Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/114

Bio-Kristi edisi 114 (16-5-2013)

Soetirah Paulina van Magelang

                           Buletin Elektronik
                    BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_________________________Edisi 114, Mei 2013___________________________

Bio-Kristi -- Soetirah Paulina van Magelang
Edisi 114/Mei 2013

Salam sejahtera,

Mungkin, tidak banyak di antara kita yang tahu seberapa besar 
sumbangsih yang telah diberikan orang-orang Kristen Indonesia pada 
zaman dulu kepada perkembangan kekristenan di tanah air saat ini. Hal 
ini karena kita lebih banyak mengenal tokoh-tokoh luar negeri yang 
berpengaruh dalam perkembangan kekristenan di Indonesia dan dunia. 
Padahal, jika kita selisik lebih dalam, ada banyak anak bangsa yang 
menjadi duta Kristus dan menanamkan pengaruh besar bagi kemajuan 
kehidupan Bangsa Indonesia. Salah satu tokoh pribumi yang cukup 
berpengaruh dalam misi dan penginjilan di Indonesia pada masa 
penjajahan Belanda, kami sajikan dalam edisi ini. Istimewanya, tokoh 
ini adalah seorang guru wanita yang cukup berkompeten dalam tugasnya. 
Ya, dia adalah Soetirah Paulina van Magelang. Kiranya apa yang kami 
sajikan menjadi berkat dan sumber inspirasi bagi Anda. Selamat 
membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >


             RIWAYAT: SOETIRAH PAULINA VAN MAGELANG
                  (1908 -- 1977) Guru Kristen

Soetirah lahir pada tanggal 4 Mei 1908 dari keluarga Sastrokarjo. 
Selama tiga tahun, ia bersekolah di Zendingsschool Kalipenten. 
Kemudian, ia melanjutkan ke Sekolah Guru Keucheniusschool, Purworejo, 
yang pada tahun 1906 dipindahkan ke Yogyakarta. Di Eerste Afdeling 
Keuchenius School Yogyakarta, Soetirah dan kakak-kakaknya dipersiapkan 
diri menjadi guru sekolah Zending.

Setelah lulus, Soetirah bekerja sebagai guru sekolah Zending dan 
sebagai pembantu penginjil di resort Magelang untuk waktu yang cukup 
lama, khususnya pada lingkungan Pasamoewan Kristen Djawi Gereformeerd 
Magelang. Perubahan nasibnya terjadi ketika ada dua orang pekerja 
utusan Zending GKN yang datang dari Belanda dan bekerja di Magelang. 
Mereka adalah dr. G.J. Dreckmeier dan Ibu Barbee. Mereka datang ke 
Indonesia karena adanya gagasan Ds. A. Merkelijn yang mulai berpikir 
tentang adanya sarana pelayanan berupa Rumah Sakit Zending di 
Magelang, seperti yang sudah ada di Yogyakarta, Surakarta, Purworejo, 
dan sebagainya. Melalui dana yang berhasil dikumpulkan oleh Ds. A. 
Merkelijn, maka berdirilah sebuah Zending Ziekenhuis Magelang yang 
diresmikan pemakaiannya pada tanggal 26 Mei 1932. Dr. G.J. Dreckmeier 
pun ditunjuk sebagai direktur medisnya.

Sejak Zending Ziekenhuis te Magelang mulai dibuka, selaku penginjil 
pembantu perempuan di resort Magelang, khususnya di Pasamoewan Kristen 
Djawi Gereformeerd Magelang, Soetirah mulai dilibatkan dalam 
penginjilan di kalangan pasien rumah sakit. Secara khusus, Ibu 
Soetirah dipekerjakan sebagai Evangelisatiewerk op kinder en 
vrouqensalen Zending Ziekenhuis te Magelang (Kelas penginjilan khusus 
anak-anak dan wanita di Rumah Sakit Zending di Magelang).

Kesungguhan, ketekunan, dan kemampuan Guru Soetirah dalam menjalankan 
tugas pelayanannya, memicu gagasan pada diri Dokter Dreckmeier untuk 
mengasahnya lebih lanjut. Pada tahun 1934, Soetirah dikursuskan di 
Theologische Opleidingsschool Jogjakarta dan posisinya menjadi guru 
Injil perempuan yang sejajar dengan para zendingzuster Eropa. Dalam 
kegiatan ini, Soetirah bekerja bahu-membahu dengan Ibu Cornelia Barbee 
dan Ibu Martinah. Mereka tinggal di Panti Wara untuk melakukan 
penginjilan sekaligus pelayanan sosial kepada para ibu dan gadis di 
Magelang. Salah satu kegiatan yang mereka lakukan adalah menjahit.

Pada puncaknya, pelatihan jahit-menjahit arahan Ibu Barbee mencapai 
lebih dari dua puluh tempat, di desa-desa yang belum pernah mendengar 
pemberitaan Injil. Pada tahun 1938, jumlah peserta latihan jahit-
menjahit mencapai sekitar lima ratus orang. Meski demikian, pelayanan 
mereka yang secara khusus memperhatikan kaum perempuan ini kurang 
dihargai oleh berbagai pihak pada waktu itu. Akan tetapi, ketekunan, 
kesungguhan, dan kerelaan, serta penyerahan diri mereka untuk 
melakukan pekerjaan-pekerjaan zending ini, pada akhirnya disadari oleh 
zending sebagai pekerjaan yang indah dan sudah sepatutnya mendapatkan 
apresiasi sebagai ungkapan terima kasih.

Sayangnya, sukacita dalam pekerjaan sebagai zendingszuster bagi Ibu 
Barbee, Ibu Soetirah, dan teman sekerjanya harus berakhir ketika 
tentara pendudukan Jepang menguasai Indonesia sejak tahun 1942. 
Kesulitan demi kesulitan, tekanan demi tekanan, dan larangan demi 
larangan mulai membelenggu pekerjaan gereja dan zending. Namun, 
semangat pelayanan yang luar biasa tidak pernah menciutkan langkah 
mereka. Ketegaran hati Ibu Soetirah menjadi landasan untuk tetap 
menyelenggarakan pemeliharaan iman kaum gereja di Kota Magelang.

Namun, setelah Dokter Dreckmeier dan Ibu Barbee ditahan, serta Rumah 
Sakit Zending Magelang dan Rumah Panti Wara ditahan secara berturut-
turut oleh pemerintah pendudukan Jepang, Ibu Soetirah menjadi 
kehilangan penopang kekuatan dan pendorong kegigihan kerjanya.

Ibu Soetirah dan teman-temannya pada saat itu harus tinggal di 
"ground" (lantai bawah) Gereja Bayeman Magelang, dan kembali menjadi 
tenaga penginjil Pasamoewan Kristen Djawi ing Djawi Tengah Sisih 
Kidoel di Magelang sampai tahun 1956. Pengalaman tersebut menjadi 
landasan bagi tugasnya untuk mempersiapkan para gadis menjadi pekerja 
gereja, untuk memperkenalkan Injil Kerajaan Allah kepada orang lain.

Dengan lahirnya Badan Contact yang merupakan organisasi bersama para 
penginjil perempuan yang melayani dan bekerja di Jawa Tengah pasca 
zaman Zending, maka bersama dengan Klasis Kedu yang semula berniat 
mendirikan Kursus Kader Pekabaran Injil untuk perempuan, melahirkan 
Sekolah Wanita Kristen.

Proses kelahiran sekolah yang nantinya diberi nama Sekolah Pekerja 
Wanita Kristen (SPWK) Magelang ini menetapkan Ibu Soetirah sebagai 
Kepala Sekolah, sedangkan Ibu A. Hoeksema diangkat sebagai Kepala 
Asrama.

Sekolah ini dinyatakan resmi berdiri pada tanggal 25 September 1956 
dengan nama Sekolah Wanita Kristen (SWK), yang berlokasi di ruang 
ground (lantai bawah) GKJ Bayeman. Ibu Soetirah telah dipilih oleh 
Klasis Kedu untuk memimpin dan membesarkan SWK. Dan, tugas yang 
sedemikian berat itu ternyata tidak mendapatkan imbalan yang 
sepantasnya. Hanya karena para sahabat dekatnya, kehidupan Ibu 
Soetirah pada masa tuanya tidak disia-siakan. Selama hidupnya, Ibu 
Soetirah tidak menikah. Setelah 16 tahun menjadi Kepala Sekolah, ia 
pensiun pada tanggal 1 Juli 1972, tetapi ia masih terus mengabdikan 
dirinya melayani Kristus melalui Yayasan Kristen Bagi Pemeliharaan 
Lanjut Usia (Pelkris) di Semarang dan Pelkrim di Magelang. Di samping 
itu, ia tetap mengabdikan bakat dan kekuatannya sebagai anggota 
pengurus SPWK yang sangat dihormati. Di masa tuanya sampai dipanggil 
ke hadapan Tuhan pada tanggal 1 Mei 1977, Ibu Soetirah tinggal di 
Wisma Elika Bandungan. Makam Ibu Soetirah Sastrokarjo sekarang berada 
di Giri Laya, Magelang.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: gkj.or.id
Alamat URL: http://www.gkj.or.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=134
Judul asli artikel: Biografi Tokoh Gkj Seri 3 "Soetirah Paulina van Magelang"
Penulis: S. H. Soekotjo
Tanggal akses: 3 Mei 2013


          TAHUKAH ANDA: TOKOH WANITA GEREJA KRISTEN JAWA

Ibu Soetirah merupakan tokoh perintis kaum perempuan GKJ, yang 
mewakili kaumnya untuk tampil selaku pelayan Tuhan dalam ladang 
penginjilan selama tiga zaman: zaman kolonial, zaman pendudukan 
Jepang, dan zaman kemerdekaan. Sebelum Ibu Soetirah dan beberapa 
kawannya, yang nantinya membentuk persekutuan Gereja-gereja Kristen 
Jawa, tidak ada pintu yang terbuka bagi perempuan pribumi untuk 
mengambil peran dalam pelayanan penginjilan. Ibu Soetirah adalah 
perempuan pribumi pertama yang berhasil ikut serta dalam pekerjaan 
penginjilan. Yang lebih membanggakan, beliau pulalah yang dipercaya 
oleh GKJ untuk memimpin Sekolah Pekerja Wanita yang bernama SPWK yang 
diselenggarakan di Magelang. Lewat SPWK ini, GKJ mencetak "Soetirah-
Soetirah Kecil" yang menjadi generasi penerus untuk menjembatani 
tampilnya para pekerja wanita di lingkungan GKJ, sampai dengan yang 
nantinya diizinkan menjabat sebagai pendeta. Ibu Soetirah adalah 
perintis peran serta kaum perempuan di lingkungan GKJ.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: tamanpustakakristen.com
Alamat URL: http://tamanpustakakristen.com/index.php/main/showBookDetail/979-8361-84-9
Judul asli artikel: Sinopsis "Biografi Tokoh Gkj (Seri 3): Soetirah--Paulina van Magelang"
Penulis: S. H. Soekotjo
Tanggal akses: 3 Mei 2013


STOP PRESS: PUBLIKASI E-LEADERSHIP: UNTUK PEMIMPIN KRISTEN INDONESIA

Anda ingin meningkatkan kualitas dalam bidang kepemimpinan Kristen? 
Anda membutuhkan sumber-sumber bacaan seputar kepimimpinan Kristen 
yang berkualitas?

Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > menerbitkan Publikasi e-
Leadership yang menyediakan bahan-bahan bermutu seputar kepemimpinan 
bagi para pemimpin atau calon pemimpin Kristen. Anda bisa mendapatkan 
e-Leadership secara berkala dengan cara yang sangat mudah dan GRATIS! 
Anda hanya perlu mengirimkan email kosong ke 
< subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > atau 
<leadership(at)sabda.org>. Jangan tunda lagi! Bergabunglah sekarang 
juga!

Untuk bahan-bahan yang lebih lengkap dan komunitas silakan kunjungi:
- Situs Indo Lead < http://lead.sabda.org >
- Halaman Facebook e-Leadership < http://fb.sabda.org/lead >


Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: Doni K., Sigit, dan S. Setyawati
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org