Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/34

Bio-Kristi edisi 34 (17-3-2009)

Erasmus dan Ruth Greene Beechick

                                   
                          Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
________________________Edisi 034, Maret 2009_________________________

Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Erasmus: Sastrawan Klasik dan Pelopor Reformasi Gereja
- Karya: Ruth Greene Beechick: Salah Satu Perintis Homeschooling
- Tahukah Anda: Empat Presiden Amerika Serikat yang Dididik Secara
                Homeschooling
- Sisipan: - Artikel Paskah: Belajar Iman dari Thomas yang Ragu-Ragu
           - Baru! Publikasi e-Doa: Sekolah Doa Elektronik

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Sebuah perjuangan mengandung pengertian adanya usaha yang penuh 
  dengan kesukaran dan bahaya. Tidak jarang pula, sebuah perjuangan 
  juga harus melibatkan persaingan maupun konflik dengan orang lain. 
  Itulah yang dialami oleh kedua tokoh yang kami sajikan di edisi 
  publikasi Bio-Kristi berikut ini. Lika-liku perjuangan yang berat 
  harus mereka jalani dalam usaha mereka mencapai tujuan. Bersyukur, 
  tujuan mereka akhirnya dapat diwujudnyatakan dan memberikan 
  kontribusi serta manfaat bagi banyak orang.

  Melalui karyanya, Erasmus -- teolog dan ahli sastra -- mampu membawa 
  pembaca kepada pengertian yang benar akan Kitab Suci. Keteguhannya 
  dalam memegang prinsip tentang iman dan keyakinannya patut kita 
  teladani. Lain halnya dengan Ruth Greene Beechick. Pakar pendidikan 
  ini tidak hanya berhasil memberikan sebuah alternatif pendidikan di 
  luar pendidikan formal, yaitu pendidikan di rumah atau 
  "homeschooling", namun juga mampu menumbuhkan kepercayaan diri para 
  orang tua yang menerapkan sistem pendidikan ini.

  Selain itu, ada juga sebuah informasi tentang publikasi baru YLSA, 
  yakni publikasi e-DOA. Anda tertarik belajar banyak tentang hakikat 
  doa bagi orang percaya? Silakan daftarkan diri Anda segera ke 
  publikasi ini! Dan sembari mengisi masa pra-Paskah, semoga sajian 
  artikel Paskah di kolom Sisipan menjadi perenungan tersendiri bagi 
  kita. Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
  Kristina Dwi Lestari
  http://www.sabda.org/publikasi/bio-kristi/
  http://biokristi.sabda.org/
______________________________________________________________________

     Setiap orang harus diberi keleluasaan membaca Kitab Suci dalam
     bahasanya sendiri. "Oleh karena Alkitab berisikan Kristus yang
               diperlukan untuk mendapatkan keselamatan."

                   John Wycliffe -- Reformator

+ Riwayat ____________________________________________________________
1466 -- 1529 Teolog, Reformator

         ERASMUS: SASTRAWAN KLASIK DAN PELOPOR REFORMASI GEREJA

  Erasmus adalah seorang sarjana kenamaan pada permulaan abad keenam 
  belas. Ia seorang jenius, ahli dalam bahasa-bahasa klasik dan Kitab 
  Suci. Erasmus berperawakan kecil, bermata biru, berambut pirang, dan 
  dahinya berkerut. Suaranya lembut dan enak didengar. Ia menulis dan 
  berbicara dalam bahasa Latin, yaitu bahasa kesarjanaan pada masa 
  itu. Nasihat-nasihatnya selalu diminta oleh pemimpin-pemimpin Eropa 
  dan ia selalu berkunjung ke mana-mana.

  Erasmus adalah seorang sarjana humanis yang terkemuka dan dapat 
  dikatakan bahwa ialah perintis reformasi. Setidaknya, edisi 
  Perjanjian Barunya yang diterbitkan pada tahun 1516 dalam bahasa 
  Yunani mendorong gerakan reformasi Luther.

  Erasmus dilahirkan pada tanggal 27 Oktober 1466. Ia adalah anak di 
  luar ikatan pernikahan antara Gerard dengan Margaret. Ayahnya 
  ditahbiskan menjadi imam setelah Erasmus dilahirkan. Pendidikan 
  rendahnya dimulai pada sebuah sekolah latin di Utrecht dan kemudian 
  di Deventer yang diasuh oleh "The Brethrehn Common of Life" 
  (Saudara-Saudara Hidup Rukun). Di sini, Erasmus memperlihatkan 
  kecakapannya yang luar biasa.

  Pada tahun 1486, Erasmus dimasukkan ke dalam biara Augustinus oleh 
  walinya tanpa kehendak Erasmus sendiri, berhubung ibunya telah 
  meninggal. Ia tinggal dalam biara ini selama 5 tahun (1486 -- 1491). 
  Selama masa itu, ia menulis sejumlah puisi dan karangan prosa 
  lainnya. Dalam tulisan-tulisannya ini, sudah nampak kritik-kritiknya 
  terhadap keburukan-keburukan gereja dan keburukan hidup para 
  biarawan. Mungkin keburukan-keburukan tersebut dilihatnya sendiri 
  dalam kehidupan biaranya.

  Kemudian Erasmus keluar dari biara, dan tahun 1492 ditahbiskan 
  menjadi imam -- jabatan yang kurang disukainya -- oleh Uskup 
  Cambray. Memang seumur hidupnya Erasmus tetap dalam jabatan imam 
  tersebut, namun ia tidak pernah menjadi imam jemaat dan ia juga 
  tidak pernah menikah. Ia memberi diri sepenuhnya kepada model 
  kehidupan humanisme. Atas bantuan Uskup Cambray, Erasmus meneruskan 
  studinya di Universitas Paris pada tahun 1495. Seterusnya, ia hidup 
  sebagai seorang humanis sejati.

  Erasmus banyak mengadakan perjalanan ke mana-mana. Tahun 1499, ia 
  berkunjung ke Inggris untuk pertama kalinya dan di sana ia disambut 
  dengan hangat terutama oleh Johanis Colet. Kemudian ia kembali ke 
  Eropa dan mengunjungi Inggris pada tahun 1505. Kunjungannya yang 
  terakhir ke Inggris adalah pada tahun 1509 dan ia tinggal di rumah 
  Moore selama 7 tahun. Dalam perjalanannya menuju Inggris yang 
  terakhir ini, ia menulis sebuah buku yang berjudul "The Praise of 
  Folly" (Pujian bagi Folly), yang diselesaikannya di rumah 
  sahabatnya, Thomas Moore. Setelah kembali dari Inggris, ia 
  mengembara dari satu kota ke kota lain dan kemudian menetap di Basel 
  pada tahun 1521 -- 1529. Di Basel, ia berhubungan dengan Zwingli. 
  Zwingli sering mengunjunginya dan keduanya sering surat-menyurat. Di 
  sinilah juga Erasmus menemukan tulisan-tulisan Luther yang 
  barangkali lewat perantaraan Zwingli.

  Tahun 1529, Erasmus meninggalkan Basel dan berpindah ke Freiburg di 
  mana ia tinggal 6 tahun lamanya. Ia ingin kembali ke negerinya 
  sendiri, dan dalam perjalanan kembali ke Belanda, ia masih singgah 
  di Basel untuk mengawasi pencetakan bukunya mengenai Origenes pada 
  sebuah percetakan milik Johanis Froben. Di sini, Erasmus jatuh sakit 
  dan meninggal dunia di rumah Froben. Kata-katanya yang terakhir 
  adalah: "O Jesu, misericordia; Domine, liberame; Domine fac mie; 
  Domine miserere mei" (O Yesus, kasihanilah aku; Tuhan selamatkanlah 
  aku; Tuhan, semuanya telah berakhir; Tuhan kasihanilah aku).

  Erasmus adalah seorang tokoh yang berjasa bagi gerakan reformasi
  gereja yang dipimpin oleh Luther. Luther mempergunakan edisi
  Perjanjian Baru berbahasa Yunani yang keluar dari tangan Erasmus.
  Erasmus juga mengkritik keburukan-keburukan yang ada dalam gereja
  dan menasihatkan Paus untuk mengambil tindakan-tindakan pembaharuan
  gereja. Erasmus mau mengadakan pembaharuan gereja dengan cara yang
  lemah lembut dan bukan dengan jalan kekerasan. Ia mau memperbaharui
  gereja dengan tetap tinggal dalam gereja itu.

  Hingga tahun 1524, Erasmus bersimpati kepada gerakan reformasi 
  Luther, namun sejak tahun itu hingga meninggalnya, ia menjadi 
  konservatif-reaksioner. Dalam surat pada tahun 1519 kepada Uskup 
  Agung Mainz, Albrecht, ia menulis antara lain sebagai berikut: 
  "Luther adalah sama sekali asing bagi saya dan saya tidak memunyai 
  waktu untuk membaca buku-bukunya kecuali membaca sepintas lalu 
  beberapa halaman. Luther telah menulis surat kepada saya dengan nada 
  kekristenan yang sejati dan sebagaimana saya pikir. Saya telah 
  membalasnya sambil menasihatkan agar jangan menulis sesuatu melawan 
  kepausan atau menghidupkan sikap intoleran, tetapi mengajarkan Injil 
  yang keluar dari hati nurani yang murni."

  Demikianlah juga Erasmus menulis kepada Paus Leo kesepuluh, antara 
  lain sebagai berikut: "Saya tidak memunyai ikatan persahabatan 
  dengan Luther, saya juga tidak pernah membaca buku-bukunya kecuali 
  10 atau 12 halaman, tetapi itu pun dengan sepintas lalu saja. Dari 
  apa yang saya lihat, dia adalah seorang yang cakap menguraikan Kitab 
  Suci seperti bapa-bapa gereja, suatu karya yang sangat dibutuhkan 
  zaman ini. Menurut hemat saya, saya senang dengan kebaikannya dan 
  bukan dengan keburukannya. Saya telah menulis banyak surat kepada 
  sahabat-sahabatku sambil memohon supaya mereka menasihatkan orang 
  itu (Luther) untuk melaksanakan kelemahlembutan kekristenan dalam 
  surat-suratnya dan tidak merusak perdamaian gereja."

  Pada tahun 1524, Erasmus menyatakan perlawanan terbuka terhadap 
  Luther dengan menerbitkan tulisannya, "Diatribe-de Libero Arbitrio" 
  (Uraian tentang Kehendak Bebas). Erasmus berpendapat bahwa sekalipun 
  manusia telah jatuh ke dalam dosa, manusia tetap memiliki kehendak 
  yang bebas. Kehendak bebas ini tidak berhasil mencapai keselamatan 
  jikalau tidak ditolong dengan rahmat Allah. Luther membalas tulisan 
  Erasmus dengan tulisannya yang berjudul "De Servo Arbitrio" 
  (Kehendak yang Terikat). Luther berpendapat bahwa manusia, ketika 
  jatuh ke dalam dosa, tidak lagi memiliki kehendak yang bebas. 
  Manusia diumpamakan sebagai seekor kuda atau keledai. Jalannya kuda 
  atau keledai itu ditentukan oleh penunggangnya. Setelah manusia 
  jatuh ke dalam dosa, penunggangnya adalah Iblis dan Iblis menguasai 
  manusia sehingga tidak ada lagi kehendak yang bebas. Luther memang 
  adalah murid yang sejati dari Augustinus.
  
  Dengan demikian, bercerailah Luther dengan Erasmus. Sekalipun 
  demikian, Luther tetap menghormati Erasmus dengan kata-katanya dalam 
  suatu surat kepada Erasmus pada tahun 1524, antara lain sebagai 
  berikut, "Seluruh dunia menjadi saksi atas kesuksesan Anda dalam 
  kesusastraan klasik yang luar biasa itu yang olehnya kami dibawa 
  kepada pengertian yang benar tentang Kitab Suci. Inilah rahmat Allah 
  yang terbesar yang dilimpahkan kepada Anda yang menyebabkan kami 
  harus mengucapkan syukur." Erasmus hanya mengantarkan gerakan 
  reformasi di pertengahan jalan, seperti Musa mati di Gunung Nebo 
  tanpa masuk ke tanah Kanaan.
  
  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja
  Judul asli artikel: Erasmus, Desiderius Roterodamus
  Penulis: Drs. F.D Wellem, M.Th.
  Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999 
  Halaman: 101 -- 103

+ Karya ______________________________________________________________
1925 -- ... Pakar Pendidikan, Penulis 

                        RUTH GREENE BEECHICK:
                 SALAH SATU PERINTIS "HOMESCHOOLING"

  Pada awal tahun 1980-an, gerakan homeschooling (sekolah di rumah) 
  berkembang dan menjadi semakin umum. Ruth Greene Beechick yang 
  kemudian menjadi pendidik Kristen terkemuka, mengakui bahwa orang 
  tua yang menyekolahkan anaknya di rumah membutuhkan sumber-sumber 
  untuk menolong mereka dalam tugas penting mendidik anak-anak mereka. 
  Ia adalah seorang editor divisi anak-anak penerbitan kurikulum dan 
  pembicara bagi para "pengusaha penerbitan", demikian ia menyebutnya. 
  "Mereka tidak mampu menyadari kebutuhan yang ada" sambungnya. 
  Setelah beberapa waktu, dia memutuskan untuk menulis sendiri dua 
  buku yang kemudian menjadi buku klasik dalam bidang homeschooling, 
  "Three R`s" (1982) untuk kelas TK sampai tiga, dan "You Can Teach 
  Your Child Successfully" (1982) untuk kelas empat sampai delapan. 
  Buku-buku tersebut kemudian dikenal sebagai "buku klasik dalam 
  homeschooling" di antara para pemimpin gerakan homeschooling dan 
  memenangkan penghargaan "Best of the Year" pada tahun 1987. Pesan 
  utama buku itu adalah bahwa orang tua tidak harus hanya menggunakan 
  buku-buku sekolah. "Ajarlah anak Anda dalam tiga cara sederhana." 
  Buku ini merinci bagaimana dan apa yang harus diajarkan dari semua 
  subjek utama.

  Orang tua yang anaknya mengikuti homeschooling pada waktu itu merasa 
  -- dan untuk beberapa tingkat masih merasa -- bahwa masyarakat tidak 
  memiliki kepercayaan diri bahwa mereka bisa melakukan apa yang 
  dilakukan oleh para guru. Pendidik yang berpengalaman ini, Ruth 
  Beechick, memberikan kepercayaan diri itu kepada para orang tua dan 
  memberikan dorongan kepada mereka. Selama berpuluh-puluh tahun, ia 
  telah melihat banyak perubahan di sekolah dan menurutnya gerakan 
  homeschooling adalah bentuk perubahan yang paling sehat. Gerakan 
  seperti ini benar-benar berhasil.

  Karena sebagian besar penerbit tidak mau membuat kurikulum untuk 
  para siswa homeschooling, para orang tua sendirilah yang mulai 
  melakukannya. Sebagian dari mereka datang kepada Ruth untuk 
  berkonsultasi karena dia mengetahui dengan baik perihal pengembangan 
  dan penerbitan kurikulum. Ruth dengan senang hati membantu gerakan 
  penerbitan independen ini, yang penyebarannya hampir secepat gerakan 
  homeschooling itu sendiri. Menurutnya, materi-materi yang sudah 
  disusun adalah materi-materi yang banyak digunakan dalam kelas-kelas 
  di sekolah. Alasannya, menurutnya, adalah bahwa siswa homeschooling 
  memiliki tingkat pengajaran dari hati ke hati, bukan dalam tingkat 
  abstrak, teoritis. Hasilnya, program homeschooling lebih mengena dan 
  lebih dapat diterapkan.

  Salah satu buku Ruth, "A Biblical Psychology of Learning" (1982), 
  digunakan dalam program pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan 
  Kristen, serta di gereja dan perorangan. Dalam buku ini, Ruth 
  mengatakan bahwa teori-teori pendidikan yang sekarang diajarkan 
  tidaklah mencukupi, bila tidak salah, karena teori-teori itu 
  didasarkan pada pandangan yang tidak alkitabiah terhadap anak. Dia 
  menulis, "Sepanjang karier saya, saya telah melihat banyak 
  pendidikan gereja beralih ke teori modern karena teori itu tampaknya 
  didasarkan pada ilmu pengetahuan dan penelitian. Dan hal ini, entah 
  bagaimana, menjadi lebih menarik daripada pemikiran yang alkitabiah 
  tentang pendidikan. Salah satu peringatan yang saya berikan kepada 
  peserta homeschooling adalah hal ini. Siswa homeschooling belajar 
  dan mengerjakan tanggung jawab belajar mereka dengan serius, tetapi 
  mereka juga bisa dengan mudah terpikat pada teori-teori dunia. 
  Mereka dihantam dengan pesan-pesan yang disampaikan melalui iklan, 
  buku-buku, dan alat-alat lain dan bisa tertarik pada satu teori ke 
  teori lainnya."

  Ruth memahami ketertarikan ini karena pengalaman pendidikan dan 
  kecintaannya pada pendidikan. Dia lulus dari Seattle Pacific dan 
  kemudian melanjutkan studinya untuk mendapatkan gelar master dan 
  doktor di bidang pendidikan di Arizona State University. Sebagai 
  mantan guru dan profesor pendidikan, editor divisi anak-anak 
  penerbitan kurikulum sekolah minggu, dan penulis yang aktif menulis 
  tentang metode mengajar, Alkitab, dan pendidikan di rumah, Ruth 
  merupakan perintis dalam gerakan homeschooling.

  Christine M. Field, dalam bukunya yang berjudul "A Field Guide to 
  Home Schooling", mengatakan bahwa buku "Education Services of 
  Golden, Colorado" yang ditulis oleh Ruth "merupakan sumber dari 
  tulisan-tulisan bijaksana Ruth Beechick. Dia adalah salah satu nenek 
  homeschooling yang patut dipuji."

  Ruth memberitahu para orang tua untuk mengatakan bahwa mereka 
  menggunakan pendidikan Kristen saat seseorang bertanya mengenai 
  kurikulum atau metode apa yang mereka gunakan. Dia menjelaskan bahwa 
  pendidikan Kristen bisa melingkupi berbagai pendekatan, namun 
  menjaga fondasinya tetap stabil. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: 100 Christian Women Who Changed the Twentieth Century
  Judul asli artikel: Ruth Greene Beechick (1925 -- ...)
  Penulis: Helen Kooiman Hosier
  Penerbit: Fleming H. Revell, Michigan 2000
  Halaman: 83 -- 85

+ Tahukah Anda? ______________________________________________________

            EMPAT PRESIDEN AMERIKA SERIKAT YANG DIDIDIK
                      SECARA HOMESCHOOLING

  Empat presiden terbesar Amerika Serikat yang wajahnya terpahat di
  Gunung Rushmore -- George Washington, Thomas Jefferson, Abraham
  Lincoln, dan Theodore Roosevelt -- tidak pernah mengenyam pendidikan
  formal di sekolah. Mereka berempat dididik sendiri dan belajar di
  rumah atau "homeschooling".

  Sumber: http://www.knowledgehouse.info/funfacts.html

+ Sisipan 1___________________________________________________________  
Artikel Paskah 

             BELAJAR IMAN DARI THOMAS YANG RAGU-RAGU

  Saya rasa Thomas adalah orang yang terlambat berkembang. Sebagai 
  seorang nelayan pedagang, dia tumbuh besar di sekitar Danau Galilea. 
  Yesus tiba di Kapernaum, memanggil dia, dan dia pun mengikut-Nya. 
  Selama 3 tahun, Thomas menjadi pengikut-Nya. 

  Sikap Thomas yang Pesimis dan Berani 

  Meskipun demikian, Thomas adalah seorang yang pesimis. Beberapa 
  orang gembira ketika melihat gelas yang berisi setengah, tetapi 
  Thomas melihat gelas itu setengah kosong. Thomas penuh dengan 
  keberanian, tetapi kadang memiliki kesalahan yang fatal. Dulu, 
  ketika Yesus dan para murid-Nya mendengar kabar kematian teman 
  mereka, Lazarus, di dekat Yerusalem -- daerah yang merupakan pusat 
  daerah yang menentang Yesus -- Thomas segera berkomentar, "Ya, ayo 
  pergi ke sana sehingga kita bisa mati bersama dia." Perkataannya 
  hampir seperti nubuatan. 

  Tak lama setelah itu, dunianya seperti runtuh. Thomas melihat 
  Gurunya ditangkap di taman Getsemani dan dia lari menyelamatkan 
  diri. Pada hari Jumat siang, dia melihat dari kejauhan ketika 
  orang-orang memaku Temannya pada sebuah salib di Bukit Golgota, 
  tempat yang digunakan oleh orang-orang Roma untuk membunuh. Ketika 
  hidup Yesus berakhir, berakhir pulalah harapan Thomas. 

  Keterkejutan dan Tidak Percaya

  Pada hari Sabtu, dia masih terguncang. Pada hari Minggu, dia merasa 
  sangat kecewa sehingga dia tidak berkumpul bersama para murid 
  lainnya untuk makan malam. Thomas bingung, terluka, merasa sedih, 
  dan mencaci. Senin pagi, para murid pergi mengunjungi Thomas dan 
  menceritakan kepadanya apa yang terjadi ketika dia tidak 
  bersama-sama dengan mereka. 

  "Thomas, kami sedang berada di ruang atas di mana kita biasa 
  mengadakan pertemuan. Kami mengunci pintu demi keamanan. Tapi 
  tiba-tiba, Yesus menampakkan diri. `Salam, damai sejahtera,` 
  kata-Nya. Kemudian Dia memperlihatkan tangan-Nya kepada kami. Di 
  tangan itu terlihat lubang bergerigi bekas paku. Dia membuka 
  jubahnya dan menunjukkan kepada kami di mana bekas tombak menembus 
  di dada-Nya. Tetapi Dia tidak lemah atau sakit bahkan meninggal. Dia 
  hidup, bangkit dari kematian!"

  Takut Menjadi Percaya

  "Aku tidak memercayainya," bentak Thomas. "Aku tidak percaya semua 
  perkataan itu. Kalian melihat apa yang kalian ingin lihat. Yesus 
  sudah meninggal. Aku melihat Dia meninggal, dan sebagian dari diriku 
  meninggal bersama dengan Dia. Dia sudah meninggal, semakin cepat 
  kalian menerima kenyataan ini, kalian akan semakin baik. Terimalah!"

  Petrus membela diri, "Thomas, aku beri tahu kamu, aku melihat Dia 
  sendiri, dan Dia benar-benar nyata seperti kamu!"

  Thomas tetap dingin, dengan suara yang dingin seperti es, ia 
  berkata, "Sebelum aku melihat lubang paku di tangan-Nya dan 
  meletakkan tanganku ke dalamnya, aku tidak akan percaya."

  Tetapi kemarahan Thomas segera mereda, dan pada Minggu sore dia 
  makan bersama para murid lainnya di sebuah ruang yang sama yang 
  dikunci rapat. Tiba-tiba, Yesus sekali lagi berdiri di antara mereka 
  dan berkata, "Salam, damai sejahtera bagimu." 

  Darah serasa mengalir dari wajah Thomas. Yesus mendekati dia dan 
  segera berkata, tanpa menunjukkan benci atau sindiran, "Letakkan 
  jarimu di sini, lihatlah tangan-Ku." Yesus menunjukkan tangan-Nya 
  yang terluka supaya Thomas bisa melihatnya. Thomas melompat. Bukan 
  karena takut, sungguh, tapi karena ketakjuban dan reaksi perubahan 
  perasaannya yang mendadak dan bercampur menjadi satu. 

  Yesus kemudian membuka bagian luar pakaian-Nya dan berkata, 
  "Sentuhkanlah tanganmu dan masukkan ke lambung-Ku. Berhentilah untuk 
  meragukannya dan percayalah."

  Tuhanku dan Allahku

  Saat itu juga, Thomas menangis hingga tersedu-sedu. Yesus mendekat 
  dan meletakkan tangan-Nya ke bahu Thomas. Kemudian Thomas bersujud 
  di kedua lututnya dan berkata dengan hormat, "Tuhanku dan Allahku!"

  Thomas, "Thomas yang ragu-ragu", demikian dia biasa disebut, adalah 
  murid pertama yang menyebutkan kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan 
  dan Allah. "Thomas yang ragu-ragu" memberikan pengakuan yang 
  terbesar yang dicatat di mana pun di dalam Alkitab.

  Yesus menjawab, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau 
  percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

  Pengkhotbah dari Timur

  Apa yang terjadi dengannya? Thomas yang ragu-ragu tidak selamanya 
  menjadi orang yang ragu-ragu. Ketika dia melihat Yesus yang telah 
  bangkit, semua yang telah Yesus ajarkan selama bertahun-tahun 
  sekarang menjadi genap, dan melalui kematian-Nya, Thomas menjadi 
  pembawa kabar yang setia atas Tuhan-Nya.

  Cerita gereja mengatakan bahwa dia berkhotbah di Babilonia kuno, 
  dekat sungai Efrat dan Tigris, yang sekarang menjadi Irak. Dia 
  melakukan perjalanan ke Persia, yang saat ini menjadi Iran, dan 
  terus memenangkan para murid ke dalam iman Kristen. 

  Pada tahun 52 SM, dia berlayar ke selatan menuju Malabar di sebelah 
  barat pantai India. Dia mengajar, mendirikan gereja-gereja, dan 
  memenangkan jiwa-jiwa dari kasta yang utama, Brahmana, dan 
  kasta-kasta lainnya bagi Kristus. Ketika Portugis mendarat di India 
  pada awal tahun 1600, mereka menemukan kelompok orang Kristen di 
  sana -- Gereja Mar Thoma didirikan setelah Thomas berkhotbah pada 
  1500 tahun sebelumnya.

  Akhirnya, Thomas mengadakan perjalanan ke sebelah timur pantai 
  India, mengajar dengan tak henti-hentinya. Sekitar tahun 72 SM, dia 
  dibunuh di dekat Mylapore, di daerah yang sekarang disebut Madras. 
  Menurut cerita, dia dibuang ke dalam sebuah lubang, kemudian 
  ditusuk dengan sebuah tombak oleh seorang Brahmana. 

  Dia, yang dengan kuat menyatakan ketidakpercayaannya, menyampaikan 
  pesan kekristenan tentang kasih dan pengampunan hingga ke ujung 
  dunia pada masa hidupnya.

  Si Ragu-Ragu yang Berbicara Saat Ini 

  Thomas berbicara kepada orang-orang yang saat ini ragu-ragu, mereka 
  yang ada di antara kita yang telah melihat harapan-harapan dan 
  mimpi-mimpi kita dihancurkan. Thomas si ragu-ragu akan menceritakan 
  kisahnya tentang bagaimana hidup Yesus telah merasuk ke dalam 
  hidupnya sendiri. Dia akan menceritakan kepada kita tentang 
  ketakutan-ketakutan dan keragu-raguannya. Dan kemudian, dengan wajah 
  yang berseri-seri, penuh sukacita, Santo Thomas, rasul yang 
  mengadakan perjalanan ke India, akan menceritakan tentang 
  sukacitanya saat melihat dan mengetahui sendiri kebangkitan Yesus. 
  Dia akan berkata: "Tuhanku dan Allahku! Tuhanku dan Allahku!" 
  (t/Kristin) 

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Joy Full Heart.com
  Judul asli artikel: Learning Faith from Doubting Thomas
  Penulis: Dr. Ralph F. Wilson 
  Alamat URL: http://www.joyfulheart.com/easter/thomas.htm    

+Sisipan 2 ___________________________________________________________

           BARU! PUBLIKASI E-DOA: SEKOLAH DOA ELEKTRONIK

  Puji Tuhan! Satu lagi sebuah milis publikasi baru diterbitkan oleh
  Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), yakni publikasi e-DOA. Publikasi e-DOA
  lahir dari kerinduan YLSA untuk memberikan bahan-bahan yang dapat
  memperdalam pengertian Anda akan hakikat doa orang percaya yang
  sebenarnya. Diharapkan kualitas kehidupan doa Pembaca dapat semakin
  bertumbuh dan berkenan kepada Bapa. Milis yang akan terbit setiap
  bulan ini menawarkan berbagai bahan yang akan memberikan inspirasi,
  pengetahuan, maupun siraman rohani, secara khusus dalam hal berdoa.
  Adapun bahan-bahan yang akan disajikan berupa renungan, artikel, dan
  kesaksian.

  Publikasi e-DOA merupakan sebuah milis yang sifatnya terbuka bagi
  denominasi gereja mana pun, dan Anda bisa mendapatkannya secara
  gratis. Tidak hanya itu, dengan menjadi pelanggan publikasi e-DOA,
  maka secara otomatis Anda juga akan menjadi pelanggan Pokok Doa Open
  Doors (berisi pokok-pokok doa harian yang terbit setiap awal bulan)
  dan buletin 30 Hari Doa Mengasihi Bangsa-Bangsa (yang terbit setiap
  bulan Ramadhan). Jangan tunda-tunda lagi! Segera daftarkan diri Anda
  dan rekan-rekan Anda.

  Kirimkan e-mail Anda sekarang juga ke:
  ==> subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org

  Anda juga dapat mendaftarkan diri atau mendaftarkan rekan-rekan
  Anda dengan mengisi data di bawah ini.

  --------------- potong di sini ----------------------------------

  Nama:
  Alamat e-mail:

  Kirimkan kepada Redaksi e-DOA ke:
  ==> doa(at)sabda.org

  --------------- potong di sini ----------------------------------

  Segeralah bergabung bersama pendoa-pendoa syafaat yang lainnya dalam
  publikasi e-DOA.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org