Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/41 |
|
Bio-Kristi edisi 41 (14-9-2009)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) ______________________Edisi 041, September 2009_______________________ Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat: John Owen: Pendeta dan Penulis yang Setia Mencari Tuhan - Karya: Frances R. Havergal: Mengungkap Kebenaran Ilahi Lewat Karya-Karyanya - Tahukah Anda: Frances Havergal: Pujangga Wanita yang Multitalenta - Surat Anda: Terberkati oleh Artikel di Publikasi Bio-Kristi - Sisipan: Publikasi e-Konsel + Pengantar __________________________________________________________ Salam sejahtera, Belajar merupakan sesuatu yang tidak ada habisnya dalam kehidupan ini. Semangat untuk belajar merupakan salah satu modal untuk meraih sesuatu yang kita impikan dan inginkan. Beberapa tokoh kristiani yang memunyai nama besar adalah sosok yang selalu berjuang dan mendedikasikan hidupnya untuk belajar. Salah satunya adalah tokoh yang kami sajikan di edisi kali ini, yaitu John Owen. Beliau adalah seorang teolog bahkan penulis Kristen yang cukup banyak menghabiskan hidupnya untuk belajar dan mengenal kebenaran sejati -- Kristus. Selain John Owen, dalam edisi ini, kami juga memaparkan kisah Frances R. Havergal yang telah berhasil mengagungkan nama Kristus melalui karya ciptaannya. Banyak orang yang tersentuh dan mendapat berkat setiap kali menyimak mahakarya Frances. Penyerahan dan pengabdiannya kepada Tuhan, kesukaannya kepada Alkitab, dan kehidupan doanya, dia tuangkan ke dalam setiap karya yang mengagumkan dan luar biasa. Puisi-puisi dan himne-himnenya merupakan buah-buah pengalaman hidupnya ketika berjalan bersama Tuhan. Pembaca sekalian, selamat menyimak riwayat dan karya kedua tokoh tersebut. Kiranya dapat menjadi berkat. Tuhan Yesus memberkati. Redaksi Tamu Bio-Kristi, Desi Rianto http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi http://biokristi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Karena dibenarkan oleh iman, Aku memiliki damai dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Robert Moffat -- Misionaris + Riwayat ____________________________________________________________ 1616 -- 1683 Teolog JOHN OWEN: PENDETA DAN PENULIS YANG SETIA MENCARI TUHAN Dia melalui semuanya dengan jujur. Ayahnya (bungsu dari lima belas bersaudara -- semuanya laki-laki) telah lama menanti adanya reformasi pada gereja korup sehingga dia disebut "Puritan"; label yang akan anaknya, John, sandang dan hiasi dengan segala talentanya selama beberapa dekade. Owen lahir di desa Stadham, Oxfordshire, dari pasangan penuh perhatian yang memberikan "sekolah rumah" untuk anak mereka yang terlalu cepat menjadi dewasa sebelum mengirimnya ke SMU dan kemudian, pada umur 12 tahun, ke Oxford. Di universitas, Owen mempelajari matematika, filosofi, dan musik. (Bertahun-tahun kemudian, ketika menjabat sebagai kepala administrasi di Oxford, dia menunjuk guru menyulingnya sebagai profesor musik.) Ketika Owen menenggelamkan dirinya untuk belajar (tidur tidak lebih dari 4 jam setiap malam), seorang tokoh kampus menetapkan peraturan yang nantinya akan dia tentang selama hidupnya. Kepala Uskup Laud, Rektor Oxford dan musuh abadi dari apa yang dilakukan Reformis Inggris, memutuskan untuk membersihkan universitas dari orang-orang yang tidak setuju dengan agenda anti-Injilnya. Dia langsung membuat sebuah ketetapan baru dalam bidang keagamaan yang dia tahu para mahasiswa pendukung reformasi tidak akan setuju, kemudian menggunakan ketidaksetujuan mereka itu sebagai dalih untuk membuang mereka. Dia memaksa mereka yang belum juga keluar dari universitas melalui "Star Chamber" dan "High Commission"-nya yang terkenal buruk. High Commission mengajukan mereka yang belum mau keluar dari universitas ke "London Chamber", tempat terjadinya kezaliman, kesewenang-wenangan, dan interogasi berlebihan tanpa adanya banding. Laud menyaksikan Owen dengan sedih keluar dari universitas, tempat dia menghabiskan masa 9 tahun yang indah bersama belahan jiwanya: belajar. Sementara itu, atasan Laud, Raja Charles I, membuat jutaan orang marah dengan hinaannya kepada parlemen dan korupsinya untuk meningkatkan keuangan. Perang saudara pecah. Di tengah situasi tersebut, anak muda yang secara rohani kehilangan arah itu berjalan kaki bermil-mil jauhnya ke sebuah gereja untuk mendengarkan khotbah si gembala sidang. Hari itu, si gembala sidang tidak berkhotbah. Pendeta penggantinya mengatakan, "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" (Mat. 8:26). Pada akhir ibadah, Owen menyadari kedamaian yang melebihi segala akal karena khotbah itu didapatnya di tengah pergolakan yang ada dalam hatinya dan kondisi di luaran. Tuhan yang telah ia coba hindari selama bertahun-tahun, tetapi tidak berhasil, akhirnya membebaskannya dengan merangkulnya. Sejak itu, Owen terus mencari -- tapi tak pernah menemukan -- nama orang yang khotbahnya telah membuatnya menerima Yesus. Owen bahagia bekerja sebagai pendeta dan rajin bekerja sebagai penulis saat buku pertama dari 27 buku besar dan tebalnya tercipta dari ujung penanya. Pada Januari 1649, ia melihat Charles I diadili dan dihukum mati atas dakwaan pengkhianatan, kezaliman, dan pembantaian. Lalu Aprilnya, ketika ia diminta untuk berkhotbah kepada anggota parlemen, Owen menguraikan "On the Shaking of Heaven and Earth" (Ibrani 12:27). Di situlah dia menarik perhatian Oliver Cromwell, pimpinan pasukan parlemen dalam perang saudara. Cromwell melihat Owen bukan hanya sebagai seseorang yang brilian, tapi juga seorang administrator yang sangat andal. Segera setelah itu, Owen menjadi Wakil Rektor Universitas Oxford, posisi yang mengatur semua urusan universitas. Tenaga eksekutif diperlukan dalam universitas itu sejak keadaan akademi membaik, organisasi dalam universitas tidak beroperasi lagi karena sebagian dari organisasi itu digunakan untuk menampung tentara dan bekal persediaan; bahkan universitas dililit utang yang sangat banyak. Owen menegur para pemimpin universitas yang marah-marah dan mengasihani diri mereka sendiri dengan berkata, "... meratap tidak akan membuat kita menjadi orang yang akan diingat dan dihargai. Hasil dari ketegaran kita untuk bertahan menghadapi beban beratlah yang membuat kita menjadi berharga." Tidak lama kemudian, universitas itu mulai bangkit, profesor-profesor yang diakui secara internasional dipilih, mahasiswa miskin dibantu, dan seorang teman yang tidak beruang sama sekali, yang menulis tentang Owen dalam bahasa Latin, diangkat sebagai dosen! Saat itu, Owen adalah anggota komite Cromwell, dia menulis teologi yang karenanya dunia ada, dan dia bahkan menjadi anggota parlemen. Ketika sebagian besar anggota parlemen mencalonkan Cromwell untuk menjadi raja, Owen menulis laporan singkat yang membuat pencalonan itu batal. Karena marah, Cromwell menunjuk anaknya, Richard, sebagai rektor universitas. Dalam enam minggu, Richard menyingkirkan Owen. Dengan keluhuran budi, dan bukan kepahitan, dia pindah ke sebuah gereja desa. Pada tahun 1660, setelah kematian Cromwell, kerajaan dipulihkan. Sekali lagi kaum Puritan ditentang. Sebuah undang-undang mengilegalkan penyembahan yang dilakukan lebih dari lima orang kaum Puritan. Murid-murid Owen lenyap dan jemaatnya tersebar. Pada tahun 1662, undang-undang lain (penyebab timbulnya Pengusiran Besar-Besaran atau "The Great Ejection") membuat dua ribu pendeta dari kaum Puritan tidak memunyai tempat tinggal dan uang sama sekali. Mereka berjalan pada malam hari dan berkhotbah pada siang harinya dengan bekal iman. Undang-undang lain memberi imbalan bagi mereka yang mau mengkhianati kaum Puritan. Penghuni gereja membludak dan kapal-kapal imigran memenuhi kargo-kargo mereka dengan manusia ketika penyakit mewabah di London. Para pengurus dan majelis Established Church melarikan diri supaya tak tertular, sementara para tokoh Puritan membantu mereka yang sekarat dan masih bertahan hidup. Di kota-kota besar, jemaat-jemaat bentukan baru menghargai para pendeta Puritan -- namun begitu, undang-undang lain melarang pendeta Puritan untuk berkhotbah lagi sejauh lima mil dari tempat di mana dia berkhotbah sebelumnya. Terasing ke desa-desa