Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/137

Bio-Kristi edisi 137 (14-8-2014)

C.S. Lewis

                         Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
________________________Edisi 137/Agustus 2014__________________________

Bio-Kristi -- C.S. Lewis
Edisi 137/Agustus 2014

Di antara banyak sastrawan yang memperkaya koleksi literatur dunia, 
C.S. Lewis adalah salah satu nama yang akan selalu dikenang dalam 
benak banyak orang. Pengarang cerita klasik anak-anak "Narnia" yang 
termashyur ini adalah juga seorang penulis apologetika yang banyak 
mengemukakan iman Kristen dalam tulisan-tulisannya. Banyak pengarang 
cerita anak-anak modern yang terinspirasi oleh karyanya dan kemudian 
menghasilkan karya-karya besar lainnya. Tak salah bila kemudian 
Majalah Times menobatkan C.S. Lewis sebagai salah satu dari 50 penulis 
Inggris terbesar sejak tahun 1945. Ingin tahu lebih banyak tentang 
C.S. Lewis dan karya-karyanya? Edisi Bio Kristi di bulan Agustus ini 
akan mengetengahkannya untuk Anda.

"Saya percaya kekristenan seperti halnya saya percaya bahwa matahari 
telah terbit. Bukan hanya karena saya melihatnya, tetapi karena dengan 
itu saya melihat segala sesuatu yang lain." -- C.S. Lewis

--karena hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan--

Staf Redaksi Bio-Kristi,
N. Risanti
< http://biokristi.sabda.org/ >.


                      KARYA: CLIVE STAPLES LEWIS
(1898 -- 1963) Novelis, Penyair, Akademisi, Kritikus Sastra, Teolog.
                      Dirangkum oleh: N. Risanti

Sejarah, Pendidikan, dan Karier

Clive Staples Lewis lahir di Belfast, Irlandia (sekarang Irlandia 
Utara), pada tanggal 29 November 1898. Ia merupakan anak kedua dari 
Albert Lewis, yang adalah seorang pengacara, dan Flora Hamilton Lewis, 
putri seorang pendeta gereja Anglikan Irlandia. Bersama kakaknya, yang 
berusia 3 tahun lebih tua darinya, Warren Hamilton Lewis, Lewis 
menghabiskan masa kecilnya di sebuah rumah besar beratap runcing, 
dengan taman yang rimbun dan gelap, serta sebuah perpustakaan yang 
dipenuhi dengan buku. Lewis tinggal dengan nyaman bersama keluarganya 
di rumah yang disebut dengan Little Lea tersebut hingga ia berusia 10 
tahun. Pada tahun 1908, ibu Lewis meninggal karena kanker. Tidak 
sampai sebulan sesudah kematian ibu mereka, kakak beradik Lewis 
dikirim ke sekolah Wynyard di Watford, Inggris, untuk memulai 
pendidikan mereka di sekolah berasrama.

Lewis dididik di Wynyard selama 2 tahun, sebelum kembali lagi ke 
Belfast pada tahun 1910. Pada tahun 1913, ia kembali bersekolah di 
Malvern College, Inggris, tetapi ia hanya tinggal di sana kurang dari 
setahun, sebelum akhirnya belajar secara privat bersama William T. 
Kirkpatrick, mantan pembimbing ayahnya dan kepala sekolah Lurgan 
College. Pada masa-masa itulah, Lewis mulai meninggalkan iman 
kristennya dan menjadi ateis. Lewis remaja juga mulai menyukai puisi, 
terutama karya-karya Virgil dan Homer, dan mulai mengembangkan minat 
dalam bahasa modern, dan ia menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan 
Italia.

Pada tahun 1916, Lewis berhasil mendapat beasiswa di University 
College, Oxford. Namun, sebelum melanjutkan studinya, Lewis harus 
bertugas di Angkatan Darat Inggris dalam perang dunia I. Sesudah 
menyelesaikan tugas militernya, Lewis kembali ke Oxford pada tahun 
1920 untuk melanjutkan studinya dengan antusiasme yang besar. Pada 
tahun 1923, Lewis lulus dengan predikat sangat baik di bidang bahasa 
Yunani dan Sastra Latin, Filsafat dan Sejarah Kuno, serta Sastra 
Inggris. Kemudian, pada tahun 1925, Lewis terpilih sebagai dosen dan 
pembimbing dalam jurusan bahasa Inggris di Magdalen College, Oxford. 
Ia tetap berada di Oxford selama 29 tahun, sebelum akhirnya menjadi 
seorang profesor sastra abad pertengahan dan renaissance di Magdalene 
College, Cambridge, pada tahun 1955.

Karier Sebagai Penulis

Di Magdalene College, Lewis bergabung dengan kelompok yang dikenal 
sebagai The Inklings, sebuah kumpulan informal dari sesama penulis dan 
intelektual. Sebagian dari anggota kelompok tersebut adalah kakak 
Lewis, Warren Lewis, dan J.R.R. Tolkien (penulis The Hobbit dan Lord 
of The Ring -red.). Melalui percakapan dengan anggota kelompok itulah, 
Lewis kembali menghidupkan iman kristennya setelah bertahun-tahun 
menjadi seorang ateis. Bab 9 dalam karyanya "The Great Divorce" 
menjadi gambaran paling jelas dari perubahan imannya tersebut.

Lewis mulai menerbitkan karyanya pada tahun 1926 dengan buku pertama 
yang berjudul "The Satirical Dymer". Kemudian, karya besarnya yang 
pertama, "The Pilgrim?s Regress" (1933), menjadi buku yang 
mengetengahkan perjalanan rohani imannya kepada Kristus. Lewis 
kemudian mendapat banyak pujian dari karya-karya berikutnya, tidak 
hanya sebagai penulis buku bertopik agama, tetapi juga sebagai penulis 
karya akademik dan novel populer. "The Allegory of Love" (1936), yang 
masih dianggap sebagai mahakarya pada saat ini, merupakan sejarah 
sastra cinta dari abad pertengahan awal sampai masa Shakespeare. Ia 
memenangkan Hawthornden Prize (penghargaan sastra Inggris yang dimulai 
pada tahun 1919 oleh Alice Warrender, untuk diberikan kepada mereka 
yang menghasilkan "sastra imajinatif" berkualitas, yang ditulis baik 
dalam bentuk puisi maupun prosa - red.). Pada tahun 1938, ia merilis 
karya fiksi-ilmiah pertamanya, "Out of Silent Planet", yang merupakan 
bagian pertama dari trilogi novel yang bersifat subtekstual, dengan 
konsep tentang dosa dan keinginan.

C.S. Lewis adalah seorang penulis yang produktif, yang banyak menulis 
buku tentang berbagai subjek. Ia juga dikenal karena teks apologisnya 
yang kaya, tempat ia menjelaskan keyakinan rohaninya melalui platform 
logika dan filsafat. Argumennya yang berbasis agama, seperti terdapat 
dalam teks-teks seperti "The Great Divorce" (1946) dan "Miracles" 
(1947) dijunjung tinggi oleh banyak teolog, sarjana, dan pembaca umum. 
Lewis juga melanjutkan kesukaannya akan mitologi klasik dan narasi 
selama tahun-tahun berikutnya. Kemudian, pada tahun 1941, ia memulai 
serangkaian perbincangan di radio secara langsung dalam topik 
kekristenan dan persoalan-persoalan moral. Perbincangan radio di masa 
perang dunia kedua ini meningkatkan popularitas Lewis sampai ke luar 
Inggris. Perbincangan tersebut kemudian dikumpulkan dan dipublikasikan 
dengan judul "Mere Christianity" (1943). Buku tersebut dipilih sebagai 
buku terbaik di abad ke-20 oleh Christianity Today pada tahun 2000.

Karyanya yang lain, "The Screwtape Letters" (1942), bercerita tentang 
iblis tua yang menyarankan anak didiknya yang lebih muda tentang 
bagaimana menjerat manusia ke dalam kesalahan. Awalnya, karyanya ini 
diterbitkan secara mingguan dalam surat kabar gereja Inggris, "The 
Guardian". Karya Lewis kemudian langsung habis terjual setelah dicetak 
dalam bentuk buku.

Narnia

Awalnya, penerbitnya dan beberapa temannya mencoba menghalangi Lewis 
ketika ia mulai menulis buku untuk anak-anak. Mereka berpikir bahwa 
hal tersebut akan merugikan reputasinya sebagai penulis karya serius. 
J.R.R. Tolkien bahkan mengkritik buku Narnia yang pertama, "The Lion, 
The Witch, and The Wardrobe", yang dianggap memiliki terlalu banyak 
elemen yang tidak serasi. Untunglah, Lewis tidak mendengarkan semua 
itu.

Narnia merupakan rangkaian buku yang berfokus pada empat bersaudara 
selama masa perang dunia kedua, yang berjalan melalui lemari untuk 
memasuki dunia magis di Narnia, negeri yang megah dengan makhluk mitos 
dan hewan yang berbicara. Bagian yang berbeda dari seri ini mewakili 
berbagai tema Alkitab, di mana satu karakter yang menonjol adalah 
Aslan, singa dan penguasa Narnia, yang juga ditafsirkan sebagai sosok 
Yesus Kristus.

Menyusul buku "The Lion, The Witch, and The Wardrobe" pada tahun 1950, 
Lewis dengan cepat menulis 6 buku Narnia lagi, dengan "The Last 
Battle" sebagai judul terakhirnya. Meskipun pada awalnya buku-buku 
tersebut tidak diterima dengan baik oleh para kritikus dan pengulas, 
karya Lewis kemudian mendapatkan popularitas dari mulut ke mulut. 
Hingga saat ini, Narnia telah terjual lebih dari 100 juta kopi di 
seluruh dunia, dan merupakan salah satu buku sastra klasik anak-anak 
yang paling disukai.

Akhir Hidup

C.S. Lewis menikah dengan seorang wanita Amerika, Joy Gresham, yang 
pada awalnya adalah salah seorang penggemar karyanya. Hubungan mereka 
diawali dengan korespondensi, yang kemudian diakhiri dengan pernikahan 
mereka di Inggris pada tahun 1956. Tak lama sesudah pernikahan 
tersebut, Joy Gresham didiagnosa menderita kanker, dan akhirnya 
meninggal pada tahun 1960.

Lewis sangat berduka karena kematian istrinya dan menuangkan 
perasaannya ke dalam buku "A Grief Observed", yang menggunakan nama 
samaran. Semenjak itu, kesehatan Lewis sendiri memburuk, dan pada 
musim panas tahun 1963, ia mengundurkan diri dari jabatannya di 
Cambridge setelah mengalami gangguan jantung.

Clive Staples Lewis meninggal pada 22 November 1963 di Headington, 
Oxford. Namanya tetap dikenang oleh para penggemarnya hingga kini, 
yang menyukai dan mendapat inspirasi dari karya-karyanya.

Dirangkum dari:

Ann-Marie Imbornoni. "C.S. Lewis: The Creator of Narnia - Biography". Dalam: http://www.factmonster.com/spot/narnia-lewis.html
____________________ "C.S. Lewis". Dalam: http://www.biography.com/people/cs-lewis-9380969
____________________ "C.S. Lewis". Dalam: http://en.wikipedia.org/wiki/C._S._Lewis


              TAHUKAH ANDA: IMAN KRISTIANI C.S. LEWIS

Lewis dibesarkan dengan iman Kristen oleh orang tuanya yang Protestan. 
Namun, baru setelah ia dikirim ke sekolah berasrama setelah kematian 
ibunya, Lewis mulai membaca Alkitab sendiri dan berpikir menurut 
pemahamannya sendiri tentang agama. Kemungkinan, kekristenan telah 
menawarkannya beberapa penghiburan pada saat ia merasakan kesepian dan 
kesedihan yang besar.

Namun, pada masa remajanya, Lewis meninggalkan agama Kristen. Ia 
menjadi semakin tertarik dalam mitologi Jerman, yang mengarahkannya 
untuk melihat agama secara umum sebagai "semacam omong kosong di mana 
manusia cenderung menjadi keliru". Lewis semakin menjauh dari 
kekristenan setelah ia meninggalkan sekolah pada tahun 1914 dan 
mendapat pendidikan secara privat di rumah oleh William Kirkpatrick, 
seorang teman keluarga yang telah menjadi pembimbing bagi ayah Lewis. 
Kirkpatrick, yang merupakan seorang ateis murni, menantang Lewis untuk 
berpikir tentang dirinya sendiri dan meninggalkan ide-ide konvensional 
tentang agama.

Kemudian, saat memasuki awal usia 30-an dan menjadi mantap dengan 
kehidupan profesional dan pribadinya, Lewis tiba di sebuah titik balik 
yang nyata dalam kehidupan spiritualnya. Saat berada di sebuah bus 
tingkat di awal musim panas 1929, Lewis tiba-tiba merasa tidak 
memiliki pilihan selain untuk mengakui keyakinannya kepada Tuhan. Tak 
lama kemudian, dalam kesendirian di kamarnya di Universitas, ia 
berlutut dan berdoa.

Perubahan imannya ke Kristen tidak sesederhana itu karena diiringi 
dengan banyak keraguan, perdebatan batin, dan diskusi dengan teman-
temannya. Namun, sebagaimana yang dijelaskan Lewis dalam surat kepada 
saudaranya, ia menjadi Kristen karena baginya tak ada lagi yang dapat 
dilakukan. Kekristenan menjadi aspek sentral dari kehidupan dewasa 
Lewis dan subjek dari banyak tulisannya, termasuk cerita Narnia. (t/N. 
Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Fact Monster
Alamat URL: http://www.factmonster.com/spot/narnia-lewisxan.html
Judul asli artikel: A Convert to Christianity
Penulis artikel: Ann-Marie Imbornoni
Tanggal akses: 17 Maret 2014


Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: Berlin B., N. Risanti, dan S. Setyawati.
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org