Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/121

Bio-Kristi edisi 121 (30-8-2013)

Thomas Cranmer

                         Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_______________________Edisi 121/Agustus 2013_________________________

Bio-Kristi -- Thomas Cranmer
Edisi 121/Agustus 2013

Salam sejahtera,

Kita patut bersyukur atas hadirnya bapa-bapa gereja yang begitu berkomitmen 
untuk menyuarakan kebenaran firman Tuhan dalam kehidupan masyarakat di dunia, 
khususnya di lingkungan gereja. Dengan kehadiran bapa-bapa gereja, kita dapat 
mengetahui seperti apa kebenaran doktrin yang berlaku, Alkitab yang dikanonkan, 
dll.. Salah satu tokoh bapa gereja yang pantas diteladani adalah Thomas Cranmer, 
seorang tokoh gereja reformasi yang hidup pada masa pemerintahan Raja Henry 
VIII. Dari kisah hidupnya, kita dapat melihat seberapa sungguh dia memegang 
kebenaran dan mempertahankannya sampai akhir hidupnya. Semoga artikel yang kami 
sajikan ini dapat menolong kita untuk belajar memiliki prinsip hidup yang kuat 
dan tidak tergoyahkan, meskipun nyawa yang menjadi taruhannya. Selamat menyimak 
kisah hidup Thomas Cranmer dan selamat menegakkan kebenaran Tuhan di mana pun 
Anda berada.

Staf Redaksi Bio-Kristi,
Sigit
< http://biokristi.sabda.org/ >


                        KARYA: THOMAS CRANMER
                       (1489 -- 1556) Reformis

"Dan, karena tanganku menyinggung perasaan ketika menulis sesuatu yang 
bertentangan dengan hatiku, maka tangankulah yang akan pertama kali dihukum." 
Inilah kata-kata Cranmer saat menjalani hukuman mati.

Thomas Cranmer lahir pada tahun 1489 di Aslacton, Nottinghamshire. Di sana, 
ayahnya adalah seorang tuan tanah desa yang miskin. Ia mengenyam pendidikan 
dasarnya di rumah, kemudian masuk ke Perguruan Tinggi Yesus (Jesus College) di 
Cambridge, pada tahun 1503. Ia menjadi mahasiswa penerima beasiswa dari 
Perguruan Tinggi pada tahun 1510, tetapi dipaksa untuk melepaskan posisi 
tersebut setelah menikah dengan istri pertamanya, Joan. Setelah kematian 
istrinya dalam proses melahirkan, ia kembali masuk gereja dan sekali lagi, ia 
menjadi mahasiswa penerima beasiswa.

Cranmer merupakan seorang penerima beasiswa yang antusias, dan ia menyadari 
bahwa dirinya bersimpati dengan pergerakan benua menuju reformasi gereja, yang 
menekankan pentingnya Alkitab maupun otoritas sekuler di atas otoritas kepausan.

Cranmer mungkin telah puas menjalani hidupnya dengan belajar di Cambridge, namun 
kehidupan pribadi Raja Henry VIII akan membawa tokoh gereja tak terkenal ini 
mendapat pengakuan internasional. Ketika perceraian Raja Henry terhadap 
Katherine dari Aragon menemui rintangan hukum, perhatian Raja Henry tertuju pada 
Cranmer.

Ketika "sweating sickness" (penyakit mematikan dan berbahaya yang menyerang 
manusia, dengan gejala demam tinggi yang bisa menjangkit banyak orang di suatu 
daerah tertentu dengan cepat - Red.) menyerang Cambridge pada musim panas tahun 
1529, Cranmer meninggalkan kota untuk tinggal di Waltham, Essex. Di sana, ia 
bertemu dengan dua orang penasihat kepala Raja Henry, Edward Fox dan Stephen 
Gardiner, yang terkesan dengan argumen teologisnya terkait dengan perceraian 
sang Raja. Mereka membawa Cranmer ke hadapan raja, yang menyuruh Cranmer dengan 
segera menulis pembelaan teologis atas posisinya, dengan menyatakan pendapat 
bahwa pernikahan Henry dengan janda dari mendiang saudara laki-lakinya adalah 
tidak sah.

Cranmer mempertahankan risalah ini di hadapan para teolog di Universitas Oxford 
dan Cambridge, yang dalam prosesnya memperoleh penghargaan dari Henry dan 
kebencian dari para pendukung Katherine, termasuk putrinya, Mary. Setelah itu, 
Henry mempekerjakan Cranmer pada beberapa kedutaan luar negeri, pertama kepada 
Paus dan akhirnya untuk membuat kontak diam-diam dengan para pemimpin Protestan 
di Eropa.

Pada tahun 1532, Cranmer menikah untuk kedua kalinya dengan Margaret, putri dari 
seorang Sarjana Lutheran. Namun, keberadaan Margaret di muka umum hanya singkat.

Tahun berikutnya, Cranmer diangkat sebagai Uskup Agung Canterbury. Namun, karena 
mempertahankan keberatan raja atas pernikahan rohaniwan, ia terpaksa mengirim 
istrinya ke tempat tersembunyi dan selanjutnya mengasingkannya secara sah. 
Keadaan yang aneh dari urusan ini terus berlanjut sampai reformasi dalam masa 
pemerintahan anak Henry, Edward VI, memperbolehkan seorang pendeta untuk 
menikah, dan Cranmer sekali lagi dapat hidup bersama istrinya secara terang-
terangan.

Pada saat yang sama, di depan umum, Cranmer mendukung sejumlah manuver 
pernikahan Henry. Dalam perannya sebagai Uskup Agung Canterbury, ia secara resmi 
membatalkan pernikahan Henry dengan Katherine dari Aragon, dan kemudian membantu 
memimpin persidangan Anne Boleyne, perceraian dari Anne of Cleves, serta 
pengadilan dan penjatuhan hukuman atas Catherine Howard. Dalam semua tindakannya 
tersebut, Cranmer menunjukkan sifatnya yang lemah, tampaknya ia tidak mampu 
untuk menyangkal Henry dalam setiap keinginannya.

Cranmer tampaknya benar-benar ditentang oleh pelengseran pemerintahan Henry atas 
biara, meskipun baktinya terhadap kekuasaan sekuler dari atasannya tidak 
membuatnya memiliki cukup ruang untuk menentang keputusan-keputusan Henry! Sudah 
pasti Cranmer merupakan salah satu pelayan Henry yang paling berharga selama 
pembubaran. Dengan demikian, ia banyak menyalahkan mereka yang menentang 
kebijakan tersebut.

Selama masa pemerintahan Henry VIII, Cranmer mengerjakan reformasi gerejawi yang 
masuk akal, termasuk sebuah Alkitab terjemahan baru dalam Bahasa Inggris. Namun, 
itu adalah aksinya selama pemerintahan Edward VI yang membuat Cranmer menjadi 
figur yang benar-benar kontroversial, yang secara bergantian dibenci dan 
disanjung oleh orang-orang Katolik dan Protestan di Inggris.

Pada tahun 1549, Cranmer menulis Buku Doa Umum (versi revisi kedua diisukan 
dibuat pada tahun 1552), yang memperkenalkan badai pertentangan. Cranmer 
menyatakan pandangan bahwa Komuni orang-orang Kristen yang tepat bergantung 
lebih pada hati daripada pelaku, dibandingkan roti dan anggur yang benar-benar 
digunakan dalam upacara. Ia juga mendorong pembacaan Alkitab secara publik 
melalui seluruh jemaat.

Walaupun bagi para pendengar modern hal tersebut tampak masuk akal, atau 
setidaknya menganggap hal itu sebagai pertimbangan yang beralasan, namun pada 
saat itu, hal-hal itu tidak lain merupakan sebuah bentuk revolusi yang pendek. 
Cranmer dicela oleh gereja Katolik dan kadang-kadang oleh kaum Protestan yang 
bersemangat, yang menyatakan bahwa ia tidak cukup revolusioner!

Gerakan singkat reformasi Cranmer itu dibatalkan ketika Mary I naik takhta pada 
tahun 1552. Mary, yang merupakan seorang Katolik yang kuat, menyalahkan Cranmer 
atas perceraian ibunya. Ia dengan cepat memerintahkan agar Cranmer diadili dan 
dihukum mati karena pengkhianatan. Meskipun hukuman mati tidak dilakukan, 
Cranmer telah diadili karena dianggap melakukan bidah (penyesatan). Selama 
pengadilannya, Cranmer dengan bijaksana menarik pandangan reformasinya dan 
menegaskan kembali kekuasaan tertinggi dari Paus dan kehadiran fisik dari 
Kristus dalam roti dan anggur komuni. Ia menandatangani sebuah dokumen resmi 
sambil meninggalkan pandangan reformasinya.

Meskipun ia telah menarik kembali pandangannya, ia tetap dinyatakan bersalah 
atas bidah dan dihukum mati. Mungkin karena menyadari bahwa kesempatannya untuk 
tetap hidup telah berakhir, Cranmer menghadapi kematian dengan begitu tenang. 
Pada tanggal 21 Maret 1556, ia dibakar di tiang Oxford.

Saat api naik di sekitarnya, Cranmer menyatakan penyangkalannya sebelumnya dan 
mengacungkan tangan kanan yang tidak setia, yang telah menandatangani dokumen-
dokumen pengakuannya supaya tangannya itu yang pertama-tama terbakar oleh api. 
Cranmer merupakan satu dari tiga uskup yang kematiannya diperingati oleh 
Martyr`s Memorial di Oxford.

Walaupun kematiannya dramatis, tetapi Thomas Cranmer dikenang sebagai salah satu 
arsitek utama Inggris dari penyembahan gereja Katolik tradisional menuju kepada 
bentuk ibadat religius Anglikan. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Britain Express
Alamat URL: http://www.britainexpress.com/History/tudor/cranmer.htm
Judul asli artikel: Thomas Cranmer
Penulis: David Ross
Tanggal akses: 21 Agustus 2013


            TAHUKAH ANDA: SELAMAT DARI KAUM KONSERVATIF

Selama tahun-tahun pemerintahan Henry selanjutnya, Cranmer dan raja Henry 
mengembangkan hubungan yang sangat erat. Dampak Cranmer terhadap masyarakat 
sangat diingat. Dia adalah faktor Protestan utama dalam dewan Henry. Cranmer 
mensponsori Great Bible pada tahun 1539 dan menggubah Litani Inggris pada tahun 
1545. Cranmer selamat dari beberapa upaya yang dilakukan kaum konservatif untuk 
mengakhiri pengaruhnya, baik terhadap kebijakan agamawi di Inggris maupun dalam 
hubungannya dengan raja. Sayangnya, kedua usaha mereka itu gagal. Cranmer 
memiliki cara yang sederhana, tetapi sangat ampuh -- dukungan raja. (t/S. 
Setyawati)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: www.historylearningsite.co.uk
Alamat URL: http://www.historylearningsite.co.uk/thomas_cranmer.htm
Judul asli artikel: Thomas Cranmer
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 21 Agustus 2013


Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: Doni K., Sigit, dan S. Setyawati
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 
        

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org