terpencil, mereka kembali ke London ketika kebakaran besar (The Great Fire) melalap bangunan-bangunan gereja yang lenyapnya secepat munculnya gereja besar Puritan yang dibangun dari kayu. Owen sendiri kembali ke London. Dengan pergolakan yang terjadi di mana-mana, dia menulis tentang alat diagnostik hati manusia yang paling akurat, "Sin and Temptation". Dengan tabah, dia tetap tinggal di London, bahkan saat parlemen memberlakukan lagi undang-undang yang menentang kaum Puritan. Sehari sebelum meninggal, Owen menulis, "Aku meninggalkan gereja yang ibaratnya adalah kapal yang diterpa badai; tapi selama Sang Nahkoda yang luar biasa berada dalam kapal itu, hilangnya seorang pendayung tidak akan ada artinya." Orang lain lebih mengerti. Hari Minggu setelah kematiannya, pengikutnya, Pendeta David Clarkson, meratap, "Kita pernah memunyai cahaya pada lilin ini. Kita tidak cukup menghargainya." Benarkah? Dari dulu sampai sekarang, cahaya yang dari Puritan itu tak ternilai harganya. (t/Dian) Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Bio-Kristi Judul asli artikel: John Owen (1616 -- 1683) Penulis: Victor Shepherd Alamat URL: http://biokristi.sabda.org/john_owen + Karya ______________________________________________________________ 1836 -- 1879 Penulis Himne FRANCES R. HAVERGAL: MENGUNGKAP KEBENARAN ILAHI LEWAT KARYA-KARYANYA Dirangkum oleh: Sri Setyawati Frances R. Havergal adalah putri bungsu William H. Havergal (penulis himne) dengan istri pertamanya, Jane. Ia lahir pada 14 Desember 1836 di Astley, Inggris, dan meninggal pada 3 Juni 1879 di Caswall Bay, Wales. Dia sudah bisa membaca sejak berusia 4 tahun dan sudah bisa menulis puisi sejak berusia 7 tahun. Dia belajar bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani, serta menghafal Kitab Mazmur, Yesaya, dan sebagian besar Perjanjian Baru. Prestasinya di sekolah pun sangat cemerlang. Havergal menulis banyak sekali puisi. Bahkan dia menerbitkan koleksi puisi dan himne yang ditulisnya dalam beberapa jilid, yang paling awal adalah tahun 1870. Beberapa di antaranya adalah "The Ministry of Song" (terbit sekitar tahun 1870, edisi ke-5, 1874), "Under the Surface" (1874), "Loyal Responses" (1878), "Life Chords" (1880), "Life Echoes" (1883), "Coming to the King" (1886). Pada tahun 1884, himne-himne tersebut dirilis kembali oleh saudarinya, M.V.G. Havergal, dalam dua volume "Poetical Works". Selain itu, Havergal juga menulis beberapa traktat dan naratif dalam bentuk prosa. Pandangan keyakinan dan kecondongan teologinya diungkapkan dengan jelas dalam puisi-puisinya. Pesan moral perihal pengorbanan yang diberikan secara cuma-cuma dan utuh oleh Sang Juru Selamat bagi semua orang yang berdosa dituangkan dengan apik dalam baris-baris puisinya. Havergal mengabdikan seluruh hidupnya untuk menyatakan kebenaran ilahi melalui pekerjaannya, karya sastranya, dan kerinduannya terlibat dalam dunia misi. Beberapa himne karyanya telah dicetak oleh J.& R. Parlane dalam bentuk selebaran dan Caswell & Co dalam bentuk kartu hiasan. Masing-masing himne yang ditulisnya memiliki latar belakang kisah yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah: "I am trusting Thee, Lord Jesus" Mengisahkan tentang imannya kepada Tuhan, ditulis September 1874 di Ormont Dessons. Melalui himne ini, Havergal mengungkapkan perlunya keteguhan iman dalam mengarungi hidup yang tidak selalu menyenangkan. Himne ini adalah himne favorit Havergal dan naskah aslinya masih disimpan di dalam Alkitab sakunya setelah dia meninggal. "Take My Life, and Let It Be" Himne ini ditulis di Areley House tanggal 4 Februari 1874. Terdiri dari 11 bait yang masing-masing disusun oleh 2 baris. Himne ini diterbitkan dalam "Loyal Responses" pada tahun 1878 dan "Life Chords" tahun 1880. Himne ini diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis, Jerman, Swedia, Rusia, beberapa bahasa Eropa serta beberapa bahasa Afrika dan Asia. Selain himne di atas, ada banyak sekali himne yang sudah digubah oleh Havergal. Bahkan jumlahnya mencapai kurang lebih 78 himne. Bisa dikatakan bahwa karya Havergal bukanlah karya biasa karena karyanya memiliki sentuhan istimewa yang tidak dimiliki oleh pujangga maupun penulis himne lainnya. Saat kita membaca karya-karya Havergal secara keseluruhan, ada empat hal utama yang bisa kita teladani, yaitu pengabdian dirinya kepada Kristus, ketaatannya kepada Sang Juru Selamat, rasa cintanya terhadap Alkitab, dan ketekunannya dalam berdoa. Berikut beberapa penjelasan dari hal utama tersebut. 1. Penyerahan Diri kepada Kristus Berikut penggalan himne karya Havergal, "Take My Life, And Let It Be", yang cukup terkenal dan menggambarkan dirinya apa adanya. "Take my life, and let it be Consecrated, Lord, to Thee," Pikiran, tangan, kaki, uang, pengaruh, cinta, dirinya sendiri, semuanya diserahkan untuk melayani Tuan dan Rajanya. Kisah penulisan himne ini tersiratkan melalui kata-kata Havergal. Himne ini menceritakan kisah saat Havergal berkunjung ke suatu keluarga dan memenangkannya. Bahkan sebelum dia meninggalkan keluarga itu, dia memberkati mereka satu per satu. Pada malam terakhir Havergal berada di rumah keluarga tersebut, ada pegawai pemerintah yang hidup di sekitar tempat itu memintanya untuk menemui dua anak perempuan. Mereka berdua menangis dan kemudian mengaku percaya kepada Yesus dan bersukacita. Kejadian ini terjadi pada hampir tengah malam. Havergal sangat bahagia, dan saat ia hendak tidur, dia memuji-muji Tuhan dan semakin berserah penuh kepada-Nya. Hingga akhirnya dia berseru dalam hati, "Segalanya, semuanya, hanya bagi Engkau!", 2. Pengabdian Diri kepada Sang Penebus Kasihnya kepada Tuhan Yesus sangat besar, begitu kuat, dan hebat. Di balik kasihnya, ada kekaguman yang tulus dan penyembahan yang sungguh. "Ada waktu ketika aku merasakan kasih Yesus yang luar biasa sampai-sampai aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata. Aku sangat bahagia karena Dia adalah Tuan dan Rajaku, namun aku ingin tetap mendekat kepada-Nya dan janji-Nya dalam Yohanes 14:21 digenapi bagiku. Aku ingin mengasihi-Nya dan aku sangat berharap menyerahkan diriku untuk Dia," kata Havergal. Bahkan dia menyebut Tuhan dengan banyak sebutan dalam himnenya, seperti Juru Selamatku, Gembalaku yang Agung, Tuanku yang Mahakasih, Tuan dan Sahabatku. 3. Kesukaannya terhadap Alkitab Firman Tuhan merupakan teman setia Havergal. Dia "membacanya". Saudaranya sendiri mendapati Havergal selalu membaca Alkitab 7 jam selama musim panas dan 8 jam selama musim dingin. Havergal membaca kitab Ibrani, Alkitab Romawi, dan leksikon. Dia "menandainya". Dengan rapi, dia menggarisbawahi ayat Alkitab agar dia bisa mencari ayat istimewa dengan mudah. Dia juga sering meninggalkan catatan kaki di bawah ayat yang ditandainya. Selain itu, Havergal "mempelajarinya". Dia hafal 4 Injil, Kisah Para Rasul, Wahyu, dan semua kitab Mazmur di luar kepala. Beberapa tahun selanjutnya dia mempelajari kitab Yesaya dan para nabi. Tak berhenti di situ. Dia sangat suka mengajak anak-anak untuk menghafal ayat Alkitab. Dulu dia mendorong beberapa anak di desa untuk mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh. Dia memberikan sebuah Alkitab baru kepada setiap anak yang bisa menirukannya membaca kitab Yesaya pasal 53. Hari Jumat merupakan hari yang ditetapkannya untuk mereka berkumpul. Pernah saat ia sakit, banyak anak memintanya untuk tetap mengajar. Dia sangat bahagia karena itu. Dia pun memberikan latihan yang lain. Pernah dia berkata kepada saudarinya, "Marie, ini benar-benar tak bisa kuucapkan, apa yang aku lakukan sepertinya tidak sia-sia. Aku menyadarinya pagi ini. Sepertinya aku mendapatkan penggenapan janji dalam Mazmur 1. Firman Tuhan berkata, "... tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam ... dan apa saja yang diperbuatnya berhasil." Aku sangat menyukai Firman Tuhan oleh karena itu semua janji yang ada di dalamnya pasti akan terjadi dalam hidupku.", 4. Kebiasaannya Berdoa Sepertinya tidak ada seorang pun yang berdoa begitu sungguh-sungguh dan tekun serta teratur seperti Havergal. Berdoa merupakan satu aktivitas yang sangat disukainya. Dia berdoa 3 kali sehari. Dia menyimpan selembar kertas di dalam Alkitabnya yang berisi pokok-pokok doa yang dinaikkan pada waktu pagi, siang, dan malam. Selain itu, dia juga membawa nama-nama kerabat dan sahabatnya dalam doa syafaatnya. Tidakkah kita tersentuh untuk berdoa lebih dari yang sering kita lakukan? (t/Setya) Dirangkum dari: Frances R. Havergal: English Poet and Hymn Writer. Dalam http://www.wholesomewords.org/biography/bhavergal3.html J.M.K. Frances Ridley Havergal: Poet and Hymn Writer. Dalam http://www.wholesomewords.org/biography/bhavergal2.html Frances Ridley Havergal. Dalam http://www.cyberhymnal.org/bio/h/a/v/havergal_fr.htm + Tahukah Anda? ______________________________________________________ FRANCES HAVERGAL: PUJANGGA WANITA YANG MULTITALENTA Tahukan Anda? Selain pandai menulis puisi, dia juga memiliki suara yang luar biasa indah. Bahkan karena suaranya yang indah itu, dia diminta untuk bernyanyi solo dalam suatu konser. Kelihaiannya dalam memainkan piano pun menakjubkan. Frances benar-benar seorang yang multitalenta. Tak mengherankan apabila dia termasuk salah satu wanita yang dihormati pada abad ke-19. Sumber: http://www.christianhistorytimeline.com/DAILYF/2003/02/ daily-02-04-2003.shtml + Surat Anda__________________________________________________________ Setiap kali ada surat yang masuk ke meja redaksi, hal ini menjadi sebuah sukacita tersendiri bagi kami. Seperti kiriman surat berikut, dari Saudara Doni Otay, yang mendapatkan berkat dari sajian publikasi Bio-Kristi edisi 37 <http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/037/>. Atas nama redaksi, kami mengucapkan terima kasih. Tuhan Yesus memberkati. TERBERKATI OLEH ARTIKEL DI PUBLIKASI BIO-KRISTI Dari: doni otay <doniotay<at>> > trims atas artikelnya saya merasa terberkati atas artikel yg > memberi motivasi lebih lagi dalam berjuang dalam hidup ini. Tuhan > kiranya memberkati kpd redaktur dan staf biokristi. Redaksi: Salam sejahtera. Redaksi mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Menjadi penyemangat tersendiri bagi kami, Redaksi Bio-Kristi, untuk senantiasa memberikan sajian yang menginspirasi para pembacanya. Terima kasih Pak Doni, Tuhan Yesus memberkati. + Sisipan_____________________________________________________________ PUBLIKASI E-KONSEL Keberadaan kita sebagai seorang pribadi jelas tidak akan lepas dari segala permasalahan hidup, baik dengan diri sendiri, keluarga, teman, dan relasi-relasi lain. Keterbatasan kapasitaslah yang mendorong kita untuk mencari dukungan dari teman dekat, hamba Tuhan, atau konselor yang akan membantu mengatasi masalah kita. Menjawab kebutuhan tersebut, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) menerbitkan publikasi e-Konsel yang memberikan bekal kepada para konselor Kristen, hamba Tuhan, atau orang-orang Kristen awam yang ingin terlibat dalam pelayanan konseling. Publikasi diterbitkan secara rutin setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulan. Sajiannya terdiri dari artikel, renungan, tanya-jawab, tips, dan informasi lainnya seputar pelayanan konseling ditinjau dari sudut pandang Kristen. Jika saat ini Anda telah mengambil bagian atau terpanggil untuk melayani dalam bidang konseling, tidak salah jika publikasi e-Konsel menjadi salah satu sarana untuk memperlengkapi pelayanan Anda. Untuk berlangganan, silakan Anda mengirimkan email kosong ke: ==> <subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org> Atau Anda juga bisa melihat arsipnya di: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Kiranya kita bisa menjadi berkat bagi orang lain dengan membantu jiwa-jiwa yang membutuhkan seperti yang Kristus kehendaki. "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." (Galatia 6:2) ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari Staf Redaksi: Sri Setyawati Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) BIO-KRISTI 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org > Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/ Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/ Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi Blog SABDA: http://blog.sabda.org/ ____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |