|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/28 |
|
Bio-Kristi edisi 28 (15-9-2008)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 028, September 2008_______________________
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Karl Barth (1886 -- 1968)
- Karya: Schleiermacher: Kehidupan dan Karya-Karyanya
- Tahukah Anda?
- Sisipan: Situs e-Learning: Situs Penyedia Bahan Pelajaran dan
Pendidikan Kristen
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Adakah banyak orang yang berjuang untuk Kristus dan agama serta
gerejanya pada zaman sekarang? Banyaknya gereja yang ada sekarang
ini tidak diimbangi dengan jumlah pekerja yang melayani Tuhan dan
berusaha membawa jiwa-jiwa yang terhilang datang kepada Kristus.
Mengapa hal itu bisa terjadi sementara yang menerima Yesus semakin
banyak dan generasi baru terus berkembang? Tidak ada jawaban yang
lebih tepat selain karena tidak adanya banyak orang yang menyadari
panggilan dan amanat Tuhan untuk membuat perubahan terhadap dunia
yang semakin merosot ini.
Dalam edisi kali ini, Bio-Kristi memberikan cerita nyata mengenai
perjuangan dua orang tokoh dari banyaknya pekerja Kristus pada
zamannya yang berjuang di tengah orang-orang yang enggan untuk
berubah -- Karl Barth dan Schleiermacher.
Karl Barth adalah seorang pakar teologi yang membuat perubahan
radikal teologi pada abad ke-19. Perjuangannya kala itu sangatlah
sulit, namun dia tetap melakukan pekerjaan Tuhan tanpa lelah.
Sementara itu, Schleiermacher, anak pendeta yang juga seorang
teolog, mampu menjadi berkat melalui bakatnya dalam menulis.
Karya-karyanya memberi inspirasi bagi banyak orang. Tidak hanya itu,
dia juga mengupayakan perubahan di antara orang-orang beragama.
Untuk mengetahui bagaimana kedua tokoh tersebut memerjuangkan
perubahan dalam kehidupan Kristen, mari kita simak uraian perjuangan
mereka dalam edisi Bio-Kristi kali ini. Selamat membaca!
Redaksi Tamu Bio-Kristi,
Hilda Dina Santoja
+ Riwayat ____________________________________________________________
1886 -- 1968 Negarawan, Politikus
KARL BARTH (1886 -- 1968)
Karl Barth dikenal secara luas sebagai salah satu teolog yang sangat
berpengaruh. Ia sering kali diakui sebagai teolog Protestan terhebat
abad ini. Kontribusi besarnya adalah perubahan radikal pada arah
teologi -- dari yang berorientasi pada abad ke-19 berkembang ke
sebuah ortodoksi baru (neo-ortodoksi) yang harus mengatasi suramnya
realita abad ke-20. Penolakannya terhadap teologi liberal berujung
pada perhatiannya terhadap eskatologikal dan supranatural dalam
kekristenan. Dia menolak segala perpaduan antara gereja dan budaya
dan menekankan perbedaan radikal antara Allah dan manusia.
Barth lahir di Basel, Swiss, pada 10 Mei 1886. Ayahnya, Fritz Barth,
adalah seorang pendeta Reformed asal Swiss dan profesor Perjanjian
Baru dan sejarah gereja mula-mula. Dari tahun 1904 -- 1909, Barth
belajar teologi di Bern, Berlin, Tübingen, dan Marburg. Di Berlin,
ia ikut serta dalam seminar seorang teolog liberal, Adolf von
Harnack. Di Marburg, ia banyak mendapat pengaruh dari Wilhelm
Herrmann dan tertarik dengan karya Friedrich Schleiermacher.
Barth terlibat dalam pelayanan gereja dari tahun 1911 -- 1921
(awalnya sebagai asisten pendeta di Jenewa, kemudian pendeta sebuah
gereja bagi kaum pekerja di Safenwil). Tahun 1913, ia menikahi Nelly
Hoffman, seorang violinis, dan dikaruniai lima anak. Sepuluh tahun
di Safenwill merupakan periode pertumbuhan kehidupannya. Di sini, ia
mengalami pertobatan dari kekristenan tradisi. Barth segera
menyadari bahwa ia sering kali berkhotbah di depan tak lebih dari
dua belas jemaat. Suatu hari, ia mengunjungi seeorang tua yang
sedang sakit. Saat Barth menanyakan keanggotaan gerejanya, ia dengan
tersinggung menjawab, "Pendeta, saya adalah orang yang jujur. Saya
tidak pernah ke gereja, dan saya tidak pernah bermasalah dengan
polisi." Barth menyadari bahwa orang tersebut adalah perwakilan dari
mayoritas masyarakat di daerah tersebut yang tidak peduli dengan
gereja. Dari itu, Barth menjadi yakin bahwa ia harus memertimbangkan
kembali "kekristenan tradisi" yang diwakili oleh teologi liberal,
sebuah teologi yang di dalamnya ia dilatih selama ini.
Ia meninjau ulang teologinya dengan seorang pendeta dan teman
sekolahnya yang memiliki pemikiran yang sama, Eduard Thurneysen, di
Safenwill selama Perang Dunia I. Barth terkejut dengan sikap
pengajar-pengajarnya yang liberal saat dihadapkan dengan situasi
sosial dan politik pada masa perang di Eropa.
Ia mulai berkarya melalui masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
perang dan kegagalan teologi liberal dalam memertanggungjawabkan
masa kelam sejarah manusia. Dia merintis perubahan radikal dalam
teologi, menitikberatkan "keutuhan Pribadi Allah" terhadap
antroposentrisme teologi liberal abad 19. Dia mempertanyakan teologi
liberal guru-guru Jermannya dan ketergantungannya pada pemikiran
rasionalis, historisisme, dan dualisme yang berakar pada
Enlightenment (sebuah gerakan filosofis abad 18 yang menekankan
penggunaan rasio untuk memeriksa dengan teliti doktrin dan tradisi
yang sebelumnya telah diterima masyarakat dan yang menimbulkan
banyak reformasi kemanusiaan). Barth yakin bahwa teologi Liberal
telah menyesuaikan kekristenan dengan budaya modern, dan itu harus
diubah.
Sadar bahwa pemahaman teologi yang telah dipelajarinya tidak
memberinya banyak hal untuk disampaikan kepada jemaatnya, Barth
meninjau ulang filosofi dan teologinya. Kemudian ia mulai melakukan
studi teologi, khususnya Alkitab. Dia menemukan bahwa di dalam
Alkitab ada "dunia baru yang berbeda": Alkitab bukanlah mengenai
agama, moralitas, atau sejarah kita, tetapi mengenai Kerajaan Allah.
Kenyataan alkitabiah ini hanya dapat dipahami dengan menghidupinya.
BUAH KARYANYA
Pada tahun 1916, Barth mulai mempelajari Surat Paulus kepada Jemaat
di Roma dengan saksama. Hasil dari usaha itu menjadi karya besarnya
yang pertama, "The Epistle to the Romans" (dipublikasikan pertama
kali pada tahun 1919, yang kemudian selesai ditulis ulang tahun
1922), di mana ia menentang teolog liberal yang beranggapan bahwa
Alkitab tidak lebih dari sekadar sebuah catatan pengalaman religius
manusia dan yang hanya tertarik pada sejarah kepribadian Kristus.
Menurutnya, Paulus mengatakan Allah mengutuk semua manusia dan
menyelamatkan mereka yang hanya percaya pada Allah, bukan dirinya
sendiri. Barth menjelaskan bahwa dalam Injil terdapat
"pemikiran-pemikiran ilahi mengenai manusia, bukan pemikiran
manusia mengenai Tuhan". Tuhan adalah Tuhan dan Ia telah membawa
keselamatan bagi kita.
Menurut Barth, surat Roma adalah sebuah khotbah yang sangat besar
dan menarik; bukan sekadar tafsiran. Melaluinya, Barth merefleksikan
apa yang kemudian ia sebut "keilahian Tuhan". Apa yang Tuhan
pikirkan tentang manusia itu lebih penting daripada apa yang manusia
pikirkan mengenai Tuhan. Pengetahuan manusia dapat membawa kita
kepada kehampaan, keinginan, dan ketidakpuasan. Tuhan yang hidup
telah datang menyelamatkan manusia dari dosa. Dalam bukunya, Barth
menekankan keterpisahan pesan Kristen dan dunia. Tuhan adalah
Pribadi lain yang utuh, dan hanya dikenal dalam pewahyuan. Tugas
manusia adalah membentuk dirinya supaya menurut rancangan Allah,
bukan sebaliknya.
Apa yang dilakukannya itu menarik perhatian para teolog. Bukunya
membagi dunia teologi Jerman dan Swiss menjadi dukungan dan celaan.
Buku ini mengawali terjadinya kebangunan rohani Protestanisme
Ortodoks yang berdasarkan pada Alkitab. Banyak teolog muda, seperti
Emil Brunner, Bultmann, George Merz, dan Friedrich Gogarten melihat
karya Barth sebagai perwujudan program teologi mereka sendiri. Pada
musim gugur tahun 1922, Barth, Thurneysen, Gogarten, dan Merz
memulai sebuah jurnal berjudul "Zwischen den Zeiten" (Di Antara
Zaman) yang menjadi bagian penting dalam "teologi krisis" yang baru.
Jurnal ini memainkan peran penting dalam membentuk teologi Jerman
untuk dekade selanjutnya, sampai akhirnya tidak dilanjutkan pada
tahun 1933.
Ciri-ciri umum karya Barth, yang dikenal sebagai neo-ortodoksi dan
teologi krisis, adalah dosa umat manusia, kemahakuasaan Allah yang
absolut, dan ketidakmampuan manusia untuk mengenal Tuhan kecuali
melalui pewahyuan. Sifat kritis dari teologinya ini dikenal sebagai
"teologi dialektik" atau "teologi krisis". Teologi ini mengawali
tren yang mengarah pada neo-ortodoksi dalam teologi Protestan.
Neo-ortodoksi Karl Barth sangat menentang penolakan Protestan
liberal terhadap pewahyuan historis. Dia ingin menuntun teologi
keluar dari pengaruh filosofi agama modern dan menitikberatkan pada
perasaan dan kemanusiaan, dan kembali kepada prinsip-prinsip
Reformasi dan pengajaran Alkitab. Namun, dia memandang Alkitab bukan
sebagai pewahyuan Tuhan yang sebenarnya, melainkan sebagai catatan
dari pewahyuan itu. Satu-satunya pewahyuan Tuhan hanya terjadi dalam
Yesus Kristus. Intinya, Barth menolak dua pandangan utama dalam
teologi Protestan pada waktu itu, yaitu kritik sejarah terhadap
Alkitab dan usaha untuk menemukan pembenaran bagi pengalaman
religius dari filosofi dan sumber lainnya. Barth melihat kritik
historis sebagai hal yang baik pada permukaannya, namun hal itu
sering kali mengurangi pentingnya komunitas apostolik Yesus yang
berdasar pada iman, bukan pada sejarah. Teologi yang menggunakan
filosofi selalu defensif dan lebih mengarahkan perhatian untuk
menyesuaikan iman Kristen terhadap iman yang lain daripada
memerhatikan apa yang sebenarnya dikatakan Alkitab.
Bukunya membuat Barth -- yang tidak pernah mendapat gelar doktoral --
ditunjuk menjadi profesor di Göttingen, Münster, dan Bonn secara
berturut-turut. Di Göttingen, ia melakukan penyelidikan mendalam
terhadap para teolog Protestan skolastik. Tahun 1927, dia menulis
karya pertamanya dalam bidang dogmatik, "The Doctrine of the Word of
God: Prolegomena to Church Dogmatics", di mana ia menyampaikan
firman Tuhan, pewahyuan ilahi, Trinitas, inkarnasi, dan Roh Kudus.
Hal itu ternyata adalah suatu kesalahan. Keterlibatannya dengan
masalah epistemologi membuatnya tidak puas dengan apa yang telah
dilakukannya. Dia menyadari bahwa dia masih bekerja dalam kerangka
liberal dan antroposentris. Saat pindah ke Bonn, Barth terpaksa
memikirkan ulang seluruh metode teologinya agar ia tidak mendasarkan
teologinya pada antropologi eksistensial.
Tahun berikutnya, ia menerbitkan bagian pertama dari "Church
Dogmatics" (Dogmatik Gereja). Selama waktu ini, Barth juga
menuliskan beberapa tafsiran kecil, eksposisi "Apostles` Creed" dan
katekismus "Heidelberg and Geneva".
Barth bukan hanya seorang teolog Protestan yang menonjol, namun juga
seorang tokoh masyarakat. Seiring dengan berkuasanya Adolf Hitler
pada tahun 1933, Barth muncul sebagai pemimpin gereja oposisi yang
diwujudkan dalam Barmen Declaration tahun 1934. Pada April 1933,
"Evangelical Church of the German Nation" dibentuk dan menerbitkan
prinsip-prinsip panduan berikut ini:
"Kami menjaga ras, rakyat dan bangsa, tatanan kehidupan yang
diberikan dan dipercayakan Allah kepada kami. Hukum Allah adalah
panduan kami dalam menjaga semua itu .... Kami merasakan bahaya
kebinasaan kebangsaan kami dalam misi orang Yahudi. Misi itu
adalah pintu gerbang bagi masuknya darah asing dalam tubuh politik
kami .... Secara khusus, terhadap perkawinan orang Jerman dan
Yahudi yang dilarang. Kami menginginkan sebuah gereja evangelikal
yang berakar pada kebangsaan kami." (Dikutip dalam Arthur C.
Cochrane. (1962). "The Church`s Confession Under Hitler".
Philadelphia, hal. 222-223)
Barth merupakan salah satu pendiri apa yang disebut gereja
Confessing, yang menolak ideologi nasionalis "darah dan tanah" Nazi
dan upaya pembangunan sebuah gereja "Kristen Jerman". Pada Mei 1934,
perwakilan dari gereja Conffesing bertemu di Barmen dan menghasilkan
"Barmen Declaration", yang sebagian besar berdasar pada rancangan
awal yang telah dipersiapkan oleh Barth. Isinya mengekspresikan
pendiriannya bahwa satu-satunya cara untuk melawan keruntuhan gereja
pada era Nazi Jerman adalah dengan berpegang teguh pada doktrin
kristiani yang benar, yakni menegaskan kedaulatan firman Tuhan dalam
Kristus terhadap segala ideologi politik musyrik.
"Yesus Kristus, yang dinyatakan kepada kita dalam Injil suci,
adalah satu-satunya firman Tuhan yang yang harus kita dengarkan,
dan yang harus kita percayai dan taati ketika kita hidup maupun
mati. Kami menolak doktrin palsu yang menyatakan bahwa gereja
bisa dan seharusnya mengenali sumber proklamasinya dari luar dan
selain firman Tuhan -- peristiwa, kekuasaan, tokoh-tokoh sejarah,
dan kebenaran sebagai pewahyuan Tuhan. Kami menolak doktrin palsu
yang mengatakan bahwa ada area tertentu dalam kehidupan kita di
mana kita bukan milik Yesus Kristus, melainkan milik tuhan lain
-- area-area di mana kita tidak membutuhkan pembenaran dan
penyucian melalui-Nya."
Penolakan Barth untuk bersumpah setia tanpa syarat terhadap Hitler
mematikan karier profesionalnya di Jerman. Barth sendiri menjelaskan
mengapa dia menolak untuk taat.
"Saya sudah memulai kuliah saya (pada musim panas pukul tujuh,
pada musim dingin pukul delapan) selama dua setengah tahun dengan
renungan singkat yang berisi pembacaan dua ayat Alkitab dan
nyanyian dua atau tiga bait lagu himne yang dinyanyikan oleh
mereka yang hadir. Dalam konteks ini, penghormatan kepada Hitler
akan sangat tidak sesuai dan menyimpang." (Prolingheuer, Der Fall
Karl Barth, 240: Letter to Rust, 16 Desember 1933).
MASA-MASA AKHIR HIDUP BARTH
Barth kembali ke daerah asalnya, Basel, di mana ia tinggal di sana
sampai kematian menjemputnya pada 10 Desember 1968 pada usia 82
tahun. Dia terus memerjuangkan masalah Gereja Confessing,
orang-orang Yahudi, sampai akhir perang dunia. Setelah perang
dunia, Barth diundang kembali ke Bonn, di mana ia menyampaikan seri
kuliah yang diterbitkan tahun 1947 dengan judul "Dogmatics in
Outline". Dia berpidato pada pertemuan pembukaan Conference of the
World Council of Churches (Konferensi Dewan Gereja Dunia) di
Amsterdam tahun 1948. Selanjutnya, pada Second Vatican Council
(Dewan Vatikan yang Kedua) tahun 1962 -- 1965, dia mengunjungi Roma,
sebuah kunjungan yang kemudian ia tulis dalam karyanya yang berjudul
"Ad Limina Apostolorum". Dia juga menjadi pengunjung rutin penjara
di Basel (Deliverance to the Captives, 1959).
Dari tahun 1932 -- 1967, ia mengerjakan "Church Dogmatics"-nya,
karya multivolume yang belum selesai ketika ia meninggal dunia.
Karya tersebut terdiri dari 13 bagian dalam 4 volume, dan jumlah
seluruhnya lebih dari 9.000 halaman. Meski ia mengubah beberapa
posisi terdahulunya, dia tetap memertahankan bahwa tugas teologi
adalah untuk menyingkap firman yang dinyatakan dalam Alkitab dan
tidak ada tempat bagi teologi alami atau pengaruh agama-agama
non-Kristen.
Teologi yang dianut Barth bergantung pada perbedaan antara firman
(yaitu pewahyuan Tuhan sendiri yang secara konkret dimanifestasikan
dalam Kristus) dan agama. Agama, menurut Barth, adalah usaha manusia
untuk menggapai Allah dan berlawanan dengan pewahyuan, di mana Tuhan
telah datang kepada manusia melalui Kristus. "Agama adalah musuh
iman". "Agama adalah usaha manusia untuk dapat bersekutu dengan
Allah menurut cara-caranya sendiri". (t/Hilda)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Boston University People.bu.edu
Judul asli artikel: Karl Barth (1886-1968)
Penulis: Zdravko Kujundzija
Alamat URL: http://people.bu.edu/wwildman/WeirdWildWeb/courses/mwt/
dictionary/mwt_themes_750_barth.htm#Karl%20Barth%20(1886-1968)
Anda ingin mengetahui artikel selengkapnya? Silakan berkunjung ke
alamat berikut:
==> http://biokristi.sabda.org/karl_barth_1886_1968
______________________________________________________________________
Menyatukan tangan berdoa adalah awal kebangkitan melawan dunia yang
kacau.
Karl Barth -- Teolog
+ Karya ______________________________________________________________
1768 -- 1834 Filsuf, Teolog
SCHLEIERMACHER: KEHIDUPAN DAN KARYA-KARYANYA
KEHIDUPAN DAN KARYA-KARYANYA
Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768 -- 1834) adalah anak
seorang pendeta tentara di Silesia Utara. Kedua orang kakeknya juga
pendeta. Ayahnya yang memiliki kecenderungan pietis (gerakan yang
menekankan doktrin alkitabiah, kesalehan pribadi, dan kehidupan
Kristen yang berkobar-kobar) yang kuat, mengirimnya ke seminar
Moravian di Barby dengan harapan supaya segala kecenderungan ini
akan bertambah berkembang di dalam diri anaknya.
Cukup mengherankan, dia pernah dianjurkan membaca karya Kant sebagai
suatu penangkal terhadap liberalisme modern, tetapi hal tersebut
memberikan reaksi yang berbeda. Dia memberikan reaksi melawan
pendidikannya yang pietis.
Pada masa hidupnya kemudian, Schleiermacher menggambarkan dirinya
sendiri sebagai seorang Moravian yang lebih tinggi. Pada saat itu,
pemikirannya telah mengalami banyak perubahan, dan ia berusaha keras
menggabungkan tekanan pengalaman agamawi orang-orang pietis injili
dengan sikap moderat liberal terhadap kekristenan, yang dianjurkan
oleh kaum terpelajar pada zamannya.
Ketika itu Schleiermacher belajar di Halle (kemudian menjadi pusat
pemikiran radikal di Jerman) dan Berlin. Sesudah masa tugas sebagai
seorang guru pribadi, dia kembali ke Berlin sebagai pendeta dari
Rumah Sakit Charity, dan diterima di sebuah perkumpulan para penulis
dan pujangga Romantik. Kelompok itu memberontak melawan
pandangan-pandangan rasionalis dari Pencerahan, dan menekankan
peranan misteri, imajinasi, serta perasaan. Dalam periode inilah
Schleiermacher menerbitkan bukunya yang terkenal, "On Religion:
Speeches to its Cultured Despisets" (1799).
Pada tahun 1804, dia kembali ke Halle sebagai seorang profesor.
Tetapi peperangan Napoleon mengharuskannya untuk berdiam di Berlin,
sebab perjanjian perdamaian Peace of Tilsit memutuskan hubungan
Halle dari wilayah-wilayah Prusia lainnya. Di Berlin, Schleiermacher
meneguhkan dirinya sebagai salah seorang dari tokoh intelektual
terkemuka dari negaranya. Dia memainkan peranan terpenting dalam
pembentukan Universitas Berlin tahun 1810 dan memimpin fakultas
teologinya. Tetapi teologi bukan satu-satunya minatnya.
Beberapa jilid terjemahan dari Plato yang dikerjakannya untuk waktu
yang lama, menjadi edisi baku di Jerman. Aliran karangan atau
tulisan-tulisan yang dipelajari terus-menerus mengalir dari penanya,
banyak di antaranya mula-mula muncul dalam bentuk naskah-naskah yang
dipersembahkan kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia (Prussian
Academy of Sciences). Selama waktu itu, Schleiermacher melayani
secara tetap di Trinity Church yang moderat di Berlin.
Karya-karya Schleiermacher yang dikumpulkan di Jerman setelah ia
meninggal terdiri dari tiga puluh jilid (hampir terbagi rata antara
khotbah-khotbah, tulisan-tulisan teologis, dan tulisan-tulisan
filsafat). Ini semua mencakup sebuah buku berjudul "Life Of Jesus".
Karya yang paling penting di antara semuanya adalah sebuah buku yang
berusaha memaparkan secara sistematis pendekatan baru Schleiermacher
terhadap kekristenan, "The Christian Faith" (1821-22, 1830-31/2).
PENDEKATAN SCHLEIERMACHER
Istilah teologi natural pada dasarnya merupakan suatu jalan buntu ke
arah mana Schleiermacher tidak mau berspekulasi. Kant mengungkapkan
alasan-alasan muluk tentang teologi-teologi itu, namun alternatif
Kant sendiri lebih baik. Itu bukanlah agama yang riil dan hidup.
Sebaliknya, Schleiermacher merasa bahwa dia tidak dapat lagi
membicarakan Alkitab sebagai suatu kisah mengenai campur tangan
Ilahi dan sekumpulan ucapan Ilahi, tetapi lebih merupakan catatan
pengalaman agamawi.
Ide mengenai pengalaman agamawi merupakan kunci yang digenggam
Schleiermacher dengan kedua tangannya. Nampaknya, bagi dia hal ini
bisa membuka kunci setiap masalah teologis (kecuali yang tiba-tiba
muncul di dalam diri kita, yang bagaimanapun tidak dapat dipecahkan
oleh pikiran manusia). Itu berarti bahwa dia tidak perlu lagi
menerima Alkitab dengan serius secara terperinci. Hal itu nampak
seperti membukakan suatu pintu baru untuk apologetika dengan
memimpin baik orang yang percaya maupun yang tidak percaya kepada
dasar-dasar permufakatan (yang dapat diterima bersama) dari
pengalaman-pengalaman umum mereka.
Maka apa yang diupayakan oleh Schleiermacher adalah menganalisa
pengalaman agamawi dan mengentalkannya menjadi esensi agama. Setelah
melakukan hal ini, maka dia dapat menginterpretasikan kembali iman
Kristen dalam pengertian yang dapat diterima oleh orang modern, baik
yang berada di dalam maupun yang di luar gereja.
Agama mencakup segala hal. Ada tindakan-tindakan agama, seperti
mengambil bagian di dalam ibadah dan berbuat baik. Juga ada unsur
pengetahuan yang boleh dikelompokkan di bawah pokok teologi (baik
ceramah pelajaran maupun cerita Alkitab di sekolah minggu).
Schleiermacher menyimpulkan bahwa esensi agama bukanlah kegiatan
maupun pengetahuan, melainkan sesuatu yang umum terhadap keduanya.
Di dalam "Speeches" dia mendefinisikan hal itu sebagai "pengertian
dan perasaan terhadap Yang Tidak Terbatas". Pada waktu dia mulai
menulis "The Christian Faith", dia dapat menjelaskannya sedikit
lebih teliti:
"Unsur umum di dalam semuanya, biarpun pengungkapan kesalehan
bermacam-macam ... ialah: kesadaran akan perasaan bergantung
secara mutlak, atau, yang sama seperti itu, kesadaran berada dalam
hubungan dengan Allah. Esensi agama terletak di dalam perasaan
bergantung mutlak (sense of absolute dependence) di dalam diri
kita."
Di dalam diri Schleiermacher, ide ini menjadi suatu persamaan
pengalaman agamawi dan juga suatu tongkat pengukur untuk menilai
semua pengajaran Kristen lainnya. Dilengkapi dengan hal itu,
Schleiermacher mulai menafsirkan kembali seluruh jajaran doktrin
Kristen. Dia meringkaskan pendekatannya terhadap natur Allah dengan
mengatakan, "Semua atribut yang kita anggap berasal dari Allah
diperlukan bukan untuk menunjukkan sesuatu yang khusus di dalam
Allah, melainkan perasaan bergantung mutlak yang dikaitkan dengan
Dia.
"Dosa ditafsirkan dengan cara yang sama. Dosa bukan begitu banyaknya
pelanggaran terhadap hukum Ilahi, dosa adalah natur manusia yang
lebih rendah yang menginginkan kebebasan pada waktu ia seharusnya
terikat. Itu merupakan sesuatu yang menyelimuti perasaan bergantung
mutlak di dalam diri kita. Di dalam bentuk ekstrimnya, boleh
dikatakan "keadaan tanpa Allah (Gottlosigkeit), atau, lebih baik,
keadaan melupakan Allah (Gottvergessenheit)". Penebusan ditafsirkan
sebagai pemulihan akan perasaan bergantung kita.
Maka Penebus sama seperti semua manusia lainnya dalam kebajikannya,
namun berbeda dari mereka karena tetapnya potensi kesadaran-Nya akan
Allah, yang benar-benar merupakan eksistensi Allah di dalam
diri-Nya.
Dengan perkataan lain, kita tidak berpikir tentang Yesus sebagai
manusia-Allah di dalam iman ortodoksi Kristen, Firman Ilahi yang
mengambil natur manusia bagi diri-Nya sendiri. Yesus adalah seorang
manusia yang berjalan demikian dekat dengan Allah sehingga Anda
dapat berkata bahwa Allah tinggal di dalam Dia.
Karya penebusan Yesus adalah menarik "orang-orang yang percaya ke
dalam kuasa kesadaran-Nya akan Allah". Itu bukanlah menanggung
dosa-dosa mereka demi mereka, melainkan begitu menggerakkan manusia
sehingga "prinsip atau pendirian dasar-Nya kita miliki juga".
Schleiermacher tetap memakai beberapa istilah teologi Kristen yang
lebih kuno, tetapi ia memberikan arti yang diperluas atau hampir
diubah sama sekali. Maka pengajarannya mengenai pendamaian tetap
mengandung beberapa kemiripan dengan ortodoksi Protestan. Dia tetap
dapat menulis, "Penerimaan ke dalam hidup persekutuan dengan Kristus
berkenaan dengan perubahan hubungannya dengan Allah.
Dengan perkataan lain, pendekatan Schleiermacher mengarah kepada
suatu bentuk Unitarianisme. Dia percaya akan Allah. Sebab Allah
merupakan tempat di mana kita merasa bergantung. Tetapi Yesus adalah
seorang manusia yang memunyai pengalaman tingkat yang sangat tinggi,
dan Roh Kudus benar-benar merupakan cara menggambarkan pengalaman
kita akan Allah di dalam gereja.
Diambil dan disesuaikan dari:
Judul buku: Filsafat dan Iman Kristen
Judul asli artikel: Schleiermacher
Penulis: Colin Brown
Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta 1994
Halaman: 150 -- 156
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
Tahukah Anda bahwa terjemahan Plato dalam bahasa Jerman yang dibuat
oleh Friedrich Schleiermacher masih menjadi yang terbaik hingga saat
ini? Dia membagi dialog Plato dalam tiga periode yang berbeda dan
lebih mendasarkan penyusunannya berdasarkan pada perkembangan sisi
filsafat daripada ilmu bahasa. Friedrich Schleiermacher membaginya
menjadi:
1. Dasar: Phaedrus, Lysis, Protagoras, Laches, Charmides, Euthyphro,
Parmenides, 2. Peralihan: Gorgias, Theaetetus, Meno, Euthydemus, Cratylus,
Sophist, Statesman, Symposium, Phaedo, Philebus; dan
3. Klimaks: The Republic (Critias, Timaeus, The Laws).
Tiga dialog yang diberi tanda kurung tidak diterjemahkan oleh
Friedrich Schleiermacher.
Sumber:
http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20070515161818AAu7wDB
+ Sisipan ____________________________________________________________
SITUS E-LEARNING: SITUS PENYEDIA BAHAN
PELAJARAN DAN PENDIDIKAN KRISTEN
Situs e-Learning menyediakan sumber bahan pelajaran Kristen dan
pendidikan dalam bentuk elektronik. Di sana, Anda bisa mendapatkan
banyak sekali bahan pelajaran Kristen bermutu secara GRATIS! Bahan
yang ada bisa dibaca secara online atau download. Bahan-bahan yang
disediakan, di antaranya adalah Sistematika (Dasar), Biblika
(Hermeneutik, PL-PB), Praktika (Hidup Baru, Konseling, Misi,
Pemuridan, Leadership, Pastoral, Kontemporer), dan Historika
(Katekimus, Tokoh Alkitab, Yesus). Segera kunjungi situs e-Learning,
semoga bahan-bahan yang ada bisa menjadi sumber belajar dan
pendukung majunya pelayanan di bidang pendidikan kekristenan Anda.
Selamat berkunjung!
==> http://learning.sabda.org/
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia
Redaksi Tamu: Hilda Dina Santoja
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |