Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/38 |
|
Bio-Kristi edisi 38 (13-7-2009)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) ________________________Edisi 038, Juli 2009__________________________ Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat: Karl F. A. Gutzlaff, Misionaris di Pedalaman Tiongkok - Karya: Cyprianus: Seorang Hamba Tuhan yang Gigih - Tahukah Anda: Sosok Lain dalam Pelayanan Misi di Tiongkok? - Surat Anda - Sisipan: In-Christ.Net: Komunitas dan Kolaborasi untuk Saling Memperlengkapi + Pengantar __________________________________________________________ Salam sejahtera, Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari pelayanan para misionaris, yang sering kali disertai dengan banyak bahaya. Lihat saja riwayat seorang pelayan misi di Tiongkok, Karl F. A. Gutzlaff, serta sepak terjang pelayanan Cyprianus -- seorang Bapa Gereja pada abad ke-2 yang menjadi martir demi memperjuangkan imannya kepada Kristus. Perjuangan kedua tokoh tersebut menunjukkan kegigihan mereka membawa banyak jiwa datang kepada Kristus. Meskipun ada harga yang harus dibayar, nama Allah semakin dipermuliakan melalui perjuangan mereka. Bagaimana dengan panggilan hidup dan pelayanan kita? Kiranya melalui kisah hidup tokoh-tokoh yang kami sajikan dalam edisi ini, kita semakin tahu bahwa pekerjaan-Nya belum berakhir. Tuhan telah memberikan visi kepada kita. Mari kita memberikan respons dengan melakukan bagian yang telah Tuhan tetapkan dalam hidup kita masing-masing. Selamat menyimak dan Tuhan Yesus memberkati! Pimpinan Redaksi Bio-Kristi, Kristina Dwi Lestari http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi http://biokristi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Dunia menjadi berubah sama sekali karena kesaksian yang meluas dari pengikut-pengikut-Nya. Wernher Von Braun -- Ilmuwan + Riwayat ____________________________________________________________ 1803 -- 1851 Misionaris KARL F. A. GUTZLAFF, MISIONARIS DI PEDALAMAN TIONGKOK Kisah pelayanan misi di Asia Timur belumlah lengkap tanpa membahas Karl Gutzlaff, yang menurut sejarawan Stephen Neill, "mendapat banyak julukan -- orang suci, orang aneh, visioner, perintis sejati, dan penipu ulung". Gutzlaff lahir di Jerman pada tahun 1803 dan bersekolah di Basel dan Berlin. Pada awal usia 20 tahun, ia dikirim oleh Netherlands Missionary Society sebagai misionaris di Indonesia. Di sana, ia mulai bekerja dengan para pengungsi Tiongkok, meskipun tanpa persetujuan dari lembaga pengirimnya, yang akhirnya berujung pada kemundurannya dari lembaga tersebut setelah bergabung selama dua tahun. Gutzlaff pun menjadi pelayan yang independen (tidak terikat dengan organisasi mana pun). Sebagai misionaris paruh waktu, Gutzlaff menikmati kebebasannya. Dari Indonesia, dia pergi ke Bangkok, Thailand, di mana ia mengenakan pakaian penduduk asli dan hidup seperti adat penduduk asli. Selama 3 tahun tinggal di sana, dia dan istrinya menyadari menakjubkannya menerjemahkan seluruh Alkitab ke dalam bahasa orang Siam dan sebagian Alkitab dalam bahasa Kamboja dan Laos. Keberadaannya di Thailand tidak lama, karena istri dan bayi perempuannya meninggal, juga karena dia sendiri menderita sakit. Setelah meninggalkan Thailand pada tahun 1831, Gutzlaff memulai perjalanannya di sepanjang pesisir Tiongkok dengan menggunakan kapal apa saja yang bisa dia tumpangi (kapal pengangkut sampah atau bahkan obat-obatan terlarang). Dalam perjalanan-perjalanan itu, yang menghantarkannya hingga sejauh Tientsin dan Manchuria, serta perhentian singkat di Korea dan Formosa, dia mengabarkan Injil, membagikan traktat, dan membagikan bagian-bagian tertentu dari Alkitab, yang disuplai oleh Robert Morrison di Canton. Pada tahun 1833, setelah 2 tahun menyisir pantai, Gutzlaff mulai masuk ke wilayah pedalaman dan kembali membagikan literatur serta berkhotbah. Pakaian Tiongkok yang ia kenakan dan kefasihannya berbahasa Tionghoa, memudahkannya untuk bergerak tanpa diketahui hingga pecahnya Perang Opium pada tahun 1839. Selama Perang Opium, Gutzlaff, mengikuti jejak Robert Morrison, melayani sebagai penerjemah untuk orang Inggris dan membantu menegosiasikan Perjanjian Nanking pada tahun 1842. Setelah itu, dia membangun rumah di Hong Kong dan dari situlah dia mulai merumuskan mimpinya untuk menjangkau seluruh masyarakat Tiongkok dengan Injil. Rencananya adalah melatih warga lokal Tiongkok menjadi penginjil dan mengirim mereka ke daerah pedalaman untuk berkhotbah dan menyebarkan literatur. Tujuannya adalah untuk menginjili Tiongkok dalam satu generasi. Dalam waktu 6 tahun, Gutzlaff memiliki lebih dari tiga ratus karyawan Tiongkok dan kesuksesannya fenomenal. Ribuan kitab Perjanjian Baru serta buku-buku dan traktat yang tidak terhitung jumlahnya berhasil didistribusikan. Orang-orang di berbagai tempat berkumpul untuk mendengarkan pesan Injil. Berita yang paling luar biasa dari segala hal itu adalah bahwa tidak kurang dari 2.871 petobat dibaptis "dengan iman yang mantap". Hal ini merupakan sebuah kesaksian yang menjadi mimpi setiap misionari dan merupakan suatu kisah sukses yang sangat dinanti-nantikan oleh orang-orang Kristen. Surat-surat Gutzlaff yang ditulis dengan terperinci memancarkan semangat yang membara sehingga organisasi-organisasi misi dan orang-orang Kristen dari seluruh Eropa mengirimkan dukungan dana. Pada tahun 1849, setelah merekrut dua rekan dari Eropa, Gutzlaff tiba di Eropa untuk membagikan kisah luar biasa tentang apa yang sedang Tuhan lakukan di Tiongkok. Dia berhasil berkhotbah di seluruh kepulauan Britania dan di seluruh benua tersebut. Kisahnya begitu menggetarkan hati, dan seperti mimpi, sulit untuk dipercaya. Pada tahun 1850, ketika dia berada di Jerman, kecermelangannya hancur. Seluruh kerja kerasnya berubah menjadi suatu cerita olok-olokan yang luar biasa yang dilakukan oleh para pekerjanya yang berasal dari Tiongkok, yang kebanyakan tidak jujur. Literatur-literatur, bukannya dibagikan, malah dijual ke percetakan, yang kemudian menjualnya kembali kepada Gutzlaff yang mudah ditipu. Cerita pertobatan dan pembaptisan dikarang, dan uang yang telah didonasikan dengan cepat mengalir ke pasar perdagangan opium. Berita yang sama mengejutkannya datang Gutzlaff sendiri. Seperti yang ditunjukkan oleh bukti-bukti yang ada, Gutzlaff sendiri sebenarnya menyadari bahwa terdapat kecurangan sebelum dia meninggalkan Tiongkok untuk melakukan perjalanan turnya ke Eropa. Harga diri rupanya mendorongnya untuk melindungi nama baiknya dan mengabaikan bukti yang semakin menggunung. Setelah segala kecurangan itu terbongkar, Gutzlaff kembali ke Tiongkok, bersumpah untuk mengatur ulang pelayanannya. Namun, dia meninggal pada tahun 1851, reputasinya masih ternoda. Meski begitu, bagi beberapa orang, dia tetap seorang pahlawan, dan dari usaha-usaha misinya, lahirlah Chinese Evangelization Society, organisasi yang mengirim Hudson Taylor ke Tiongkok pada tahun 1853. Gutzlaff, lebih dari orang lainnya, memberikan pengaruh pada metode dan tujuan penginjilan Taylor muda yang bersemangat, dan pada tahun-tahun berikutnya, Taylor menyebutnya sebagai "kakek misi di pedalaman Tiongkok". (t/Kristin) Diterjemahkan dari: Judul buku: From Jerusalem to Irian Jaya Judul asli artikel: Karl F. A. Gutzlaff Penulis: Ruth A. Tucker Penerbit: Academic Books, Amerika 1945 Halaman: 171 -- 173 + Karya ______________________________________________________________ 220 -- 258 Bapa Gereja CYPRIANUS: SEORANG HAMBA TUHAN YANG GIGIH Cyprianus merupakan sosok yang menarik, terutama sebagai manusia yang jujur dan seorang uskup yang dengan ramah dan bijaksana memimpin jemaatnya. Cyprianus dilahirkan sebagai putra dari satu keluarga yang kaya raya di Kartage, Afrika Utara, sekitar tahun 200/220. Orang tuanya beragama kafir. Ia memperoleh pendidikan yang biasa diperoleh anak orang kaya pada masa itu, yaitu retorika. Secara formal, tugas seorang ahli pidato hanyalah mengucapkan pidato pada upacara resmi, tetapi orang-orang yang fasih lidah dengan mudah mendapat jabatan yang tinggi dalam negara. Cyprianus sangat dihargai karena kefasihannya. Kira-kira pada tahun 246, pada umur sekitar 40 tahun, Cyprianus bertobat menjadi Kristen berkat hubungannya dengan seorang pendeta bernama Caecilius. Untuk menghormati pendeta itu, pada waktu Cyprianus dibaptis, ia menambahkan nama pendeta itu pada namanya, menjadi Caecilius Thascius Cyprianus. Dalam bukunya, "Ad Donatum" (Kepada Donatus), Cyprianus melukiskan bagaimana kehidupannya sebelum bertobat menjadi Kristen sebagai berikut: "Bagaikan orang buta, waktu itu saya lari ke kiri dan ke kanan, tanpa tujuan pada malam gelap gulita, diombang-ambingkan di atas lautan dunia yang bergelora. Saya melayang-layang tanpa pengetahuan yang benar tentang hidup, jauh dari kebenaran dan terang. Melihat tingkah laku saya waktu itu, saya merasa berat dan mustahil untuk melaksanakan perintah Allah yang merupakan jalan keselamatan." Sesudah Cyprianus menerima sakramen baptisan yang kudus, ia pun bertobat secara radikal. Harta miliknya dibagi-bagikan kepada orang miskin. Lalu, 2 tahun kemudian sesudah dibaptis (248), Cyprianus dipilih sebagai uskup jemaat Kartage, ibukota provinsi Afrika Utara. Tidak lama ia menggembalakan jemaat dengan tenang. Pada tahun 249, Kaisar Decius naik takhta. Decius adalah seorang yang bersemangat, yang ingin menyelamatkan kekaisaran Romawi yang sudah hampir runtuh akibat serangan-serangan bangsa-bangsa Jerman. Untuk menyelamatkan kekaisaran Romawi, terlebih dahulu perlu dipastikan loyalitas seluruh rakyat. Orang-orang Kristen diduga tidak setia kepada negara, sebab mereka tidak ikut dalam kultus kaisar. Barangkali, tidak ikutnya orang Kristen dalam kultus kaisar menyebabkan para dewa marah terhadap kekaisaran. Mulailah penghambatan hebat, yang terutama ditujukan kepada pemimpin-pemimpin gereja. Cyprianus menganggap baik untuk melarikan diri dari Kartage dan bersembunyi supaya jemaat kehilangan pemimpinnya. Tindakan ini dikecam oleh para klerus Romawi sebagai tindakan yang kurang berani, tetapi ternyata kemudian tindakan ini bijaksana. Cyprianus menggembalakan jemaatnya dari persembunyiannya dengan jalan surat-menyurat. Setelah Decius meninggal, maka Cyprianus kembali memimpin jemaatnya. Timbullah perselisihan dalam gereja mengenai mereka yang murtad dalam penghambatan, tapi telah menyesal dan ingin kembali ke dalam persekutuan gereja. Pada umumnya, jemaat memunyai dua sikap. Sikap yang pertama adalah jemaat tidak mau menerima mereka kembali, dan sikap yang kedua adalah menerima kembali tanpa syarat apapun. Cyprianus memilih jalan tengah, yaitu orang-orang yang murtad itu diterima kembali setelah menjalani masa penyesalan yang lama. Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Cyprianus berselisih dengan Stephanus, uskup Roma, mengenai sah atau tidaknya baptisan gereja bidat. Menurut Cyprianus, baptisan gereja bidat tidak sah. Sebaliknya, Stephanus berpendapat bahwa baptisan gereja bidat adalah sah. Dasar pendapat Cyprianus adalah tidak seorang pun di luar gereja dapat melayankan sakramen. Gereja bidat berada di luar gereja, di luar uskup, bahkan mereka bukanlah orang Kristen. Cyprianus berkata, "Uskup dalam gereja dan gereja dalam uskup dan jika ia tidak bersama uskup maka ia tidak berada dalam gereja." Tidak ada keselamatan di luar gereja (Extra ecclesiam nulla sallus), demikian pendapat Cyprianus. Gereja adalah ibu orang percaya. Stephanus mau memaksa gereja di Afrika untuk mengikuti tradisi jemaat Roma sebagai tradisi universal. Untunglah bahwa segera sesudah pertentangan ini dimulai, Stephanus meninggal dunia dan tidak lama kemudian Cyprianus meninggal sebagai martir, sehingga tidak sampai terjadi perpecahan antara jemaat Roma dengan gereja di Afrika. Untuk pertama kalinya, muncul dalam pertentangan ini soal primat yurisdiksi dari uskup Roma. Persoalan primat uskup Roma dibahas oleh Cyprianus dalam bukunya, "De Unitate Ecclesiae" (Kesatuan Gereja). Ia mengatakan bahwa uskup adalah wakil dan jaminan kesatuan gereja karena dia dihubungkan dengan teman-teman dalam jabatan uskup oleh karena dasar jabatannya yang sama, yaitu jabatan para rasul. Dari antara para rasul, Petruslah yang memunyai posisi khusus karena kepadanya diserahkan kuasa untuk melepaskan dan mengikat. Karena kuasa itu diserahkan oleh Kristus, dan hanya kepada satu orang rasul saja, maka itu berarti kesatuan gereja ditetapkan oleh Kristus. Akan tetapi, Cyprianus tidak sampai menyimpulkan tentang kuasa yurisdiksi Petrus terhadap rasul-rasul yang lain. Demikian juga ia tidak menyimpulkan bahwa kuasa khusus Petrus diserahkan kepada penggantinya, yaitu uskup Roma. Jemaat Roma dihormati secara istimewa karena Petrus bekerja dan mati di sana. Hak uskup Roma untuk mengadakan campur tangan langsung dalam jemaat lain dengan memberi perintah, ditolak oleh Cyprianus. Pada tahun 257, penghambatan pecah lagi di bawah pemerintahan Kaisar Valerianus. Sekarang Cyprianus tidak berusaha untuk melarikan diri lagi. Cyprianus diadili oleh Gubernur Afrika, Paternus, dalam balai di Kartago. Dengan berani, Cyprianus mengakui dirinya sebagai seorang Kristen dan uskup. Cyprianus berkata sebagai berikut: "Saya seorang Kristen dan uskup. Saya tidak mengakui dewa-dewa lain di samping Allah yang satu dan benar itu, yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Kami orang Kristen mengabdi kepada Allah; kepada Dia kami berdoa siang dan malam untuk kami dan untuk semua orang dan untuk keselamatan kaisar-kaisar sendiri." Karena pengakuan ini, Cyprianus dibuang ke kota Curubis dan ia berdiam di sana beberapa waktu lamanya. Kemudian Paternus diganti oleh Galerius Maximus yang memanggil Cyprianus untuk diadili sekali lagi. Cyprianus tetap berpegang kepada kepercayaannya. Maximus menjatuhkan hukuman mati kepada Cyprianus dan dijawabnya dengan mengatakan: "Syukur kepada Allah" Cyprianus menjalani hukuman mati sebagai martir pada tanggal 14 September 258. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja Judul asli artikel: Cyprianus Penulis: Drs. E.D. Wellem, M.Th. Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999 Halaman: 84 -- 86 + Tahukah Anda? ______________________________________________________ SOSOK LAIN DALAM PELAYANAN MISI DI TIONGKOK? Tahukah Anda? Hudson Taylor adalah seorang misionaris yang dikagumi karena kegigihannya dalam menyebarkan Injil di daratan Tiongkok. Rupanya hal ini sempat membuat gerah pemerintah komunis Tiongkok. Itulah sebabnya, mereka memberi perintah pada seorang penulis untuk menyusun biografi Hudson Taylor, tapi dengan tujuan untuk memalsukan fakta sehingga citra misionaris ini menjadi jelek. Mereka ingin mendiskreditkan nama Hudson Taylor. Ketika sang pengarang mengumpulkan bahan-bahan dan mempelajari sejarah kehidupan Hudson Taylor, dia justru terkesan oleh karakter dan kesalehan misionaris ini. Dia menyadari bahwa tidak mungkin bisa memalsukan biografi orang yang memiliki kesalehan seperti itu. Dia kemudian mengambil keputusan yang bisa membahayakan hidupnya, yaitu menanggalkan keyakinan ateis dan menerima Kristus sebagai Juru Selamat pribadinya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Kepakkan Sayapmu Judul asli artikel: Biografi Palsu Penulis: Purnawan Kristanto Penerbit: Manna Media Publisihing, Surabaya 2008 Halaman: 33 + Surat Anda _________________________________________________________ Dari: Jerryson Bire Doko <jerry68bd(at)> >Saya ingin memproleh atau mendapatkan informasi mengenai buku-buku >karangan john newton. Gb Redaksi: Dear Jerryson Bire Doko, Untuk informasi mengenai buku-buku karangan John Newton, ada beberapa tautan dari situs Wholesomewords, yang ada di situs Bio-Kristi, yang memberikan informasi tentang hal tersebut. Silakan berkunjung ke alamat berikut ini. ==> http://www.wholesomewords.org/biography/bnewton2.html ==> http://www.wholesomewords.org/biography/biorpnewton.html Tuhan Yesus memberkati. + Sisipan ____________________________________________________________ IN-CHRIST.NET: KOMUNITAS DAN KOLABORASI UNTUK SALING MEMPERLENGKAPI < http://in-christ.net/ > Telah hadir bagi Anda semua, situs In-Christ.Net dengan wajah dan fasilitas yang baru! Kini, situs In-Christ.Net tampil semakin mantap dalam menjadi infrastruktur bagi komunitas bidang-bidang pelayanan Kristen dan kolaborasi antarpelayan Tuhan melalui media internet. Mengapa? Karena situs In-Christ.Net kini ... 1. Lebih lengkap! Kini, situs In-Christ.Net tampil dengan satu fasilitas baru, yakni Forum. Di sini, Anda dapat membuat topik baru dan berdiskusi dengan anggota-anggota lain di bawah kategori-kategori yang sudah disediakan. Hal ini tentu sangat mendukung sekali untuk menciptakan suatu interaksi yang hidup! 2. Lebih menyatu! Teknologi-teknologi yang digunakan di situs ini (drupal, smf, dan wiki media) kini lebih terintegrasi satu sama lain. Pengunjung dapat lebih mudah memanfaatkan semua fasilitas yang ada. 3. Lebih mudah navigasinya! Perubahan tampilan halaman muka situs In-Christ.Net lebih menyeluruh sifafnya. Semua fasilitas dapat diakses dengan mudah dari halaman muka. Hal yang sama juga berlaku pada halaman bagian dalam. Pengunjung tidak akan mengalami kesulitan dalam menjelajahi situs ini sesuai dengan kebutuhannya. Bergabunglah sekarang juga dalam situs In-Christ.Net. Pilih komunitas umum maupun komunitas khusus yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Sesuai dengan motto In-Christ.Net, yaitu "Equipping One Another", kami percaya umat Tuhan akan berkembang pesat jika bersatu dan saling memperlengkapi untuk menciptakan kolaborasi antarkomunitas yang dinamis dan memuliakan nama Tuhan. Segeralah bergabung, berpartisipasi, dan berbagi berkat dalam situs In-Christ.Net! Mari saling berkolaborasi dan membangun pelayanan bersama tanpa dihalangi oleh waktu, tempat, ruang, atau tembok-tembok organisasi dalam situs In-Christ.Net. ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) BIO-KRISTI 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org > Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/ Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/ Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi Blog SABDA: http://blog.sabda.org/ ____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |