Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/15 |
|
Bio-Kristi edisi 15 (10-9-2007)
|
|
Buletin Elektronik ______________________________BIO-KRISTI______________________________ Biografi Kristiani ================== Edisi 015, September 2007 Isi Edisi Ini: - Pengantar - Riwayat : Lebih Jauh tentang John Bunyan - Karya : Joseph Smith dan Gereja Mormon - Tahukah Anda? - Sisipan : 40 Hari Mengasihi Bangsa dalam Doa + Pengantar __________________________________________________________ Salam sejahtera, Buku "Perjalanan Seorang Musafir" dan sekuelnya, "Ikut Musafir", merupakan salah satu bacaan yang berkesan bagi saya. Seri tersebut saya baca untuk pertama kalinya saat masih duduk di bangku SMP. Seri ini mengisahkan perjalanan seorang yang gelisah akan keselamatannya sampai memutuskan meninggalkan anak, istri, dan teman-temannya. Kisah ini sungguh mencerminkan kehidupan orang Kristen sejak dipanggil, beroleh keselamatan, dan bertarung di tengah dunia berdosa sampai dimuliakan karena tetap beriman pada Kristus. Seri yang disajikan dalam bentuk cerita bergambar itu ternyata merupakan saduran dari "Pilgrim`s Progress", karya John Bunyan. Itulah untuk pertama kalinya, secara tidak langsung saya bersentuhan dengan John Bunyan, seorang puritan dari abad ke-17. Bagaimana latar belakang kehidupannya, itulah yang kami sajikan dalam edisi September ini. Lalu untuk pertama kalinya, kami juga mengulas salah seorang tokoh yang menyebarkan ajaran bidah, Joseph Smith, Jr., pendiri Gereja Mormon. Sejumlah ajaran yang mereka pegang teguh diangkat di sini dan dibandingkan dengan sejumlah pandangan Alkitab. Kami juga melengkapi sajian tersebut dengan sejumlah sumber yang tak kalah menarik untuk dipelajari. Selamat menyimak, kiranya menambah wawasan dan memberkati Anda sekalian. Pengasuh Bio-Kristi, Raka Sukma Kurnia + Riwayat ____________________________________________________________ 1628 -- 1688, Pengkhotbah, Kaum Puritan LEBIH JAUH TENTANG JOHN BUNYAN Oleh: Dave dan Neta Jackson John Bunyan lahir pada tahun 1628 di sebuah kota kecil bernama Elstow, dekat Bedford, sebelah selatan Inggris. Dia putra seorang tukang patri, yaitu seseorang yang bekerja memperbaiki panci dan belanga, menajamkan pisau, serta melakukan pekerjaan menempa lainnya yang tidak memerlukan tempat usaha luas. Pekerjaan ini diwariskan dari generasi ke generasi, sama seperti peralatan sehari-hari yang dipakai turun-temurun. Pada ulang tahunnya yang ke-16, Bunyan diharuskan mengikuti wajib militer dan bergabung dengan tentara parlementer. Walaupun pandangan politiknya tidak kuat, keikutsertaannya dalam pasukan parlementer membuat dirinya menjadi musuh Raja Charles I. Tahun 1648, dia menikah. Beberapa orang berpendapat bahwa istrinya bernama Mary, sama dengan nama putri pertama mereka, tetapi hal ini tidak pasti. Putrinya, Mary, lahir dalam keadaan buta, dia mewarisi kelembutan dan kehangatan yang merupakan ciri khas John. Istri John adalah seorang Puritan yang memberikan dorongan kuat dalam diri John sehingga dia bertobat. Kemudian pertobatan itu menuntun dirinya menjadi seorang pengkhotbah biasa di denominasi-denominasi non-Konformis di kota Bedford. Ciri khas John saat berkhotbah adalah langsung dan penuh kuasa sehingga dia dapat menjadi pengkhotbah favorit di seluruh kota. Jika kebangkitan gereja-gereja non-Konformis di bawah pemerintahan Oliver Cromwell tidak pernah terjadi, munculnya seorang tukang patri yang dapat berkhotbah pun tidak akan pernah terjadi. Pada waktu sistem kerajaan kembali dijalankan, pemerintah melakukan segala cara untuk membasmi para pengkhotbah dan gereja-gereja yang independen itu. Istri pertama John meninggal pada tahun 1658 setelah melahirkan empat orang anak. Sebagai seorang pria yang tumbuh menjadi dewasa karena pernikahan, kematian istrinya membuat hidupnya hancur, dan dia membutuhkan bantuan untuk membesarkan keempat anaknya yang masih kecil. Putri sulungnya masih berusia delapan tahun dan buta. Kurang dari setahun kemudian, dia menikahi Elizabeth. Orang-orang menyarankan John untuk menikahi Elizabeth karena dia adalah sepupu keduanya sehingga dia sangat mengenal John dan keempat orang anaknya. Apa pun alasannya, Elizabeth adalah seorang istri dan ibu yang setia. Dia melahirkan dua orang anak bagi John. Sepanjang kehidupan John, Elizabeth senantiasa mendukung suami dan pelayanannya. Pada masa itu, perubahan besar terjadi di bidang politik. Tahun 1640, Revolusi Inggris pecah. Terbentuklah aliansi-aliansi politik dan terjadilah pertempuran berdarah antara tentara Raja Charles I dan tentara parlemen. John Bunyan dan sebagian besar anak muda di Bedford dijaring untuk menjadi tentara parlemen. Selama sepuluh tahun, Perang Sipil berkecamuk, menyebabkan keluarga berperang melawan keluarga, dan kota melawan kota. Kesetiaan tidak ada yang kekal, dan pengkhianatan pun sering terjadi. Akhirnya tentara parlemen memenangkan pertempuran, negara di bawah kekuasaan Oliver Cromwell. Sistem kerajaan disingkirkan, Charles I dihukum gantung dan gerakan-gerakan pembaharuan disahkan, membuat Gereja Inggris kehilangan pengaruhnya atas orang-orang awam. Oliver Cromwell muncul dari peperangan dan kekacauan politik, menjadi Tuan Pelindung Bangsa Inggris dan menjadi penguasa terkuat selama delapan tahun. Sebagai seorang Puritan yang setia, dia mengizinkan kebebasan untuk melakukan ibadah bagi kaum Puritan, Quaker, Baptis, Presbiterian, dan gereja-gereja non-Konformis lainnya. Beberapa uskup Gereja Anglikan (banyak uskup Anglikan yang memihak raja selama Perang Sipil berlangsung) disingkirkan dari jabatannya dan beberapa gereja jatuh ke tangan para non-Konformis. "Orang-orang Beragama" bangkit dan menyebar ke seluruh negeri. Gerakan seperti inilah yang membuka kesempatan bagi John Bunyan untuk menjadi seorang pengkhotbah. Tetapi tentu saja, semua perubahan itu membangkitkan kebencian orang-orang yang pernah berkuasa. Orang-orang ini sedang menanti saatnya mereka dapat membalikkan meja dan kembali memegang tampuk kekuasaan. Ketika Cromwell meninggal tanggal 3 September 1658, keadaan negara menjadi kacau karena diperintah oleh anaknya, Richard, yang tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Richard hanya bertahan sampai Jenderal George Monck, pemimpin pasukan Skotlandia, menyerbu Inggris dengan berjalan sepanjang jalan menuju London pada bulan Februari 1660. Revolusi pun berakhir. Jenderal Monck membentuk Parlemen Long dan parlemen ini menghubungi Charles II. Dia berada di pengasingan di kota Breda, Belanda. Bulan April 1660, Charles II memproklamasikan Deklarasi Breda, yang berisi janji bahwa jika Parlemen mengizinkannya kembali bertakhta di Kerajaan Inggris, dia akan menerima bentuk pemerintahan parlementer dan memberikan pengampunan kepada semua musuh-musuhnya. Akhirnya, Charles II kembali ke Inggris dan takhtanya dikembalikan kepadanya pada tanggal 8 Mei 1660. Pada kenyataannya, Charles II tidak menepati janjinya. Semua pengkhotbah sederhana dan musuh politiknya dimasukkan ke dalam penjara di seluruh negeri itu. Menurut Charles II, ada sebuah kelompok revolusioner baru yang sedang menginjakkan kakinya di Inggris, oleh karena itu dia memunyai alasan untuk cemas. Kelompok itu menyebut dirinya The Fifth Monarchy dan mereka ingin menggulingkan raja dari takhtanya serta membentuk pemerintahan baru di bawah kekuasaan "Raja Yesus", tentunya mereka sendiri yang memegang kekuasaan. Alasan utama yang membuat John Bunyan dipenjarakan adalah karena dia berkhotbah tanpa surat izin. Tentu saja, sebagai seorang non-Konformis, dia tidak akan memperoleh surat izin walaupun dia sudah bertahun-tahun menjadi gembala di suatu gereja. Urutan penangkapan dan hukuman yang dijatuhkan, secara hukum meragukan, dan Bunyan memunyai alasan tepat untuk mengajukan permohonan agar diadakan pengadilan ulang. Selama bulan-bulan pertama di dalam penjara, John White, si sipir penjara, sering mengizinkan dia keluar untuk menghadiri kebaktian. Dan bahkan pada suatu hari, Bunyan diizinkan pergi ke London. Kemudian para hakim mengambil tindakan keras, dan dia harus menjalani hukuman selama dua belas tahun. Pada saat mendekati akhir masa tahanannya, dia menulis bukunya yang paling terkenal, "Pilgrim`s Progress", juga menulis beberapa traktat dan buku lainnya. Dia dibebaskan pada tahun 1672 dan kembali melanjutkan hidupnya sebagai seorang pendeta. Tulisan-tulisannya yang berbentuk enam puluh jilid buku, membuat Bunyan banyak diminta untuk berkhotbah di seluruh bagian selatan Inggris. Dia meninggal di London pada tahun 1688 akibat pneumonia. Penyakit itu dideritanya ketika dia harus berkuda melintasi hujan badai yang sangat dingin untuk mendamaikan seorang ayah dan anak laki-lakinya yang sedang bertengkar. Diambil dari: Situs : Bio-Kristi: Situs Biografi Kristiani Penulis : Dave dan Neta Jackson Alamat URL: http://biokristi.sabda.org/lebih_jauh_tentang_john_bunyan_1628_1688 Artikel di atas dapat Anda peroleh dalam bentuk tercetak dengan judul buku "Pengkhianat di Menara", terbitan Gospel Press, Batam Center 2004. Silakan hubungi toko buku terdekat. ______________________________________________________________________ Pendidikan tanpa agama adalah berbahaya karena aturan-aturan kekristenan yang sederhana dan masuk akal akan digantikan oleh teori-teori yang sembarangan. Samuel Morse -- Ilmuwan + Karya ______________________________________________________________ 1805 -- 1844, Bidah, Mormon JOSEPH SMITH DAN GEREJA MORMON Disusun oleh: R.S. Kurnia Anda mungkin pernah melihat dua orang pria yang mengendarai sepeda melintas di depan rumah Anda. Pria-pria tersebut mengenakan setelan kemeja putih dan celana hitam. Dasi pun menghiasi setelan mereka tersebut. Dengan senyum yang ramah, mereka akan menghampiri dan Anda mendapati bahwa mereka menawarkan Kabar Baik kepada Anda. Mereka itu adalah orang-orang dari Gereja Yesus Kristus dan Orang-orang Suci di Zaman Akhir. Lazimnya, mereka disebut juga sebagai Mormon. Mormon merupakan salah satu aliran kekristenan yang dianggap sebagai bidah. Kebidahan mereka dapat dengan jelas kita kemukakan mengingat kaum Mormon ini tidak menerima Yesus sebagai Allah. Dalam hal ini, mereka cenderung menganut paham unitarianisme[1]. LATAR BELAKANG JOSEPH SMITH JR. Gereja Mormon memang tidak bisa dilepaskan dari pencetus sekaligus pendirinya, Joseph Smith. Sosok yang kharismatik ini menyebarkan ajaran yang diyakini sebagai ajaran yang paling benar daripada ajaran-ajaran Kristen lain yang berkembang pada masanya. Joseph Smith Jr. dilahirkan pada 23 Desember 1805 di Sharon, Vermont. Ia merupakan anak ketiga dari sepuluh bersaudara keluarga dari pasangan Joseph Smith, Sr. dan Lucy Mack Smith. Ayahnya cenderung menganut deisme, sedangkan ibunya seorang Kristen primitif. Sebelum berpindah ke New York, keluarga ini pernah berbagian dalam perang revolusi. Mereka pun pernah mengalami kemiskinan sehingga harus menyewa lahan di Vermont, lalu berpindah sebanyak tujuh kali dalam empat belas tahun pertama kehidupan Joseph Smith. Pada awalnya, Joseph Smith memang tidak menunjukkan minat yang besar terhadap agama. Dalam kesaksian pribadi yang ditulis pada 1838, ia mengakui bahwa dirinya dibingungkan oleh berbagai ajaran dan praktik keagamaan, termasuk lewat berbagai kebaktian kebangunan rohani. Maka ia memutuskan untuk menyelidiki ajaran yang benar. Ia sangat yakin, tidak mungkin Allah menjadi sumber keruwetan yang ia lihat dalam berbagai bentuk ajaran dan kegiatan keagamaan tersebut. SEJUMLAH PENGLIHATAN Ketika masih berusia empat belas tahun, ia berkata kepada semua anggota keluarganya, ia mendapati bahwa gereja yang sejati tidak berada di dunia. Hal ini ia kemukakan setelah mendapatkan sebuah penglihatan. Dalam penglihatan tersebut[2], ia mengaku didatangi oleh Allah Bapa dan Yesus Kristus, dengan salah seorang di antara mereka berkata, "Inilah anak yang Kukasihi, dengarkanlah dia." Selain seruan agar Joseph Smith tidak mengikuti agama maupun ajaran apa pun -- karena semuanya merupakan ajaran yang keliru, melalui penglihatan itu, Joseph Smith dijanjikan akan mendapatkan Injil yang sepenuhnya, yang akan dinyatakan kemudian. Saat masih berusia tujuh belas tahun, Joseph mendapat kunjungan dari Moroni[3] sebanyak lima kali. Dalam penampakan ini, Joseph mendapatkan informasi keberadaan sejumlah lempengan emas yang mengandung tulisan yang amat berharga, yang tersembunyi di bukit kecil dekat Palmyra. Bukit itu sendiri kemudian dinamakan Cumorah Hill oleh Joseph. Ia dilarang memindahkan lempengan tersebut sampai saatnya tiba. Selain itu, Joseph Smith diberi "perlengkapan dan kemampuan khusus" untuk menerjemahkan tulisan pada lempengan itu. Tulisan pada lempengan inilah yang kelak menjadi Kitab Mormon[4]. Adapun Kitab Mormon ini merupakan himpunan dari lima belas kitab yang terdiri dari 1 Nefi, 2 Nefi, Yakub, Enos, Yarom, Omni, Sabda Mormon, Mosia, Alma, Helaman, 3 Nefi, 4 Nefi, Mormon, Eter, dan Moroni. Kitab ini diyakini bersambung dengan Perjanjian Lama. Isinya berkenaan dengan sejarah penghuni pertama benua Amerika, setidaknya sekitar 600 SM hingga 421 M. Tidak heran bila Thomas O`Dea (dalam Aritonang 1996) menyimpulkan tema utama Kitab Mormon ialah tiba dan bermukimnya orang-orang Ibrani di benua Amerika sebelum era kekristenan. Tema-tema kunci lainnya menyangkut masalah baik dan jahat, pertobatan, Amerika sebagai Tanah Terjanji, serta wawasan milenial berkaitan dengan pembangunan Sion di Amerika. MENDIRIKAN GEREJA DAN PENGHAMBATAN Sebelum mendirikan gereja, tepatnya pada 15 Mei 1829 kala menerjemahkan lempengan emas tersebut, Joseph dan Oliver Cowdery menerima Imamat Harun dari Yohanes Pembaptis di Harmony, Pennsilvania. Mereka saling membaptis, sebagaimana diinstruksikan. Kemudian sekitar Mei atau Juni di tahun yang sama, mereka berdua kembali mendapat kunjungan. Kali ini oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Dalam kunjungan ini, mereka menerima Imamat Melkisedek. Pada kedua imamat inilah bersandar kuasa jabatan dalam Gereja Mormon. Di dalamnya terdapat wewenang untuk berkhotbah, mengajar, membaptis, dan melayankan berbagai kegiatan dan upacara lain dalam kepercayaan dan praktik Gereja Mormon. Sembari menerjemahkan lempengan, Joseph Smith masih menerima sejumlah wahyu. Dalam masa-masa sampai selesainya penerjemahan, ia pun gencar mengumpulkan pengikutnya. Sampai akhirnya, pada 6 April 1830 Joseph Smith mendirikan gereja tersebut, sesuai dengan salah satu wahyu yang ia terima. Gereja ini dibentuk dengan ditandatangani oleh enam pria, sesuai dengan syarat minimal yang ditetapkan undang-undang di New York. Selanjutnya, melalui sejumlah wahyu yang dinyatakan kepada Joseph Smith, dinyatakan pula sejumlah jabatan dalam Gereja Mormon. Joseph Smith sendiri dinyatakan sebagai "pelihat, penerjemah, nabi, rasul Yesus Kristus, dan penatua gereja". Oliver Cowdery diarahkan menahbiskan Joseph Smith menurut semua jabatan itu. Lalu Joseph Smith balik menahbiskan Cowdery sebagai "penatua bagi gereja Yesus Kristus", sesuai wahyu yang diterima kemudian. Namun sejak berdirinya gereja ini, Joseph Smith dan para pengikutnya gencar menuduh gereja lain sebagai sesat, murtad, munafik, sambil menggunakan sejumlah ayat Alkitab yang mendukung. Tidak heran bila masyarakat sekitar marah dan mengambil reaksi keras. Tekanan masyarakat membuat Emma, istrinya, takut dan membujuk Joseph meninggalkan aktivitas keagamaannya demi keutuhan pernikahan mereka. Namun, ia mengatasi protes istrinya dengan mengumumkan wahyu baru, khusus untuk istrinya, yang isinya meminta Emma untuk terus mendukung sang suami.[5] Dari New York, mereka pindah ke Kirtland pada 1831. Di sini, Joseph Smith mencanangkan pembangunan "Yerusalem Baru". Di sini pula mereka mendapat sambutan luar biasa. Banyak masyarakat menjadi anggota Gereja Mormon. Ibadah pun dilangsungkan dengan "Tata Tertib Henokh", mirip tata tertib gereja purba. Namun, Kirtland dirasa bukan lokasi yang tepat sebagai "Yerusalem Baru". Maka mereka menjajaki lokasi baru dan melihat desa Independence, di negara bagian Missouri. Joseph Smith menyatakan bahwa di sinilah "Yerusalem Baru" akan dibangun, sekaligus tempat di mana Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya. Namun, kekacauan di Kirtland terjadi. Skandal politik diisukan terjadi di kalangan Mormon. Pertikaian di antara para pemimpinnya. Enam dari dua belas rasul memberontak sehingga Joseph Smith turun tangan dan mengirim pihak yang memberontak sebagai misionaris ke Inggris, sedang ia sendiri ke Kanada. Hanya saja, kemelut tak kunjung reda sehingga Joseph Smith, sepulang dari Kanada, bersama Sidney Rigdon terpaksa mengungsi ke Far West. Di Far West, terjadi bentrokan lebih sengit. Mereka dicegah untuk berbagian dalam pemilihan umum. Lalu terjadi huru-hara yang memaksa tentara turun tangan. Bahkan Joseph Smith divonis untuk ditembak mati. Namun, komandan penembak jitu ternyata menaruh simpati pada kelompok ini sehingga membebaskan mereka. AKHIR HIDUP JOSEPH SMITH Selepas huru-hara tersebut, "orang-orang suci zaman akhir" ini pun berpindah lagi ke lahan berawa di tepi Sungai Mississippi, utara kota Quincy, Illinois. Daerah baru ini dinamakan Nauvoo oleh Joseph Smith, dari kata Ibrani yang berarti, `perkebunan yang indah`. Dengan segera, wilayah ini berkembang menjadi kota baru dengan otonomi khusus, semuanya didokumentasikan dalam Nauvoo Charter 1840. Di sini pula Smith merumuskan beberapa ajaran baru, di antaranya tentang Allah dan manusia, tata ibadah baru, dan hubungan keluarga baru yang mengarah pada poligami. Perkembangan pesat gereja ini mencemaskan warga non-Mormon. Dengan berbagai siasat, Joseph Smith diminta untuk menghadiri pengadilan di Carthage dengan tuduhan pengikutnya telah terlibat sejumlah kerusuhan. Bersama saudaranya, Hyrum Smith dan dua pengikutnya, mereka memenuhi panggilan. Sembari menanti, mereka diinapkan di penjara kota. Namun pada 27 Juni 1844, keempat pria ini diberondong tembakan oleh tentara yang bersekongkol dengan pengawal penjara. Kematian dua bersaudara Smith ini memang meredakan pertikaian. Namun, kaum Mormon ini harus menentukan pengganti nabi mereka yang sudah tiada. Sidney Rigdon yang menyatakan diri layak, malah dikucilkan. Akhirnya, Brigham Young dipilih sebagai presiden dan nabi yang kedua setelah sebagian besar umat memilihnya. Sejak itu, posisi kedua belas rasul diperkokoh sebagai posisi tertinggi kedua dalam hierarki kepempimpinan Gereja Mormon. SEJUMLAH AJARAN Sepanjang hidupnya, Joseph Smith memang telah merumuskan berbagai hal yang menjadi titik tolak Gereja Mormon. Selain menerjemahkan tulisan pada lempengan-lempengan emas yang kemudian menjadi Kitab Mormon, Joseph Smith juga merumuskan Articles of Faith (Pasal-pasal Iman) pada 1835. Berikut ini dikemukakan beberapa butir ajaran yang dipertentangkan langsung dengan Alkitab. 1. Tentang Allah Ada banyak kosakata Kristen yang bertebaran dalam lingkungan Mormon. Namun, kosakata Kristen tersebut tidak serta-merta membuat mereka sebagai Kristen. Alasan utama ialah karena mereka tidak mengakui ketritunggalan Allah. Mereka memahaminya sebagai pribadi yang terpisah. "Sang Bapa memiliki tubuh dan daging dan tulang senyata yang ada pada manusia; sang Anak juga; tetapi Roh Kudus tidak memiliki tubuh dan daging dan tulang, melainkan adalah suatu pribadi Roh. Seandainya tidak begitu, Roh Kudus tak mungkin berdiam di dalam kita." Ajaran ini tentu sangat bertentangan dengan Alkitab yang mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah dalam ujud manusia (Yoh. 1:1), kekal (Yoh. 1:1,2,15), tidak diciptakan, namun dilahirkan di bumi (Kol. 1:15), serta pencipta segala sesuatu (Yoh 1:3; Kol. 1:16-17). Mormon juga mengajarkan bahwa allah hanya salah satu dari sekian banyak allah lainnya, merupakan manusia dari planet lain dan menjadi allah dengan mengikuti hukum dan aturan allah dari dunia tersebut. Ia juga membawa salah satu istrinya ke dunia ini dan melahirkan anak-anak roh yang kemudian dilahirkan dalam rupa tubuh manusia. Anak yang pertama yang dilahirkan ialah Yesus. Kedua Setan, barulah kita semua. 2. Tentang Keselamatan Mormon juga meyakini bahwa pengorbanan Kristus di kayu salib tidak cukup untuk menghapus dosa manusia. Mereka meyakini bahwa pengampunan akan segala dosa diperoleh melalui kerja sama dengan Allah. Oleh karena itu, kita harus hidup baik, mengikuti hukum dan aturan Gereja Mormon untuk memperoleh pengampunan. Tentang pembenaran hanya melalui iman, James Talmage, salah seorang tokoh Mormon yang penting menegaskan, "Itu menunjukkan pengaruh iblis." Padahal Alkitab mengajarkan bahwa keselamatan merupakan anugerah melalui iman (Rm. 5:1, 6:23; Ef. 2:8-9), sedangkan doktrin mengenai kerja bukanlah bagian dari keselamatan, melainkan hasil dari keselamatan (Rm. 4:5; Yak. 2:14-18). 3. Tentang Alkitab Kaum Mormon tidak memandang Alkitab sebagai kaidah tertinggi. Mereka memang menyatakan menerima Alkitab sejauh diterjemahkan dengan tepat. Dalam hal ini mereka menerima King James Version, namun melakukan sejumlah revisi. Meski demikian, mereka lebih mengutamakan Kitab Mormon, Doctrine and Covenant (Ajaran dan Perjanjian), dan Pearl of Great Price (Mutiara yang Sangat Berharga). Hal yang menarik, Joseph Smith pernah mengatakan bahwa Kitab Mormon merupakan kitab yang sempurna, tidak mengandung kesalahan. Faktanya, sejak 1830 hingga 1980-an, telah diadakan revisi sekitar tiga ribu kali. Selain itu, meski mengakui memercayai Alkitab, mereka menggunakan praanggapan Mormon untuk menginterpretasikan isi Alkitab daripada membiarkan Alkitab berbicara demi dirinya sendiri. Contohnya, ketika Alkitab menegaskan bahwa tidak ada allah lain di seluruh alam semesta ini (Yes. 43:10, 44:6,8), kaum Mormon menginterpretasikannya sebagai "tidak ada allah lain di dunia ini". Masih ada berbagai ajaran Mormon lain yang bertentangan dengan Alkitab (lihat, misalnya, dalam buku Jan S. Aritonang dalam bab Mormon). Meski demikian, harus diakui bahwa ada banyak hal positif yang bisa ditiru dari mereka. Sebut saja, misalnya, kesetiaan pada perkawinan dan keluarga, keuletan dan kerja keras, termasuk menjaga kesucian dan kesehatan tubuh. Catatan akhir 1. Unitarianisme merupakan paham yang menolak Trinitas, disebut juga Antitrinitarianisme. Bagi mereka, hanya ada satu Allah. Sir Isaac Newton (pernah diulas dalam Bio-Kristi Edisi 001, Agustus 2006), termasuk yang menganut unitarianisme. 2. Joseph Smith mengaku menceritakan pengalamannya ini kepada seorang pendeta Methodis. Pendeta ini menganggap penglihatan Joseph tak lebih sebagai delusi Joseph sebagai seorang pemuda. 3. Moroni merupakan putra Mormon, sekaligus penulis terakhir dalam Kitab Mormon. 4. Penerjemahan baru dilakukan pada 22 September 1827, disaksikan dan melibatkan tiga orang rekan Joseph: Oliver Cowdery, David Whitmer, dan Martin Harris. Terjemahan baru rampung pada Juni 1829. Pencetakan dan penerbitannya sempat bermasalah karena tekanan para pencemooh Joseph, sampai Martin Harris menjual sebidang tanahnya dan mengurus pencetakan dan penerbitannya. 5. Dalam perkembangan berikutnya, Joseph Smith selalu mengumumkan wahyu baru dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah dan penentangan. Bahan bacaan: Aritonang, Jan S.. 1996. "Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja". Jakarta: BPK Gunung Mulia. Scherer, Mark A.. An Introduction to Joseph Smith Jr., dalam http://www.signaturebookslibrary.org/essays/josephsmith.htm. Shipps, Jan. Joseph Smith and Mormonism, dalam http://www.lds-mormon.com/shipps_joseph_smith.shtml. Slick, Matthew J.. 1996--2006. Is Mormonism Christian?, dalam Christian Apologetics and Research Ministry http://www.carm.org/lds/lds_christian.htm. Berikut sumber-sumber lain yang baik untuk dicermati. - Situs berikut merupakan sumber informasi yang sangat baik untuk mempelajari Joseph Smith, Jr. secara lebih lanjut. http://josephsmith.net/ - Diskusi seputar Mormon antara Dr. Albert Mohler dan Orson Scott Card. Are Mormons Christian? http://blog.beliefnet.com/blogalogue/mormondebate/ - Situs informasi Mormon, di sini terdapat pula perbedaan mormonisme dengan kekristenan. http://www.mormoninfo.org/ - Blog berikut menarik pula untuk dipelajari. http://worldsareapart.wordpress.com/tag/morman/ + Tahukah Anda? ______________________________________________________ Gereja Mormon tiba di Indonesia untuk pertama kalinya pada 5 Januari 1970. Namun pada tahun 1981, kegiatan mereka sempat dihentikan dan dilanjutkan oleh misionaris pribumi pada tahun berikutnya. Sumber: Aritonang, Jan S.. 1996. "Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja". Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 343 -- 344. + Sisipan_____________________________________________________________ ",40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA" Dengan mendekatnya bulan puasa, hati kita diketuk untuk mengingat mereka yang belum mengenal kasih Tuhan. Adakah Anda tergerak untuk berdoa bersama-sama menjelang dan selama bulan Ramadhan ini? Bahan pokok doa yang disebut ",40 Hari Mengasihi Bangsa Dalam Doa", telah kami persiapkan untuk Anda yang terbeban berdoa. Silakan menghubungi kami untuk mendapatkan bahan pokok doa ini lewat e-mail. Anda juga bisa mendaftarkan teman-teman Anda supaya mereka pun bisa berdoa dengan memakai bahan doa ini. Kirimkan surat Anda ke: ==> < doa(at)sabda.org > Mengirimkan bahan ",40 Hari Doa" menjelang dan selama bulan Ramadhan secara elektronik telah menjadi tradisi tahunan yang dikerjakan oleh Yayasan Lembaga SABDA dengan bekerja sama dengan pelayanan ",40 Hari Doa". Untuk tahun 2007, 40 hari doa akan dilakukan tanggal 3 September - 12 Oktober 2007. ------------------------- potong di sini -------------------------- Bagi Anda yang berminat untuk mendapatkan versi kertasnya, silakan menghubungi: Mengasihi Bangsa dalam Doa P.O. Box 7332 JATMI JAKARTA 13560 Email : < a40hdbb(at)yahoo.com > Harap permohonan pengiriman buku mencantumkan: Nama jelas : Alamat lengkap : Kota dan kode pos: Propinsi : Nama lembaga : No telp./HP : E-mail : ------------------------- potong di sini -------------------------- Marilah kita berpuasa dan berdoa bersama untuk Indonesia. Biarlah tangan Tuhan yang penuh kuasa itu menolong dan menggugah hati nurani para pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa kita dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat menjadi "penggerak doa" di tempat di mana Anda berada dan biarlah karya Tuhan terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia. ______________________________________________________________________ Pengasuh: R.S. Kurnia Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) BIO-KRISTI 2007 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo _________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Alamat berhenti : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org > Kontak redaksi : < biokristi(at)sabda.org > Alamat situs : http://biokristi.sabda.org/ Alamat forum : http://biokristi.sabda.org/forum/ Arsip Bio-Kristi : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi ____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |