Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/120 |
|
Bio-Kristi edisi 120 (16-8-2013)
|
|
Buletin Elektronik BIO-KRISTI (Biografi Kristiani) _______________________Edisi 120/Agustus 2013_________________________ Bio-Kristi -- Yohanes Amos Comenius Edisi 120/Agustus 2013 Salam sejahtera, Dewasa ini, kita mengetahui begitu ada banyak metode pendidikan yang dipakai oleh lembaga-lembaga pendidikan. Semua metode disusun untuk meningkatkan kualitas belajar para siswa, baik dari aspek kerohanian, pengetahuan, keterampilan, kepribadian, dsb.. Sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan formal, kita tentu mengikuti metode-metode belajar yang diterapkan oleh sekolah atau kampus kita. Namun, apakah pernah tebersit dalam pikiran kita, "Siapakah orang yang pernah memelopori adanya metode belajar yang membantu proses belajar kita?" Untuk lebih mengenal orang yang berjasa dalam penerapan metode pendidikan, publikasi Bio-Kristi kali ini menyajikan seorang pahlawan pendidikan. Dia adalah pejuang yang berusaha keras dalam menciptakan beragam metode pendidikan untuk memajukan kualitas belajar para siswa, bahkan metode itu dipakai oleh berbagai lembaga pendidikan hingga saat ini. Dia adalah Yohanes Amos Comenius, yang dijuluki sebagai "Bapak Pendidikan Modern". Untuk lebih lengkapnya, silakan Anda membaca kolom Riwayat. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi Bio-Kristi, Doni K. < doni(at)in-christ.net > < http://biokristi.sabda.org/ > RIWAYAT: YOHANES AMOS COMENIUS (1592 -- 1670) Pahlawan Iman Dirangkum oleh: Doni K. Hingga saat ini, Yohanes Amos Comenius dikenal sebagai Bapak Pendidikan Modern. Ia lahir pada tanggal 28 Maret 1592 di sebuah desa bernama Nivnice, di Morawi Tanggara, dekat tapal batas Hongaria. Keluarga Comenius berasal dari Desa Komna. Itulah sebabnya, Comenius memiliki nama fam "Komensky", yang diambil dari nama Komna, desa asal keluarganya. Nama ayah Comenius adalah Martinus Komensky, ia memiliki usaha penggilingan gandum. Selain itu, ayahnya juga seorang yang taat beribadah dan aktif dalam komunitas masyarakat Morawi Tenggara. Orang tua Comenius menjadi anggota Persekutuan Bruder (belakangan dikenal sebagai Bruder Bohemia atau Gereja Moravia), yaitu sebuah kelompok agama yang muncul sejak pertengahan abad ke-15. Kelompok itu berada di bawah pengaruh Kaum Wandens dan tokoh reformis lain, seperti Peter Chelchicky. Pada masa kanak-kanaknya, Comenius menjalani hidupnya dengan bahagia karena keluarganya cukup berada dan dapat memberikan tunjangan kehidupan yang baik. Keluarga besarnya juga memberikan pembinaan iman yang baik kepadanya. Namun, ketika ia berusia sepuluh tahun, ayahnya meninggal. Satu tahun kemudian, ibunya juga meninggal. Tidak lama berselang, kedua kakaknya juga meninggal. Saat masih berusia sebelas tahun, Comenius sudah menjadi yatim piatu dan merasakan hidup seorang diri. Namun, setelah itu, ia diasuh oleh bibinya sampai usia enam belas tahun. Pada usia enam belas tahun itu, ia pindah ke Prerov untuk meneruskan pendidikan di sebuah sekolah berkualitas, yaitu sekolah yang dikelola oleh Gereja Persaudaraan Morawi. Kurikulum sekolah tersebut berbasis Bahasa Latin sehingga para guru menggunakan Bahasa Latin sebagai bahasa pengantar studi. Dengan demikian, Bahasa Latin menjadi syarat mutlak bagi semua orang yang ingin melanjutkan studi di sekolah itu. Comenius sebelumnya tidak fasih dalam menggunakan Bahasa Latin. Akan tetapi, ia memiliki kemauan dan usaha yang sungguh-sungguh untuk mempelajari bahasa tersebut sehingga ia dapat dengan cepat menguasainya dengan baik. Bahkan, meski baru menjalani studi selama setengah tahun, kemampuan Comenius setara dengan prestasi siswa yang paling maju sekalipun. Di lingkungan sekolahnya, nama famnya yang adalah "Komensky" diganti sesuai ejaan Bahasa Latin menjadi "Comenius". Bukan itu saja, pada namanya juga ditambahkan nama "Amos" yang dalam Bahasa Latin berarti "yang mengasihi". Setelah selesai menjalani studi di Prerov, Comenius memutuskan untuk menjadi seorang pendeta. Saat itu, Pangeran Zerotin yang sedang memerintah di Morawi memberikan dukungan kepadanya dalam bentuk beasiswa. Tepatnya pada tanggal 30 Maret 1611, Comenius meneruskan studi di perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Gereja Reformasi. Selain dia, ada enam pelajar lain yang berasal dari Morawi dan Bohemia. Comenius memilih sekolah tersebut karena Pangeran Zerotin juga pernah belajar di sana dan ia juga bersahabat dengan beberapa pemimpin dari negeri pro-Reformasi. Selain itu, sekolah tersebut memiliki pandangan teologi yang sesuai dengan iman persaudaraan Morawi. Selama belajar di Herborn, Comenius menyusun Kamus Ceko-Latin yang dilengkapi dengan aturan tata bahasa. Karya tersebut merupakan sumbangan ilmiah Comenius yang pertama sebelum ia menulis beberapa karya lainnya. Comenius belajar di Herborn selama dua tahun. Sesudah itu, ia berlibur ke Belanda, yang saat itu baru saja merdeka dari Spanyol. Setelah kembali dari liburannya di Belanda, ia kemudian melanjutkan studi di Universitas Heidelberg. Universitas tersebut menganut nilai Gereja Reformis Calvin. Di Heidelberg, Comenius mulai mengembangkan perpustakaan pribadinya, yaitu dengan mengumpulkan buku-buku. Comenius juga membeli naskah asli karangan Copernicus yang berjudul "De revolutionibus orbium coelstium". Comenius adalah seorang yang tertarik pada bidang ilmiah. Oleh karena itu, pada tahun 1614, ia kembali ke Morawi. Alasan Comenius kembali ke Morawi adalah untuk menemukan metode yang menarik bagi para pelajar sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pengalaman belajar. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan di tanah airnya. Dalam usahanya tersebut, ia menyusun sebuah metode pendidikan terpadu yang memacu minat dan kreativitas para siswa. Metode ini dapat meningkatkan pendidikan dengan sistem yang lebih merangsang hasrat belajar. Pada saat itu, Comenius diangkat menjadi rektor di Prerov. Gereja tidak mengangkatnya sebagai seorang pendeta karena Comenius dianggap masih muda. Setelah itu, Comenius menyusun sebuah buku tata Bahasa Latin yang sederhana dengan tujuan untuk memperbaiki metodologi pengajaran Bahasa Latin. Buku ini diterbitkan pada tahun 1616 di Praha. Dan, pada tahun itu juga, ia ditahbiskan menjadi pendeta. Dua tahun kemudian, Comenius dilantik menjadi pendeta dan sekaligus menjadi kepala sekolah di Fulnek, yang terletak dekat tapal batas Morawi dan Silesia (Jerman Bagian Timur). Kemudian, ia menikah dengan Magdelina Viovska. Akan tetapi, karena warga di daerah tersebut mayoritas berkebangsaan Jerman dan menganut agama Katolik Roma, maka pelayanan Comenius di tempat itu dipersulit. Pada tahun 1616, Comenius menyusun buku pertamanya di Ceko, yaitu buku ensiklopedia yang terdiri dari 16 jilid. Buku tersebut dalam Bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan, "Teater Segala Sesuatu". Isi dari buku tersebut mencakup semua yang ada sejak penciptaan pertama sampai saat ini. Kemudian, buku yang dalam Bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan "Sepucuk surat yang dialamatkan ke Surga". Isi dari buku tersebut adalah bentuk keprihatinan terhadap hubungan antara kaum kaya dengan kaum miskin. Dan, buku yang dalam Bahasa Indonesia dapat ditulis dengan "Peringatan Melawan Daya Tarik Anti Kristus". Buku ini merupakan bentuk penentangan terhadap dominasi Gereja Roma di Morawi. Comenius kembali menulis buku pada tahun 1621. Buku yang ia tulis dalam Bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan, "Sejumlah Jalan Buntu Duniawi dan Surga Hati Yang Percaya". Selanjutnya, pada tahun 1625 ia menulis buku yang dalam Bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan "Pengajar Agung". Pada tahun 1631, gereja menerbitkan buku "Janua Linguarium Reserata" (Pintu Bahasa Dibuka). Buku lainnya "Vestibulum" (Jalan Masuk) yang terdiri dari 427 kalimat atas seribu kata Latin, "Pansopiae Pandromus" (Pembimbing ke Semua Ilmu), "Linguarium Methodus Novissima" (Metode Terbaru Pelajaran Bahasa) adalah yang paling bermutu dan terpuji dalam sejarah. Dalam menelurkan beberapa buku tentang metode pendidikan, Comenius sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kristiani. Hal itu ditunjukkan melalui dasar pendidikan yang ia terapkan dalam buku-buku pendidikannya. Comenius berpendapat bahwa pendidikan yang ia maksudkan selayaknya dinamakan pendidikan agama Kristen. Sebab, nilai dari pendidikan tersebut berpusat pada iman Kristen. Jadi, teologi dianggap sebagai dasar pertama yang menyoroti teori dan praktik pendidikan. Dalam teori pendidikannya, Comenius begitu menyoroti teologi tentang manusia yang dihubungkan dengan pendidikan. Ia mengambil Kejadian 1:26 sebagai titik awal dari metode pendidikannya. Dalam menyusun buku tentang pendidikan Kristen dan pendidikan umum, Comenius termotivasi oleh beberapa alasan yang paling mendasar. Setidaknya, ada tiga hal yang paling mendasari setiap usaha dan pemikirannya dalam penyusunan karya pendidikannya. Berikut adalah tiga hal tersebut: 1. Comenius melihat pendidikan sebagai daya pemersatu umat manusia. Ia yakin bahwa pendidikan universal dapat turut memelihara perdamaian dunia. 2. Comenius juga mengaitkan pengetahuan keilahian. Ia percaya bahwa dengan memperoleh pengetahuan, umat manusia pada akhirnya diarahkan kepada Allah. 3. Comenius juga menulis tentang caranya memimpin pengajaran, ia menulis, "Para siswa hendaknya tidak terlalu dibebani dengan pelajaran yang tidak cocok dengan usia, daya pemahaman, dan keadaannya pada saat itu." Comenius meninggal pada tanggal 4 November 1670 di Amsterdam dan dimakamkan di Naarden. Meski telah berhasil menulis karya-karya yang gemilang dan berhasil menyusun metode pengajaran yang dipuji oleh para ahli pendidikan, Comenius tetap rendah hati dan bahkan menganggap dirinya belum mampu melaksanakan tugas dari Allah. Sampai saat ini, sejarah dunia menempatkan Yohanes Amos Comenius sebagai Bapak Pendidikan Modern yang telah menciptakan berbagai metode pembelajaran berkualitas dan berdedikasi sebagai pengajar. Dirangkum dari: 1. ____________. "Yohanes Amos Comenius (Bapak Pendidikan Modern)". Dalam http://roimansonpanjaitan.blogspot.com/2011/10/yohanes-amos-comenius- bapak-pendidikan.html 2. Sriyanto, Eddy. "Yohanes Amos Comenius (Bapak Pendidikan Modern)". Dalam http://pondokhikmat.tripod.com/yohanes_amos_comenius.html 3. ____________. "John Amos Comenius". Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/John_Amos_Comenius TAHUKAH ANDA: KETEGUHAN IMAN COMENIUS Pada tahun 1618, Comenius mengawasi sebuah paroki kecil di Fulnek, yang berlokasi kira-kira 240 kilometer di sebelah Timur Praha. Pada waktu itu, Aksi Balasan Katolik terhadap Reformasi Protestantisme` sedang berlangsung di Eropa. Ketegangan antara umat Katolik dan Protestan terus memuncak sampai akhirnya, Perang Tiga Puluh Tahun (1618 -- 1648) meletus. Setelah berjuang selama satu dekade, agama Katolik dinyatakan sebagai satu-satunya agama yang sah menurut hukum di Moravia. Comenius dan golongan masyarakat atas diberi pilihan menerima Katolik atau angkat kaki dari negara itu. Karena Comenius tidak berniat beralih agama, ia memboyong keluarganya ke luar negeri, ke kota kecil di Leszno, pusat kegiatan Persatuan Bruder yang terkenal di Polandia. Ini menandai awal pengasingan yang berlangsung hingga 42 tahun. Ia tidak pernah lagi menetap di negeri kelahirannya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: id.wikipedia.org Alamat URL: http://id.wikipedia.org/wiki/John_Amos_Comenius Judul asli artikel: John Amos Comenius Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 31 Juli 2013 Kontak: biografi(at)sabda.org Redaksi: Doni K., Sigit, dan S. Setyawati Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |