Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/159

Bio-Kristi edisi 159 (11-5-2016)

Elizabeth Fry

                         Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_________________________Edisi 159/Mei 2016_________________________


Bio-Kristi -- Elizabeth Fry
Edisi 159/Mei 2016


Salam damai dalam Kristus,

Elizabeth Fry. Mungkin banyak tahanan yang akan mengucapkan terima 
kasih kepada wanita saleh ini jika ia masih hidup pada saat ini. 
Berkat usaha dan kegigihannya, lembaga pemasyarakatan menampakkan 
wajah yang lebih manusiawi saat ini dibanding masa-masa sebelum tahun 
1800-an. Pengenalan akan Kristus mampu menggerakkan seorang wanita 
dari kalangan sipil seperti Fry untuk mengubah sistem yang sudah 
berurat akar bertahun-tahun dalam penjara di Inggris dan dunia. 
Melalui edisi Bio-Kristi kali ini, kita akan melihat bagaimana kiprah 
Elizabeth Fry dalam mengejawantahkan kasih Kristus kepada mereka yang 
tersingkir dan terpinggirkan dalam sistem masyarakat. Selamat membaca. 
Tuhan Yesus memberkati!

-- Tetapi bukan aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalamku --

Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >


                RIWAYAT: ELIZABETH FRY (1780 -- 1845)

Elizabeth Fry mungkin adalah wanita Quaker (anggota dari gerakan agama 
kekristenan yang mengutamakan kesalehan hidup - Red.) paling terkenal 
karena usahanya untuk mereformasi sistem penjara Inggris selama awal 
abad kesembilan belas. Dengan contoh yang diberikannya, ia telah 
menginspirasi perempuan lain untuk memainkan peranan yang lebih penuh 
di dalam masyarakat.

Selama abad ketujuh belas, para anggota Quaker dipenjarakan karena 
keyakinan mereka, dan mencatat untuk diri mereka sendiri mengenai 
kondisi mengerikan di penjara. Banyak Quaker kemudian meneruskan 
keprihatinan ini demi kesejahteraan tahanan.

Seorang Gurney

Elizabeth Fry lahir pada tanggal 21 Mei 1780, sebagai anak ketiga dari 
Joseph Gurney, seorang Quaker yang merupakan produsen kain yang kaya, 
dan istrinya Catherine, di Gurney Court di Magdalen Street; Norwich. 
Di antara para "Quaker yang sederhana" di Goat Lane Meeting House, 
keluarga Gurney menonjol karena pakaian mereka yang cerah ditambah 
dengan perilaku yang modis. Pada saat itu, sebagian besar Quaker 
mengenakan pakaian sederhana tanpa hiasan, dan masih menggunakan kata-
kata `thee` dan `thou` (bahasa Inggris untuk kata "engkau" yang 
digunakan dalam gaya bahasa Inggris kuno - Red.) dalam percakapan, 
dengan memercayai bahwa semua orang setara di hadapan Allah.

Meyakini bahwa anak perempuan harus dididik seperti halnya anak laki-
laki, keluarga itu mendapat pengajaran sejarah, geografi, bahasa 
Perancis, dan bahasa Latin. Catherine juga menceritakan cerita-cerita 
Alkitab kepada anak-anak perempuannya serta membacakan Mazmur kepada 
mereka. Dia mengunjungi dan membantu orang sakit dan miskin di kawasan 
tersebut dengan membawa putri-putrinya bersamanya. Catherine meninggal 
ketika Elizabeth baru berusia 12 tahun sehingga menimbulkan kekecewaan 
yang mendalam di dalam dirinya.

Pada usia 18 tahun, Elizabeth mencatat dalam buku hariannya tentang 
kepergiannya ke Goat Lane (dengan mengenakan sepatu ungu dengan tali 
merah) dan mendengar William Savery, dari Amerika, berbicara di 
Pertemuan Ibadah Hari Pertama (Minggu). Ketika kemudian sedang makan 
malam di rumah pamannya, dia menjadi sangat terkesan dengan Savery. 
"Seorang pria yang benar-benar baik, ... saya merasa bahwa Allah ada 
...." Ia mulai mengerti penyembahan yang benar, tetapi tetap enggan 
menjadi "Quaker yang sederhana".

Pada tahun 1799, ketika mengunjungi London, Elizabeth sekali lagi 
mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Savery. Ia juga 
mengunjungi teater dan opera, tetapi kemudian menyadari bahwa dirinya 
bertanya-tanya apakah benar untuk menikmati semua pertunjukan 
tersebut. "Saya pikir mereka semua begitu bersifat buatan ...." Ia 
merasa jauh lebih nyaman ditemani sepupunya, Priscilla Hannah Gurney, 
teman "sederhana"nya yang dikunjunginya di Coalbrookdale. Dalam suatu 
Pertemuan Ibadah di tempat tersebut, Deborah Darby berbicara tentang 
Elizabeth yang akan menjadi "terang bagi mereka yang buta, suara bagi 
mereka yang bisu, dan kaki bagi mereka yang lumpuh".

Perubahan pandangan Elizabeth mulai membuatnya menjadi berjarak dengan 
keluarganya, tetapi gaun polosnya dengan jelas mengisyaratkan 
keputusan yang telah dibuatnya. Orang-orang kemudian berhenti 
mengundangnya untuk hadir dalam berbagai acara sosial, menyadari bahwa 
ada hal-hal lain yang lebih penting baginya sekarang. Dengan iman dan 
doa yang menjadi sumber kekuatannya, Elizabeth merasa lebih mudah 
untuk mengaplikasikan imannya dan membuat upaya besar untuk membantu 
orang lain. Dia mengadakan sekolah minggu di ruang mencuci rumah 
keluarganya di Earlham. Anak-anak -- banyak yang sudah bekerja di 
pabrik-pabrik Norwich -- yang kepadanya ia menceritakan cerita-cerita 
Alkitab, mengajarkan membaca dan menulis -- disebut sebagai "Setan-
setan Betsy" oleh saudari-saudarinya.

Pernikahan dengan Joseph Fry

Di musim panas pada tahun 1799, anggota Quaker lainnya, Joseph Fry --
saudagar teh, kopi, dan rempah-rempah kaya yang kemudian menjadi 
seorang bankir -- mengunjungi keluarga Gurney. Sebagai seorang teman 
yang sederhana, pemalu, dan tampaknya sangat membosankan, ia mengagumi 
Elizabeth, tetapi pada awalnya ia menolak lamaran pernikahan dari pria 
itu. Namun, pada akhirnya, ia dapat mencintai pria itu dan pada 
tanggal 18 Agustus 1800 mereka menikah. Awalnya, mereka tinggal 
bersama dengan orangtua Fry di sebuah bangunan di London yang juga 
bertempat sebagai gudang mereka.

Anak pertama mereka, Katherine, lahir pada bulan Agustus 1801 dan 
selama 20 tahun selanjutnya Elizabeth melahirkan sebelas anak lagi. 
Secara terus-menerus melahirkan anak dan tuntutan dari keluarga besar 
ternyata merusak kesehatan dari banyak wanita kontemporer dan, seperti 
banyak orang lainnya, pada waktu-waktu tertentu ia merasa hidupnya 
sedang diambil alih oleh tugasnya sebagai seorang ibu. Dia mencintai 
anak-anaknya dan merindukan mereka saat jauh, tetapi ia menulis bahwa 
ia takut bahwa ia mungkin menjadi "ibu yang terlalu peduli dan 
tertindas ...".

Secara lebih maju aktif dalam pekerjaan Society of Friends, 
penghormatan terhadap pelayanan penghiburan Elizabeth bertumbuh 
terutama ketika ia mulai melakukan perjalanan ke pertemuan-pertemuan 
ibadah teman-temannya yang lain. Namun demikian, buku hariannya pada 
tahun 1812 mencatat bahwa dia merasa "kehidupannya semakin jauh menuju 
tujuan yang kecil ...".

Reformasi Penjara

Stephen Grellett adalah seorang bangsawan Perancis yang telah pergi ke 
pengasingan di Amerika, tempat ia kemudian menjadi seorang Quaker. 
Setelah diberikan izin untuk mengunjungi beberapa orang Inggris di 
penjara, ia menjadi ngeri dengan kondisi di Newgate. Ia mendapati 
tahanan-tahanan wanita berbaring di lantai batu dan bayi-bayi yang 
baru dilahirkan tidak mengenakan pakaian. Ia pergi menemui Elizabeth 
dan reformasi kondisi penjara pun menjadi dorongan hidup baru bagi 
Elizabeth. Ia segera mengirim bahan hangat dan meminta teman-teman 
wanita lainnya untuk membantunya membuat pakaian untuk para bayi 
tersebut. Hari berikutnya, Elizabeth dan adik iparnya pergi ke penjara 
untuk melihat kondisi para tahanan dengan mata mereka sendiri. Para 
penjaga penjara (sipir) enggan mengakui bahwa mereka percaya para 
tahanan wanita itu liar dan kejam.

Kedua bersaudara itu terkejut dengan kondisi yang mereka temukan --
terutama ketika mereka melihat dua orang tahanan melepaskan pakaian 
dari bayi yang telah mati untuk diberikan kepada anak lainnya. Pakaian 
hangat ditinggalkan untuk para bayi, tahanan yang sakit terhibur, dan 
jerami bersih diletakkan agar orang yang sakit dapat berbaring. Pada 
kunjungan ketiga, Elizabeth berdoa untuk para tahanan, yang sebaliknya 
juga tersentuh hatinya oleh kata-kata cintanya yang tulus bagi mereka. 
Kunjungannya terus berlangsung dan sebelum Natal 1816, ia masuk dengan 
tenang dan mengambil seorang anak dengan bertanya kepada para ibu di 
sana, "Tidak adakah sesuatu yang dapat kami lakukan untuk anak-anak 
kecil yang polos ini?" Para tahanan perempuan menyadari kepeduliannya 
bagi mereka dan mulai mendengarkan. Dia menyarankan agar mereka 
memulai sekolah untuk anak-anak guna memberi mereka kesempatan yang 
lebih baik dalam hidup. Ketika ia kembali hari berikutnya, ia 
menemukan kerumunan orang yang telah menunggu, yang telah mencoba 
untuk merapikan diri dan lingkungannya.

Elizabeth membentuk sebuah komite yang terdiri dari dua belas orang 
wanita -- sebelas Quaker dan seorang istri pendeta -- dengan tujuan 
mendirikan sekolah untuk anak-anak dari para tahanan. Dengan bantuan 
suaminya, ia mengundang pihak berwenang untuk membahas rencananya dan 
setelah melalui banyak perdebatan, sekolah pun diizinkan. Asosiasi 
untuk Peningkatan Tahanan Perempuan di Newgate menyelenggarakan 
sekolah ini untuk anak-anak, menunjuk sipir perempuan untuk mengawasi 
para tahanan dan membayar upahnya. Bahan-bahan disediakan bagi para 
tahanan untuk menjahit, merajut, dan membuat barang untuk dijual; 
hasilnya akan dibelikan untuk makanan, pakaian, dan jerami segar untuk 
tidur. Anggota komite melakukan kunjungan harian ke Newgate dengan 
memberikan bacaan dari Alkitab untuk menunjukkan kepercayaan mereka di 
dalam kekuatan penebusan.

Pada tahun 1818, Elizabeth memberikan bukti kepada komite House of 
Commons di penjara-penjara London, dan menjadi wanita pertama yang 
melakukannya. Ia menggambarkan secara rinci kehidupan para tahanan dan 
merekomendasikan bahwa sipir perempuanlah, bukan laki-laki, yang harus 
menjaga tahanan wanita, menekankan keyakinannya akan pentingnya 
ketenagakerjaan yang berguna.

Dia mengusulkan perubahan penting dalam pengobatan tahanan yang 
divonis untuk dipindahkan ke daerah-daerah koloni. Beberapa wanita 
yang berada di titik kerusuhan akan dijemput dengan menggunakan borgol 
ke dalam gerobak terbuka menuju ke kapal-kapal yang menunggu. Fry 
membuat pengaturan bagi mereka yang akan dijemput untuk masuk ke dalam 
gerbong tertutup agar mereka terlindung dari batu dan cemoohan orang 
banyak, serta berjanji untuk pergi bersama-sama dengan mereka menuju 
ke dermaga. Selama lima minggu sebelum kapal benar-benar berlayar, 
para wanita dari Komitenya mengunjungi mereka setiap hari dan 
memberikan setiap tahanan sebuah "kantong berguna" untuk hal-hal yang 
mereka butuhkan. Selimut dari kerajinan perca dibuat selama pelayaran 
yang dapat dijual ketika mereka tiba untuk memberikan pendapatan. 
Selama 20 tahun selanjutnya, ada perawatan rutin untuk semua kapal 
narapidana.

Perhimpunan Kunjungan Distrik

Elizabeth kemudian mengatur Perhimpunan Kunjungan Distrik untuk 
bekerja bersama orang miskin, menyediakan perpustakaan untuk penjaga 
pantai, dan sebuah sekolah pelatihan untuk perawat. Ketika seorang 
anak kecil ditemukan mati beku di dekat rumahnya, Komite lain dibentuk 
untuk menawarkan sup panas dan tempat tidur untuk para tunawisma 
wanita dan anak-anak. Karyanya menjadi sangat terkenal dan mengarah 
pada pembentukan Komite Wanita di kota-kota lain di Inggris dan Eropa, 
juga menarik pihak kerajaan.

Pada berbagai waktu, pekerjaannya mengundang kritik; para tahanan 
mengeluh bahwa mereka telah kehilangan hiburan mereka karena mereka 
tidak lagi mampu untuk berjudi atau membaca novel karena para pekerja 
Elizabeth mendorong mereka untuk melakukan "hal-hal yang lebih 
tinggi". UU Penjara 1823 yang baru membuat pemerintah setempat 
mengeluarkan lebih banyak uang, dan wanita yang mengunjungi penjara 
masih belum disambut dengan baik.

Elizabeth sangat sensitif terhadap kritik dari Friends yang 
berpendapat bahwa ia terlalu banyak menghargai pandangan umum dan 
bahwa ia mengabaikan keluarganya. Beberapa anaknya menikahi orang-
orang dari golongan non-Quaker; bahkan, hanya satu dari anak-anaknya 
yang tetap bergabung dalam Society of Friends.

Kebangkrutan Bank

Pada tahun 1828, Bank Joseph Fry bangkrut sehingga memicu penyangkalan 
suaminya oleh Society atas dasar anggapan bahwa ia telah menempatkan 
uang orang lain dalam keadaan berisiko. Elizabeth sendiri telah secara 
salah dituduh telah menggunakan dana bank untuk pekerjaan amalnya. 
Hutang Fry kemudian ditanggung oleh Bank Gurney sehingga integritas 
keuangan Joseph (serta keanggotaannya dari Society of Friends) dapat 
terselamatkan. Elizabeth terus bekerja di penjara dan melobi parlemen, 
menceritakan pengamatannya dari sistem pidana. Perjalanannya "dalam 
pelayanan" membawanya semakin jauh, termasuk pada beberapa kesempatan 
dalam Goat Lane Meeting House di Norwich, di mana dia dibuatkan suatu 
catatan karena pelayanan vokalnya yang giat.

Pada tanggal 13 Oktober 1845, Elizabeth meninggal akibat stroke yang 
telah membuatnya kehilangan kesadaran. Hampir sebelum dimakamkan, ia 
telah menjadi legenda akan kesalehan dan filantropi. Namun demikian, 
dalam biografi hidupnya yang ditulis berdasarkan buku-buku harian Fry 
sendiri, Juni Rose meringkas prestasi yang luar biasa dari wanita yang 
wajahnya sekarang muncul di bagian belakang uang lima Pound Inggris 
ini:

"Melalui keberanian dan keterlibatan pribadinya, Elizabeth Fry 
mengingatkan bangsa-bangsa di Eropa akan kekejaman dan kebusukan 
penjara serta mengungkapkan wajah individu manusia di balik jeruji 
penjara. Keinginan dari gairah dirinya untuk menjalani hidup yang 
berguna mengganggu keberadaan perempuan Inggris yang tenang dan hambar 
di era Victoria, dan mengubah kungkungan sifat feminitas yang 
terhormat selamanya .... Nama Elizabeth Fry memperbesar daya tarik 
dari iman Quaker .... Lebih dari 200 tahun setelah kelahirannya, ia 
tampak sebagai seorang wanita pemberani dan modern yang berjuang 
melawan ketidakadilan pada zamannya ...." (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Norwich HEART
Alamat situs: http://www.heritagecity.org/research-centre/whos-who/elizabeth-fry.htm
Judul artikel: Elizabeth Fry 1780 - 1845
Penulis artikel: Nick Williams
Tanggal akses: 2 Desember 2015


      TAHUKAH ANDA: ELIZABETH FRY DAN MANIFESTASI MATIUS 25:31
                      Ditulis oleh: N. Risanti

Pada awal 1800-an, penjara Inggris merupakan tempat yang tidak 
manusiawi dan brutal bagi setiap tahanan yang tinggal di dalamnya. Ide 
penjara pada waktu itu adalah sebagai tempat untuk menghukum, dan 
bukan untuk merehabilitasi para tahanan. Meskipun sistem masyarakat 
pada saat itu menyetujuinya atau tidak melakukan apa-apa untuk 
melakukan penolakan terhadap sistem yang sangat tidak manusiawi 
tersebut, tetapi tidak demikian halnya dengan Elizabeth Fry. Fry 
percaya bahwa penjara bukanlah tempat penghukuman dan bahwa ada usaha-
usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat sipil seperti dirinya untuk 
mengubah sistem di dalam penjara. Didorong dengan iman dan hati yang 
peduli, ia pun bergerak dan menghasilkan usaha-usaha yang pengaruhnya 
juga dapat dirasakan hingga kini di berbagai penjuru dunia.

Selain menginisiasi reformasi di Penjara Newgate dalam memperlakukan 
para tahanannya, Fry juga menjadi wanita pertama yang menginspirasi 
generasi berikutnya untuk menggabungkan pekerjaan sosial dan pewartaan 
Injil di dalam tahanan. Ia jugalah yang mempromosikan ide-ide 
reformasi penjara di Perancis, Belgia, Belanda, dan Jerman, sehingga 
semenjak itu banyak penjara yang meninjau ulang cara-cara mereka dalam 
memperlakukan para tahanan. Usahanya dalam membuka sekolah untuk 
melatih para perawat bahkan menginspirasi Florence Nightingale untuk 
turut berpartisipasi di dalam timnya dan mendampingi para prajurit 
yang terluka dalam perang Crimean. Fry menjadi teladan yang jelas pada 
bagaimana ajaran Yesus dalam Matius 25:31 dimanifestasikan. Ia 
mengasihi Yesus melalui mereka yang dipandang hina dan tersingkirkan 
dalam sistem masyarakat.

Sumber bacaan:
1. _____. 2008. "Elizabeth Fry. Prison Reformer". 
   Dalam http://www.christianitytoday.com/ch/131christians/activists/fry.html
2. _____ "Elizabeth Fry". Dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Elizabeth_Fry


Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Margaretha I., Odysius, dan Santi T.
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org