Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/26 |
|
![]() |
|
Bio-Kristi edisi 26 (11-8-2008)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) _______________________Edisi 026, Agustus 2008________________________ Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat: Woodrow Wilson: Berjuang untuk Meraih Perdamaian yang Adil - Karya: Franz Schubert (1797 -- 1828) - Tahukah Anda? + Pengantar __________________________________________________________ Salam sejahtera, Dirgahayu bangsaku, dirgahayu negeriku! Tahun ini Republik Indonesia genap berusia 63 tahun. Sebagai warga negara, apakah kita telah memberikan kontribusi yang berarti bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa ini? Tidak harus dimulai dari hal-hal besar yang secara kasat mata dapat dilihat orang dan mendatangkan kebanggaan bagi diri kita. Mulailah dengan menjadi pendoa bagi negara kita tercinta. Dengan doa, kita dapat membawa perubahan besar bagi negara ini. Firman Tuhan dalam Yeremia 29:7 berkata, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." Marilah kita bersatu hati untuk berdoa dan memberikan diri bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta. Menyambut kemerdekaan RI, kami sajikan riwayat seorang negarawan Amerika yang memiliki karakter Kristen yang kuat, Woodrow Wilson, dalam edisi Bio-Kristi kali ini. Walaupun berkecimpung dalam dunia politik, dia tidak lelah menanamkan dasar-dasar firman Tuhan dalam aktivitas kenegaraannya. Selain itu, kami juga menampilkan karya-karya musisi Kristen, Franz Schubert. Melalui talenta bermusiknya, dia mengharumkan nama bangsanya. Meskipun kita dan kedua tokoh tersebut memiliki kebangsaan dan latar belakang yang berbeda, namun kita patut meneladani semangat dan perjuangan mereka demi memberikan kontribusi bagi negara tercinta. Harapan kami, prestasi dan semangat yang mereka torehkan di negaranya dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk berdedikasi dan bertanggung jawab terhadap negara Indonesia. Kiranya sajian kali ini dapat mendorong kita untuk membangun bangsa Indonesia lewat bidang pekerjaan dan pelayanan yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Selamat membaca! Tuhan Yesus memberkati. DIRGAHAYU INDONESIA! Pimpinan Redaksi Bio-Kristi, Kristina Dwi Lestari + Riwayat ____________________________________________________________ 1743 -- 1826 Negarawan, Politikus WOODROW WILSON: BERJUANG UNTUK MERAIH PERDAMAIAN YANG ADIL Diringkas oleh: Kristina Dwi Lestari MASA KECIL DI DAERAH SELATAN Thomas Woodrow Wilson dilahirkan di Staunton, Virginia, lima tahun sebelum perang saudara meletus. Sepanjang hidupnya, ia tetap memegang nilai-nilai tradisi kehidupan daerah selatan, selain warisan pengajaran keluarganya. Ayah Wilson adalah seorang pendeta dari Presbiterian Selatan. Joseph Ruggles Wilson meraih prestasi menonjol dalam bidang pelayanan, sebagai moderator Gereja Presbiterian Selatan pada tahun 1879, sebagai pendeta yang banyak dihargai, dan sebagai seorang profesor yang mengajar di banyak negara bagian. Tetapi di atas semuanya, ia mengabdi sepenuhnya kepada keluarganya dan terutama demi kepentingan anak laki-lakinya. Sejak awal, orang tua Wilson sudah melihat bakatnya berbicara. Mereka pun mendorong Wilson untuk memerdalam pengetahuannya dalam menulis, berdebat, berpidato, dan membekalinya dengan iman Kristen. Ia dilatih dalam kebiasaan mengadakan saat teduh yang terus dipertahankan sepanjang hidupnya. Ia mengkhususkan hari Minggu hanya untuk Allah, suatu kewajiban yang dianggapnya sebagai suatu hak istimewa. Sejak masa kecilnya, Woodrow Wilson menyerap