Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/56

Bio-Kristi edisi 56 (9-11-2010)

Johannes Leimena dan Mayor Jenderal Anumerta D.I. Panjaitan

 
                           Buletin Elektronik
                    BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
________________________Edisi 056, November 2010_____________________

Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Johannes Leimena: Pahlawan Nasional yang Berbudi Luhur
- Karya: Mayor Jenderal Anumerta D.I. Panjaitan: Loyalitas Tinggi
         terhadap Tuhan dan Negara
- Tahukah Anda: Arti Pahlawan
- Sisipan: Dapatkan Kumpulan Bahan Natal Di Situs Natal SABDA

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Bulan ini adalah salah satu bulan yang istimewa bagi bangsa dan
  negara Indonesia. Besok, 10 November 2010, kita akan kembali
  memperingati Hari Pahlawan. Sejenak kita diajak untuk mengenang
  kembali perjuangan para pahlawan kita terdahulu. Tidak diragukan
  lagi, tanpa perjuangan para pahlawan, kita tidak akan memiliki
  kedaulatan dan kemerdekaan seperti sekarang ini.

  Untuk itulah, pada edisi kali ini Bio-Kristi akan mengulas biografi
  pahlawan-pahlawan Indonesia yang takut akan Tuhan dan berjiwa
  patriot di kolom Riwayat dan Karya. Dengan membaca kembali riwayat
  hidup mereka, semoga kita terus dimotivasi untuk mengisi kemerdekaan
  dengan semangat yang tidak kalah dengan mereka. Simak pula
  informasi-informasi singkat tentang arti kata pahlawan di kolom
  Tahukah Anda.

  Mari bangkit dan berjuang menegakkan kebenaran di Indonesia! Miliki
  sikap patriot dan nasionalis yang tinggi bagi kemuliaan Tuhan.
  Tuhan memberkati!

  PimRed Bio-Kristi,
  Sri Setyawati
  < setya(at)in-christ.net >
  http://biokristi.sabda.org
  http://fb.sabda.org/biokristi
____________________________________________________________________--

      "Politik bukan alat kekuasaan, tetapi etika untuk melayani."
                  Johannes Leimena -- Pahlawan Nasional

+ Riwayat_____________________________________________________________
1905 -- 1977

                          DR. JOHANNES LEIMENA:
                  PAHLAWAN NASIONAL YANG BERBUDI LUHUR

  Johannes Leimena (anak kedua dari empat anak pasangan Dominggus
  Leimena dan Elizabeth Sulilatu) lahir tanggal 6 Maret 1905 di Ambon.
  Ia keturunan keluarga besar Leimena dari Desa Ema di Pulau Ambon dan
  dikenal dengan nama panggilan "Oom Jo". Ia seorang Kristen yang
  berbudi luhur. Ayahnya seorang guru, dengan demikian ia terhitung
  keturunan golongan menengah (pada saat itu). Pada usia lima tahun
  Johannes telah menjadi yatim. Kemudian ibunya menikah lagi, dan ia
  diasuh oleh pamannya.

  Johannes kecil awalnya bersekolah di "Ambonsche Burgerschool" di
  Ambon karena paman yang mengasuhnya menjadi kepala sekolah di sana.
  Kemudian pamannya dipindahkan ke Cimahi. Keberangkatannya ke Cimahi
  merupakan titik balik dan kisah tersendiri bagi Johannes. Sebenarnya
  ibunya bersikeras tidak mengizinkan Johannes pergi, namun ia nekat
  menyelinap ke kapal dan baru menampakan diri saat kapal hendak
  bertolak. Tindakan nekatnya itu membuat ibunya pasrah dan berpesan
  agar pamannya mau menjadi pelindung baginya. Didikan pamannya yang
  penuh disiplin berhasil menempa Johannes dan menjadikannya murid
  yang berprestasi.

  Tahun 1914, Johannes hijrah ke Batavia bersama pamannya. Di Batavia,
  Johannes melanjutkan studinya di "Europeesch Lagere School" (ELS),
  namun studinya hanya beberapa bulan saja, lalu ia pindah ke sekolah
  menengah Paul Krugerschool (sekolah untuk anak asli orang Belanda,
  kini PSKD Kwitang), dan tamat tahun 1919. Setelah menyelesaikan
  sekolah dasarnya, Johannes memilih sekolah campuran dari berbagai
  golongan, yaitu MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan tamat
  tahun 1922.

  Setelah menyelesaikan studinya, Johannes yang mencoba mencari
  pekerjaan menemui kesulitan karena kursus-kursus yang dia masuki
  hanya dikhususkan untuk anak Indo-Belanda. Oleh sebab itu, Johannes
  menempuh pendidikan tinggi di sekolah kedokteran "STOVIA" (School
  Tot Opleiding Van Indische Artsen) pada tahun 1930. Johannes mulai
  bekerja sebagai dokter sejak tahun 1930.

  Pertama kali ia diangkat sebagai dokter pemerintah di "CBZ Batavia"
  (kini RS Cipto Mangunkusumo). Beberapa waktu kemudian ia ditugaskan
  di Karesidenan Kedu saat Gunung Merapi meletus. Setelah itu
  dipindahkan ke Rumah Sakit Zending Emmanuel Bandung. Di rumah sakit
  inilah, saat bertugas dari tahun 1931 sampai 1941, ia bertemu dengan
  gadis pujaan hatinya yang kemudian menjadi istrinya (Wijarsih
  Prawiradilaga). Ia adalah putri seorang widana yang kala itu menjadi
  kepala asrama putri. Mereka menikah di Gereja Pasundan pada tanggal
  19 Agustus 1933 dan dikaruniai 8 putri.

  Setelah bekerja selama 11 tahun sebagai dokter swasta, ia
  melanjutkan studi dan mendalami ilmu penyakit dalam. Tanggal 17
  November 1939 dengan dipandu oleh dekan sekolahnya, Prof. J.A.M.
  Verbunt, dan panitia pembimbing yang diketuai Prof. Siegenbeek van
  Heukelom, Dr. Leimena mempertahankan disertasi Ph.D-nya dengan judul
  "Leverfunctie—proeven bij Inheemschen" dan meraih gelar Doktor di
  Geneeskunde Hogeschool/GHS (Sekolah Tinggi Kedokteran), Batavia.

  GERAKAN KEKRISTENAN DAN KEBANGSAAN

  Perhatian Dr. Leimena pada pergerakan nasional kebangsaan berkembang
  sejak pertengahan tahun 1920-an. Bermula di Bandung, ia acapkali
  mendengar pidato Presiden Soekarno. Saat itu Dr. Leimena belum akrab
  dengan Presiden Soekarno. Kedekatannya dengan Presiden Soekarno
  bermula di rumah sakit tempatnya bekerja. Waktu itu kesehatan
  Presiden Soekarno kurang baik setelah berkunjung ke Akademi Militer
  di Tangerang, kemudian ia diperiksakan di rumah sakit tersebut.
  Sejak itu hubungan mereka semakin erat.

  Keprihatinan Dr. Leimena atas kurangnya kepedulian sosial umat
  Kristen terhadap nasib bangsa merupakan hal utama yang mendorong
  niatnya untuk aktif pada "Gerakan Oikumene". Jiwa oikumene dan
  nasionalis yang melekat pada dirinya tidak hanya mendorongnya
  terlibat pada tugas profesionalnya (dokter) tetapi juga terlibat
  dalam aktivitas politik. Sejak menjadi mahasiswa, ia sudah aktif di
  kalangan nasional dan masuk organisasi politik "Sarekat Ambon"
  (Serikat Ambon). Sejak tahun 1925 aktif dalam perkumpulan pemuda
  "Jong Ambon" sebagai Ketua Umum serta turut dalam persiapan "Sumpah
  Pemuda" pada 28 Oktober 1928.

  Pada zaman Jepang dan revolusi kemerdekaan ia pun sudah ikut
  berjuang dan mengabdi penuh kepada Republik Indonesia. Tahun 1926,
  Dr. Leimena ditugaskan untuk mempersiapkan Konferensi Pemuda Kristen
  di Bandung. Konferensi ini adalah perwujudan pertama Organisasi
  Oikumene di kalangan pemuda Kristen. Selama di STOVIA, ia
  benar-benar menunjukkan nilai kekristenan sekaligus kebangsaannya,
  yakni dengan aktif di berbagai gerakan.

  Setelah lulus studi kedokteran STOVIA, Dr. Leimena mendirikan
  sekaligus menjadi ketua CSV (Christelijke Studenten Vereeniging)
  yang pertama saat ia masih menginjak tahun ke-4 di bangku kuliah.
  CSV merupakan organisasi ekstrakemahasiswaan yang merupakan cikal
  bakal berdirinya GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) tahun
  1950. Selain itu, ia juga terpilih sebagai ketua umum Partai Kristen
  Indonesia (PARKINDO) tahun 1950-1957, 5 tahun setelah organisasi ini
  dibentuk. Hal ini pula yang kemudian mengantarkannya ke berbagai
  jabatan penting di pemerintahan.

  Kepribadiannya yang sederhana dengan iman Kristen yang sejati dan
  teguh membuatnya bisa diterima oleh semua golongan. Sebagai pemimpin
  Partai Kristen Indonesia (PARKINDO), ia selalu mendapat tempat dalam
  berbagai kabinet karena pendiriannya untuk kepentingan negara di
  atas segala-galanya. Selain di PARKINDO, Dr. Leimena juga berperan
  dalam pembentukan DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia, kini PGI)
  pada tahun 1950. Di lembaga ini ia pernah dipilih sebagai wakil
  ketua yang membidangi komisi gereja dan negara.

  Sebagai seorang tokoh politik, Dr. Leimena pernah menduduki berbagai
  jabatan. Dr. Leimena pernah menjabat dalam 18 kabinet yang berbeda
  (1946 -- 1966). Selain menjadi Menteri Kesehatan Indonesia yang
  pertama, ia juga menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia yang
  terlama (selama 21 tahun/delapan kali masa jabatan) dari 1945 --
  1966. Ia juga menjadi pejabat Presiden RI tujuh kali. Bahkan menurut
  seorang saksi sejarah, Roeslan Abdulgani, Soekarno yang seorang
  sekuler hendak menyiapkan Leimena menjadi calon presiden, menurut
  Roeslan Abdulgani: "Soekarno adalah Fenomeen Nasional yang mempunyai
  `Zesde Zintuig` (indera keenam); tujuh kali Leimena ditunjuk oleh
  Bung Karno sebagai Pejabat Presiden; tidak terdengar suatu keberatan
  atau anti".

  Ketika Orde Baru berkuasa, Dr. Leimena mengundurkan diri dari
  tugasnya sebagai menteri, namun ia masih dipercaya Presiden Soeharto
  sebagai anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) hingga tahun 1973.
  Usai aktif di DPA, ia kembali melibatkan diri di lembaga-lembaga
  Kristen yang pernah ikut dibesarkannya, seperti Parkindo, DGI, UKI,
  STT, dan lain-lain. Ketika Parkindo berfusi dalam PDI (Partai
  Demokrasi Indonesia, kini PDI-P), Dr. Leimena diangkat menjadi
  anggota Deperpu (Dewan Pertimbangan Pusat) PDI, dan pernah pula
  menjabat Direktur Rumah Sakit DGI Cikini.

  RIWAYAT KARIR

  - Menteri Muda Kesehatan Kabinet Sjahrir II (1946)
  - Wakil Menteri Kesehatan Kabinet Sjahrir III (1946 -- 1947)
  - Menteri Kesehatan Kabinet Amir Sjarifuddin I (1947)
  - Menteri Kesehatan Kabinet Amir Sjarifuddin II 1947 -- 1948)
  - Menteri Kesehatan Kabinet Hatta I (1948 -- 1949)
  - Menteri Negara Kabinet Hatta II (1949)
  - Menteri Kesehatan Kabinet Republik Indonesia Serikat (1949 -- 1950)
  - Menteri Kesehatan Kabinet Natsir (1950 -- 1951)
  - Menteri Kesehatan Kabinet Sukiman-Suwirjo (1951 -- 1952)
  - Menteri Kesehatan Kabinet Wilopo (1952 -- 1953)
  - Menteri Kesehatan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955 -- 1956)
  - Menteri Sosial Kabinet Djuanda (1957 -- 1959)
  - Menteri Distribusi Kabinet Kerja I (1959 -- 1960)
  - Wakil Menteri Utama merangkap Menteri Distribusi Kabinet Kerja II
    (1960 -- 1962)
  - Wakil Menteri Pertama I Kabinet Kerja III (1962 -- 1963)
  - Wakil Perdana Menteri II Kabinet Kerja IV (1963 -- 1964)
  - Menteri Koordinator Kabinet Dwikora I (1964 -- 1966)
  - Wakil Perdana Menteri II merangkap Menteri Koordinator, dan
    Menteri Perguruan Tinggi & Ilmu Pengetahuan Kabinet Dwikora II (1966)
  - Wakil Perdana Menteri untuk urusan Umum Kabinet Dwikora III (1966)

  Terlepas dari sikap nasionalis sekuler Dr. Leimena, dia adalah
  seorang Kristen sejati. Kedekatan hatinya akan Tuhannya terlihat
  dari sikap tulus dan beraninya, yang tampak dari berbagai sikap dan
  perilakunya, misalnya pada peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ia
  meminta Soekarno untuk meninggalkan Halim yang disebut-sebut sebagai
  Markas PKI menuju Istana Bogor. Ini merupakan langkah besar yang
  menyelamatkan Indonesia. Contoh lainnya adalah ketika dia memprotes
  sikap Soeharto yang kasar kepada Presiden Soekarno pada tanggal 2
  November 1965, padahal pada saat itu Soeharto memegang tampuk
  tertinggi militer. Juga, dengan kebesaran hatinya ia berusaha
  membujuk Kolonel Kawilarang untuk segera bertindak agar korban
  peristiwa RMS di Maluku tidak semakin banyak.

  Bagi Dr. Leimena, agama Kristen yang dianutnya tidak menghalangi
  dirinya menjadi seorang nasionalis Indonesia. Demikian juga,
  kenegarawannya sebagai seorang nasionalis Indonesia tidak
  menghalangi dirinya menjadi pengikut Kristus.

  Dr. Johannes Leimena meninggal dunia pada tanggal 29 Maret 1977 di
  Jakarta.

  Dirangkum dari:
  Nama situs: Balagu
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://balagu.50webs.com/pahlawan/phmaluku/johanes_leimena.html
  Tanggal akses: 20 Agustus 2010

  Nama situs: Kepustakaan Presiden-Presiden RI
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/ministers/
                     popup_biodata_pejabat.asp?id=49
  Tanggal akses: 20 Agustus 2010

  Nama situs: KarmelReinnamah
  Penulis: Yohanes Reinnamah
  Alamat URL: http://karmelreinnamah.blogspot.com/2010/04/
                     latar-belakang-dan-otobiogravi-johanes.html
  Tanggal akses: 20 Agustus 2010

  Nama situs: Onosel.com
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Almat URL: http://www.onosel.com/
             index.php?option=com_content&view=article&id=18&Itemid=13
  Tanggal akses: 20 Agustus 2010
_____________________________________________________________________

    Kunjungi Facebook Bio-Kristi di: http://fb.sabda.org/biokristi

+ Karya ______________________________________________________________
1925 -- 1965

                MAYOR JENDERAL ANUMERTA D.I. PANJAITAN:
              LOYALITAS TINGGI TERHADAP TUHAN DAN NEGARA

  Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan adalah salah satu
  pahlawan revolusi Indonesia. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

  Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli. Setelah menyelesaikan
  pendidikan formalnya, ia masuk sekolah militer. Pada waktu itu
  Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sebagai anggota militer ia
  harus mengikuti latihan Gyugun. Selanjutnya ia ditugaskan sebagai
  anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau, hingga Indonesia memproklamasikan
  kemerdekaannya. Setelah kemerdekaan RI, bersama para pemuda lainnya
  ia membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang menjadi cikal bakal
  TNI.

  Di TKR, ia mengawali kariernya sebagai komandan batalyon, kemudian
  tahun 1948 menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di
  Bukittinggi. Seterusnya, ia menjadi Kepala Staf Umum IV Komandemen
  Tentara Sumatera. Ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militer
  II-nya, ia diangkat menjadi pimpinan Perbekalan Perjuangan
  Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PPPDRI). Setelah Indonesia
  memperoleh pengakuan kedaulatan dan Agresi Militer Belanda II
  berakhir, ia diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara &
  Teritorial (T&T) I/Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya ia
  dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T&T II/Sriwijaya.

  Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia
  ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika
  masa tugasnya telah berakhir, ia pun pulang ke Indonesia. Tahun
  1962, ia ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat
  (Men/Pangad). Inilah jabatan terakhir yang diembannya saat peristiwa
  Gerakan 30 September 1965 terjadi.

  Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat prestasi
  tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman
  senjata dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk PKI. Dari situ
  diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam
  peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung
  CONEFO (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu
  diperlukan PKI yang sedang giat-giatnya mengadakan persiapan
  melancarkan pemberontakan. Keberhasilan Mayjen Panjaitan membongkar
  pengiriman tersebut serta penolakannya terhadap rencana PKI untuk
  membentuk Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani, membuat
  dirinya masuk daftar salah satu perwira Angkatan Darat yang dimusuhi
  oleh PKI. Kebencian PKI itu kemudian berujung pada aksi penculikan
  serta pembunuhan dirinya saat pemberontakan Gerakan 30 September
  1965.

  Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965 sekelompok orang berpakaian
  Pengawal Presiden mendatangi Brigadir Jenderal D.I. Panjaitan.
  Mereka mengatakan bahwa Presiden Soekarno memanggilnya. Panjaitan
  sebenarnya merasa heran akan pemanggilan mendadak itu. Namun karena
  loyalitasnya pada pimpinan tertinggi militer, Presiden Soekarno, ia
  pun berangkat dengan berpakaian resmi. Firasatnya yang tajam
  sepertinya merasakan bahaya yang sedang terjadi. Sebelum memasuki
  mobilnya, sambil tetap berdiri perwira Kristen ini berdoa lebih dulu
  kepada Tuhan. Namun belum selesai menutup doanya, pasukan PKI sudah
  memberondongnya dengan peluru.

  Ia bersama enam perwira lainnya (Achmad Yani, Suprapto, S. Parman,
  M.T. Haryono, Sutoyo S., dan Pierre Tendean) pada waktu itu gugur
  demi mempertahankan ideologi Pancasila. Ia gugur sebagai Pahlawan
  Revolusi, kemudian dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata.
  Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, pangkatnya yang sebelumnya
  masih Brigadir Jenderal kemudian dinaikkan satu tingkat menjadi
  Mayor Jenderal Anumerta.

  Diambil dan disunting dari:
  Nama situs: TokohIndonesia.com
  Penulis: juka-atur
  Alamat URL: http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/p/panjaitan-di/index.shtml
  Tanggal akses: 21 Agustus 2010
______________________________________________________________________

     Kunjungi Facebook Bio-Kristi di: http://fb.sabda.org/biokristi

+ Tahukah Anda________________________________________________________

                             ARTI PAHLAWAN

  "Pahlawan" adalah sebuah kata benda. Secara etimologi kata
  "pahlawan" berasal dari bahasa Sanskerta "phala", yang bermakna
  hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
  pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan
  pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani.

  Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil
  bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh
  terhadap tingkah laku orang lain, karena dinilai mulia dan
  bermanfaat bagi kepentingan masyarakat bangsa atau umat manusia.

  Dalam bahasa Inggris pahlawan disebut "hero" yang diberi arti satu
  sosok legendaris dalam mitologi yang dikaruniai kekuatan yang luar
  biasa, keberanian dan kemampuan, serta diakui sebagai keturunan
  dewa. Pahlawan adalah sosok yang selalu membela kebenaran dan
  membela yang lemah.

  Dalam cerita perwayangan dikenal tokoh Arjuna dari Pandawa dinilai
  sebagai pahlawan yang membela kebenaran dari kebatilan. Pahlawan
  juga dipandang sebagai orang yang dikagumi atas hasil tindakannya,
  serta sifat mulianya, sehingga diakui sebagai contoh dan tauladan.

  Pahlawan sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam prestasi
  gemilang dalam bidang kemiliteran. Pada umumnya pahlawan adalah
  seseorang yang berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa dan atau
  umat manusia tanpa menyerah dalam mencapai cita-citanya yang mulia,
  sehingga rela berkorban demi tercapainya tujuan, dengan dilandasi
  oleh sikap tanpa pamrih pribadi.

  Seorang pahlawan bangsa yang dengan sepenuh hati mencintai negara
  bangsanya sehingga rela berkorban demi kelestarian dan kejayaan
  bangsa negaranya disebut juga sebagai patriot.

  Kategori pahlawan pun ada banyak, tergantung dengan prestasi yang
  disumbangkannya, seperti pahlawan kemanusiaan, pahlawan nasional,
  pahlawan perintis kemerdekaan, pahlawan revolusi, pahlawan
  proklamasi, pahlawan iman, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan
  kesiangan, dan sebagainya.

+ Sisipan_____________________________________________________________

           DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI SITUS NATAL SABDA
           ==================================================

  Bulan November telah tiba. Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan
  pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah,
  dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA
  telah menyediakan wadah di situs < http://natal.sabda.org > bagi
  setiap pelayan Tuhan agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal
  dalam bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa Anda dapatkan
  dengan gratis antara lain: Renungan Natal, Artikel Natal,
  Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan
  Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal,
  e-Kartu Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana
  diskusi tentang topik Natal.

  Yang istimewa adalah situs Natal ini dirancang sebagai situs yang
  interaktif, sehingga Anda juga dapat berpartisipasi aktif dengan
  mengirimkan bahan-bahan Natal Anda, menulis blog atau artikel,
  memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan
  pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs Natal
  Indonesia. Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan Kristus
  ke dunia 2000 tahun yang lalu ini dengan menjadi berkat bagi
  kemuliaan nama-Nya.

  ==> http://natal.sabda.org/
______________________________________________________________________
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
Blog SABDA: http://blog.sabda.org
Fan Page Bio-Kristi di Facebook : http://fb.sabda.org/biokristi
Twitter Bio-Kristi: http://twitter.com/sabdabiokristi
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Sri Setyawati
Staf redaksi: Kusuma Negara
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) Bio-Kristi 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org