Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/34 |
|
Bio-Kristi edisi 34 (17-3-2009)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) ________________________Edisi 034, Maret 2009_________________________ Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat: Erasmus: Sastrawan Klasik dan Pelopor Reformasi Gereja - Karya: Ruth Greene Beechick: Salah Satu Perintis Homeschooling - Tahukah Anda: Empat Presiden Amerika Serikat yang Dididik Secara Homeschooling - Sisipan: - Artikel Paskah: Belajar Iman dari Thomas yang Ragu-Ragu - Baru! Publikasi e-Doa: Sekolah Doa Elektronik + Pengantar __________________________________________________________ Salam sejahtera, Sebuah perjuangan mengandung pengertian adanya usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya. Tidak jarang pula, sebuah perjuangan juga harus melibatkan persaingan maupun konflik dengan orang lain. Itulah yang dialami oleh kedua tokoh yang kami sajikan di edisi publikasi Bio-Kristi berikut ini. Lika-liku perjuangan yang berat harus mereka jalani dalam usaha mereka mencapai tujuan. Bersyukur, tujuan mereka akhirnya dapat diwujudnyatakan dan memberikan kontribusi serta manfaat bagi banyak orang. Melalui karyanya, Erasmus -- teolog dan ahli sastra -- mampu membawa pembaca kepada pengertian yang benar akan Kitab Suci. Keteguhannya dalam memegang prinsip tentang iman dan keyakinannya patut kita teladani. Lain halnya dengan Ruth Greene Beechick. Pakar pendidikan ini tidak hanya berhasil memberikan sebuah alternatif pendidikan di luar pendidikan formal, yaitu pendidikan di rumah atau "homeschooling", namun juga mampu menumbuhkan kepercayaan diri para orang tua yang menerapkan sistem pendidikan ini. Selain itu, ada juga sebuah informasi tentang publikasi baru YLSA, yakni publikasi e-DOA. Anda tertarik belajar banyak tentang hakikat doa bagi orang percaya? Silakan daftarkan diri Anda segera ke publikasi ini! Dan sembari mengisi masa pra-Paskah, semoga sajian artikel Paskah di kolom Sisipan menjadi perenungan tersendiri bagi kita. Tuhan Yesus memberkati. Pimpinan Redaksi Bio-Kristi, Kristina Dwi Lestari http://www.sabda.org/publikasi/bio-kristi/ http://biokristi.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Setiap orang harus diberi keleluasaan membaca Kitab Suci dalam bahasanya sendiri. "Oleh karena Alkitab berisikan Kristus yang diperlukan untuk mendapatkan keselamatan." John Wycliffe -- Reformator + Riwayat ____________________________________________________________ 1466 -- 1529 Teolog, Reformator ERASMUS: SASTRAWAN KLASIK DAN PELOPOR REFORMASI GEREJA Erasmus adalah seorang sarjana kenamaan pada permulaan abad keenam belas. Ia seorang jenius, ahli dalam bahasa-bahasa klasik dan Kitab Suci. Erasmus berperawakan kecil, bermata biru, berambut pirang, dan dahinya berkerut. Suaranya lembut dan enak didengar. Ia menulis dan berbicara dalam bahasa Latin, yaitu bahasa kesarjanaan pada masa itu. Nasihat-nasihatnya selalu diminta oleh pemimpin-pemimpin Eropa dan ia selalu berkunjung ke mana-mana. Erasmus adalah seorang sarjana humanis yang terkemuka dan dapat dikatakan bahwa ialah perintis reformasi. Setidaknya, edisi Perjanjian Barunya yang diterbitkan pada tahun 1516 dalam bahasa Yunani mendorong gerakan reformasi Luther. Erasmus dilahirkan pada tanggal 27 Oktober 1466. Ia adalah anak di luar ikatan pernikahan antara Gerard dengan Margaret. Ayahnya ditahbiskan menjadi imam setelah Erasmus dilahirkan. Pendidikan rendahnya dimulai pada sebuah sekolah latin di Utrecht dan kemudian di Deventer yang diasuh oleh "The Brethrehn Common of Life" (Saudara-Saudara Hidup Rukun). Di sini, Erasmus memperlihatkan kecakapannya yang luar biasa. Pada tahun 1486, Erasmus dimasukkan ke dalam biara Augustinus oleh walinya tanpa kehendak Erasmus sendiri, berhubung ibunya telah meninggal. Ia tinggal dalam biara ini selama 5 tahun (1486 -- 1491). Selama masa itu, ia menulis sejumlah puisi dan karangan prosa lainnya. Dalam tulisan-tulisannya ini, sudah nampak kritik-kritiknya terhadap keburukan-keburukan gereja dan keburukan hidup para biarawan. Mungkin keburukan-keburukan tersebut dilihatnya sendiri dalam kehidupan biaranya. Kemudian Erasmus keluar dari biara, dan tahun 1492 ditahbiskan menjadi imam -- jabatan yang kurang disukainya -- oleh Uskup Cambray. Memang seumur hidupnya Erasmus tetap dalam jabatan imam tersebut, namun ia tidak pernah menjadi imam jemaat dan ia juga tidak pernah menikah. Ia memberi diri sepenuhnya kepada model kehidupan humanisme. Atas bantuan Uskup Cambray, Erasmus meneruskan studinya di Universitas Paris pada tahun 1495. Seterusnya, ia hidup sebagai seorang humanis sejati. Erasmus banyak mengadakan perjalanan ke mana-mana. Tahun 1499, ia berkunjung ke Inggris untuk pertama kalinya dan di sana ia disambut dengan hangat terutama oleh Johanis Colet. Kemudian ia kembali ke Eropa dan mengunjungi Inggris pada tahun 1505. Kunjungannya yang terakhir ke Inggris adalah pada tahun 1509 dan ia tinggal di rumah Moore selama 7 tahun. Dalam perjalanannya menuju Inggris yang terakhir ini, ia menulis sebuah buku yang berjudul "The Praise of Folly" (Pujian bagi Folly), yang diselesaikannya di rumah sahabatnya, Thomas Moore. Setelah kembali dari Inggris, ia mengembara dari satu kota ke kota lain dan kemudian menetap di Basel pada tahun 1521 -- 1529. Di Basel, ia berhubungan dengan Zwingli. Zwingli sering mengunjunginya dan keduanya sering surat-menyurat. Di sinilah juga Erasmus menemukan tulisan-tulisan Luther yang barangkali lewat perantaraan Zwingli. Tahun 1529, Erasmus meninggalkan Basel dan berpindah ke Freiburg di mana ia tinggal 6 tahun lamanya. Ia ingin kembali ke negerinya sendiri, dan dalam perjalanan kembali ke Belanda, ia masih singgah di Basel untuk mengawasi pencetakan bukunya mengenai Origenes pada sebuah percetakan milik Johanis Froben. Di sini, Erasmus jatuh sakit dan meninggal dunia di rumah Froben. Kata-katanya yang terakhir adalah: "O Jesu, misericordia; Domine, liberame; Domine fac mie; Domine miserere mei" (O Yesus, kasihanilah aku; Tuhan selamatkanlah aku; Tuhan, semuanya telah berakhir; Tuhan kasihanilah aku). Erasmus adalah seorang tokoh yang berjasa bagi gerakan reformasi gereja yang dipimpin oleh Luther. Luther mempergunakan edisi Perjanjian Baru berbahasa Yunani yang keluar dari tangan Erasmus. Erasmus juga mengkritik keburukan-keburukan yang ada dalam gereja dan menasihatkan Paus untuk mengambil tindakan-tindakan pembaharuan gereja. Erasmus mau mengadakan pembaharuan gereja dengan cara yang lemah lembut dan bukan dengan jalan kekerasan. Ia mau memperbaharui gereja dengan tetap tinggal dalam gereja itu. Hingga tahun 1524, Erasmus bersimpati kepada gerakan reformasi Luther, namun sejak tahun itu hingga meninggalnya, ia menjadi konservatif-reaksioner. Dalam surat pada tahun 1519 kepada Uskup Agung Mainz, Albrecht, ia menulis antara lain sebagai berikut: "Luther adalah sama sekali asing bagi saya dan saya tidak memunyai waktu untuk membaca buku-bukunya kecuali membaca sepintas lalu beberapa halaman. Luther telah menulis surat kepada saya dengan nada kekristenan yang sejati dan sebagaimana saya pikir. Saya telah membalasnya sambil menasihatkan agar jangan menulis sesuatu melawan kepausan atau menghidupkan sikap intoleran, tetapi mengajarkan Injil yang keluar dari hati nurani yang murni." Demikianlah juga Erasmus menulis kepada Paus Leo kesepuluh, antara lain sebagai berikut: "Saya tidak memunyai ikatan persahabatan dengan Luther, saya juga tidak pernah membaca buku-bukunya kecuali 10 atau 12 halaman, tetapi itu pun dengan sepintas lalu saja. Dari apa yang saya lihat, dia adalah seorang yang cakap menguraikan Kitab Suci seperti bapa-bapa gereja, suatu karya yang sangat dibutuhkan zaman ini. Menurut hemat saya, saya senang dengan kebaikannya dan bukan dengan keburukannya. Saya telah menulis banyak surat kepada sahabat-sahabatku sambil memohon supaya mereka menasihatkan orang itu (Luther) untuk melaksanakan kelemahlembutan kekristenan dalam surat-suratnya dan tidak merusak perdamaian gereja." Pada tahun 1524, Erasmus menyatakan perlawanan terbuka terhadap Luther dengan menerbitkan tulisannya, "Diatribe-de Libero Arbitrio" (Uraian tentang Kehendak Bebas). Erasmus berpendapat bahwa sekalipun manusia telah jatuh ke dalam dosa, manusia tetap memiliki kehendak yang bebas. Kehendak bebas ini tidak berhasil mencapai keselamatan jikalau tidak ditolong dengan rahmat Allah. Luther membalas tulisan Erasmus dengan tulisannya yang berjudul "De Servo Arbitrio" (Kehendak yang Terikat). Luther berpendapat bahwa manusia, ketika jatuh ke dalam dosa, tidak lagi memiliki kehendak yang bebas. Manusia diumpamakan sebagai seekor kuda atau keledai. Jalannya kuda atau keledai itu ditentukan oleh penunggangnya. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, penunggangnya adalah Iblis dan Iblis menguasai manusia sehingga tidak ada lagi kehendak yang bebas. Luther memang adalah murid yang sejati dari Augustinus. Dengan demikian, bercerailah Luther dengan Erasmus. Sekalipun demikian, Luther tetap menghormati Erasmus dengan kata-katanya dalam suatu surat kepada Erasmus pada tahun 1524, antara lain sebagai berikut, "Seluruh dunia menjadi saksi atas kesuksesan Anda dalam kesusastraan klasik yang luar biasa itu yang olehnya kami dibawa kepada pengertian yang benar tentang Kitab Suci. Inilah rahmat Allah yang terbesar yang dilimpahkan kepada Anda yang menyebabkan kami harus mengucapkan syukur." Erasmus hanya mengantarkan gerakan reformasi di pertengahan jalan, seperti Musa mati di Gunung Nebo tanpa masuk ke tanah Kanaan. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja Judul asli artikel: Erasmus, Desiderius Roterodamus Penulis: Drs. F.D Wellem, M.Th. Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999 Halaman: 101 -- 103 + Karya ______________________________________________________________ 1925 -- ... Pakar Pendidikan, Penulis RUTH GREENE BEECHICK: SALAH SATU PERINTIS "HOMESCHOOLING" Pada awal tahun 1980-an, gerakan homeschooling (sekolah di rumah) berkembang dan menjadi semakin umum. Ruth Greene Beechick yang kemudian menjadi pendidik Kristen terkemuka, mengakui bahwa orang tua yang menyekolahkan anaknya di rumah membutuhkan sumber-sumber untuk menolong mereka dalam tugas penting mendidik anak-anak mereka. Ia adalah seorang editor divisi anak-anak penerbitan kurikulum dan pembicara bagi para "pengusaha penerbitan", demikian ia menyebutnya. "Mereka tidak mampu menyadari kebutuhan yang ada" sambungnya. Setelah beberapa waktu, dia memutuskan untuk menulis sendiri dua buku yang kemudian menjadi buku klasik dalam bidang homeschooling, "Three R`s" (1982) untuk kelas TK sampai tiga, dan "You Can Teach Your Child Successfully" (1982) untuk kelas empat sampai delapan. Buku-buku tersebut kemudian dikenal sebagai "buku klasik dalam homeschooling" di antara para pemimpin gerakan homeschooling dan memenangkan penghargaan "Best of the Year" pada tahun 1987. Pesan utama buku itu adalah bahwa orang tua tidak harus hanya menggunakan buku-buku sekolah. "Ajarlah anak Anda dalam tiga cara sederhana." Buku ini merinci bagaimana dan apa yang harus diajarkan dari semua subjek utama. Orang tua yang anaknya mengikuti homeschooling pada waktu itu merasa -- dan untuk beberapa tingkat masih merasa -- bahwa masyarakat tidak memiliki kepercayaan diri bahwa mereka bisa melakukan apa yang dilakukan oleh para guru. Pendidik yang berpengalaman ini, Ruth Beechick, memberikan kepercayaan diri itu kepada para orang tua dan memberikan dorongan kepada mereka. Selama berpuluh-puluh tahun, ia telah melihat banyak perubahan di sekolah dan menurutnya gerakan homeschooling adalah bentuk perubahan yang paling sehat. Gerakan seperti ini benar-benar berhasil. Karena sebagian besar penerbit tidak mau membuat kurikulum untuk para siswa homeschooling, para orang tua sendirilah yang mulai melakukannya. Sebagian dari mereka datang kepada Ruth untuk berkonsultasi karena dia mengetahui dengan baik perihal pengembangan dan penerbitan kurikulum. Ruth dengan senang hati membantu gerakan penerbitan independen ini, yang penyebarannya hampir secepat gerakan homeschooling itu sendiri. Menurutnya, materi-materi yang sudah disusun adalah materi-materi yang banyak digunakan dalam kelas-kelas di sekolah. Alasannya, menurutnya, adalah bahwa siswa homeschooling memiliki tingkat pengajaran dari hati ke hati, bukan dalam tingkat abstrak, teoritis. Hasilnya, program homeschooling lebih mengena dan lebih dapat diterapkan. Salah satu buku Ruth, "A Biblical Psychology of Learning" (1982), digunakan dalam program pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan Kristen, serta di gereja dan perorangan. Dalam buku ini, Ruth mengatakan bahwa teori-teori pendidikan yang sekarang diajarkan tidaklah mencukupi, bila tidak salah, karena teori-teori itu didasarkan pada pandangan yang tidak alkitabiah terhadap anak. Dia menulis, "Sepanjang karier saya, saya telah melihat banyak pendidikan gereja beralih ke teori modern karena teori itu tampaknya didasarkan pada ilmu pengetahuan dan penelitian. Dan hal ini, entah bagaimana, menjadi lebih menarik daripada pemikiran yang alkitabiah tentang pendidikan. Salah satu peringatan yang saya berikan kepada peserta homeschooling adalah hal ini. Siswa homeschooling belajar dan mengerjakan tanggung jawab belajar mereka dengan serius, tetapi mereka juga bisa dengan mudah terpikat pada teori-teori dunia. Mereka dihantam dengan pesan-pesan yang disampaikan melalui iklan, buku-buku, dan alat-alat lain dan bisa tertarik pada satu teori ke teori lainnya." Ruth memahami ketertarikan ini karena pengalaman pendidikan dan kecintaannya pada pendidikan. Dia lulus dari Seattle Pacific dan kemudian melanjutkan studinya untuk mendapatkan gelar master dan doktor di bidang pendidikan di Arizona State University. Sebagai mantan guru dan profesor pendidikan, editor divisi anak-anak penerbitan kurikulum sekolah minggu, dan penulis yang aktif menulis tentang metode mengajar, Alkitab, dan pendidikan di rumah, Ruth merupakan perintis dalam gerakan homeschooling. Christine M. Field, dalam bukunya yang berjudul "A Field Guide to Home Schooling", mengatakan bahwa buku "Education Services of Golden, Colorado" yang ditulis oleh Ruth "merupakan sumber dari tulisan-tulisan bijaksana Ruth Beechick. Dia adalah salah satu nenek homeschooling yang patut dipuji." Ruth memberitahu para orang tua untuk mengatakan bahwa mereka menggunakan pendidikan Kristen saat seseorang bertanya mengenai kurikulum atau metode apa yang mereka gunakan. Dia menjelaskan bahwa pendidikan Kristen bisa melingkupi berbagai pendekatan, namun menjaga fondasinya tetap stabil. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: 100 Christian Women Who Changed the Twentieth Century Judul asli artikel: Ruth Greene Beechick (1925 -- ...) Penulis: Helen Kooiman Hosier Penerbit: Fleming H. Revell, Michigan 2000 Halaman: 83 -- 85 + Tahukah Anda? ______________________________________________________ EMPAT PRESIDEN AMERIKA SERIKAT YANG DIDIDIK SECARA HOMESCHOOLING Empat presiden terbesar Amerika Serikat yang wajahnya terpahat di Gunung Rushmore -- George Washington, Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, dan Theodore Roosevelt -- tidak pernah mengenyam pendidikan formal di sekolah. Mereka berempat dididik sendiri dan belajar di rumah atau "homeschooling". Sumber: http://www.knowledgehouse.info/funfacts.html + Sisipan 1___________________________________________________________ Artikel Paskah BELAJAR IMAN DARI THOMAS YANG RAGU-RAGU Saya rasa Thomas adalah orang yang terlambat berkembang. Sebagai seorang nelayan pedagang, dia tumbuh besar di sekitar Danau Galilea. Yesus tiba di Kapernaum, memanggil dia, dan dia pun mengikut-Nya. Selama 3 tahun, Thomas menjadi pengikut-Nya. Sikap Thomas yang Pesimis dan Berani Meskipun demikian, Thomas adalah seorang yang pesimis. Beberapa orang gembira ketika melihat gelas yang berisi setengah, tetapi Thomas melihat gelas itu setengah kosong. Thomas penuh dengan keberanian, tetapi kadang memiliki kesalahan yang fatal. Dulu, ketika Yesus dan para murid-Nya mendengar kabar kematian teman mereka, Lazarus, di dekat Yerusalem -- daerah yang merupakan pusat daerah yang menentang Yesus -- Thomas segera berkomentar, "Ya, ayo pergi ke sana sehingga kita bisa mati bersama dia." Perkataannya hampir seperti nubuatan. Tak lama setelah itu, dunianya seperti runtuh. Thomas melihat Gurunya ditangkap di taman Getsemani dan dia lari menyelamatkan diri. Pada hari Jumat siang, dia melihat dari kejauhan ketika orang-orang memaku Temannya pada sebuah salib di Bukit Golgota, tempat yang digunakan oleh orang-orang Roma untuk membunuh. Ketika hidup Yesus berakhir, berakhir pulalah harapan Thomas. Keterkejutan dan Tidak Percaya Pada hari Sabtu, dia masih terguncang. Pada hari Minggu, dia merasa sangat kecewa sehingga dia tidak berkumpul bersama para murid lainnya untuk makan malam. Thomas bingung, terluka, merasa sedih, dan mencaci. Senin pagi, para murid pergi mengunjungi Thomas dan menceritakan kepadanya apa yang terjadi ketika dia tidak bersama-sama dengan mereka. "Thomas, kami sedang berada di ruang atas di mana kita biasa mengadakan pertemuan. Kami mengunci pintu demi keamanan. Tapi tiba-tiba, Yesus menampakkan diri. `Salam, damai sejahtera,` kata-Nya. Kemudian Dia memperlihatkan tangan-Nya kepada kami. Di tangan itu terlihat lubang bergerigi bekas paku. Dia membuka jubahnya dan menunjukkan kepada kami di mana bekas tombak menembus di dada-Nya. Tetapi Dia tidak lemah atau sakit bahkan meninggal. Dia hidup, bangkit dari kematian!" Takut Menjadi Percaya "Aku tidak memercayainya," bentak Thomas. "Aku tidak percaya semua perkataan itu. Kalian melihat apa yang kalian ingin lihat. Yesus sudah meninggal. Aku melihat Dia meninggal, dan sebagian dari diriku meninggal bersama dengan Dia. Dia sudah meninggal, semakin cepat kalian menerima kenyataan ini, kalian akan semakin baik. Terimalah!" Petrus membela diri, "Thomas, aku beri tahu kamu, aku melihat Dia sendiri, dan Dia benar-benar nyata seperti kamu!" Thomas tetap dingin, dengan suara yang dingin seperti es, ia berkata, "Sebelum aku melihat lubang paku di tangan-Nya dan meletakkan tanganku ke dalamnya, aku tidak akan percaya." Tetapi kemarahan Thomas segera mereda, dan pada Minggu sore dia makan bersama para murid lainnya di sebuah ruang yang sama yang dikunci rapat. Tiba-tiba, Yesus sekali lagi berdiri di antara mereka dan berkata, "Salam, damai sejahtera bagimu." Darah serasa mengalir dari wajah Thomas. Yesus mendekati dia dan segera berkata, tanpa menunjukkan benci atau sindiran, "Letakkan jarimu di sini, lihatlah tangan-Ku." Yesus menunjukkan tangan-Nya yang terluka supaya Thomas bisa melihatnya. Thomas melompat. Bukan karena takut, sungguh, tapi karena ketakjuban dan reaksi perubahan perasaannya yang mendadak dan bercampur menjadi satu. Yesus kemudian membuka bagian luar pakaian-Nya dan berkata, "Sentuhkanlah tanganmu dan masukkan ke lambung-Ku. Berhentilah untuk meragukannya dan percayalah." Tuhanku dan Allahku Saat itu juga, Thomas menangis hingga tersedu-sedu. Yesus mendekat dan meletakkan tangan-Nya ke bahu Thomas. Kemudian Thomas bersujud di kedua lututnya dan berkata dengan hormat, "Tuhanku dan Allahku!" Thomas, "Thomas yang ragu-ragu", demikian dia biasa disebut, adalah murid pertama yang menyebutkan kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. "Thomas yang ragu-ragu" memberikan pengakuan yang terbesar yang dicatat di mana pun di dalam Alkitab. Yesus menjawab, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Pengkhotbah dari Timur Apa yang terjadi dengannya? Thomas yang ragu-ragu tidak selamanya menjadi orang yang ragu-ragu. Ketika dia melihat Yesus yang telah bangkit, semua yang telah Yesus ajarkan selama bertahun-tahun sekarang menjadi genap, dan melalui kematian-Nya, Thomas menjadi pembawa kabar yang setia atas Tuhan-Nya. Cerita gereja mengatakan bahwa dia berkhotbah di Babilonia kuno, dekat sungai Efrat dan Tigris, yang sekarang menjadi Irak. Dia melakukan perjalanan ke Persia, yang saat ini menjadi Iran, dan terus memenangkan para murid ke dalam iman Kristen. Pada tahun 52 SM, dia berlayar ke selatan menuju Malabar di sebelah barat pantai India. Dia mengajar, mendirikan gereja-gereja, dan memenangkan jiwa-jiwa dari kasta yang utama, Brahmana, dan kasta-kasta lainnya bagi Kristus. Ketika Portugis mendarat di India pada awal tahun 1600, mereka menemukan kelompok orang Kristen di sana -- Gereja Mar Thoma didirikan setelah Thomas berkhotbah pada 1500 tahun sebelumnya. Akhirnya, Thomas mengadakan perjalanan ke sebelah timur pantai India, mengajar dengan tak henti-hentinya. Sekitar tahun 72 SM, dia dibunuh di dekat Mylapore, di daerah yang sekarang disebut Madras. Menurut cerita, dia dibuang ke dalam sebuah lubang, kemudian ditusuk dengan sebuah tombak oleh seorang Brahmana. Dia, yang dengan kuat menyatakan ketidakpercayaannya, menyampaikan pesan kekristenan tentang kasih dan pengampunan hingga ke ujung dunia pada masa hidupnya. Si Ragu-Ragu yang Berbicara Saat Ini Thomas berbicara kepada orang-orang yang saat ini ragu-ragu, mereka yang ada di antara kita yang telah melihat harapan-harapan dan mimpi-mimpi kita dihancurkan. Thomas si ragu-ragu akan menceritakan kisahnya tentang bagaimana hidup Yesus telah merasuk ke dalam hidupnya sendiri. Dia akan menceritakan kepada kita tentang ketakutan-ketakutan dan keragu-raguannya. Dan kemudian, dengan wajah yang berseri-seri, penuh sukacita, Santo Thomas, rasul yang mengadakan perjalanan ke India, akan menceritakan tentang sukacitanya saat melihat dan mengetahui sendiri kebangkitan Yesus. Dia akan berkata: "Tuhanku dan Allahku! Tuhanku dan Allahku!" (t/Kristin) Diterjemahkan dari: Nama situs: Joy Full Heart.com Judul asli artikel: Learning Faith from Doubting Thomas Penulis: Dr. Ralph F. Wilson Alamat URL: http://www.joyfulheart.com/easter/thomas.htm +Sisipan 2 ___________________________________________________________ BARU! PUBLIKASI E-DOA: SEKOLAH DOA ELEKTRONIK Puji Tuhan! Satu lagi sebuah milis publikasi baru diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), yakni publikasi e-DOA. Publikasi e-DOA lahir dari kerinduan YLSA untuk memberikan bahan-bahan yang dapat memperdalam pengertian Anda akan hakikat doa orang percaya yang sebenarnya. Diharapkan kualitas kehidupan doa Pembaca dapat semakin bertumbuh dan berkenan kepada Bapa. Milis yang akan terbit setiap bulan ini menawarkan berbagai bahan yang akan memberikan inspirasi, pengetahuan, maupun siraman rohani, secara khusus dalam hal berdoa. Adapun bahan-bahan yang akan disajikan berupa renungan, artikel, dan kesaksian. Publikasi e-DOA merupakan sebuah milis yang sifatnya terbuka bagi denominasi gereja mana pun, dan Anda bisa mendapatkannya secara gratis. Tidak hanya itu, dengan menjadi pelanggan publikasi e-DOA, maka secara otomatis Anda juga akan menjadi pelanggan Pokok Doa Open Doors (berisi pokok-pokok doa harian yang terbit setiap awal bulan) dan buletin 30 Hari Doa Mengasihi Bangsa-Bangsa (yang terbit setiap bulan Ramadhan). Jangan tunda-tunda lagi! Segera daftarkan diri Anda dan rekan-rekan Anda. Kirimkan e-mail Anda sekarang juga ke: ==> subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org Anda juga dapat mendaftarkan diri atau mendaftarkan rekan-rekan Anda dengan mengisi data di bawah ini. --------------- potong di sini ---------------------------------- Nama: Alamat e-mail: Kirimkan kepada Redaksi e-DOA ke: ==> doa(at)sabda.org --------------- potong di sini ---------------------------------- Segeralah bergabung bersama pendoa-pendoa syafaat yang lainnya dalam publikasi e-DOA. ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) BIO-KRISTI 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org > Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/ Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/ Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/ ____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |