yahudi yang telah
menerima ajaran Yesus, orang Nazaret. Paulus sendiri tidak pernah bisa
melupakan apa yang pernah ia perbuat kepada orang-orang Yahudi, yang
telah menerima ajaran Yesus (1 Korintus 15:9). Bahkan, ia sendiri
menjuluki dirinya sebagai "penganiaya jemaat" (Filipi 3:6; Galatia
1:13) dan orang "yang paling berdosa" (1 Timotius 1:15), karena ia
telah menganiaya Yesus dan para pengikut-Nya.

Pertobatan di Jalan Damsyik

Setelah kematian Stefanus, yang mana Saulus berperan sebagai salah
satu algojo, Saulus berusaha membinasakan jemaat Tuhan dan memasuki
rumah demi rumah, menyeret laki-laki dan perempuan ke luar, dan
menyarankan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara (Kisah Para Rasul
8:3). Karena penganiayaan ini, murid Kristus tersebar sampai ke
seluruh pelosok (Kisah Para Rasul 8:4). Mengetahui hal itu, ia
memutuskan untuk melakukan pengejaran terhadap para murid Kristus yang
tercerai-berai itu. Salah satunya ke Damsyik, dengan membawa pasukan
dan surat kuasa yang memberinya kekuasaan untuk menangkap dan membawa
siapa pun (Kisah Para Rasul 9:2).

Dalam perjalanan menuju Damsyik, suatu peristiwa penting terjadi.
Dalam suatu kilatan cahaya yang terang-benderang, Saulus melihat semua
kebanggaan dan keangkuhan dirinya dilucuti, dan mendapati dirinya
hanya sebagai penganiaya Mesias beserta umat-Nya. Di hadapan Kristus
yang hidup, Saulus menyerah. Ia mendengar ada suara yang berkata,
"Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke
dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kau
perbuat." (Kisah Para Rasul 9:5-6) Sejak peristiwa itu, selama 3 hari
ia tidak bisa melihat, tidak makan dan minum (Kisah Para Rasul 9:9).
Ananias, seorang murid Tuhan disuruh untuk menumpangkan tangan ke atas
Saulus, dan seketika itu Saulus bisa melihat kembali. Mulai saat itu
namanya berubah menjadi Paulus.

Awal Pelayanan Paulus

Setelah pertobatannya, Paulus memberikan kesaksian tentang iman
barunya di sinagoge di Damsyik. Akan tetapi, Paulus mengalami banyak
pelajaran pahit sebelum dia bisa muncul sebagai seorang pemimpin
jemaat Kristen yang dipercaya dan efektif. Jemaat Kristen masih trauma
dengan masa lalunya yang suka menganiaya jemaat. Mereka mencurigai dan
menjauhi Paulus. Karena merasa tidak diterima oleh jemaat di Damsyik,
Paulus pergi ke Arabia dan beberapa waktu kemudian dia kembali ke
Damsyik. Sayangnya, usaha Paulus untuk melayani Tuhan di Damsyik belum
juga berhasil. Pertobatannya yang sudah berjalan 1-2 tahun belum
membuat masyarakat Yahudi yakin bahwa Paulus benar-benar sudah
berubah. Mereka begitu jengkel dan berunding untuk membunuh Paulus
(Kisah Para Rasul 9:23). Untuk menyelamatkan diri, Paulus pergi ke
Yerusalem. Naasnya, di sana pun dia tidak mendapatkan perlakuan yang
baik. Lagi-lagi, dia harus melarikan diri. Setelah itu, Paulus
menghilang selama beberapa tahun. Tahun-tahun pengasingan diri ini
memberinya keyakinan yang matang dan kemampuan rohani yang ia butuhkan
untuk pelayanan berikutnya.

Di Antiokhia, banyak orang non-Yahudi yang bertobat dan mengikut
Kristus. Mereka perlu dibina. Saat itulah, Barnabas ingat kepada
Paulus, dan segera pergi ke Tarsus untuk mencarinya. Barnabas pun
memperkenalkan Paulus kepada jemaat dan menghilangkan kecurigaan
jemaat kepadanya.

Perjalanan Pengabaran Injil

Gereja baru yang sedang berkembang di Antiokhia mengutus Barnabas dan
Paulus sebagai utusan Injil. Tempat persinggahan mereka yang pertama
adalah Salamis di Pulau Siprus, tempat kelahiran Barnabas.
Keberhasilan pengabaran Injil di pulau itu membakar semangat Paulus
dan rekan-rekannya untuk meneruskan usaha mereka ke daerah-daerah yang
lebih sulit. Mereka menuju Perga dan Antiokhia. Di Antokhia, Paulus
menjadi pembicara. Di sana, sebagian orang memercayai pemberitaan
Paulus dan sebagian lagi menolaknya. Hal ini memicu perlawanan.
Awalnya hal ini hanya terjadi di Antiokhia, namun selanjutnya menjalar
ke Ikonium dan Listra. Di Listra, ia dilempari batu dan ditinggalkan
di luar kota. Orang-orang yang melemparinya dengan batu menduga bahwa
dia sudah mati, jadi mereka meninggalkannya begitu saja. Namun,
ternyata Paulus masih hidup. Setelah itu, dia pergi ke Derbe.
Kunjungan Paulus dan Barnabas ke Derbe mengakhiri perjalanan mereka
yang pertama. Namun, tidak lama kemudian, Paulus memutuskan untuk
menelusuri kembali rute yang sulit itu untuk menguatkan, memberi
semangat, dan mengorganisasi kelompok-kelompok Kristen yang telah
berhasil didirikannya bersama Barnabas. Paulus berencana untuk
mendirikan jemaat-jemaat Kristen di kota-kota utama dalam wilayah
Kerajaan Romawi. Ia tidak mau meninggalkan orang-orang yang sudah ia
bawa bertobat itu tanpa pemimpin rohani yang memadai.

Dalam perjalanan pengabaran Injil tersebut, Paulus juga memikirkan
hubungan antara orang-orang non-Yahudi yang telah bertobat dengan
kalangan orang Yahudi Kristen. Meskipun telah bertobat, orang-orang
percaya non-Yahudi ini tetap dianggap kelas "dua", sehingga
menghalangi mereka untuk menjadi "anggota penuh" jemaat Yahudi. Paulus
bersama Barnabas pergi ke Yerusalem untuk membicarakan masalah ini
dengan para pemimpin gereja di sana. Paulus berhasil memikat hati
banyak orang dengan pemaparan pandangannya mengenai masalah tersebut.
Setelah persidangan di Yerusalem, Paulus dan Barnabas tinggal beberapa
saat di Antiokhia (Kisah Para Rasul 15:35).

Sayangnya, di sana terjadi dua peristiwa yang meretakkan hubungan
kerja Paulus dengan Barnabas dan Petrus. Awalnya, Petrus mendukung
pandangan Paulus untuk membebaskan orang non-Yahudi dari aturan makan
orang Yahudi, bahkan memberikan teladan dengan cara makan bersama-sama
orang non-Yahudi. Namun, selanjutnya Petrus mengundurkan diri dan
menjauhi mereka (Galatia 2:12). Barnabas pun turut terseret dengan
Petrus. Inilah peristiwa pertama yang meretakkan hubungan mereka.
Peristiwa kedua adalah Paulus menentang Barnabas untuk membawa serta
Yohanes Markus dalam perjalanan penginjilan mereka. Hal ini
menimbulkan perselisihan yang tajam (Kisah Para Rasul 15:39). Alhasil,
mereka selanjutnya mengambil rute yang berbeda dalam perjalanan
penginjilan. Hal ini justru membuat Injil tersebar lebih luas.

Dalam pelayanan selanjutnya, Paulus ditemani oleh Silas. Mereka
berjalan mengelilingi Siria dan Kilikia sambil menguatkan
jemaat-jemaat di situ. Setelah itu, mereka pergi ke Derbe dan Listra.
Di Listra, Paulus bertemu dengan Timotius yang kemudian dipilihnya
untuk membantu Paulus dalam pelayanannya. Selanjutnya, Paulus
melakukan perjalanan misinya melewati kota-kota utama Makedonia --
dari Filipi ke Tesalonika, Berea, Athena, dan Korintus.

Setelah Paulus melayani orang-orang non-Yahudi selama hampir 3 tahun
di Yerusalem, Paulus kembali ke Antiokhia. Dari sana, dia menuju ke
Galatia, Frigia, Derbe, Listra, Ikonium, dan Antiokhia. Setelah itu,
ia memutuskan untuk menginjil secara intensif di Efesus. Di Efesus
inilah Paulus menunjukkan pelayanannya yang paling sukses dan paling
luas. Akan tetapi, ini merupakan tahun-tahun paling berat baginya. Ia
harus menghidupi dirinya sendiri dengan membuat dan menjual tenda-
tenda. Pagi-pagi benar dia mulai membuat tenda, siang harinya dia
mengajar dan memberitakan Injil, kemungkinan hingga malam hari. Dia
melakukan hal ini setiap hari selama 2 tahun. Setelah melewatkan tiga
kali musim dingin di Efesus, Paulus kemudian pergi ke Korintus lalu ke
Roma.

Pemenjaraan dan Pengadilan Paulus

Di satu sisi pelayanan Paulus didukung oleh banyak orang, namun di
sisi lain tetap saja ada kelompok yang tidak menyukainya dan meragukan
kesucian hatinya dalam melayani Tuhan Allah. Ada beberapa orang Yahudi
yang menangkap Paulus dan memberikan tuduhan palsu kepadanya (Kisah
Para Rasul 21:27-29). Peristiwa ini semakin besar, sehingga Paulus
harus berhadapan dengan pembesar negara dan masalah hukum. Akhirnya,
Paulus dimasukkan ke dalam penjara.

Perjanjian Baru tidak memberitahukan kepada kita bagaimana Paulus
mati. Beberapa pakar modern menyatakan bahwa setelah kaisar
membebaskan Paulus, dia kembali terlibat dalam pekerjaan penginjilan.
Oleh karena itu, Paulus ditangkap untuk kedua kalinya dan dihukum
mati. Dalam buku "First Epistle of Clement" (Surat Pertama Klemens)
dan "Acts of Paul" (Kisah Paulus) yang ditulis sebelum tahun 200
menegaskan bahwa hal itu memang terjadi. Dalam buku tersebut
disebutkan bahwa Paulus dipenggal kepalanya di Roma tidak lama sebelum
runtuhnya pemerintahan Kaisar Nero (sekitar tahun 67).

Selama hidupnya, Paulus melakukan banyak pelayanan. Dia adalah
penginjil terbesar, penanam gereja, pemenang jiwa, dan seorang teolog
dari sejarah gereja. Dia adalah penulis 13 dari 27 Kitab Perjanjian
Baru. (Catatan 2)

Catatan 1: Penampilan pribadinya < PAULUS (Saulus) [biotokoh pb] dalam
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Paulus >

Catatan 2: Fakta penting < PAULUS (Saulus) [biotokoh pb] dalam
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Paulus >

Diringkas dari:
Judul asli buku: The World of the New Testament
Judul buku terjemahan: Dunia Perjanjian Baru
Judul bab: Paulus dan Perjalanan-perjalanannya
Penulis: J.I. Packer, Merril C. Tenney, dan William White, Jr.
Penerjemah: Johan C. Pandelaki dan Sutrisno
Penerbit: YAKIN, Surabaya dan Penerbit Gandum Mas, Malang 1993
Halaman: 193 -- 214

           TAHUKAH ANDA: TEMPAT PELAYANAN ISTIMEWA PAULUS

Masa pelayanan di Egea (kira-kira tahun 53-58 M; Kisah Para Rasul
18:23-20:38) merupakan bagian yang paling penting dalam hidup Paulus.
Provinsi Asia, yang begitu penting bagi gereja di kemudian hari, mulai
diinjili; dan basis-basis Kristen di luar wilayah Kristen, seperti
Yunani, diperkokoh. Pada tahun-tahun itulah, Paulus menulis kedua
surat kepada jemaat Korintus, Surat Roma, dan barangkali Surat-surat
Penjara (Efesus, Filipi, Kolose dan Filemon); yang dengan kehendak dan
ketentuan Allah, surat-surat itu membentuk Kitab Suci yang kudus dan
berwibawa bagi semua generasi umat manusia. Bagi Paulus sendiri, masa
ini merupakan masa kemenangan dan kekalahan, masa pemasyhuran Injil
dan bidat-bidat yang mengancam, masa sukacita dan frustrasi, masa
aktif dan bersemedi di penjara. Kristus memakai semua ini untuk
membentuk Paulus menurut gambar-Nya, dan untuk berbicara kepada gereja
melalui Paulus.

Sumber: http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=paulus

Kontak: < biokristi(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Kusuma Negara, dan Yonathan Sigit P.
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/biokristi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org