Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/56 |
|
Bio-Kristi edisi 56 (9-11-2010)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) ________________________Edisi 056, November 2010_____________________ Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat: Johannes Leimena: Pahlawan Nasional yang Berbudi Luhur - Karya: Mayor Jenderal Anumerta D.I. Panjaitan: Loyalitas Tinggi terhadap Tuhan dan Negara - Tahukah Anda: Arti Pahlawan - Sisipan: Dapatkan Kumpulan Bahan Natal Di Situs Natal SABDA + Pengantar __________________________________________________________ Salam sejahtera, Bulan ini adalah salah satu bulan yang istimewa bagi bangsa dan negara Indonesia. Besok, 10 November 2010, kita akan kembali memperingati Hari Pahlawan. Sejenak kita diajak untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan kita terdahulu. Tidak diragukan lagi, tanpa perjuangan para pahlawan, kita tidak akan memiliki kedaulatan dan kemerdekaan seperti sekarang ini. Untuk itulah, pada edisi kali ini Bio-Kristi akan mengulas biografi pahlawan-pahlawan Indonesia yang takut akan Tuhan dan berjiwa patriot di kolom Riwayat dan Karya. Dengan membaca kembali riwayat hidup mereka, semoga kita terus dimotivasi untuk mengisi kemerdekaan dengan semangat yang tidak kalah dengan mereka. Simak pula informasi-informasi singkat tentang arti kata pahlawan di kolom Tahukah Anda. Mari bangkit dan berjuang menegakkan kebenaran di Indonesia! Miliki sikap patriot dan nasionalis yang tinggi bagi kemuliaan Tuhan. Tuhan memberkati! PimRed Bio-Kristi, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > http://biokristi.sabda.org http://fb.sabda.org/biokristi ____________________________________________________________________-- "Politik bukan alat kekuasaan, tetapi etika untuk melayani." Johannes Leimena -- Pahlawan Nasional + Riwayat_____________________________________________________________ 1905 -- 1977 DR. JOHANNES LEIMENA: PAHLAWAN NASIONAL YANG BERBUDI LUHUR Johannes Leimena (anak kedua dari empat anak pasangan Dominggus Leimena dan Elizabeth Sulilatu) lahir tanggal 6 Maret 1905 di Ambon. Ia keturunan keluarga besar Leimena dari Desa Ema di Pulau Ambon dan dikenal dengan nama panggilan "Oom Jo". Ia seorang Kristen yang berbudi luhur. Ayahnya seorang guru, dengan demikian ia terhitung keturunan golongan menengah (pada saat itu). Pada usia lima tahun Johannes telah menjadi yatim. Kemudian ibunya menikah lagi, dan ia diasuh oleh pamannya. Johannes kecil awalnya bersekolah di "Ambonsche Burgerschool" di Ambon karena paman yang mengasuhnya menjadi kepala sekolah di sana. Kemudian pamannya dipindahkan ke Cimahi. Keberangkatannya ke Cimahi merupakan titik balik dan kisah tersendiri bagi Johannes. Sebenarnya ibunya bersikeras tidak mengizinkan Johannes pergi, namun ia nekat menyelinap ke kapal dan baru menampakan diri saat kapal hendak bertolak. Tindakan nekatnya itu membuat ibunya pasrah dan berpesan agar pamannya mau menjadi pelindung baginya. Didikan pamannya yang penuh disiplin berhasil menempa Johannes dan menjadikannya murid yang berprestasi. Tahun 1914, Johannes hijrah ke Batavia bersama pamannya. Di Batavia, Johannes melanjutkan studinya di "Europeesch Lagere School" (ELS), namun studinya hanya beberapa bulan saja, lalu ia pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool (sekolah untuk anak asli orang Belanda, kini PSKD Kwitang), dan tamat tahun 1919. Setelah menyelesaikan sekolah dasarnya, Johannes memilih sekolah campuran dari berbagai golongan, yaitu MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan tamat tahun 1922. Setelah menyelesaikan studinya, Johannes yang mencoba mencari pekerjaan menemui kesulitan karena kursus-kursus yang dia masuki hanya dikhususkan untuk anak Indo-Belanda. Oleh sebab itu, Johannes menempuh pendidikan tinggi di sekolah kedokteran "STOVIA" (School Tot Opleiding