pendekatan religius dari orang tuanya, pendekatan yang dipegangnya terus sepanjang hidup. KESEIMBANGAN YANG UNIK Pendekatan itu dipusatkan pada konsep perjanjian. Allah telah membuat aturan-aturan tertentu bagi kita untuk dijalankan dan Ia telah memberikan janji-janji yang pasti. Janji-janji kepada individu-individu diberikan Allah, termasuk tawaran keselamatan kepada mereka yang percaya kepada-Nya dan bagi semua orang, suatu jaminan damai sejahtera dan keselarasan sosial bagi mereka yang menegakkan keadilan. Janji tersebut menggambarkan suatu keseimbangan yang unik bagi Wilson -- dibutuhkan suatu upaya yang paling keras dari setiap individu, tetapi juga tergantung pada ikatan yang kuat antara gereja dan masyarakat. Sebagai seorang guru sejarah, kerangka perjanjian ini membuat Wilson sangat memihak kepada kaum Reformer, terutama John Calvin (sebagaimana yang biasa dikatakan kepada para mahasiswanya, bahwa Calvin merupakan "negarawan pemerbaru" Kristen terbesar). Sebagai pemimpin dunia, justru pengajaran inilah yang membuat Wilson berpikir bahwa usaha dari individu-individu yang adil dan benar dapat mengubah masyarakat bangsa-bangsa. Wilson bekerja sebagai seorang akademik, penulis, pembicara, politikus, dan negarawan. Ambisi di dalam dirinya cukup besar. Hal ini terlihat dari pertanyaannya: "Mengapa dunia masa kini tidak menulis mengenai otobiografi politiknya?" Meskipun demikian, sisi religiusnya nampak. Dia percaya bahwa Allah menguasai dunia dan pribadi-pribadi yang menjadi pelayan dari kehendak Allah di dalam dunia. Keyakinan ini tidak hanya sekadar kepribadiannya yang sudah diakui, akan tetapi juga mendorong pencapaian kehidupan ini. Wilson menemukan jati dirinya setelah menuntut ilmu di Presbyterian Davidson College dan selanjutnya pindah ke Princeton, perguruan tinggi yang masih didominasi masalah-masalah dan kepentingan kaum Presbitarian. Semasa kuliahnya, konsentrasinya banyak di perbebatan, belajar, dan persahabatan. Saat di Atlanta, Wilson tidak menikmati pekerjaannya sebagai ahli hukum. Di sana, dia bertemu dengan istrinya, Ellen Louise Axson yang mendampinginya sampai dia menjadi presiden hingga ajalnya. Ambisinya dalam hal akademik sangat terpuaskan ketika menempuh studi di John Hopkins-Baltimore dan beberapa pusat studi kesarjanaan di seluruh Amerika Serikat. Sebagai puncaknya di John Hopkins, dia meniti karier dengan cepat dan akhirnya menjadi dosen di Princeton tahun 1890. Wilson juga memunyai keahlian dalam menulis sejarah, seperti sejarah Amerika Serikat dan biografi George Washington yang pernah dikritik oleh rekan akademiknya karena dianggap terlalu dangkal. Di pihak lain, esai dan buku politiknya banyak diterima oleh kalangan akademik dan publik umum. Karya-karyanya banyak mengetengahkan gagasan tentang persamaan, kemajuan, dan pemikiran yang adil kepada politik kontemporer. REKTOR PRINCETON Ketika Wilson terpilih sebagai Rektor Princeton pada tahun 1902, ia menghadapi tugas-tugas publik dalam jabatannya dengan antusias. Ia masih mengajar dan mengerjakan tugas-tugasnya sebagai seorang dosen. Menjadi pengajar energi yang membuatnya begitu berhasil sebagai seorang dosen dan pembicara umum ternyata memberikan dampak negatif kepada orang-orang yang tidak mendukung usulan-usulannya. Dia dianggap sebagai pribadi yang angkuh. Terutama setelah ia terserang stroke pada tahun 1906 (ia mungkin terserang stroke ringan sebelumnya), kepribadiannya semakin keras. Ia adalah seseorang yang selalu berorientasi pada sasaran. Akibatnya, terjadi beberapa benturan dengan rekan sejawat yang memiliki ego dan visi yang tak kalah hebatnya. Ketika yayasan serta beberapa kelompok tidak menyetujui rencana Wilson untuk mendemokrasikan kehidupan mahasiswa dan memertahankan pendidikan yang liberal dan bukan yang profesional, pertikaian pun tak terhindarkan. Karena kepahitan hati ini, Wilson sudah siap ketika para pemimpin dari Partai Demokrat dari New Jersey memintanya untuk menjadi gubernur pada tahun 1910. Wilson terpilih menjadi Gubernur New Jersey. Reputasi yang sudah diperolehnya di New Jersey mendorongnya untuk ikut nominasi kepresidenan pada tahun 1912. Ketika dukungan Partai Republik mendua antara William Howard Taft dan Theodore Roosevelt, Woodrow Wilson memasuki Gedung Putih. Sebagai seorang presiden yang "progresif` dengan mayoritas dukungan kongres, ia berhasil mengamankan pembaruan undang-undang, termasuk hak untuk memeriksa perusahaan-perusahaan besar; munculnya Sistem Cadangan Federal yang akan melindungi perbankan; pengurangan tarif untuk mendorong perdagangan; memberi mandat pada karyawan kereta api untuk bekerja delapan jam sehari; dan membuat standar kerja bagi anak untuk pertama kalinya. Berdasarkan catatan ini dan andilnya dalam membawa Amerika Serikat ke luar dari Perang Eropa pada tahun 1914, Wilson terpilih menjadi presiden untuk kesekian kalinya. Ia terus berusaha untuk membuat Amerika tak terlibat peperangan. EMPAT BELAS BUTIR Pada awal tahun 1918, sementara perang masih berkecamuk di Eropa, Woodrow Wilson membuat proposal "Enam Belas Butir"-nya yang terkenal untuk mencoba menegakkan perdamaian. Butir-butir ini menyerukan kepada bangsa-bangsa untuk menyangkal perjanjian-perjanjian rahasia dan memungkinkan orang-orang yang tertindas untuk menentukan nasib mereka sendiri secara demokratis. Enam Belas Butir yang dibuat Wilson ini juga menyerukan bahwa yang terpenting adalah mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setelah perang berakhir pada bulan November 1918, Wilson sendiri pergi ke Paris sebagai pemimpin delegasi perdamaian Amerika. Di Inggris dan benua Eropa, ia mendapat sambutan yang luar biasa hangat. Wilson dipandang sebagai pemimpin yang berprinsip yang menempatkan kepentingan orang banyak di atas kelompok-kelompok yang mementingkan diri sendiri. Perjanjian perdamaian berlangsung brutal. Setelah lelah berdebat, Wilson menarik kembali sebagian besar dari keempat belas butirnya. Tetapi ia yakin pada konferensi perdamaian untuk menerima Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan harapan bahwa berdirinya badan ini akan mencegah timbulnya sebuah perang besar lagi. MENGALAMI KEKECEWAAN Akan tetapi ketika ia kembali ke Amerika, golongan Republik telah menguasai kembali Senat pada tahun 1918 dan mereka tidak sepakat dengan Wilson bahwa PBB menjadi perhatian utama Amerika Serikat. Di bawah pimpinan Senator Henry Cabot Lodge dari Massachusett, para senator menuntut perubahan atau perbaikan terhadap perjanjian itu sebelum menyetujuinya. Bagi Wilson, perlawanan seperti itu bahkan lebih mengandung celaan daripada perlawanan yang dialaminya terhadap gagasan-gagasan akademisnya ketika ia masih di Princeton. Akibatnya, ia memutuskan untuk melakukan tur ke daerah-daerah dan meyakinkan Senat, melalui dukungan publik yang besar, untuk meneguhkan perjanjian tersebut tanpa perlu adanya perbaikan. Namun Wilson sudah menjadi lemah karena tekanan peperangan dan ketegangan dalam meja perundingan untuk perdamaian sehingga ia ambruk di Pueblo. Amerika Serikat tidak akan bergabung dengan PBB. Woodrow Wilson meninggal dunia dan masih yakin akan gagasan-gagasannya, tetapi ia juga terpukul karena kegagalan kebijaksanaannya. Orang Kristen menghadapi banyak pertanyaan mendalam ketika mereka mengaji ulang karier Woodrow Wilson. Tak pelak lagi, ia adalah seorang pemimpin yang besar dan memiliki kecakapan yang luar biasa. Kesimpulan ini mengakui titik-titik lemah Wilson karena ia bukan seorang yang sempurna. Misalnya, ia tidak siap untuk memerluas persamaan kepada orang Amerika keturunan Afrika, dan ia juga tidak siap untuk menghargai lawan-lawannya yang memiliki motif yang berharga. Namun, bahkan para musuhnya mengenal kerinduan Wilson untuk mendorong kehidupan politik di Amerika dan masalah internasional kepada posisi moral yang lebih tinggi. NEGARAWAN KRISTEN? Sepanjang hidupnya, Wilson mengalami sejumlah besar pengalaman Kristen. Ia mengalami pertobatan yang murni pada tahun 1872 -- 1873. Pada saat di Wesleyan, ia begitu tergerak oleh khotbah D.L. Moody yang mengubahkan Wilson dari kebiasaannya menulis doa-doa sebelum mengajar, menjadi doa yang spontan dalam kata-kata sendiri. Saat dia memulihkan kesehatannya akibat serangan stroke, ia menulis cara pandangnya tentang kekristenan bukan sebagai etika atau "suatu filsafat altruisme (mengutamakan kepentingan orang lain)", tetapi sebagai "kasih, berpandangan jernih, setia, pribadi" sebagaimana yang diperlihatkan Kristus yang "datang bukan untuk menyelamatkan diri-Nya, tetapi untuk menyelamatkan isi dunia". Dalam keseimbangan itu, iman Wilson lebih bertumpu pada moral daripada bersifat injili. Lebih menggali sumber-sumber etika daripada penyampaian pesan kasih karunia. Salah satu tujuannya ialah mendukung keyakinannya dalam kemajuan kemanusiaan. Saat Wilson menyampaikan ceramahnya pada tahun 1911 yang menekankan karakter politik. Kitab Suci merupakan "Magna Carta" dari jiwa manusia". Dalam ceramahnya itu, dia mendapat sambutan yang baik. Wilson mengakhiri ceramahnya dengan: "Saya meminta setiap pria dan wanita di hadapan saya menyadari bahwa sebagian nasib bangsa Amerika terletak pada penyelidikan harian dari kitab yang berisi pernyataan Allah. Jika ingin melihat kebebasan dan kemurnian di Amerika, maka mereka akan membuat semangat tetap murni dan bebas melalui baptisan Kitab Suci." Sebagai negarawan Kristen, Wilson juga memiliki keterbatasan. Dia terlalu menyamakan cita-cita Amerika dengan cita-cita Kitab Suci. Dia dianggap buta terhadap pengajaran Alkitab mengenai dosa manusia dan keperluan akan kasih karunia untuk membuat dunia lebih baik. Tetapi jika ini terbatas hanya pada pemikiran Wilson, maka dibutuhkan suatu kekuatan yang luar biasa. Wilson tidak menganggap politik sebagai suatu perjuangan untuk memeroleh sesuatu, atau diplomasi internasional hanya sebagai satu-satunya cara untuk mengamankan negaranya sendiri. Tetapi lebih kepada pandangannya bahwa manusia diciptakan Allah untuk menikmati kebaikan serta kasih karunia-Nya. Mereka diciptakan Allah supaya merdeka. Mereka diciptakan untuk merefleksikan keagungan Pencipta mereka. Apapun kesalahan yang dapat ditemui dalam visi Wilson, cita-citanya yang tinggi patut kita hargai. Dalam suatu abad yang penuh dengan penderitaan dan pertumpahan darah di mana bangsa-bangsa bersaing dan berperang, gagasan seperti itu kontradiktif. Itulah gagasan-gagasan yang berasal mula dari pendidikan Kristen yang diterima Wilson ketika masih kecil dan dalam iman Kristen yang dicurahkannya sepanjang hidupnya. Itu merupakan gagasan-gagasan yang bercikal bakal pada janji-janji Allah. Diringkas dari: Judul majalah: Sahabat Gembala, Oktober 1996 Judul artikel: Woodrow Wilson: Berjuang Untuk Meraih Perdamaian yang Adil Penulis: Tidak dicantumkan Halaman: 37 -- 43 ______________________________________________________________________ Hati kami terbuat untuk-Mu, ya Allah, dan hati kami tidak akan beristirahat sebelum beristirahat di dalam-Mu. John Powell--Pastor + Karya ______________________________________________________________ 1797 -- 1828 Komponis FRANZ SCHUBERT (1797--1828) Franz Peter Schubert (31 Januari 1797 -- 19 November 1828) adalah seorang komposer asal Austria. Dia menulis sekitar 600 "lieder" (musik untuk vokal atau permainan piano tunggal), 9 simfoni (termasuk "Unfinished Symphony" yang terkenal), musik liturgi, opera, serta musik untuk skala besar dan solo piano. Terkhusus, dia terkenal karena keorisinalitasan melodi dan harmoni yang disusunnya. MASA MUDA DAN PENDIDIKAN Schubert lahir di Wina pada 31 Januari 1797. Ayahnya, Franz Theodor Schubert, anak seorang petani Moravia, adalah jemaat sebuah gereja sekaligus kepala sekolah; ibunya, Elizabeth Vietz adalah putri dari seorang ahli pembuat kunci di Silesia dan pernah menjadi pembantu rumah tangga sebuah keluarga di Wina sebelum dia menikah. Ayahnya, Franz Theodor adalah seorang guru terkenal, dan sekolahnya yang berada di Himmelpfortgrund -- salah satu dari sembilan distrik yang ada di Wina -- sangat populer. Pada usia lima tahun, Schubert mulai diajar secara rutin oleh sang ayah dan setahun kemudian didaftarkan di sekolah Himmelpfortgrund. Pendidikan formal musiknya juga dimulai pada waktu yang bersamaan. Ayahnya terus mengajarkannya dasar-dasar bermain biola. Pada umur tujuh tahun, Schubert diajar oleh Michael Holzer. Pelajaran dari Holzer kebanyakan berisi percakapan dan ekspresi kekaguman, dan Schubert juga belajar lebih banyak dari perkenalannya dengan seorang magang ramah yang sering mengajaknya ke gudang piano di lingkungan sekitar di mana dia diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan peralatan musik yang lebih baik. Latihan awal Schubert yang tidak memuaskan semakin nyata ketika kesempatan para komposer pada saat itu untuk berhasil sangat kecil, kecuali bisa tampil di depan umum sebagai pemain. Sampai akhirnya, pendidikan musik Schubert yang amat kurang tidak pernah tercukupi. Pada bulan Oktober 1808, Schubert diterima sebagai murid di Stadtkonvikt (sekolah asrama agama kerajaan) melalui beasiswa paduan suara. Di sekolah itulah Schubert diperkenalkan dengan lagu pembukaan dan simfoni karangan Mozart. Keterbukaannya terhadap komposisi-komposisi tersebut dan juga beragam komposisi yang lebih ringan lainnya, yang dipadukan dengan kunjungannya secara berkala ke opera, mendasari pengetahuan musiknya yang lebih luas lagi. Sementara itu, kejeniusannya mulai muncul dengan sendirinya dalam komposisi yang dia buat. Antonio Salieri, komposer musik terkemuka pada masa itu, menyadari bakat pria muda itu dan memutuskan untuk melatihnya dalam bidang komposisi musik dan teori musik. Komposisi awal Schubert di ruang musik kentara dengan jelas karena pada waktu itu, setiap hari Minggu dan hari libur, di rumahnya ada kelompok musik kwartet di mana kedua saudara laki-lakinya memainkan biola, ayahnya memainkan cello, dan Franz sendiri bermain biola alto. Orkestra amatir tersebut merupakan titik awal kariernya, di mana setelah beberapa tahun kemudian, ia mulai menulis banyak komposisi. Selama tinggal di Stadtkonvikt, dia menulis banyak sekali musik, beberapa lagu, berbagai komposisi musik untuk piano, dan di antara upaya ambisiusnya, "Kyrie" (D.31) dan "Salve Regina" (D.27), oktet atau sebuah komposisi untuk delapan alat musik tiup (D.72/72a) -- yang dikarang untuk memperingati kematian ibunya tahun 1812 -- sebuah "cantata" (D.110), lirik dan musik, untuk hari baptis ayahnya pada tahun 1813, dan tugas akhir sekolahnya, simfoni pertamanya (D.82). Pada akhir 1813, dia meninggalkan Standtkonvikt dan masuk ke sekolah ayahnya sebagai guru di kelas pemula. Sementara itu, ayahnya menikah lagi, kali ini dengan Anna Kleyenboeck, putri pedagang sutra dari desa Gumpendorf. Selama lebih dari dua tahun, pemuda itu terus melakukan pekerjaan yang sangat membosankan, dan prestasinya biasa-biasa saja. Namun, ada sesuatu yang dapat menebus kebosanannya. Dia mendapat kursus komposisi secara pribadi oleh Salieri, orang yang lebih banyak melatih Schubert daripada pengajar lainnya. TAHUN-TAHUN TERAKHIR DAN KARYA BESARNYA Pada tahun 1823, muncul seri lagu pertama Schubert, "Die schöne Müllerin" (D.795), yang liriknya adalah puisi karangan Wilhelm Müller. Karya ini, bersama-sama dengan seri lagu berjudul "Winterreise" (D.911; yang teksnya juga dari Müller) secara luas dianggap sebagai salah satu titik puncak lieder. Lagu "Du bist die Ruh" (Kamu adalah keheningan/kedamaian) (D.776) juga dibuat pada tahun ini. Pada musim semi 1824, dia menulis oktet pada kunci F (D.803), "A Sketch for a Grand Symphony"; dan pada musim panas, ia kembali ke Zeliezovce, saat dia tertarik pada idiom Hongaria dan menulis "Divertissement a l`Hongroise" (D.818) dan "String Quartet" di A minor (D.804). Beredar isu bahwa ia mengalami cinta yang bertepuk sebelah tangan dengan muridnya, Puteri Karoline Eszterházy; jika hal itu benar, para ahli sejarah tidak mengetahui detail mengenai kisah tersebut. Meski asyik dengan dunia panggung dan kemudian dengan tugasnya sebagai pejabat, ia memiliki banyak waktu menyusun nada pada tahun-tahun tersebut. "The Mass in A flat" (D.678) selesai dikerjakan dan "Unfinished Symphony" (Symphony No. 8 di B minor, D.759) mulai dikerjakan pada tahun 1822. Pertanyaan mengapa simfoni itu "tidak selesai" tidak henti-hentinya diperdebatkan sampai sekarang. Sampai 1824, selain karya yang tersebut di atas, ada pula versi seruling dan piano lagu Trockne Blumen, dari seri lagu Die schöne Müllerin. Ada juga sonata untuk permainan piano dan "arpeggione" (alat musik petik enam senar) (D.821). Pada masa kini, musik ini biasanya dimainkan dengan cello atau biola alto dan piano, meski telah ada beberapa perubahan aransemen atas musik ini. Hal-hal tak menyenangkan yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini diimbangi dengan kekayaan dan kebahagiaan pada tahun 1825. Penerbitan bergerak lebih cepat; tekanan akibat kemiskinan sempat berkurang sementara waktu; pada musim semi ada liburan yang menyenangkan ke Austria bagian Utara, di mana Schubert disambut dengan antusias. Selama tur inilah dia berhasil menciptakan "Songs from Sir Walter Scott". Seri lagu ini berisi lagunya yang terkenal dan disukai, yaitu "Ellens Dritter Gesang" (D.839). Lagu ini sekarang lebih terkenal, meski disalahartikan sebagai "Schubert`s Ave Maria". Pada masa ini, ia juga menulis "Piano Sonata" di A minor (D.845, Op. 42) dan "Symphony No. 9" (di C mayor, D.944) yang diyakini terselesaikan pada tahun berikutnya, tahun 1826. Dari 1826 sampai 1828, Schubert terus menetap di Wina; ia hanya melakukan kunjungan singkat ke Graz pada tahun 1827. Sejarah hidupnya selama tiga tahun ini lebih lebih singkat daripada catatan mengenai komposisi-komposisi yang diciptakannya. Ada beberapa peristiwa yang layak untuk disebutkan selama periode ini. Pada tahun 1826, dia memersembahkan sebuah simfoni untuk "Gesellschaft der Musikfreunde" dan mendapatkan honorarium (uang jasa) sebagai imbalannya. Pada musim semi 1828, untuk pertama kalinya dan sekali sepanjang masa kariernya, dia menggelar konser musik untuk umum yang mendapat respons sangat baik. Namun komposisi-komposisi itu sendiri cukup untuk membuat biografinya. Tahun 1827, Schubert menulis seri lagu "Winterreise" (D.911), sebuah mahakarya lagu kolosal (musik ini dipentaskan dengan luar biasa di Schubertiades), "Fantasia" untuk piano dan biola di C (D.934), dan trio dua piano (B flat, D.898; dan E flat, D.929); pada tahun 1828, "Song of Miriam", "Mass pada E-flat" (D.950), "Tantum Ergo" (D.962) di kunci yang sama, "String Quintet" di C (D.956), "Benedictus to the Mass" kedua di C, 3 piano sonata terakhir, dan koleksi lagu-lagu yang diterbitkan kemudian dengan nama imajinatif "Schwanengesang" ("Swan-song", D.957), yang meski sesungguhnya bukan sebuah seri lagu, namun tetap menggunakan kesatuan gaya antara masing-masing lagu, menyentuh tragedi yang benar-benar tidak dikehendaki dan hal gaib yang tidak wajar. Enam dari lagu-lagu ini, liriknya ditulis oleh Heinrich Heine, yang kumpulan puisinya, "Buch der Lieder", diterbitkan pada musim gugur. "Symphony No. 9" (D.944) tercatat tercipta pada tahun 1828, dan banyak murid Schubert pada era modern (termasuk Brian Newbould) meyakini bahwa simfoni ini ditulis tahun 1825 -- 1826, diperbaiki untuk dipentaskan pada tahun 1828. Dalam minggu-minggu terakhir hidupnya, dia mulai merancang irama untuk "Symphony" di D (D.936A) yang baru. Karya-karya selama dua tahun terakhir masa hidupnya mengungkapkan perenungannya yang semakin dalam mengenai sisi gelap jiwa manusia dan hubungan manusia, dan dengan rasa yang lebih mendalam mengenai kesadaran spiritual dan konsep "alam baka", mencapai kedalaman yang luar biasa di beberapa lagu bertemakan kegelapan pada masa itu, khususnya pada seri-seri lagu yang lebih besar, (lagu "Der Doppelgaenger" meraih klimaks yang luar biasa, menyampaikan kegilaan terhadap realisasi penolakan dan kematian yang kian mendekat, namun dapat menyentuh ketenangan dan ketenteraman alunan nada "String Quintet" (komposisi untuk lima alat musik petik). Schubert mengekspresikan harapannya, yakni untuk dia dapat bertahan dalam menghadapi penyakitnya, untuk lebih mengembangkan pengetahuannya mengenai harmoni dan nada. Kematian Schubert meninggal pada usia 31, pada hari Rabu, 19 November 1828, di apartemen saudara laki-lakinya, Ferdinand, di Wina. Pada pukul tiga pagi "seseorang melihatnya telah berhenti bernapas". Atas permintaannya sendiri, dia dikuburkan di samping Beethoven, orang yang sangat ia kagumi sepanjang hidupnya, di area pemakaman desa Währing. Pada tahun 1888, kuburan Schubert dan Beethoven dipindahkan ke Zentralfriedhof, di sebelah kuburan Johann Strauss II dan Johannes Brahms. (t/Hilda) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: Wikipedia Judul asli artikel: FRANZ SCHUBERT Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Franz_Schubert + Tahukah Anda? ______________________________________________________ Tahukah Anda bahwa menyelesaikan simfoni nomor delapan "Unfinished Symphony", Schubert menulis simfoni nomor 9 yang berjudul "The Great C Major". Simfoni ini dipertontonkan untuk pertama kalinya 35 tahun kemudian. Sumber: http://www.imdb.com/name/nm0006280/bio ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) BIO-KRISTI 2008 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org > Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/ Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/ Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi ____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |