Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/30

Bio-Kristi edisi 30 (17-11-2008)

Ambrosius dan Samuel Morse

                                   Buletin Elektronik
                         Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 030, November 2008________________________

Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Ambrosius: Bapa Gereja dari Milano
- Karya: Samuel Morse (1791 -- 1872): Penemu Telegraf dan Seorang 
         Kristen yang Aktif
- Tahukah Anda?
- Sisipan: PESTA Online -- Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Tahun 2008 akan segera berakhir. Mari kita akhiri tahun 2008 ini 
  dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan atas segala penyertaan-Nya, 
  dan mengambil waktu untuk melakukan beberapa evaluasi dan refleksi 
  di sepanjang perjalanan tersebut. Tahun 2008 ini, mungkin kita 
  mengalami beberapa keberhasilan dan kegagalan dalam beberapa hal. 
  Meskipun demikian, bolehlah hal tersebut menjadi sebuah pemicu untuk 
  kita dapat lebih membenahi cara kita melakukan sesuatu dan 
  meningkatkan kontrol kualitas terhadap segala hal yang kita 
  rencanakan atau lakukan.

  Layaknya kisah dari dua tokoh yang kami sajikan di edisi ke-30 
  publikasi Bio-Kristi ini, mereka juga pernah mengalami pasang surut 
  dalam perjalanan hidup dan kariernya. Tokoh pertama adalah 
  Ambrosius, Bapa Gereja dari Milano. Saat memerjuangkan kebenaran 
  firman Allah, beberapa kali dia harus mendapat tekanan dari 
  kekaisaran Roma. Mirip dengan perjuangan Ambrosius, penemuan Samuel 
  Morse yang menginspirasi banyak orang juga tidak lepas dari kendala 
  dan kegagalan. Ingin tahu bagaimana sulitnya dia memerjuangkan dan 
  melakukan berbagai eksperimen terhadap penemuan telegrafnya? Kami 
  ajak Anda menyimak kisahnya di kolom Karya. Jangan lewatkan juga 
  informasi seputar pendidikan teologi untuk kaum awam yang kami 
  sajikan di kolom Sisipan. Semoga dari kedua tokoh tersebut, kita 
  bisa belajar banyak perihal semangat dan sebuah perjuangan hidup. 
  Tuhan Yesus memberkati!

  Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
  Kristina Dwi Lestari

+ Riwayat ____________________________________________________________
340 -- 397 Bapa Gereja, Diplomat

                   AMBROSIUS: BAPA GEREJA DARI MILANO

  Ambrosius adalah salah seorang Bapa Gereja Barat (Latin) yang 
  terkenal. Ia adalah seorang cendekiawan, diplomat, dan orator yang 
  bersemangat, yang memiliki kepribadian yang tenang.

  Ambrosius dilahirkan di Treves, daerah Rhein, pada tahun 340. 
  Ayahnya bernama Aurelius Ambrosius, seorang prefek di Gaul, Perancis 
  Selatan (red: prefek adalah bentuk otoritas rendah untuk suatu 
  kawasan dalam Gereja Katolik Roma yang dibentuk dalam wilayah misi 
  dan di negara yang belum memiliki keuskupan). Sesudah ayahnya 
  meninggal, ibunya kembali ke Roma bersama dua orang saudaranya, 
  yaitu Marselina dan Satyrus. Ambrosius belajar ilmu hukum di Roma 
  dan kemudian membuka praktik sebagai pengacara bersama-sama 
  abangnya, Satyrus, di Sirmium. Ia dibesarkan dalam keluarga Kristen, 
  namun ia merasa cukup menjadi anggota katekumen dahulu. Baptisannya 
  ditunda sesuai dengan kebiasaan pada masa itu.

  Pada tahun 370, dia diangkat menjadi Gubernur Provinsi Italia Utara 
  yang wilayahnya meliputi daerah-daerah Liguria, Emilia, dan ibu 
  kotanya, Milano. Di sana terdapat seorang uskup yang bernama 
  Auxentius. Tahun 373, Uskup Auxentius meninggal. Umat harus memilih 
  seorang uskup baru. Di kalangan umat tidak tercapai suatu 
  kesepakatan tentang siapakah yang mereka pilih untuk menjadi uskup 
  mereka. Pada suatu hari, di gereja terjadi kegaduhan besar dalam hal 
  pemilihan uskup. Untuk meredakan kegaduhan tersebut, Ambrosius 
  dengan tergopoh-gopoh memasuki gereja. Tiba-tiba seorang anak kecil 
  berteriak dengan suara yang keras sekali, "Ambrosius, uskup, 
  Ambrosius, uskup," sehingga semua umat terkejut. Umat percaya bahwa 
  Roh Kuduslah yang berbicara lewat anak kecil tersebut sehingga 
  mereka memilih Ambrosius sebagai Uskup Milano secara aklamasi. 
  Namun, Ambrosius tidak dipersiapkan untuk memangku jabatan gereja 
  yang kudus dan mulia tersebut, terlebih lagi ia belum dibaptis. 
  Persetujuan kaisar diperlukan agar ia dapat menjadi uskup. Kaisar 
  Valentinianus tidak berkeberatan, sehingga Ambrosius dapat 
  ditahbiskan menjadi Uskup Milano pada 7 Desember 374. Beberapa hari 
  sebelum penahbisannya, Ambrosius dibaptiskan. Ia melepaskan 
  kemuliaan duniawinya.

  Pada abad ke-4, Milano menjadi tempat kediaman kaisar-kaisar Romawi 
  Barat. Oleh karena itu, Ambrosius bukan hanya menjabat sebagai Uskup 
  metropolitan Milano, tetapi juga sebagai penasihat keluarga kaisar. 
  Pengaruhnya dalam masalah-masalah kegerejaan dan kekaisaran melebihi 
  pengaruh Uskup Roma. Karya keuskupannya berhubungan erat dengan tiga 
  orang Kaisar Romawi. Ia berjuang dengan gigih untuk memertahankan 
  hak-hak dan kewibawaan gereja di hadapan kaisar. Tuntutannya adalah 
  agar kaisar menjadi pembela kepentingan gereja. Kaisar disebutnya 
  sebagai prajurit Kristus. Tahun 375, Kaisar Valentinianus meninggal 
  dan diganti oleh anaknya, Gratianus. Ambrosius memersembahkan dua 
  karya teologis, yaitu "De Fide" (Mengenai Iman) dan "De Spiritu 
  Sancto" (Mengenai Roh Kudus), kepada Kaisar Valentinianus.

  Kaisar Gratianus menolak gelar Pontifex Maximus pada tahun 383 dan 
  memerintahkan agar Altar Victoria dikeluarkan dari gedung senat Roma 
  karena pengaruh Ambrosius. Pemimpin-pemimpin agama Roma Kuno tidak 
  senang dengan tindakan sang kaisar. Di bawah pimpinan Quintus 
  Aurelius Symmachus, seorang pejabat tinggi dalam istana kaisar 
  menyampaikan sebuah petisi kepada kaisar agar Altar Victoria 
  dikembalikan ke dalam gedung senat. Kaisar ragu-ragu dan nampaknya 
  akan mengabulkan permohonan tersebut. Ambrosius segera menulis surat 
  kepada kaisar agar kaisar menolak permohonan tersebut. Suratnya 
  antara lain berbunyi: "Semua orang yang hidup di bawah pemerintahan 
  Roma melayani engkau. Engkau adalah kaisar dan raja di atas dunia. 
  Namun dirimu sendiri harus melayani Allah yang Mahatinggi dan Imam 
  Yang Kudus .... Saya heran bagaimana beberapa orang bisa berpikir 
  bahwa engkau akan memerbolehkan membangun kembali altar ilah-ilah 
  kafir."

  Gratianus dibunuh di Lyons pada tahun 383 oleh Magnus Maximus, 
  komandan tentara Romawi di Inggris. Untuk beberapa tahun, Maximus 
  berkuasa di Gaul, sedangkan Milano diperintah oleh Valentinianus II, 
  adik Gratianus. Valentianus baru berumur 12 tahun, sehingga roda 
  pemerintahan dikuasai oleh ibunya, Yustina. Yustina adalah seorang 
  yang bersimpatik kepada golongan Arianisme. Golongan Arianisme 
  meminta kepadanya agar diberikan sebuah gedung gereja di pinggir 
  kota. Sekali lagi, Ambrosius campur tangan. Ia menasihatkan kaisar 
  agar permintaan golongan Arianisme ditolak. Pada tahun-tahun ini, 
  Ambrosius juga berhubungan dengan Augustinus. Augustinus bertobat 
  dan dibaptiskan oleh Ambrosius di Milano pada tahun 387.

  Maximus kemudian mengadakan penyerangan ke Italia. Yustina dan
  Valentinianus melarikan diri dari Milano. Namun, Maximus dikalahkan
  oleh Theodosius dan dibunuh pada tahun 388.

  Ambrosius memunyai hubungan yang erat dengan Kaisar Theodosius. 
  Sekalipun demikian, ia tetap mengecam kebijakan-kebijakan politis 
  Theodosius yang berlawanan dengan kehendak Allah. Pada tahun 390, 
  terjadi huru-hara di kota Tesalonika. Rakyat membunuh panglima kota 
  itu. Theodosius mengirim tentara ke Tesalonika dan mengumpulkan 
  penduduk di gelanggang seolah-olah untuk menonton pertunjukkan. 
  Tiba-tiba tentara membunuh mereka dengan membabi buta. Tujuh ribu 
  orang yang tidak berdosa terbunuh. Peristiwa ini didengar oleh 
  Ambrosius. Ia menulis surat yang keras kepada Kaisar Theodosius. 
  Kaisar dituntut mengakui dosanya di hadapan umum. Jika tidak, maka 
  kaisar tidak diperkenankan mengikuti perjamuan Ekaristi. Jika kaisar 
  ke gereja, maka Ambrosius akan meninggalkan gereja. Dalam suratnya 
  itu, Ambrosius menulis antara lain sebagai berikut: "Bagaimana 
  mungkin engkau memasuki gereja? bagaimana mungkin engkau berdoa 
  sementara tanganmu berlumuran dengan darah pembunuhan? Bagaimana 
  mungkin tanganmu yang demikian dapat menerima tubuh Tuhan yang 
  Mahakudus itu? Bagaimana mungkin engkau dapat meminum darah-Nya yang 
  Mahakudus itu? Janganlah menambah kejahatan di atas kejahatan."

  Kemudian Ambrosius meminta kepada Theodosius untuk mengikuti contoh
  Daud mengakui dosa perzinahannya. Pada akhirnya, Kaisar Theodosius
  tunduk kepada tuntutan Uskup Ambrosius. Kaisar mengakui dosanya di
  hadapan umum. Sejak saat itu, hubungan Theodosius dengan Ambrosius
  menjadi baik sekali. Theodosius menyatakan bahwa baru sekarang ia
  menemukan seorang manusia yang menyatakan kepadanya kebenaran, dan
  hanya Ambrosius yang layak menjadi uskup. Kaisar Theodosius
  meninggal pada tahun 395 dalam tangan uskupnya, Ambrosius.

  Dua tahun setelah meninggalnya Kaisar Theodosius, Ambrosius jatuh 
  sakit. Setelah ia menerima sakramen yang terakhir, maka pada 4 April 
  397, Ambrosius menghembuskan napasnya yang terakhir. Jenazahnya 
  dikuburkan dalam gereja yang sekarang dikenal dengan nama Gereja St. 
  Ambrogio di Milano.

  Dalam bidang liturgi, Ambrosius dikenal dengan liturgi ciptaannya
  untuk jemaat Milano. Liturgi itu bernama "Liturgia Ambrosius".
  Ambrosius juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu. Lagu-lagunya
  dikenal dengan sebutan "lagu Ambrosian".

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul	buku: Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja
  Penulis: Dr. F.D. Wellem, M.Th.
  Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999
  Halaman: 4 -- 6
______________________________________________________________________

  "Tidak ada satu sentimeter pun dari kehidupan di mana Kristus tidak
  berkata, "Itu adalah milik-Ku."
                                             Abraham Kuyper -- Pendeta

+ Karya ______________________________________________________________
1791 -- 1872 Ilmuwan

                      SAMUEL MORSE (1791 -- 1872)              
             PENEMU TELEGRAF DAN SEORANG KRISTEN YANG AKTIF

  MASA MUDA

  Samuel Finley Breese Morse lahir di Charlestown, Massachussetts, 
  Amerika, tanggal 27 April 1791. Dia adalah anak sulung dari tiga 
  putra keluarga Dr. Jedidah Morse, seorang pendeta dan ahli geografi. 
  Samuel muda dibesarkan dalam keluarga yang memegang teguh ajaran 
  Alkitab tentang penciptaan. Ayahnya juga penulis buku ajar geografi 
  yang dipakai oleh hampir semua sekolah pada waktu itu. Buku ini, 
  setelah disunting ulang, tetap dipakai hingga Dr. Morse wafat. Buku 
  geografi karya Dr. Morse mencakup pembahasan ilmiah mengenai 
  terlindungnya hewan-hewan di dalam bahtera Nuh dan penyebarannya ke 
  seluruh bumi.

  Keluarga Morse yang cukup berada mengirim ketiga putranya ke sekolah 
  Kristen berasrama, dan kemudian ke Yale College. Sebagai bagian dari 
  pelajarannya di Yale, Samuel melihat demonstrasi listrik, yang pada 
  waktu itu belum dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Dia juga 
  bereksperimen dengan kamera "obskura" -- bentuk sangat sederhana 
  dari kamera foto membuat bayangan melalui lensa, dan kemudian 
  bayangan itu dicetak pada dinding atau layar dalam yang digelapkan. 
  Tapi minatnya yang sesungguhnya adalah seni lukis, dan dia 
  mengembangkannya pada waktu senggangnya. Namun, ayah Samuel 
  menganggap bahwa menjadi seniman bukanlah pekerjaan yang cocok bagi 
  pria terhormat.

  BAKAT SENI BERKEMBANG

  Samuel mulai bekerja pada seorang pencetak dan penjual buku, tapi 
  dia tidak menyukai pekerjaan itu. Pada waktu senggang, dia melukis. 
  Ketika bakatnya mulai diakui, ayahnya akhirnya setuju dan mengirim 
  dia ke Inggris untuk belajar seni. Di sana, bakat Samuel berkembang 
  dan mendapat pengakuan masyarakat. Bukti-bukti keberhasilannya, 
  antara lain sebuah patung yang disebut "Herkules Wafat", yang 
  mendapat penghargaan bergengsi, sebuah lukisan yang juga berjudul 
  "Herkules Wafat", dan lukisan lain yang disebut "Pengadilan 
  Jupiter".

  Ketika Morse kembali ke Amerika Serikat, dia berkeliling ke berbagai 
  kota mencari nafkah sebagai pelukis potret. Tokoh yang dia lukis, 
  antara lain James Monroe, presiden kelima Amerika Serikat, dan 
  Jenderal Perancis yang terkenal, Lafayette. Dia juga melukis adegan 
  yang menggambarkan praktik demokrasi. Sebuah lukisan besar, "Balai 
  Perwakilan", menggambarkan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat 
  sedang bersidang. Lukisan ini mendapat pujian luas.

  Meskipun karya-karyanya makin dikenal, penghasilan Morse tetap tidak
  menentu. Dalam masa sulit tapi bahagia inilah Morse mulai
  menghasilkan temuan-temuan ilmiah. Bersama saudaranya, Sidney, dia
  membuat pompa air yang lebih baik dan sebuah mesin pemotong batu
  pualam.

  Kelak Morse memadukan bakat seni dan ilmunya. Di Perancis, dia 
  melihat proses baru dalam fotografi, dan dia termasuk orang pertama 
  yang memotret di Amerika Serikat. Waktu itu, orang yang dipotret 
  harus duduk diam selama 10 menit. Karena cara ini tidak cocok untuk 
  mengambil foto orang, Morse bekerja sama dengan John Draper, seorang 
  ilmuwan dan guru besar, untuk meningkatkan proses kimia fotografi 
  sehingga hanya diperlukan waktu ekspos selama satu menit. Morse juga 
  mengajar seni dan ilmu fotografi kepada banyak orang.

  MASALAH KOMUNIKASI

  Apa sebabnya Morse menghentikan karier seninya yang sudah berhasil 
  dan memusatkan perhatian pada pengembangan telegrafi? Pada zaman 
  Morse, proses komunikasi sangat lambat. Dia mengalami sendiri 
  masalah-masalah yang disebabkan oleh kelambatan komunikasi itu.

  Tahun 1811, ketika dia tiba di London sebagai siswa seni, hubungan 
  Inggris dan Amerika Serikat sedang sangat tegang. Kapal-kapal 
  Inggris menyerang kapal-kapal Amerika Serikat yang diyakini 
  mengangkut barang untuk musuh Inggris, yaitu Perancis. Akhirnya, 
  Inggris berupaya mengadakan rekonsiliasi. Sayangnya, ketika pesan 
  itu sedang dalam perjalanan yang lamanya satu bulan melintasi 
  Samudra Atlantik pada tahun 1812, Amerika Serikat sudah menyatakan 
  perang. Perang ini berakhir dua tahun kemudian. Sesudah perjanjian 
  perdamaian ditandatangani, tentara Amerika dan tentara Inggris masih 
  terlibat dalam pertempuran besar lain karena tidak tahu bahwa perang 
  sudah usai.

  Kelambatan komunikasi juga memengaruhi Morse secara pribadi. Tahun
  1825, istrinya yang masih muda meninggal mendadak di New Haven,
  Connecticut, terpisah 500 kilometer dari Washington D.C., tempat
  Morse berada. Dia tidak bisa menghadiri pemakaman istrinya karena
  beritanya baru sampai kepadanya melalui pos satu minggu kemudian.
  Morse menyadari bahwa masalah internasional dan personal yang dia
  alami bisa dicegah jika listrik bisa dipakai untuk komunikasi.

  MENCIPTAKAN SANDI TELEGRAFI DAN MORSE

  Morse mendapat gagasan tentang telegrafi elektromagnetik rangkaian 
  tunggal ketika dia berada dalam pelayaran menuju Amerika Serikat 
  dari Eropa tahun 1832. Dengan bantuan Leonard Gale, dosen ilmu alam, 
  Morse mengembangkan gagasannya menjadi model yang operasional selama 
  lima tahun. Ini meliputi penggunaan sandi titik dan garis untuk 
  huruf-huruf abjad, yang dikenal sebagai Sandi Morse. Titik dan garis 
  disalurkan sebagai pulsa listrik pendek dan panjang, dengan sela di 
  antaranya.

  Dia mendemonstrasikan telegrafi kepada para usahawan dengan harapan 
  mereka mau membiayai pembangunan jalur telegrafi. Karena tidak ada 
  penanam modal swasta yang tertarik, dia menghabiskan waktu satu 
  tahun lagi untuk membangun model yang lebih baik dan 
  mendemonstrasikannya kepada pemerintah Amerika Serikat. Lagi-lagi, 
  dia tidak berhasil mendapatkan bantuan keuangan. Morse pergi ke 
  Inggris dan Eropa selama satu tahun untuk mencari dukungan keuangan, 
  tapi gagal juga.

  Sekembalinya di Amerika Serikat, dia mencoba menarik minat 
  masyarakat. Dia memasang kawat terisolasi melintasi pelabuhan New 
  York dan mengumumkan di surat-surat kabar bahwa dia akan melakukan 
  demonstrasi umum. Tapi malang, jangkar sebuah kapal tersangkut 
  memutuskan kawatnya. Alih-alih dukungan, Morse malah mendapat 
  cemoohan. Selama sebelas tahun penuh frustrasi, Morse tidak memunyai 
  uang dan sering kelaparan. Namun, dia tidak pernah mengalihkan 
  pandangannya dari Tuhan. Pada masa sulit ini, dia menulis, "Saya 
  sangat yakin bahwa, meskipun terasa aneh, semua ini diatur oleh 
  tangan Bapak Surgawi."

  KEBERHASILAN TELEGRAFI PERTAMA

  Tahun 1843, Morse berupaya lagi menarik minat pemerintah Amerika 
  Serikat untuk membiayai penerapan telegrafinya. Kali ini dia 
  berhasil. Meskipun banyak kesulitan teknis, dia berhasil membangun 
  jalur telegrafi pertama dari Washington ke Baltimore dengan anggaran 
  yang tersedia dan dalam waktu yang ditentukan. Tanggal 24 Mei 1844, 
  semuanya sudah siap. Kata-kata untuk pesan pertama dipilih oleh 
  seorang wanita Kristen muda, putri sahabatnya. Dia memilih kata-kata 
  "keajaiban yang diperbuat Allah" dari Kitab Bilangan 23:23 karena 
  wanita ini menyadari bahwa Tuhanlah yang telah mengilhami dan 
  mendukung Morse selama ini.

  MORSE MENGHADAPI PENGADILAN

  Keberhasilan telegrafi mendatangkan ketenaran bagi Morse dan 
  akhirnya juga perbaikan keuangan. Namun, sukses ini juga mengundang 
  banyak orang culas untuk mengaku bahwa merekalah penemu telegrafi. 
  Ada juga yang hanya ingin membangun telegrafi tanpa harus membayar 
  Morse untuk memeroleh hak itu. Akhirnya, tuntutan pengadilan ini 
  sampai di Mahkamah Agung Amerika Serikat. Mahkamah memutuskan bahwa 
  "hanya Morse, tahun 1837, yang telah mencapai hasil paling sempurna, 
  yang bisa digunakan untuk keperluan praktis dan keperluan 
  masyarakat. Telegrafi tidak pernah diciptakan, disempurnakan, atau 
  dipakai untuk kegunaan praktis sebelum dilakukan oleh Morse".

  Mengenai bantuan yang diperoleh Morse dari orang lain, hakim 
  berkata, "Kenyataan bahwa Morse mencari dan memeroleh informasi yang 
  diperlukan dari sumber-sumber yang terbaik, dan bekerja atas dasar 
  informasi ini, tidak mengurangi haknya sebagai penemu, juga tidak 
  mengurangi jasanya."

  KESUNGGUHANNYA SEBAGAI ORANG KRISTEN

  Samuel Morse adalah Kristen yang sepenuhnya berserah kepada Tuhan. 
  Beberapa tahun sebelum meninggal, dia menulis: "Semakin saya 
  mendekati akhir perjalanan ziarah ini, makin jelas bahwa Alkitab 
  berasal dari Allah; kebesaran dan keagungan pertolongan Tuhan bagi 
  manusia yang berdosa semakin saya sadari, dan masa depan diterangi 
  dengan harapan dan sukacita."

  Kepercayaan Morse kepada Juru Selamat dan Tuhannya, Yesus Kristus, 
  tampak nyata dalam semua aspek kehidupan dan pekerjaannya. Selama 
  tahun-tahun penuh kemiskinan, kesedihan, frustrasi, dan cemooh, 
  Morse selalu mengandalkan berkat Allah yang tak berkesudahan, dan 
  mengatakan: "Hanya Dia yang bisa menopang saya ... melalui semua 
  percobaan saya."

  Meskipun sering kekurangan, Morse selalu menyumbang banyak untuk 
  pekerjaan Tuhan. Dia mendukung para misionaris dan badan-badan yang 
  mendidik pendeta. Dia juga menyediakan waktunya untuk Allah. Di 
  gerejanya, dia mendirikan salah satu sekolah minggu yang pertama di 
  Amerika Serikat. Meskipun pekerjaan sering memisahkannya dari istri 
  dan anak-anaknya, dia memakai waktu tersebut untuk memberi semangat 
  kepada sesama Kristen dan mempromosikan gagasan sekolah minggu.

  Samuel Morse membuat revolusi dalam komunikasi dengan menerapkan 
  ilmu. Tapi selain itu, "dia dapat disejajarkan dengan 
  seniman-seniman potret terbesar di dunia". Dia tetap seorang Kristen 
  yang rendah hati, yang menggambarkan karyanya dengan mengaku, 
  "Semuanya adalah karya DIA .... `Bukan bagi kami, tapi bagi 
  nama-Mu-lah, ya, Tuhan, semua pujian.`"

  Morse tidak melihat konflik antara pengetahuan ilmiahnya dengan 
  agama Kristen. Bahkan, dia yakin bahwa "pendidikan tanpa agama 
  adalah berbahaya karena aturan-aturan kekristenan yang sederhana dan 
  masuk akal akan digantikan oleh teori-teori yang sembarangan".

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
  Judul asli buku: 21 Great Scientists Who Believed The Bible
  Penulis: Ann Lamont
  Penerjemah: Lilian D. Tedjasudhana
  Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta 1999
  Halaman: 122 -- 131

+ Tahukah Anda? ______________________________________________________

  Morse menciptakan mesin pemotong marmer yang dapat mengukir patung
  tiga dimensi pada marmer atau batu. Namun, Morse tidak dapat
  mematenkannya karena adanya rancangan Thomas Blanchard pada tahun
  1820.

  Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Samuel_F._B._Morse#Trivia

+ Sisipan ____________________________________________________________

      PESTA ONLINE -- PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGIA AWAM

  Situs PESTA Online ini adalah salah satu pendukung kursus PESTA 
  (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) yang diselenggarakan 
  oleh Yayasan Lembaga SABDA. Kursus ini merupakan kursus jarak jauh 
  online yang aktivitas diskusinya dilakukan dalam sebuah kelas 
  virtual via e-mail. Beberapa kursus yang ditawarkan, di antaranya 
  adalah Dasar-dasar Iman Kristen (DIK), Kehidupan Rasul Paulus (KRP), 
  Guru Sekolah Minggu (GSM), Dasar Pengajaran Alkitab (DPA), Pengantar 
  Perjanjian Lama (PPL), dan Pengantar Perjanjian Baru (PPB).

  Disediakan modul pendukung yang akan memudahkan proses belajar yang 
  dapat diunduh di situs tersebut. Beberapa modul tersebut adalah 
  Teologia Sistematis, Teologia Biblika, Teologia Praktika, dan 
  Teologia Historika. Jika Anda rindu untuk mendapatkan berkat dari 
  kursus PESTA ini, mari kami undang Anda untuk bergabung dengan 
  mengunjungi alamat berikut. Tuhan Yesus memberkati.

  ==> http://www.pesta.org/
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf redaksi: Yohana Prita Amelia
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org