Van Indische Artsen) pada tahun 1930. Johannes mulai bekerja sebagai dokter sejak tahun 1930. Pertama kali ia diangkat sebagai dokter pemerintah di "CBZ Batavia" (kini RS Cipto Mangunkusumo). Beberapa waktu kemudian ia ditugaskan di Karesidenan Kedu saat Gunung Merapi meletus. Setelah itu dipindahkan ke Rumah Sakit Zending Emmanuel Bandung. Di rumah sakit inilah, saat bertugas dari tahun 1931 sampai 1941, ia bertemu dengan gadis pujaan hatinya yang kemudian menjadi istrinya (Wijarsih Prawiradilaga). Ia adalah putri seorang widana yang kala itu menjadi kepala asrama putri. Mereka menikah di Gereja Pasundan pada tanggal 19 Agustus 1933 dan dikaruniai 8 putri. Setelah bekerja selama 11 tahun sebagai dokter swasta, ia melanjutkan studi dan mendalami ilmu penyakit dalam. Tanggal 17 November 1939 dengan dipandu oleh dekan sekolahnya, Prof. J.A.M. Verbunt, dan panitia pembimbing yang diketuai Prof. Siegenbeek van Heukelom, Dr. Leimena mempertahankan disertasi Ph.D-nya dengan judul "Leverfunctie—proeven bij Inheemschen" dan meraih gelar Doktor di Geneeskunde Hogeschool/GHS (Sekolah Tinggi Kedokteran), Batavia. GERAKAN KEKRISTENAN DAN KEBANGSAAN Perhatian Dr. Leimena pada pergerakan nasional kebangsaan berkembang sejak pertengahan tahun 1920-an. Bermula di Bandung, ia acapkali mendengar pidato Presiden Soekarno. Saat itu Dr. Leimena belum akrab dengan Presiden Soekarno. Kedekatannya dengan Presiden Soekarno bermula di rumah sakit tempatnya bekerja. Waktu itu kesehatan Presiden Soekarno kurang baik setelah berkunjung ke Akademi Militer di Tangerang, kemudian ia diperiksakan di rumah sakit tersebut. Sejak itu hubungan mereka semakin erat. Keprihatinan Dr. Leimena atas kurangnya kepedulian sosial umat Kristen terhadap nasib bangsa merupakan hal utama yang mendorong niatnya untuk aktif pada "Gerakan Oikumene". Jiwa oikumene dan nasionalis yang melekat pada dirinya tidak hanya mendorongnya terlibat pada tugas profesionalnya (dokter) tetapi juga terlibat dalam aktivitas politik. Sejak menjadi mahasiswa, ia sudah aktif di kalangan nasional dan masuk organisasi politik "Sarekat Ambon" (Serikat Ambon). Sejak tahun 1925 aktif dalam perkumpulan pemuda "Jong Ambon" sebagai Ketua Umum serta turut dalam persiapan "Sumpah Pemuda" pada 28 Oktober 1928. Pada zaman Jepang dan revolusi kemerdekaan ia pun sudah ikut berjuang dan mengabdi penuh kepada Republik Indonesia. Tahun 1926, Dr. Leimena ditugaskan untuk mempersiapkan Konferensi Pemuda Kristen di Bandung. Konferensi ini adalah perwujudan pertama Organisasi Oikumene di kalangan pemuda Kristen. Selama di STOVIA, ia benar-benar menunjukkan nilai kekristenan sekaligus kebangsaannya, yakni dengan aktif di berbagai gerakan. Setelah lulus studi kedokteran STOVIA, Dr. Leimena mendirikan sekaligus menjadi ketua CSV (Christelijke Studenten Vereeniging) yang pertama saat ia masih menginjak tahun ke-4 di bangku kuliah. CSV merupakan organisasi ekstrakemahasiswaan yang merupakan cikal bakal berdirinya GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) tahun 1950. Selain itu, ia juga terpilih sebagai ketua umum Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) tahun 1950-1957, 5 tahun setelah organisasi ini dibentuk. Hal ini pula yang kemudian mengantarkannya ke berbagai jabatan penting di pemerintahan. Kepribadiannya yang sederhana dengan iman Kristen yang sejati dan teguh membuatnya bisa diterima oleh semua golongan. Sebagai pemimpin Partai Kristen Indonesia (PARKINDO), ia selalu mendapat tempat dalam berbagai kabinet karena pendiriannya untuk kepentingan negara di atas segala-galanya. Selain di PARKINDO, Dr. Leimena juga berperan dalam pembentukan DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia, kini PGI) pada tahun 1950. Di lembaga ini ia pernah dipilih sebagai wakil ketua yang membidangi komisi gereja dan negara. Sebagai seorang tokoh politik, Dr. Leimena pernah menduduki berbagai jabatan. Dr. Leimena pernah menjabat dalam 18 kabinet yang berbeda (1946 -- 1966). Selain menjadi Menteri Kesehatan Indonesia yang pertama, ia juga menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia yang terlama (selama 21 tahun/delapan kali masa jabatan) dari 1945 -- 1966. Ia juga menjadi pejabat Presiden RI tujuh kali. Bahkan menurut seorang saksi sejarah, Roeslan Abdulgani, Soekarno yang seorang sekuler hendak menyiapkan Leimena menjadi calon presiden, menurut Roeslan Abdulgani: "Soekarno adalah Fenomeen Nasional yang mempunyai `Zesde Zintuig` (indera keenam); tujuh kali Leimena ditunjuk oleh Bung Karno sebagai Pejabat Presiden; tidak terdengar suatu keberatan atau anti". Ketika Orde Baru berkuasa, Dr. Leimena mengundurkan diri dari tugasnya sebagai menteri, namun ia masih dipercaya Presiden Soeharto sebagai anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) hingga tahun 1973. Usai aktif di DPA, ia kembali melibatkan diri di lembaga-lembaga Kristen yang pernah ikut dibesarkannya, seperti Parkindo, DGI, UKI, STT, dan lain-lain. Ketika Parkindo berfusi dalam PDI (Partai Demokrasi Indonesia, kini PDI-P), Dr. Leimena diangkat menjadi anggota Deperpu (Dewan Pertimbangan Pusat) PDI, dan pernah pula menjabat Direktur Rumah Sakit DGI Cikini. RIWAYAT KARIR - Menteri Muda Kesehatan Kabinet Sjahrir II (1946) - Wakil Menteri Kesehatan Kabinet Sjahrir III (1946 -- 1947) - Menteri Kesehatan Kabinet Amir Sjarifuddin I (1947) - Menteri Kesehatan Kabinet Amir Sjarifuddin II 1947 -- 1948) - Menteri Kesehatan Kabinet Hatta I (1948 -- 1949) - Menteri Negara Kabinet Hatta II (1949) - Menteri Kesehatan Kabinet Republik Indonesia Serikat (1949 -- 1950) - Menteri Kesehatan Kabinet Natsir (1950 -- 1951) - Menteri Kesehatan Kabinet Sukiman-Suwirjo (1951 -- 1952) - Menteri Kesehatan Kabinet Wilopo (1952 -- 1953) - Menteri Kesehatan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955 -- 1956) - Menteri Sosial Kabinet Djuanda (1957 -- 1959) - Menteri Distribusi Kabinet Kerja I (1959 -- 1960) - Wakil Menteri Utama merangkap Menteri Distribusi Kabinet Kerja II (1960 -- 1962) - Wakil Menteri Pertama I Kabinet Kerja III (1962 -- 1963) - Wakil Perdana Menteri II Kabinet Kerja IV (1963 -- 1964) - Menteri Koordinator Kabinet Dwikora I (1964 -- 1966) - Wakil Perdana Menteri II merangkap Menteri Koordinator, dan Menteri Perguruan Tinggi & Ilmu Pengetahuan Kabinet Dwikora II (1966) - Wakil Perdana Menteri untuk urusan Umum Kabinet Dwikora III (1966) Terlepas dari sikap nasionalis sekuler Dr. Leimena, dia adalah seorang Kristen sejati. Kedekatan hatinya akan Tuhannya terlihat dari sikap tulus dan beraninya, yang tampak dari berbagai sikap dan perilakunya, misalnya pada peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ia meminta Soekarno untuk meninggalkan Halim yang disebut-sebut sebagai Markas PKI menuju Istana Bogor. Ini merupakan langkah besar yang menyelamatkan Indonesia. Contoh lainnya adalah ketika dia memprotes sikap Soeharto yang kasar kepada Presiden Soekarno pada tanggal 2 November 1965, padahal pada saat itu Soeharto memegang tampuk tertinggi militer. Juga, dengan kebesaran hatinya ia berusaha membujuk Kolonel Kawilarang untuk segera bertindak agar korban peristiwa RMS di Maluku tidak semakin banyak. Bagi Dr. Leimena, agama Kristen yang dianutnya tidak menghalangi dirinya menjadi seorang nasionalis Indonesia. Demikian juga, kenegarawannya sebagai seorang nasionalis Indonesia tidak menghalangi dirinya menjadi pengikut Kristus. Dr. Johannes Leimena meninggal dunia pada tanggal 29 Maret 1977 di Jakarta. Dirangkum dari: Nama situs: Balagu Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://balagu.50webs.com/pahlawan/phmaluku/johanes_leimena.html Tanggal akses: 20 Agustus 2010 Nama situs: Kepustakaan Presiden-Presiden RI Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/ministers/ popup_biodata_pejabat.asp?id=49 Tanggal akses: 20 Agustus 2010 Nama situs: KarmelReinnamah Penulis: Yohanes Reinnamah Alamat URL: http://karmelreinnamah.blogspot.com/2010/04/ latar-belakang-dan-otobiogravi-johanes.html Tanggal akses: 20 Agustus 2010 Nama situs: Onosel.com Penulis: Tidak dicantumkan Almat URL: http://www.onosel.com/ index.php?option=com_content&view=article&id=18&Itemid=13 Tanggal akses: 20 Agustus 2010 _____________________________________________________________________ Kunjungi Facebook Bio-Kristi di: http://fb.sabda.org/biokristi + Karya ______________________________________________________________ 1925 -- 1965 MAYOR JENDERAL ANUMERTA D.I. PANJAITAN: LOYALITAS TINGGI TERHADAP TUHAN DAN NEGARA Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli. Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, ia masuk sekolah militer. Pada waktu itu Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sebagai anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun. Selanjutnya ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau, hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Setelah kemerdekaan RI, bersama para pemuda lainnya ia membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang menjadi cikal bakal TNI. Di TKR, ia mengawali kariernya sebagai komandan batalyon, kemudian tahun 1948 menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi. Seterusnya, ia menjadi Kepala Staf Umum IV Komandemen Tentara Sumatera. Ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militer II-nya, ia diangkat menjadi pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PPPDRI). Setelah Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan dan Agresi Militer Belanda II berakhir, ia diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara & Teritorial (T&T) I/Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya ia dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T&T II/Sriwijaya. Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika masa tugasnya telah berakhir, ia pun pulang ke Indonesia. Tahun 1962, ia ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Inilah jabatan terakhir yang diembannya saat peristiwa Gerakan 30 September 1965 terjadi. Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk PKI. Dari situ diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung CONEFO (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giat-giatnya mengadakan persiapan melancarkan pemberontakan. Keberhasilan Mayjen Panjaitan membongkar pengiriman tersebut serta penolakannya terhadap rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani, membuat dirinya masuk daftar salah satu perwira Angkatan Darat yang dimusuhi oleh PKI. Kebencian PKI itu kemudian berujung pada aksi penculikan serta pembunuhan dirinya saat pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965 sekelompok orang berpakaian Pengawal Presiden mendatangi Brigadir Jenderal D.I. Panjaitan. Mereka mengatakan bahwa Presiden Soekarno memanggilnya. Panjaitan sebenarnya merasa heran akan pemanggilan mendadak itu. Namun karena loyalitasnya pada pimpinan tertinggi militer, Presiden Soekarno, ia pun berangkat dengan berpakaian resmi. Firasatnya yang tajam sepertinya merasakan bahaya yang sedang terjadi. Sebelum memasuki mobilnya, sambil tetap berdiri perwira Kristen ini berdoa lebih dulu kepada Tuhan. Namun belum selesai menutup doanya, pasukan PKI sudah memberondongnya dengan peluru. Ia bersama enam perwira lainnya (Achmad Yani, Suprapto, S. Parman, M.T. Haryono, Sutoyo S., dan Pierre Tendean) pada waktu itu gugur demi mempertahankan ideologi Pancasila. Ia gugur sebagai Pahlawan Revolusi, kemudian dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, pangkatnya yang sebelumnya masih Brigadir Jenderal kemudian dinaikkan satu tingkat menjadi Mayor Jenderal Anumerta. Diambil dan disunting dari: Nama situs: TokohIndonesia.com Penulis: juka-atur Alamat URL: http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/p/panjaitan-di/index.shtml Tanggal akses: 21 Agustus 2010 ______________________________________________________________________ Kunjungi Facebook Bio-Kristi di: http://fb.sabda.org/biokristi + Tahukah Anda________________________________________________________ ARTI PAHLAWAN "Pahlawan" adalah sebuah kata benda. Secara etimologi kata "pahlawan" berasal dari bahasa Sanskerta "phala", yang bermakna hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap tingkah laku orang lain, karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat bangsa atau umat manusia. Dalam bahasa Inggris pahlawan disebut "hero" yang diberi arti satu sosok legendaris dalam mitologi yang dikaruniai kekuatan yang luar biasa, keberanian dan kemampuan, serta diakui sebagai keturunan dewa. Pahlawan adalah sosok yang selalu membela kebenaran dan membela yang lemah. Dalam cerita perwayangan dikenal tokoh Arjuna dari Pandawa dinilai sebagai pahlawan yang membela kebenaran dari kebatilan. Pahlawan juga dipandang sebagai orang yang dikagumi atas hasil tindakannya, serta sifat mulianya, sehingga diakui sebagai contoh dan tauladan. Pahlawan sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam prestasi gemilang dalam bidang kemiliteran. Pada umumnya pahlawan adalah seseorang yang berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa dan atau umat manusia tanpa menyerah dalam mencapai cita-citanya yang mulia, sehingga rela berkorban demi tercapainya tujuan, dengan dilandasi oleh sikap tanpa pamrih pribadi. Seorang pahlawan bangsa yang dengan sepenuh hati mencintai negara bangsanya sehingga rela berkorban demi kelestarian dan kejayaan bangsa negaranya disebut juga sebagai patriot. Kategori pahlawan pun ada banyak, tergantung dengan prestasi yang disumbangkannya, seperti pahlawan kemanusiaan, pahlawan nasional, pahlawan perintis kemerdekaan, pahlawan revolusi, pahlawan proklamasi, pahlawan iman, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan kesiangan, dan sebagainya. + Sisipan_____________________________________________________________ DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI SITUS NATAL SABDA ================================================== Bulan November telah tiba. Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah, dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA telah menyediakan wadah di situs < http://natal.sabda.org > bagi setiap pelayan Tuhan agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal dalam bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa Anda dapatkan dengan gratis antara lain: Renungan Natal, Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal, e-Kartu Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana diskusi tentang topik Natal. Yang istimewa adalah situs Natal ini dirancang sebagai situs yang interaktif, sehingga Anda juga dapat berpartisipasi aktif dengan mengirimkan bahan-bahan Natal Anda, menulis blog atau artikel, memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs Natal Indonesia. Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan Kristus ke dunia 2000 tahun yang lalu ini dengan menjadi berkat bagi kemuliaan nama-Nya. ==> http://natal.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org > Alamat situs: http://biokristi.sabda.org Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi Blog SABDA: http://blog.sabda.org Fan Page Bio-Kristi di Facebook : http://fb.sabda.org/biokristi Twitter Bio-Kristi: http://twitter.com/sabdabiokristi ______________________________________________________________________ Pimpinan redaksi: Sri Setyawati Staf redaksi: Kusuma Negara Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) Bio-Kristi 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |