Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/139 |
|
Bio-Kristi edisi 139 (11-9-2014)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) ________________________Edisi 139/September 2014__________________________ Bio-Kristi -- Franklin Delano Roosevelt Edisi 139/September 2014 Sahabat Bio-Kristi, Amerika menjadi salah satu negara yang memiliki banyak negarawan dan politikus besar dalam menorehkan catatan penting bagi dunia. Salah satu tokoh terbesar yang mereka miliki adalah Franklin Delano Roosevelt, Presiden Amerika ke-32. Dikenal berhasil memimpin rakyatnya keluar dari masa Depresi Besar (the Great Depression) selama perang dunia pertama hingga kedua, F.D. Roosevelt mencatatkan namanya sebagai salah seorang pribadi paling berpengaruh di dunia pada abad 20. Imannya yang luar biasa sebagai orang percaya menjadi korelasi terbesar dalam keberhasilannya sebagai seorang pemimpin, termasuk dalam membantu rakyatnya untuk meraih kembali iman mereka. Ingin tahu kisah inspiratif dari Roosevelt? Simak edisi kami kali ini. Staf Redaksi Bio-Kristi, N. Risanti < http://biokristi.sabda.org/ > RIWAYAT: FRANKLIN DELANO ROOSEVELT (1882 -- 1945) Politikus, Negarawan. Siapakah Franklin D. Roosevelt? Franklin Delano Roosevelt adalah presiden yang memimpin AS selama masa Depresi Besar dan Perang Dunia II. Ia mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah setelah serangan penyakit polio, tetapi ia dapat mengatasi kekurangannya itu dan terpilih sebagai Presiden AS selama 4 periode berturut-turut; sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Masa Kecil Franklin D. Roosevelt Franklin D. Roosevelt dilahirkan di sebuah rumah perkebunan milik keluarganya di Springwood, Hyde Park -- New York sebagai anak tunggal dari kedua orang tuanya yang kaya raya; James Roosevelt dan Sara Ann Delano. James Roosevelt, yang pernah menikah sebelumnya dan memiliki anak dari pernikahan terdahulu (James Roosevelt Jr.), sudah cukup tua ketika Franklin lahir (kala itu, James telah berusia 53 tahun). Sara, ibunya, melahirkan Franklin pada umur 27 tahun dan sangat memanjakannya. Sampai kematiannya pada tahun 1941 (hanya berselang 4 tahun sebelum kematian Franklin), Sara memiliki peran penting dalam kehidupan putranya tersebut, bahkan peran itu dianggap sebagai peran yang terlalu mengatur dan posesif oleh beberapa orang. Franklin D. Roosevelt menghabiskan masa kecilnya di rumah keluarganya di Hyde Park. Karena diajar di rumah, ia pun tidak pernah memiliki banyak waktu untuk bermain dengan teman-teman sebayanya. Pada tahun 1896, ketika berusia 14 tahun, Roosevelt dikirim untuk pertama kalinya ke sekolah formal di Grotton, Massachusetts. Dan, selama belajar di Grotton, Roosevelt dianggap sebagai murid yang biasa-biasa saja. Kehidupan Kuliah dan Pernikahan Pada tahun 1900, Roosevelt belajar di Harvard University. Ketika Franklin baru menjalani beberapa bulan pada tahun pertamanya di Harvard, ayahnya meninggal dunia. Selama tahun-tahun perkuliahannya, Roosevelt terlibat aktif dengan surat kabar kampus bernama "The Harvard Crimson", ia bahkan menjadi editor pelaksananya pada tahun 1903. Pada tahun yang sama, Franklin D. Roosevelt juga bertunangan dengan sepupu kelimanya, Anna Eleanor Roosevelt (nama Roosevelt dipakainya selama lajang dan tetap disandangnya setelah menikah). Franklin dan Eleanor menikah dua tahun kemudian, pada hari raya Santo Patrick, 17 Maret 1905. Dan, selama 11 tahun pernikahan, mereka dikaruniai 6 orang anak, 5 di antaranya bertahan hidup melewati masa bayi mereka. Masa Awal Karier Politik Pada tahun 1905, Franklin D. Roosevelt berkuliah di Columbia Law School, tetapi ia keluar dari sekolah hukum itu tepat setelah ia lulus dari ujian hukum yang diadakan oleh New York State Bar (asosiasi pengacara di New York -- Red.) pada tahun 1907. Selama beberapa tahun, Roosevelt bekerja di beberapa kantor pengacara di Carter, Ledyard, dan Milburn; dan pada tahun 1910, Franklin D. Roosevelt diminta menjadi wakil untuk mengisi kursi senat atas nama Partai Demokrat di Duchess County, New York. Meskipun Roosevelt dibesarkan di Duchess County, kursi senat tersebut telah lama dikuasai oleh wakil dari Partai Republik. Meskipun mendapat banyak kesulitan, Roosevelt memenangkan kursi senat tersebut pada tahun 1910, dan lagi pada tahun 1912. Karier Roosevelt sebagai senator negara bagian pun terhenti pada tahun 1913 karena ditunjuk oleh Presiden Woodrow Wilson untuk menjabat sebagai Asisten Sekretaris di Angkatan Laut. Jabatan ini menjadi semakin penting ketika AS memulai persiapan mereka untuk berperang pada Perang Dunia I. Franklin D. Roosevelt Sebagai Kandidat Wakil Presiden AS Franklin D. Roosevelt memiliki keinginan untuk terjun semakin dalam di dunia politik seperti sepupu kelimanya (yang sekaligus adalah paman Eleanor), Presiden Theodore Roosevelt. Meskipun karier Franklin D. Roosevelt terlihat menjanjikan, ia tidak memenangkan setiap pemilihan. Pada tahun 1920, Roosevelt dipilih menjadi kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat, bersama James M. Cox sebagai calon presidennya. FDR dan Cox kalah dalam pemilihan itu. Setelah mengalami kekalahan itu, Roosevelt memutuskan untuk mundur sejenak dari dunia politik dan kembali berkecimpung dalam dunia bisnis. Beberapa bulan kemudian, Roosevelt jatuh sakit. Serangan Polio Eleanor menelepon sejumlah dokter untuk datang dan memeriksa suaminya, tetapi penyakit itu baru terdiagnosis pada 25 Agustus oleh Dr. Robert Lovett. Dari diagnosis tersebut, diketahui bahwa Roosevelt mengidap penyakit poliomyelitis (polio). Sebelum vaksin polio ditemukan pada tahun 1955, virus ini dianggap sebagai virus biasa, tetapi dalam bentuk terparahnya dapat menyebabkan kelumpuhan. Pada usia 39 tahun, Roosevelt kehilangan kekuatan pada kedua kakinya. (Pada tahun 2003, sejumlah ilmuwan menyatakan bahwa kemungkinan besar, Roosevelt mengidap sindrom Guillain-Barre, bukan penyakit polio). Roosevelt tidak ingin dirinya dibatasi oleh kekurangannya. Karena itu, untuk mengatasi kelemahannya dalam bergerak, ia membuat penahan kaki yang terbuat dari baja, yang dapat dikunci untuk membuat kakinya lurus. Dengan penahan kaki yang dipasangnya, Roosevelt dapat berdiri dan berjalan menggunakan bantuan kruk dan topangan temannya. Karena tidak dapat menggunakan kakinya, Roosevelt membutuhkan kekuatan yang lebih pada tubuh bagian atasnya. Dengan berenang hampir setiap hari, Roosevelt dapat mengangkat tubuhnya sendiri saat akan duduk atau keluar dari kursi rodanya, bahkan untuk menaiki tangga. Roosevelt bahkan memodifikasi mobilnya sesuai kekurangannya dengan cara memasang tuas yang dapat diaturnya dengan tangan dan melepas pedal supaya ia dapat menyetir. Meskipun mengalami kelumpuhan dan sering didera rasa sakit, Roosevelt tidak kehilangan rasa humor dan kharismanya. Roosevelt selalu mencari cara untuk menenangkan rasa sakitnya. Pada tahun 1924, ia menemukan sebuah spa kesehatan yang pada akhirnya menjadi salah satu dari beberapa hal yang dapat meredakan rasa sakitnya. Roosevelt merasa menemukan kenyamanan di tempat itu hingga akhirnya ia membeli spa tersebut pada tahun 1926. Di spa yang terletak di Warm Springs, Georgia ini, Roosevelt membangun sebuah rumah yang dikenal dengan nama "The Little White House" dan mendirikan pusat perawatan polio untuk menolong para penderita polio. Menjadi Gubernur New York Pada tahun 1928, Franklin D. Roosevelt diminta mencalonkan diri menjadi gubernur New York. Ia mungkin benar-benar yakin untuk kembali terjun ke dunia politik, tetapi ia juga harus benar-benar memastikan apakah tubuhnya cukup kuat untuk bertahan dalam kampanye pemilihan gubernur tersebut. Pada akhirnya, ia pun sanggup melaluinya. Roosevelt memenangkan pemilihan tersebut pada tahun 1928, bahkan terpilih lagi pada tahun 1930. Kini, Franklin D. Roosevelt menempuh jalan yang mirip dengan jalan yang pernah ditempuh oleh sepupu jauhnya, Presiden Theodore Roosevelt; dari posisi Asisten Sekretaris Angkatan Laut, menjabat sebagai Gubernur New York, dan akhirnya menjadi Presiden AS. Menjadi Presiden Selama Empat Periode Ketika Roosevelt menjabat sebagai Gubernur New York, AS dihantam "Depresi Besar". Keadaan itu membuat seluruh warga negara kehilangan semua tabungan dan pekerjaan mereka. Mereka semakin marah karena kebijakan yang terbatas, yang diambil President Herbert Hoover untuk memecahkan krisis ekonomi yang besar itu. Pada pemilu tahun 1932, masyarakat AS menuntut perubahan, dan FDR menjanjikan hal tersebut kepada mereka. Dalam pemilu itu, Franklin D. Roosevelt memenangkan kursi presiden. Pada masa sebelum FDR menjadi presiden, belum ada pembatasan periode jabatan kepresidenan di AS. Sampai saat itu, sebagian besar tokoh yang menjadi presiden AS membatasi periode jabatan mereka sendiri, yaitu maksimal menjabat selama dua periode saja, seperti yang dicontohkan oleh George Washington. Namun, pada masa-masa genting yang disebabkan oleh Depresi Besar dan Perang Dunia II, masyarakat AS memilih Franklin D. Roosevelt sebagai presiden selama empat periode berturut-turut. Karena hal tersebut, Dewan Kongres AS membuat Amandemen ke-22 dalam konstitusi, yang isinya membatasi jabatan presiden pada masa yang akan datang menjadi maksimal dua periode saja (amandemen tersebut disahkan pada tahun 1951). Roosevelt menggunakan dua periode jabatannya yang pertama untuk membuat langkah-langkah yang akan meringankan AS keluar dari masa Depresi Besar. Tiga bulan pertamanya diisi dengan kegiatan yang begitu padat sehingga dikenal sebagai "Seratus Hari Pertama". "Kebijakan Baru" yang ditawarkan FDR kepada masyarakat AS dimulai segera setelah ia menempati kantornya. Hanya dalam satu minggu, Roosevelt menyatakan hari libur bank, yang bertujuan untuk menguatkan bank-bank dan membangun kembali rasa percaya diri pada sistem perbankan. Selain itu, FDR juga mendirikan dengan cepat beberapa "Instansi Abjad" seperti AAA (American Automobile Association), CCC (Civilian Conservation Corps), FERA (Federal Emergency Relief Administration), dan TVA (Tennessee Valley Authority). Pada 12 Maret 1933, Roosevelt berpidato kepada seluruh masyarakat AS melalui radio, yang dikenal sebagai "Fireside Chats" kepresidenannya yang pertama. Roosevelt menggunakan pidato-pidatonya untuk berkomunikasi dengan masyarakat guna menanamkan kepercayaan diri perangkat pemerintah dan menenangkan warga AS yang tengah dilanda ketakutan dan kecemasan. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh FDR cukup menolong dalam mengatasi kerusakan hebat yang disebabkan oleh Depresi Besar, tetapi tidak dapat menyelesaikannya. Amerika akhirnya keluar dari masa Depresi Besar pada masa Perang Dunia II. Segera setelah Perang Dunia II berkobar di benua Eropa, Roosevelt segera memerintahkan untuk meningkatkan produksi mesin-mesin perang dan logistiknya. Ketika Pearl Harbor di Hawaaii diserang pada 7 Desember 1941, Roosevelt menjawab serangan itu dengan pidatonya yang terkenal dan pernyataan perang secara formal. FDR memimpin AS selama Perang Dunia II dan merupakan salah satu dari "Tiga Besar" (Roosevelt, Churchill, dan Stalin) yang memimpin Pasukan Sekutu. Pada tahun 1944, Roosevelt memenangkan pemilu sebagai presiden untuk yang keempat kalinya, tetapi ia tidak hidup cukup lama untuk menyelesaikannya. Kematian Pada 12 April 1945, Roosevelt duduk di kursi rumahnya, di Warm Springs, Georgia. Saat ia sedang dilukis oleh Elizabeth Shoumatoff, ia mengatakan bahwa ia mengalami sakit kepala yang sangat hebat dan kemudian tak sadarkan diri. Roosevelt mengalami pendarahan otak yang amat parah pada pukul 13.15, dan pada pukul 15.35 ia dinyatakan meninggal. Presiden Roosevelt meninggal pada usia 63 tahun. Ia telah memimpin AS selama Depresi Besar dan Perang Dunia II, dan meninggal kurang dari sebulan sebelum berakhirnya perang di Eropa. Jenazahnya dimakamkan di rumah keluarganya di Hyde Park. (t/Yudo) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: About.com Alamat URL: http://history1900s.about.com/od/people/a/fdr.htm Judul asli artikel: Franklin D. Roosevelt Penulis artikel: Jennifer Rosenberg Tanggal akses: 15 Januari 2014 TAHUKAH ANDA: KEPERCAYAAN DIRI DAN AGAMA FRANKLIN DELANO ROOSEVELT Sebagian optimisme Roosevelt mungkin berakar pada kemenangannya atas penyakit polio yang dideritanya. Walaupun pada masa itu polio dianggap sebagai penyakit yang membuat suram bagi kehidupan penderitanya, tetapi Roosevelt mampu bertahan di atas kondisinya dan tetap secara aktif mengambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat, hingga terpilih menjadi presiden AS. Jika ia sanggup bangkit mengalahkan kekurangan yang disebabkan oleh penyakit itu, segala macam rintangan lain yang menghalangi jalannya dan negaranya akan tampak lebih mudah baginya. Sumber lain yang membuat Roosevelt menjadi seseorang yang percaya akan masa depan dan mampu berkomunikasi dengan saudara-saudara sebangsanya adalah iman Kristen yang juga dibagikannya kepada sebagian besar mereka. "Saya selalu merasa bahwa agama yang dipegang oleh Franklin ada kaitannya dengan kepercayaan dirinya," ungkap Eleanor, istrinya. "Kekristenan adalah agama yang sederhana," imbuhnya. "Franklin seolah tidak memiliki kesulitan intelektual tentang apa yang ia yakini." Demikianlah yang terjadi pada kebanyakan orang Kristen lain yang kita kenal. Kita tidak berkubang dalam keragu-raguan yang mungkin saja muncul dalam pikiran kita ketika membayangkan tentang Nuh dan bahteranya, Yunus dan ikan besar, serta Musa saat ia berada di Laut Merah. Kita percaya pada Kesepuluh Hukum Taurat dan pada Hukum yang Utama. Roosevelt memandang kebijakan "New Deal" sebagai pengaplikasian iman Kristen. Ketika Roosevelt memberikan pidato pada malam Natal, ia mengutip Khotbah di Bukit, dan pada malam itu juga, ia membacakan kisah "Christmas Carol" kepada keluarganya yang berkumpul di dekat perapian Gedung Putih. Dalam pidatonya, Roosevelt mengimbau saudara setanah airnya untuk "Berdoa supaya kita diberi kekuatan untuk dapat hidup bagi orang lain" dan mengaitkan kisah tentang Scrooge (Tokoh utama dalam cerita Natal klasik karya Charles Dickens - Red.) dengan apa yang sedang terjadi di Amerika. "Si Scrooge tua tidak menyadari bahwa Natal bukanlah isapan jempol. Ia menyerahkan dirinya ke dalam semangat menolong sesama. Akan tetapi, pengertian tentang sesama kita saat ini tidak lagi dapat dikungkung dalam pengertian lingkungan yang sempit. Kehidupan telah menjadi lebih rumit untuk hanya dipahami dengan pengertian semacam itu. Di negara kita, arti hidup dengan sesama telah melebarkan cakupannya dari sekadar kota menjadi wilayah, dari wilayah menjadi negara bagian, dan pada akhirnya mencakup seluruh negara ini." "Misalnya saja, siapa yang akan mengira bahwa seminggu dari besok, tanggal 1 Januari 1940, puluhan ribu manula di setiap negara bagian, di seluruh provinsi, dan seluruh kota di negara ini, akan mulai menerima cek untuk asuransi pensiun hari tua?" Meskipun orang-orang Kristen sayap kanan telah menjadi bagian hidup bernegara pada masa itu -- Dua orang yang paling ekstrem saat itu adalah Pendeta Gerald L. K. Smith dan Pastor Charles Coughlin, yang menyebut program FDR sebagai "Jew Deal" (Kesepakatan Yahudi) -- Injil, menurut FDR, tetap berlaku bagi sebagian besar kita. (t/Yudo) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: Belief.net Alamat URL: http://www.beliefnet.com/Faiths/Christianity/2006/11/Fdrs-Confidence-Religion.aspx Judul asli artikel: FDR`s Confidence & Religion Penulis artikel: Charles Peters Tanggal akses: 15 Januari 2014 Kontak: biografi(at)sabda.org Redaksi: Berlin B., N. Risanti, dan S. Setyawati. Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |