Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/111

Bio-Kristi edisi 111 (18-3-2013)

Dante Alighieri

                           Buletin Elektronik
                    BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_________________________Edisi 111, Maret 2013________________________

Bio-Kristi -- Dante Alighieri
Edisi 111/Maret 2013

Salam sejahtera,

Di dunia ini, ada banyak karya sastra menarik yang pantas dipelajari 
dan dikagumi. Namun, karya sastra yang mengangkat kisah yang memiliki 
penekanan pada makna teologis bisa dikatakan tidak terlalu banyak. 
Syukurlah, Tuhan menciptakan Dante Alighieri untuk "mewarnai" dunia 
sastra dengan nilai kekristenan. Ia merupakan salah satu sastrawan 
besar pada abad 13. Karyanya tidak hanya menarik, tetapi juga memiliki 
makna teologis yang sangat mendalam. Untuk mengetahui karya-karya 
Dante Alighieri lebih detail, kami ajak Pembaca untuk menyimak sajian 
kami dalam edisi ini.

Untuk menyongsong Paskah, dalam edisi ini Anda juga dapat menyimak 
sebuah renungan Paskah, yang kiranya dapat menjadi refleksi Anda 
secara pribadi dalam menghargai karya keselamatan yang Tuhan Yesus 
lakukan bagi kita.

Akhir kata, Bio-Kristi mengucapkan "Selamat Paskah 2013", kiranya 
kuasa kemenangan Kristus menolong kita menjadi pemenang di mana pun 
kita berada, seperti yang dikehendaki-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >


              RENUNGAN PASKAH: GAMBARAN TENTANG PASKAH

Bacaan: Keluaran 12:1-20
Nats  : "Anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus." 
        (1 Korintus 5:7)

Paskah pertama yang dirayakan Bangsa Israel penuh dengan ketegangan 
dan misteri bagi anak-anak Bangsa Yahudi. Mereka melihat ayah mereka 
memanggang domba. Mereka memerhatikan bagaimana para ayah membubuhkan 
darah domba pada kedua tiang pintu dan ambang atas pintu rumah mereka. 
Mereka mendengarkan dengan mata yang terbuka lebar dan bertanya-tanya 
saat ayah mereka mengatakan bahwa malaikat maut akan membunuh anak 
sulung di setiap rumah yang tidak ditandai dengan darah.

Sore harinya, dengan mengenakan pakaian dan kasut (bersiap untuk 
pergi), para anggota keluarga berkumpul dalam kelompok-kelompok untuk 
memakan daging domba. Mereka memakan hidangan Paskah yang terdiri atas 
sayuran pahit dan roti tak beragi. Selepas tengah malam, mereka 
mengumpulkan harta benda dan meninggalkan Mesir untuk memulai hidup 
baru sebagai bangsa yang merdeka.

Perbudakan yang dialami oleh Bangsa Israel di Mesir memberi gambaran 
kepada kita, orang-orang percaya dalam Kristus, tentang bagaimana kita 
telah dilepaskan dari perbudakan dosa. Domba yang disembelih mengacu 
pada Yesus Kristus, "Anak domba Paskah kita juga telah disembelih." (1 
Korintus 5:7) Percikan darah itu melambangkan tindakan iman yang 
melaluinya kita memperoleh keselamatan.

Sudahkah Anda mengalami sukacita keselamatan yang dikaruniakan kepada 
setiap orang yang percaya kepada Anak Domba Allah?

Segala pujian bagi Anak Domba, yang telah menerima aku. Melalui iman 
dalam nama Juru Selamat yang mengagumkan. Kepada-Nya aku mencurahkan 
isi hati, darah-Nya diterapkan. Ia telah menderita untuk aku, Dia 
telah mati untuk aku. (Wesley)

Anak Domba yang mati untuk menyelamatkan kita kini, menjadi Gembala 
yang hidup untuk memimpin kita.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Alkitab SABDA
Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=2623
Penulis: HVL
Tanggal akses: 15 Maret 2013

Renungan ini juga dapat Anda baca di:
http://paskah.sabda.org/gambaran_tentang_paskah


                    KARYA: DANTE ALIGHIERI
          (1265 -- 1321) Penyair dan Penulis Rohani
                    Diringkas oleh: Doni K.

Tidak diragukan lagi, Dante Alighieri adalah seorang penyair Italia 
terbesar. Banyak pembaca yang berpendapat bahwa ia merupakan salah 
satu penyair terbesar yang pernah ada di peradaban Barat. Seorang 
penyair berkebangsaan Irlandia, W.B. Yeats, menyebut karya Dante 
sebagai "imajinasi paling tinggi umat Kristen".

Dante Alighieri lahir di Florence, Italia, pada tahun 1265. Dante 
merupakan keturunan keluarga miskin, tetapi mulia. Ia adalah salah 
satu dari tujuh pejabat terpilih yang bertanggung jawab di pemerintah 
Florence. Namun, Partai Dante dan para pemimpinnya (termasuk Dante) 
akhirnya dikeluarkan dari Florence setelah terjadinya peristiwa 
tabrakan pada bulan Mei 1300, yang menyebabkan munculnya perkelahian 
yang berkembang menjadi perang saudara. Setelah itu, ia menghabiskan 
sisa hidupnya di pengasingan.

Pada tahun 1293, ia menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Nuova Vita" 
(The New Life) yang menceritakan bagaimana ia jatuh cinta kepada 
seorang gadis muda (Beatrice), dan menemukan kebahagiaannya yang 
terbesar ketika memikirkan dan melihat gadis itu dari jauh. Sekitar 
tahun 1304, ia menerbitkan "De Vulgari Eloquentia", argumen untuk 
puisi dan karya-karya lain dalam bahasa yang dipakai oleh kebanyakan 
orang dalam masanya: Bahasa Italia, bukan Bahasa Latin. Pada saat yang 
sama, ia menulis "IL Convivio" (The Banquet) yang membahas tata 
bahasa, gaya puisi, dan keluhan atas isi puisinya (khususnya dalam 
buku "Nuova Vito") yang telah banyak disalahpahami. Pada tahun 1313, 
ia menerbitkan "De Monarchia" ("On Monarchy" atau "A Treatise on 
Government") yang mengemukakan pendapat bahwa kewenangan seorang 
pangeran sekuler tidak berasal dari otoritas gereja, dan tidak 
diberikan kepadanya oleh Paus, tetapi datang langsung dari Allah 
(walaupun dalam praktiknya, ia seharusnya ditentukan oleh instruksi 
moral dari otoritas spiritual).

Tidak lama kemudian, Dante juga mulai menulis karya "Commedia" --
sebuah cerita yang "dimulai dengan kesedihan dan berakhir dengan 
sukacita". Karyanya tersebut diberi judul "The Comedy". Kemudian, 
seorang penulis Italia membahas karyanya dan memberi judul "The Divine 
Comedy", yang membuatnya lebih dikenal dengan judul itu hingga saat 
ini. Tampaknya, ia telah menyelesaikan bagian pertama dari tiga bagian 
di tahun 1314, dan bagian yang terakhir hanya sesaat sebelum 
kematiannya, pada tanggal 14 September 1321.

Plot dari The Comedy begitu sederhana. Kisahnya dimulai dengan Dante 
yang tersesat dan berjalan di hutan gelap, dan tidak dapat mengingat 
bagaimana ia sampai di sana atau berapa lama ia telah berjalan. Di 
sana, ia bertemu dengan beberapa orang serta mengalami beberapa 
petualangan menarik dan filosofis sehingga pada suatu ketika, ia 
bertemu dengan Beatrice dan menyaksikan seluruh himpunan makhluk surga 
berkumpul bersama-sama, dan mendapatkan penglihatan kemuliaan Allah 
sendiri. Dan, di sinilah puisinya berakhir.

Dante dan Beberapa Makna

Dalam karyanya, "The Comedy", ia percaya bahwa untuk memutuskan diri 
dari setiap ikatan kesetiaan dan kasih sayang berarti menjalani 
kekerasan hati, hilangnya perasaan manusia, yang dengan tepat 
digambarkan oleh citra kebekuan yang abadi. Ia percaya bahwa Tuhan 
adalah pusat dari realitas. Ia juga percaya bahwa sifat dari sesuatu 
hanya dapat dipahami dengan mempertimbangkan hal itu sebagai sesuatu 
yang diciptakan, dan dengan melihatnya dalam hubungannya dengan Tuhan, 
Sang Pencipta. Karena itu, ia lebih percaya bahwa seseorang yang 
bersikeras bahwa dirinya adalah pusat alam semesta, menyangkali sifat 
dasarnya, menyangkal realitas terdalam tentang dirinya sendiri, dan 
dengan demikian hidup dalam kebohongan 24 jam sehari. Oleh karena itu, 
ia berbicara tentang jiwa-jiwa di neraka sebagai "orang-orang yang 
telah kehilangan kebaikan intelek". Dan puisinya, pada satu sisi 
merupakan cerita imajinatif tentang konsekuensi dalam kekekalan, 
kaitannya dengan relasi yang benar atau yang salah dengan Allah.

Namun sesungguhnya, karya itu memiliki banyak arti. Dante 
menggambarkan metodenya dalam sebuah surat kepada pelindungnya, Can 
Grande, dengan mengacu pada pembukaan Mazmur 114. Ia mencatat bahwa 
ayat ini menunjuk pada (1) pembebasan historis Israel dari perbudakan 
di Mesir, (2) penebusan kita oleh tindakan Kristus, (3) 
pertobatan/perubahan jiwa dari kebusukan dosa terhadap keadaan yang 
penuh rahmat, dan (4) keberangkatan jiwa yang ditebus dari kehidupan 
ini menuju kebebasan yang kekal mulia. Ia melanjutkan dengan 
mengatakan bahwa karyanya memiliki makna alegoris berganda, yang juga 
bermakna secara harfiah.

Sarjana Yahudi menggunakan istilah Pardesh, yang merupakan singkatan 
empat huruf (P, R, D, Sh) untuk empat tingkat penafsiran, secara umum 
sesuai dengan literal, moral, analogis, dan mistis, milik Dante. Akan 
tetapi, penafsiran rangkap empat ini tidak asli milik Dante. Ide 
penafsiran rangkap empat ini diambil alih ke dalam komentar Kristen 
tentang Kitab Suci oleh ulama besar abad ketiga, Origenes, dari 
Alexandria, Mesir. Dan, melaluinya, hal itu menjadi pendekatan standar 
untuk tradisi Aleksandria tentang Studi Alkitab. Hal ini muncul di 
beberapa tempat, misalnya dalam buku "Who Is Ayn Rand?" karya 
Nathaniel Branden (sekarang tidak dicetak dan sulit untuk ditemukan). 
Branden menjelaskan bagian ketika Ayn Rand berkata, "Saya tidak 
percaya pada tulisan itu secara insting atau perasaan. Saya bisa 
memberikan alasan untuk setiap paragraf yang saya tulis." Seorang 
pendengar membaca paragraf lima dari novel Atlas Shrugged, dan 
memintanya untuk menganalisisnya. Ia menjawab dengan membedakan empat 
tingkat makna dan menjelaskan bagaimana ayatnya berfungsi pada setiap 
tingkat. Empat tingkat itu berhubungan sangat baik dengan empat 
tingkat Pardesh, atau Origenes, atau Dante.

Dante Berbicara Tentang Orang Berdosa

Dalam karyanya, "The Comedy", Dante melihat ke dalam dirinya dan 
menemukan ada kapasitas untuk kejahatan. Ia melihat kemungkinan yang 
dapat terjadi atas seseorang untuk berbalik dari Tuhan dan menyetujui 
dosa. Pada awalnya, seseorang mungkin melakukannya dengan cara yang 
sangat masuk akal, begitu tampak polos. Kemudian, penyimpangan kecil 
tersebut diikuti dengan penyimpangan yang lebih besar, dan apa yang 
disebut kegagalan pada saat-saat kelemahan menjadi pilihan yang pasti 
untuk melakukan hal-hal yang salah. Ia juga memberikan penjelasan 
tentang bagaimana satu dosa mengarah secara alami ke dosa yang lain, 
dari keikutsertaan yang kecil menjadi pengkhianatan yang paling 
tinggi. Dalam karyanya, "Inferno", Dante bersikap kasar dan lebih 
buruk daripada beberapa orang berdosa yang ia temui di kotanya. Karya 
itu juga menceritakan diri Dante yang berhadapan dengan fakta korupsi 
dalam jiwanya sendiri dan mundur dalam kengerian, bukan ketidakpuasan 
Dante dalam mengutuk dosa orang asing, melainkan penerimaan dan 
identifikasi Dante terhadap penghakiman Allah atas dosanya sendiri. 
Dantelah orang berdosa yang menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan, 
kebutuhan utama Dante menerima tawaran Tuhan untuk mengampuni, 
menyucikan, mereformasi, mengubah, dan memperbarui dirinya, seperti 
yang ditunjukkan pada api penyucian dosa. Dan, inilah yang menjadi 
awal cerita kehidupan dalam persatuan dengan Kristus, hidup kekal yang 
dimulai dari bumi ini. (Kristus, khususnya dalam Injil Yohanes, sering 
berbicara tentang hidup kekal dalam waktu sekarang sebagai sesuatu 
yang dimiliki oleh orang percaya saat ini, bukan sesuatu yang akan 
diterima setelah kematian atau di pengadilan terakhir.) (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: Biographical sketches of memorable Christian of the past
Alamat URL: http://justus.anglican.org/resources/bio/244.html
Judul asli artikel: A Dante Alighieri, Poet, Spiritual Writer 15 September 1321
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 19 Februari 2013


TAHUKAH ANDA: DASAR DARI KEYAKINAN DANTE ALIGHIERI

Dalam menulis puisinya, Dante memiliki keyakinan dasar sebagai berikut.

1. Orang-orang bertanggung jawab kepada Allah.
2. Umat manusia diciptakan oleh Allah yang penuh kasih, yang 
   diharapkan memilih kebenaran untuk bertemu dan tinggal bersama 
   Allah.
3. Manusia memiliki kehendak bebas dan bisa mendapatkan pengalaman 
   hidup tentang waktu dan kekekalan. Namun demikian, manusia harus 
   belajar untuk menginginkan Allah dan kehendak-Nya.
4. Pemahaman yang tepat mengarah pada tindakan yang benar, sedangkan 
   pilihan yang salah menggagalkan maksud Tuhan. Dengan demikian, 
   mengakibatkan konsekuensi yang negatif.
5. Dosa yang tidak diampuni memusnahkan orang berdosa, merampas 
   kemanusiaan mereka, sedangkan kebajikan Kristen memungkinkan orang 
   untuk berkembang ke dalam kepenuhan Allah yang dimaksudkan untuk 
   mereka miliki.

Dengan berpatok pada dasar itu, Dante juga menulis sebuah puisi yang 
berjudul "The Divine Comedy". Puisi ini menyajikan sebuah penglihatan 
tentang kasih Allah yang nyata dalam pemerintahan-Nya atas alam 
semesta dan dalam kasih karunia-Nya yang dinyatakan bagi umat manusia. 
Puisi ini mengeksplorasi isu sentral yang memengaruhi makna dan tujuan 
hidup, yang terus memuncak hingga banyak sekali pujian yang dinaikkan 
kepada Tuhan karena kebijaksanaan jalan-jalan-Nya.

Demikianlah Dante menetapkan standar Kristen untuk meraih prestasi 
dalam sastra. Benar-benar pantas dihargai! (t/Yudo)

Sumber: 
http://www.christianhistoryinstitute.org/magazine/article/divine-imagination/#toc_item1


Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: Doni K., Sigit, dan S. Setyawati
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org