Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/131 |
|
Bio-Kristi edisi 131 (13-2-2014)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) _______________________Edisi 131/Februari 2014_________________________ Bio-Kristi -- Andrew Murray Edisi 131/Februari 2014 Shalom, Tuhan Allah menciptakan setiap orang lengkap dengan kemampuan, keahlian, serta kesempatan. Semua orang memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki dan diberi kesempatan untuk menjadi alat-Nya dalam menggenapi rencana- Nya. Tidak terkecuali dengan Andrew Murray. Ia adalah salah satu tokoh yang diperlengkapi dan dipakai Tuhan dengan kemampuannya dalam berkhotbah, mengajar, dan menulis. Ia juga menjadi tokoh yang memberikan cukup banyak kontribusi atas terjadinya kebangunan rohani di Afrika. Apa saja karya yang ditinggalkan Andrew Murray untuk kita pelajari? Simak selengkapnya dalam edisi bulan ini. Selamat belajar dan selamat berkarya dalam Kristus. --karena hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan-- Staf Redaksi Bio-Kristi, S. Setyawati < http://biokristi.sabda.org/ > KARYA: ANDREW MURRAY (1828 -- 1917) Pendeta, Tokoh Gereja, Penulis, dan Pengajar Andrew Murray merupakan anak kedua dari Andrew Murray Sr. (1794 -- 1866), seorang misionaris Gereja Reformasi Belanda yang dikirim dari Skotlandia ke Afrika Selatan. Andrew Murray lahir pada 9 Mei 1828 di Graaff Reinet, Afrika Selatan. Ibunya memiliki koneksi dengan kaum Huguenot Perancis dan Lutheran Jerman. Pada tahun 1838, saat Murray berusia 10 tahun, ia dan saudaranya, John, pergi untuk belajar di Skotlandia. Mereka pergi naik kereta bersama paman mereka, Pendeta John Murray. Pada musim semi tahun 1840, seorang revivalis, William C. Burns, datang dan berbicara di Aberdeen, Skotlandia. Burns memberikan kesan yang mendalam pada diri Andrew. Ia tinggal di rumah pamannya dan mereka menghabiskan malam yang panjang untuk berbagi tentang pekerjaan Allah. Burns telah berperan dalam kebangunan rohani besar di Kilsyth pada tahun 1839. Hatinya selalu sedih melihat orang-orang yang terhilang, dan ia akan menangis dan berdoa selama berjam-jam untuk keselamatan mereka. Dengan rasa kagum, Andrew akan mendengarkan saat Burns berkhotbah, dan ia melihat figur seperti itulah yang dia rindukan. Andrew dan John menempuh pendidikan di Marischal College dan lulus pada tahun 1844. Dari sana, mereka berdua pergi ke University of Utrecht dan belajar teologi di sana. Dua bersaudara ini menjadi anggota Het Rveil, sebuah gerakan kebangunan rohani yang menentang rasionalisme, yang pada saat itu lazim di Belanda. Kedua bersaudara itu ditahbiskan oleh Komite Hague dari Gereja Reformasi Belanda pada tanggal 9 Mei 1848, dan kembali ke Cape Town. Murray menikahi Emma Rutherford di Cape Town, Afrika Selatan, pada tanggal 2 Juli 1856. Mereka memiliki delapan anak, empat laki-laki dan empat perempuan. Andrew menggembalakan gereja di Bloemfontein, Worcester, Cape Town, dan Wellington, semuanya di Afrika Selatan. Dia adalah seorang pejuang dalam kebangunan rohani Afrika Selatan tahun 1860. Kehidupan Murray adalah berkhotbah dan mengajar. Tetapi kemudian, tragedi menghantam. Pada tahun 1879, ia sakit dan itu berdampak pada tenggorokannya. Ia kehilangan suaranya dan memulai "tahun sunyi" selama dua tahun. Tahun-tahun ini membentuk Murray dalam cara yang baru. Dia menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Dia merendahkan hatinya sepenuhnya dan mengasihi Allah serta sesama. Dia bertemu dengan Otto Stockmayer untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang teologi penyembuhan. Pada tahun 1881, ia pergi ke London menuju Bethshan, sebuah rumah pengobatan berdasar iman yang dirintis oleh W. E. Boardman. Di Bethsan, Murray benar-benar mendapat kesembuhan total dan tidak pernah punya masalah dengan tenggorokannya lagi. Sejak saat itu, ia tahu bahwa karunia Allah adalah juga bagi orang-orang percaya saat ini, dan ia mengajarkan dan menulis tentang hal itu. Pada tahun 1882, ia menghadiri Konvensi Keswick. Konvensi ini menekankan tema "kekudusan" dan "kehidupan yang lebih dalam". Akhirnya, pada tahun 1895, ia menjadi pembicara utama. Selama hidupnya, Murray menulis lebih dari 240 buku, semuanya dituliskan oleh istrinya, Emma, atau oleh putrinya karena ketidakmampuannya untuk menulis dengan jelas. Metode kerjanya selama tahun-tahun terakhir hidupnya digambarkan oleh putrinya dengan: "Dia duduk dengan sangat tegak di kursi kerjanya dan mendikte dengan suara yang keras dan jelas, seolah-olah benar-benar ada audiensinya. Jam kerjanya biasanya dari 9 atau 10 sampai 11 di pagi hari. Selama waktu itu, dua atau tiga bab buku akan diselesaikan. Dia sangat teliti terhadap tanda baca, dan selalu berkata, `Paragraf baru,` sembari menunjuk cukup lama pada bagian kertas tempat paragraf baru harus dimulai, `titik`, `koma`, `titik dua`, `titik koma` untuk menambahkan penekanan yang ia rasa diperlukan. Seandainya sekretarisnya melakukan beberapa kesalahan atau salah ketik, ia akan membuat beberapa komentar lucu seperti, `Kamu harus kembali ke taman kanak-kanak.` Pada pukul 11:00, ia akan berkata, `Sekarang, beri aku waktu istirahat sepuluh menit; atau sekarang, mari kita menulis beberapa surat untuk perubahan.` Setelah itu, setengah lusin surat akan segera didiktekan, untuk menjawab permohonan doa untuk kesembuhan, untuk pertobatan dari hubungan yang belum bertobat, untuk kelepasan teman-teman dari kecanduan minuman keras, atau mungkin surat-surat bisnis. Dia selalu mendikte dengan nada suara yang penuh kesungguhan, dan juga berharap mendapatkan banyak hal pada setiap halaman. `Menulislah lebih dekat, lebih dekat lagi,` kata yang sering diulangnya. Menjelang akhir halaman folio, ia akan berkata, `Sekarang empat baris terakhir untuk doa,` kemudian ia akan melipat tangan, menutup matanya, dan benar-benar berdoa untuk mengakhiri perenungan tertulis itu." Andrew Murray banyak dikenal sebagai pencetus doa yang luar biasa. Banyak orang menganggap bukunya yang berjudul "With Christ in the School of Prayer" (Bersama Kristus dalam Sekolah Doa) sebagai buku terbaik yang berbicara mengenai doa. Berikut ini adalah pemikiran Murray tentang doa: Kepastian Jawaban Doa Menurut Murray, doa terdiri atas dua bagian, memiliki dua sisi, sisi manusia dan sisi ilahi. Sisi manusia adalah permintaannya, dan sisi ilahinya adalah pemberiannya. Atau, untuk melihat keduanya dari sisi manusia, ada permintaan dan ada penerimaan -- dua bagian yang membentuk keseluruhan. Seolah-olah, Dia hendak memberi tahu bahwa kita tidak boleh beristirahat sebelum ada jawaban karena itu adalah kehendak Allah, aturan dalam keluarga Bapa: setiap permohonan yang dinaikkan dengan percaya seperti anak-anak akan dikabulkan. Jika jawaban doa tidak datang, kita tidak boleh duduk dalam kemalasan, yang menyebut dirinya sendiri dengan "pengunduran diri", dan beranggapan bahwa bukanlah kehendak Allah untuk menjawab doa. Tidak; haruslah ada sesuatu di dalam doa, yang bukan menjadi milik Allah, seperti anak kecil dan percaya; kita harus mencari anugerah untuk berdoa agar doa itu dijawab. Jauh lebih mudah bagi tubuh untuk tunduk tanpa jawaban doa daripada menyerahkan dirinya sendiri untuk diselidiki dan dimurnikan oleh Roh, sampai tubuh tersebut telah belajar berdoa dalam iman. Ini merupakan salah satu tanda mengerikan dari keadaan hidup Kristen yang sakit hari-hari ini, bahwa ada begitu banyak orang yang beristirahat dalam kepuasan tanpa pernah mengalami jawaban doa yang berbeda. Kuasa yang Muncul Melalui Doa Bagi orang Kristen yang tidak sepenuhnya tinggal di dalam Yesus, kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan doa sering kali begitu besar, seolah hendak merampas dia dari kenyamanan dan kekuatan yang bisa dihasilkan oleh doa itu. Di bawah kedok kerendahan hati, ia bertanya bagaimana seseorang yang begitu tidak layak dapat berharap memiliki pengaruh terhadap Yang Kudus. Ia berpikir tentang kedaulatan Allah, kebijaksanaan, dan kasih-Nya yang sempurna, tetapi tidak bisa melihat bagaimana doanya benar-benar dapat memiliki efek yang berbeda. Ia berdoa, tetapi lebih karena ia tidak bisa tidur tanpa berdoa, daripada berdoa karena iman yang penuh kasih, yang percaya bahwa doa akan didengar. Tetapi, dari berbagai pertanyaan dan kebingungan semacam itu, betapa besarnya berkat yang diberikan kepada jiwa yang benar-benar tinggal di dalam Kristus! Dia semakin menyadari bagaimana rasanya berada dalam kesatuan roh dengan Kristus sehingga kita diterima dan didengar. Penyatuan dengan Anak Allah merupakan kesatuan hidup: kita berada dalam kesatuan yang dalam dengan-Nya -- doa kita naik sebagai doa-Nya. Hal ini karena kita tinggal di dalam Dia sehingga kita bisa meminta apa yang kita inginkan, dan itu akan dikabulkan. Syarat Utama Doa yang Dijawab Dalam pendahuluan yang ia tulis untuk bukunya yang berjudul "Ministry of Intercession" (Pelayanan Doa Syafaat), Murray menunjukkan bahwa ia menulis buku "With Christ in the School of Prayer" untuk membuat dua poin: (1) Bahwa Allah mau menjawab doa-doa kita, (2) Bahwa jawaban-jawaban doa itu bergantung pada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Selama bertahun-tahun, Murray diyakinkan bahwa kehidupan yang benar-benar kudus adalah syarat UTAMANYA. Andrew Murray meninggal pada tanggal 18 Januari 1917, empat bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-89. Selama bertahun-tahun, dia memengaruhi banyak orang, termasuk Jessie Penn-Lewis, tokoh penting dalam kebangunan rohani Welsh tahun 1904 -- 1905. (t/Berlin B.) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: Path2prayer Alamat URL: http://www.path2prayer.com/article/773/revival-and-holy-spirit/books-sermons/new-resources/famous-christians-books-and-sermons/andrew-murray-history-changing-author-on-prayer-and-victory Judul asli artikel: Andrew Murray Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 12 Desember 2013 TAHUKAH ANDA: BUKU PERTAMA DAN KARUNIA ANDREW MURRAY Buku Andrew Murray yang pertama diterbitkan berkaitan dengan pertanyaan mendesak mengenai pelatihan anak-anak. Tidak ada yang mengesankan pendeta muda ini dalam kehidupannya di antara para Voortrekker (istilah orang Afrika dan Belanda untuk para pionir, yaitu emigran yang selama tahun 1830 -- 1840-an meninggalkan koloni Inggris yang didirikan oleh Belanda dan menuju Afrika Selatan, red.) selain sejumlah besar anak yang diajukan untuk dibaptis. Orang-orang Boer (Orang Boer atau Afrikaner merupakan keturunan kolonis Belanda, yang menjadi pioner [Voortrekkers] dalam merambah ke pedalaman Afrika Selatan, red.) adalah ras yang sehat dan produktif. Keluarga yang terdiri atas dua belas orang atau lebih adalah hal yang umum terjadi, dan kadang-kadang terdapat ibu-ibu yang telah melahirkan dua puluh atau dua puluh empat anak. Tugas ibu-ibu Kristiani, yaitu menanamkan prinsip-prinsip pertama moralitas serta ajaran kebenaran dari kekristenan secara sederhana, tidaklah mudah. Buku pertama Andrew Murray dirancang untuk membantu ibu-ibu jemaatnya dalam melaksanakan tugas tersebut, yaitu dengan menyediakan buku "A Life of Christ" (Kehidupan Kristus) yang bahasanya disesuaikan dengan pemahaman anak. Buku tersebut muncul pada tahun 1858, yang diilustrasikan di bawah judul "Jezus de Kindervriend" (Yesus Teman yang Baik, red.). Dari hampir sebagian besar penulis religius pada zaman kita, Andrew Murraylah yang memiliki wawasan dan kewenangan akan seorang nabi seperti masa lalu. Pada saat-saat kritis dalam sejarah gereja, ia tidak pernah gagal mengangkat suaranya untuk mengarahkan perhatian kepada masalah yang sebenarnya. Mereka yang dekat dengannya di Afrika Selatan akan setuju bahwa tidak ada lagi orang yang dapat tampil ke acara besar seperti Andrew Murray. Ia memiliki karunia berbicara pada waktu yang tepat, pemilihan kata yang benar dan tepat, yang dapat membuka wawasan lebih luas, serta membakar emosi dengan luhur. Karunia ini juga ia praktikkan dalam tulisan-tulisannya. (t/N. Risanti) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: World Invisible Alamat URL: http://www.worldinvisible.com/library/murray/praylife/indexpray.htm Judul asli artikel: The Prayer Life by Andrew Murray Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 12 Desember 2013 STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS PASKAH DARI YLSA! Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > melalui program Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA) kembali membuka Kelas PASKAH 2014. Kelas diskusi Paskah mempelajari tentang arti Paskah dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Secara khusus, kelas ini membahas mengenai isu-isu kebangkitan Yesus Kristus dan maknanya bagi kehidupan Kristen. Kelas diskusi ini akan dilaksanakan melalui milis (email) selama 1 bulan (3 Maret -- 8 April 2014). Bagi Bapak/Ibu yang mengikuti kelas diskusi ini, silakan mendaftarkan diri ke Admin PESTA di < kusuma(at)in-christ.net >. Kami tunggu! Kontak: biografi(at)sabda.org Redaksi: Berlin B., N. Risanti, dan S. Setyawati Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |