Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/55 |
|
Bio-Kristi edisi 55 (11-10-2010)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) _________________________Edisi 055, Oktober 2010______________________ Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat: Bonifasius: Misionaris yang Gigih - Karya: Robert Lowry: Pengalaman Hidupnya Melatarbelakangi Himne-Himnenya - Tahukah Anda: Lagu Himne yang Diciptakan untuk Para Korban Tsunami - Apa Kata Mereka: Trivia Asyik FB Bio-Kristi - Sisipan: Baru dari YLSA: Publikasi KADOS (Kalender Doa SABDA) + Pengantar __________________________________________________________ Salam sejahtera, Tatkala kita membaca dan menyimak karakter para tokoh ternama di dunia, ingin rasanya kita berjuang seperti mereka. Meskipun terhalang oleh berbagai cobaan dan kesulitan, semangat mereka seakan tidak pernah surut sedikit pun. Tak terkecuali ketika kita membaca kisah Bonifasius dan Robert Lowry di kolom Riwayat dan Karya. Mereka adalah orang-orang yang pantang menyerah dalam melayani Tuhan dan mengabdikan diri untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Apa yang Anda pelajari dari kedua tokoh dalam edisi Bio-Kristi kali ini sekiranya dapat memicu dan memacu semangat Pembaca untuk terus berjuang bagi Tuhan, bangsa, dan negara. Setelah itu, simaklah info istimewa di kolom Tahukah Anda, Apa Kata Mereka, dan Sisipan. Jangan sampai ada yang terlewat. Pimpinan Redaksi Bio-Kristi, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > http://biokristi.sabda.org http://fb.sabda.org/biokristi ______________________________________________________________________ "Aku tahu Allah tidak akan memberikan kepadaku sesuatu yang tidak bisa kupertanggungjawabkan. Aku berharap semoga Allah tidak terlalu memercayakan banyak hal kepadaku." Bunda Teresa -- Biarawati + Riwayat_____________________________________________________________ 675 -- 754 Misionaris BONIFASIUS: MISIONARIS YANG GIGIH Hampir seperti Elia di atas bukit Karmel, Bonifasius, misionaris berdarah Sakson dari Inggris, melawan kekafiran di jantung negeri Jerman. Di hadapannya ada Pohon Petir yang besar, sebuah tanda perbatasan setempat yang dikeramatkan bagi dewa petir oleh orang-orang kafir. Bahkan sebagian orang yang sudah bertobat dan menjadi Kristen karena ajaran-ajaran Bonifasius, diam-diam masih menyembah pohon tersebut. Dengan berani Bonifasius menentang penyembahan sesat ini. Ia memunyai sebuah kapak di tangannya. Sebagai wakil Allah yang sejati bagi orang-orang Kristen, ia memusnahkan lambang Iblis tersebut. Ia menebang "pohon suci" tersebut dengan kapaknya dan Pohon Petir itu pun tumbang dengan suara gemuruh. Itulah legendanya, benar atau tidak, sekurang-kurangnya cerita ini mengungkapkan keberanian dan iman yang ditampilkan Bonifasius melawan kepercayaan yang salah. Bonifasius dilahirkan dalam keluarga Kristen di Wessex pada tahun 680. Nama aslinya ialah Winfred. Ia dilatih di sebuah biara Benediktus dan ditahbiskan pada usia 30 tahun. Ia dianugerahi keterampilan untuk belajar dan memimpin. Sebenarnya, ada peluang baginya di Inggris untuk belajar, mengajar, dan mungkin juga memimpin sebuah biara, namun ia merasa terpanggil untuk orang-orang yang belum mengaku percaya kepada Kristus. Beribu-ribu orang Sakson di wilayah Belanda dan Jerman sangat membutuhkan Injil. Pada tahun 716, Winfred berangkat ke Frisia, tempat para misionaris Inggris telah mengerjakan ladang berpuluh-puluh tahun lamanya. Raja Frisia, Radbod, menentang kekristenan. Tekanan di situ sangat kuat dan Winfred pun kembali ke Inggris. Inilah kegagalan misinya yang pertama. Teman-temannya di biara Benediktus memintanya menjadi kepala biara. Setelah pengalaman yang menyakitkan di Frisia, ia mungkin saja tergiur dengan tawaran ini, tetapi visi Winfred masih mengarah ke luar. Ia pergi ke Roma pada tahun 718, dan di sana ia menerima tugas misionaris dari Sri Paus. Ia ditugaskan untuk pergi lebih jauh, melewati Sungai Rhein, dan mendirikan gereja di antara orang Jerman di sana. Jerman umumnya telah terbuka untuk kekristenan jenis apa pun, namun tidak ada gereja yang kuat di sana. Pada abad keempat, suku-suku Jerman terikat dengan Arianisme yang mereka campurkan dengan takhayul mereka sendiri. Kemudian, para misionaris bangsa Kelt telah memenangkan sejumlah jiwa, tetapi mereka tidak pernah ada di bawah naungan organisasi gereja yang kuat. Sri Paus ingin sekali menghadirkan gereja yang kokoh di sana. Mula-mula, Winfred mendatangi Thuringia untuk menghidupkan gereja yang mulai melemah di sana. Kemudian setelah ia mendengar bahwa musuhnya, Radbod, telah mati, ia kembali ke Frisia. Otoritas Sri Paus agaknya telah memberikan Winfred wibawa atas pemerintah setempat. Di sana ia bekerja selama 3 tahun, kemudian berpindah ke arah tenggara, ke Hesse. Ia kembali ke Roma pada tahun 723 dan diangkat sebagai uskup. Itulah saatnya ia menerima nama barunya -- Bonifasius. Ia juga diberikan surat perkenalan untuk Charles Martel, raja suku Franka. Ketangkasan Charles di bidang militer sangat terkenal (ia yang memukul mundur pasukan Islam di Tours [di tengah-tengah negara Perancis modern, Red.]). Perlindungannya memberikan dukungan kuat bagi Bonifasius. Sekembalinya dari Hesse, Bonifasius melanjutkan pemusnahan kekafiran dan mendirikan gereja. Hal ini terjadi ketika ia menumbangkan Pohon Petir yang dianggap suci tersebut. Mungkin saja ketakutan warga pada Charles Martel yang mencegah mereka menjatuhkan Bonifasius, namun, hasil yang tampak ialah bahwa kekristenan menjadi kekuatan baru yang harus diperhitungkan di Jerman. Jika pohon suci mereka saja tidak dapat dilindungi para dewa orang Jerman, maka mereka tidak memiliki apa pun untuk dibandingkan dengan Allahnya Bonifasius. Bonifasius menjadi daya tarik bagi sejumlah misionaris dari Inggris. Para biarawan dan biarawati ingin sekali melayani bersamanya. Dengan bantuan mereka, ia mendirikan organisasi gereja yang kuat di seluruh kawasan itu. Ironisnya, pelindungnya, Charles Martel sedang mengupayakan perubahan gereja di antara orang-orang Franka. Charles mengambil kuasa atas gereja-gereja di sana dengan merampas tanah mereka dan menjual instansi-instansi gereja. Hanya setelah ia wafat, pada tahun 741, Bonifasius dapat memulihkan gereja Franka tersebut. Pada tahun 747, Bonifasius sekali lagi ke Roma. Di sana ia diangkat menjadi Uskup Agung Mainz dan pemimpin spiritual seluruh Jerman. Namun, setelah melewati umur 70 tahun, ia berkeinginan untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertinggal. Setelah mengundurkan diri dari jabatan uskup agungnya pada tahun 753, ia kembali ke Frisia, tempat ia memulai karya misionarisnya. Di sana ia memanggil kembali orang-orang yang telah ia baptis dan yang sekarang telah kembali ke kekafiran, kemudian ia melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah yang belum dijangkau. Pada hari Minggu Pentakosta tahun 755 di Dokkum, di sepanjang Sungai Borne, ia merencanakan kebaktian di tempat terbuka untuk mengajar dan meneguhkan orang-orang percaya baru. Ketika sedang berdiri di tepi sungai, sambil menyiapkan kebaktian, segerombolan penjahat kafir menyerangnya. Orang-orang yang ada di pihaknya mencoba melawan mereka, tetapi Bonifasius berteriak: "Hentikanlah dari pertikaian, anak-anakku. Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Terimalah dengan tenang serangan maut sesaat ini, agar engkau dapat hidup dan memerintah bersama-sama Kristus selama-lamanya." Menurut saksi mata ia mati dengan Injil di tangannya. Tidak ada yang dapat meragukan kesalehan, keberanian, ataupun kesetiaan pelayanan Bonifasius. Seperti yang ditulis sejarawan Kristen Kenneth Scott Latourette, "Tidak banyak, jika pun ada, misionaris Kristen yang telah menyajikan dengan lebih tepat, idealisme iman mereka yang hendak disebarluaskan dengan perilaku mereka. Rendah hati, meskipun ada kesempatan yang menggiurkan untuk mendapatkan posisi gerejawi yang tinggi; tanpa cacat skandal; seorang yang mandiri dan tekun berdoa; berani; mengorbankan diri sendiri; dan adil. Bonifasius adalah salah seorang panutan yang luar biasa bagi kehidupan Kristen." Diambil dan disunting dari: Judul artikel: 716: Bonifasius Berangkat sebagai Misionaris Judul buku: 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen Penulis: A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, Randy Petersen Penerbit: PT BPK Gunung Mulia, Jakarta Halaman: 41 -- 43 _____________________________________________________________________ Kunjungi Facebook Bio-Kristi di: http://fb.sabda.org/biokristi + Karya ______________________________________________________________ 1826 -- 1899 Pengkhotbah dan Penulis Himne ROBERT LOWRY: PENGALAMAN HIDUPNYA MELATARBELAKANGI HIMNE-HIMNENYA Robert Lowry adalah nama yang terkenal hampir di setiap tempat puji-pujian dinyanyikan. Setiap kali menyebut namanya, ada kobaran simpati dan sukacita di hati ribuan orang-orang Kristen yang terbiasa menyanyikan himnenya. Robert Lowry lahir di Philadelphia, Pennsylvania, AS, pada tanggal 12 Maret 1826. Kesukaannya terhadap musik telah terlihat sejak dia masih muda. Sebagai seorang anak, dia tertarik dengan berbagai alat musik yang dipegangnya. Pada saat berumur 17 tahun, dia bergabung dengan First Baptist Church of Philadelphia, dan kemudian menjadi pelayan yang aktif di sekolah minggu sebagai guru dan pengurus paduan suara. Pada usia 22 tahun, dia berkomitmen untuk mengambil bagian dalam pelayanan, dan mengambil studi di Universitas Lewisburg, Pennsylvania. Pada usia 28 tahun, dia lulus dengan nilai tertinggi di kelasnya. Pada tahun yang sama, dia mulai terjun ke dunia pelayanan. Dia melayani sebagai pendeta di West Chester, Pennsylvania (1854-1858); New York (1859-1861); Brooklyn (1861-1869); dan Lewisburg, Pennsylvania (1869-1875). Selain itu dia juga menjadi profesor sastra fiksi di universitas dan mendapat titel D.D. [Doctor of Divinity, Red.] pada tahun 1875. Kemudian dia pergi ke Plainfield, New Jersey. Di sana dia menjadi pendeta Park Avenue Church. Setiap ladang pelayanannya ditandai dengan kesuksesan. Dr. Lowry adalah seorang yang tidak begitu memiliki kemampuan administrasi, tapi khotbah-khotbahnya luar biasa. Dia adalah seorang mahasiswa yang begitu tekun mempelajari Alkitab secara keseluruhan. Entah di altar ataupun di mimbar, ia selalu menjadi pembicara yang pintar dan menarik. Dia memiliki watak yang ramah dan menyenangkan. Selera humornya yang tinggi menjadi salah satu karakternya yang paling menonjol. Orang yang memiliki kemampuan yang besar dalam melukis dengan imajinasi hanya sedikit. Namun Dr. Lowry bisa menggetarkan pendengar dengan penggambarannya yang hidup dan memberikan inspirasi kepada orang lain dengan pemikiran yang sama yang telah menginspirasinya. Lagu-lagu yang diciptakannya dinyanyikan di mana-mana, dan banyak dari himnenya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, [termasuk bahasa Indonesia]. Sementara itu, mengajarkan Injil, yang adalah sukacitanya yang terbesar, merupakan pekerjaannya seumur hidup. Musik dan ilmu yang mempelajari himne merupakan studi favoritnya. Hal lain yang disukainya: rekreasi. Tahun 1880, dia mengambil cuti selama 4 tahun untuk berkunjung ke Eropa. Tahun 1885, dia merasa perlu beristirahat dan mengundurkan diri dari kepastoriannya di Plainfield. Kemudian dia mengunjungi negara-negara bagian di bagian selatan dan barat AS, serta menetap beberapa waktu lamanya di Meksiko. Setelah itu, dengan kesehatan yang membaik dia kembali mengerjakan pelayanannya di Plainfield. Saat dia mendapatkan tanggung jawab untuk memperbaiki karya-karya yang berhubungan dengan musik, dia pun mempelajari musik dengan sungguh-sungguh dan berburu banyak buku dan karya seni yang memiliki komposisi musik yang tinggi. Bahkan, perpustakaannya menjadi salah satu perpustakaan musik terbaik di negaranya. Perpustakaannya itu penuh dengan karya-karya filsafat dan ilmu suara musik. Dia juga memiliki beberapa karya musik yang berusia lebih dari 150 tahunan. Ketika seorang wartawan menanyakan metode mengarangnya, ia menjawab, "Saya tidak memiliki metode. Kadang musik muncul lebih dulu baru syairnya mengikuti, yang terdengar harmoni dengan melodinya; tergantung suasana hati. Saat sesuatu mengejutkanku, entah syair atau musik, dan tidak peduli di mana pun saya berada, di rumah atau di jalan, saya mencatatnya. Bagian pinggir koran atau belakang amplop sering saya jadikan tempat mencatat. Otak saya ini seumpama mesin pintal, pikir saya, karena musik mengalun di benak saya setiap waktu. Saya tidak menciptakan musik dengan kunci-kunci alat musik. Nada-nada dari hampir semua himne yang saya tulis sudah terbentuk sebelum saya mencobanya dengan organ. Biasanya syair himne dan musik ditulis pada saat yang sama." Dr. Lowry sering mengatakan bahwa dia menjadikan "Weeping Will Not Save Me" sebagai himne penginjilan yang paling bagus dan paling panjang yang pernah dia tulis. Berikut ini beberapa lagu gerejawi yang terkenal dan berkesan: "Shall We Gather at the River?" [NKB No. 114 Apa Kita `kan Berhimpun], "One More Day`s Work for Jesus", "Where is My Wandering Boy Tonight?", "I Need Thee Every Hour" [Tuhan Harapanku], "The Mistakes of My Life", "How Can I Keep from Singing?", dan masih banyak lagi yang lain. Dr. Lowry pernah berkata, "Saya lebih suka mengajarkan Injil kepada jemaat yang menghargai dan menerima saya daripada membuat himne." Namun, himnenya terus muncul, diterjemahkan ke banyak bahasa. Melalui karyanya, Dr. Lowry mengajar, menenangkan beribu-ribu jiwa, serta membakar semangat untuk menyatakan pujian dan rasa syukur mereka kepada Allah atas kebaikan-Nya terhadap anak manusia. Rev. Robert Lowry, D.D. meninggal di tempat tinggalnya di Plainfield, New Jersey, pada tanggal 25 November 1899. Akan tetapi, hidup dan ceramahnya seputar lagu-lagu rohani akan masih terus terdengar dan dinyanyikan. (t/Setya) Diterjemahkan dan dirangkum dari: 1. Judul artikel: Robert Lowry Nama situs: NetHymnal Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.cyberhymnal.org/bio/l/o/w/lowry_r.htm Tanggal akses: 1 Juli 2010 2. Judul artikel: Robert Lowry Nama situs: Wholesome Words Penulis: Jacob Henry Hall Alamat URL: http://www.wholesomewords.org/biography/biorplowry.html Tanggal akses: 1 Juli 2010 ______________________________________________________________________ Kunjungi Facebook Bio-Kristi di: http://fb.sabda.org/biokristi + Tahukah Anda________________________________________________________ LAGU HIMNE YANG DICIPTAKAN UNTUK PARA KORBAN TSUNAMI Ketika bantuan uang, makanan, obat-obatan dan lain-lainnya terus mengalir dari organisasi-organisasi kemanusiaan kepada jutaan korban tsunami yang telah kehilangan segalanya, sebuah organisasi dari gabungan Gereja Metodis mempersembahkan sebuah lagu himne yang khusus diciptakan untuk mengenang tragedi tsunami. Salah satu lagu himne tersebut berjudul "When Innocence is Fractured", yang ditulis oleh Pdt. Gareth Hill beberapa hari setelah bencana tsunami terjadi. Lagu himne ini diciptakan untuk membantu kita untuk berdoa lebih tenang ketika kita tidak bisa berdoa sendiri, begitulah tutur Dean Mclntyre, pimpinan bidang musik dari Gabungan Gereja Metodis. Lagu himne ini juga bisa membantu penyembuhan batin secara lebih mendalam, dan dapat menjadi inspirasi pribadi dan ketenangan jiwa. Beberapa pelayanan dan anggota gabungan Gereja Metodis, menulis lagu himne untuk pertama kalinya untuk menyatakan rasa empati kepada para korban. Selain itu, melalui lagu ini mereka juga ingin memberikan harapan baru kepada para korban untuk kembali membangun kekuatan dari Tuhan. Sumber: Nama situs: Kristiani Pos Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.christianpost.co.id/culture/music/20050204/1501/lagu-hymne-diciptakan-untuk-para-korban-tsunami/index.html Tanggal akses: 8 Juli 2010 + Apa Kata Mereka_____________________________________________________ TRIVIA ASYIK FB BIO-KRISTI Mulai tahun 2010, pelayanan Bio-Kristi sudah merambah ke tautan jejaring sosial Facebook dan lebih mengaktifkan forum diskusi In-Christ.Net (ICN). Untuk menindaklanjuti perluasan pelayan ini, publikasi Bio-Kristi pun menambah sebuah kolom tak tetap yang akan memberitakan perkembangan aktivitas di FB atau forum diskusi tersebut. Untuk semakin menghidupkan kolom ini, kami mengundang Anda untuk bergabung dan berinteraksi dalam Facebook Bio-Kristi dan Forum ICN Bio Tokoh. Facebook Bio-Kristi ==> http://fb.sabda.org/biokristi Forum ICN Bio Tokoh ==> http://www.in-christ.net/forum/index.php?board=33.0 Dinding Facebook Bio-Kristi, 28 Juni 2010: Ada yang tahu tidak, siapakah orang yang rela mati membela imannya dalam Kristus selain Stefanus? Komentar: Fritz Gwan Nehemnya: Petrus iya bukan? Avniel de Laurist: Theodora dan kekasihnya, Didimus Valentina Sinaga: I.L. Nomensen Rumeni Christiane: Ada banyak, baca aja Batu-Batu Tersembunyi, OK Elya Susanti: Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Yakobus, Yakobus anak Zebedeus, Petrus, Yudas saudara Takobus, Bartolomeus ( Natanael), Andreas, Thomas, Matias pengganti Yudas Iskariot & Paulus. Is it true? Avniel de Laurist: Saya pernah baca, itu ada di buku pelajaran, jadi bukan tafsiran. :) Alamat URL: http://fb.sabda.org/biokristi?story_fbid=134224476602043 + Sisipan_____________________________________________________________ POKOK-POKOK DOA DARI KALENDER DOA SABDA (KADOS) Puji Tuhan, satu lagi milis publikasi baru diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi yang diberi nama KADOS (singkatan dari Kalender Doa SABDA) ini lahir dari kerinduan YLSA untuk membagikan pokok-pokok doa harian bagi para pendoa syafaat yang terbeban berdoa bagi Indonesia dan pelayanan YLSA. Semoga melalui kesatuan hati untuk berdoa ini, Tuhan akan melawat umat-Nya dan nama-Nya dimuliakan. Publikasi KADOS terbit secara mingguan dan bersifat terbuka untuk semua denominasi gereja. Dengan menjadi pelanggan KADOS, maka secara otomatis Anda juga menjadi pelanggan e-Doa, Open Doors, dan 30 Hari Doa. Jadi, bagi pendoa-pendoa Kristen Indonesia yang ingin dibekali untuk menjadi pendoa yang setia dan memiliki visi, segera daftarkan nama Anda dan jadilah berkat. Kontak redaksi: ==> < doa(at)sabda.org > Untuk berlangganan, kirimkan email kosong ke: ==> < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Jika Anda memiliki pokok-pokok doa syafaat yang ingin didoakan, Anda dapat mengirimkan pokoh-pokok doa tersebut melalui Facebook e-Doa atau melalui situs Doa. Facebook e-Doa: ==> http://fb.sabda.org/doa Situs Doa: ==> http://doa.sabda.org/node/add/content-permohonan-doa ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org > Alamat situs: http://biokristi.sabda.org Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi Blog SABDA: http://blog.sabda.org Fan Page Bio-Kristi di Facebook : http://fb.sabda.org/biokristi Twitter Bio-Kristi: http://twitter.com/sabdabiokristi ______________________________________________________________________ Pimpinan redaksi: Sri Setyawati Staf redaksi: Kusuma Negara Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) Bio-Kristi 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |