KARYA
JOHN HUS
"Kami akan memasak angsanya." Percaya atau tidak, ungkapan tersebut awalnya ditujukan kepada seorang pria yang nama terakhirnya berarti (dalam bahasa asalnya, Ceko) "angsa" -- John Hus. Ia benar-benar dimasak -- dibakar di kayu sula -- tetapi dengan dirinya yang dibakar, ia menyalakan api, baik dari segi nasionalisme maupun reformasi gereja.
John -- "Jan" dalam bahasa Ceko -- lahir pada tahun 1374 dari sebuah keluarga sederhana. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1401 dan melakukan sebagian besar karier mengajarnya di Universitas Charles di Praha, Bohemia (di tempat yang sekarang bernama Cekoslowakia). Ia juga seorang pendeta di Kapel Bethlehem di Praha. (Jangan terjebak dengan kata "kapel". Tiga ribu orang datang memenuhi ruangan itu untuk mendengar khotbah-khotbahnya.)
Karya-Karya Wycliffe
Tulisan-tulisan John Wycliffe yang berpusat pada pembaruan sampai juga ke Bohemia. Belajar pada masa-masa sebelum keberadaan mesin cetak, Hus susah payah menyalin buku Wycliffe untuk digunakannya sendiri. Seperti Wycliffe, Hus menekankan kesalehan pribadi dan kemurnian hidup. Ia menekankan peran Alkitab sebagai otoritas dalam gereja, dan hasilnya, ia mengangkat khotbah yang alkitabiah ke posisi penting dalam pelayanan gereja.
Kapel Bethlehem itu sendiri adalah ilustrasi nyata dari ajaran Hus ini. Pada dindingnya, terdapat lukisan kontras perilaku para paus dan Kristus. Misalnya, paus naik kuda sementara Kristus berjalan tanpa alas kaki, dan Yesus membasuh kaki para murid sementara para paus dicium kakinya. Banyak imam yang merasa -- sudah sepatutnya -- bahwa gaya hidup mereka sedang dipertanyakan. Namun, Hus menjadi populer di tengah masyarakat dan di kalangan bangsawan, termasuk ratu.
Dilempar Keluar dari Gereja
Uskup Agung Praha meminta Hus untuk berhenti berkhotbah dan menyuruh universitas untuk membakar tulisan-tulisan Wycliffe. Hus menolak untuk mematuhinya, dan Uskup Agung menyalahkannya. Sementara itu, Hus berkhotbah untuk menentang penjualan surat penghapusan dosa, yang digunakan untuk membiayai ekspedisi Paus untuk menentang raja Naples. Paus mengucilkan Hus dan menempatkan Praha di bawah larangan -- yang kira-kira berarti bahwa seluruh kota itu dikucilkan dan tidak bisa menerima berbagai sakramen. Untuk meredakan situasi ini, Hus meninggalkan Praha, tetapi ia terus berkhotbah di berbagai gereja dan di tempat terbuka. Dan, seperti Yesus, "orang banyak mendengarkannya dengan senang hati".
Pertanyaan tentang Otoritas
Mengapa sistem hierarki begitu dilawan oleh Hus? Tidak hanya karena ia mengecam gaya hidup para imam yang seringnya tidak bermoral dan boros (termasuk Paus sendiri), tetapi ia juga membuat klaim yang berani bahwa Kristus sendirilah yang menjadi kepala jemaat. Dalam bukunya "On the Church", ia membela otoritas imam, tetapi mengklaim bahwa Allah saja yang dapat mengampuni dosa. Ia juga mengklaim bahwa tidak ada paus maupun uskup yang boleh membuat doktrin yang bertentangan dengan Alkitab, dan orang kristen sejati juga tidak boleh mematuhi perintah seorang imam jika itu jelas salah.
Hus menemui kesulitan karena pengajaran tersebut. Pada tahun 1415, ia dipanggil ke Konsili Konstanz untuk mempertahankan pengajarannya. Di tengah perjuangannya di sana, ia menjadi korban dari salah satu trik paling kotor yang pernah dimainkan pada seorang penganut Kristen. Ia dijanjikan untuk mendapat perlindungan oleh Kaisar Sigismund. Dan, ia memiliki jaminan kepausan: "Bahkan, jika ia telah membunuh adikku sendiri, .... ia pastilah aman sementara berada di Constance." Namun, Hus ditangkap segera setelah ia tiba. Ia dikurung di sebuah sel di bawah sebuah biara Dominika. Selnya berada tepat di sebelah sistem saluran pembuangan. Sebenarnya/Pada dasarnya, Dewan sudah menetapkan pemikirannya tentang Hus, si pemberontak ini. Dewan menyatakan ajaran Wycliffe salah, dan Hus dihukum karena mendukung ajaran tersebut. Benar-benar dikecamlah pernyataan Hus yang mengatakan bahwa ketika seorang paus atau uskup melakukan dosa berat, maka ia telah berhenti/gagal menjadi paus atau uskup.
Sebuah Kapel yang Penuh dengan Emas
Hus, yang sakit dan secara fisik terbuang akibat pemenjaraan yang panjang, penyakit, dan kurang tidur, memprotes ketidakbersalahannya dan menolak untuk mengakui kesalahannya, kecuali jika bisa ditunjukkan kepadanya hal yang menentangnya dari Kitab Suci. Kepada dewan, ia berkata, "Aku tidak akan, demi sebuah kapel yang penuh dengan emas, menjauh dari kebenaran."
"Aku Akan Mati dengan Senang Hati"
Secara resmi dihukum, ia diserahkan kepada otoritas sekuler untuk dibakar pada kayu sula pada tanggal 6 Juli 1415. Dalam perjalanannya ke tempat eksekusi, ia melewati halaman gereja dan melihat api unggun dari buku-bukunya. Ia tertawa dan mengatakan kepada orang-orang yang menonton untuk tidak percaya pada kebohongan yang beredar tentang dirinya. Saat tiba di tempat eksekusi, ia ditanya oleh panglima kekaisaran kalau-kalau ia akhirnya akan menarik kembali pandangannya. Hus menjawab, "Allah adalah saksiku bahwa bukti-bukti yang mendakwaku adalah palsu. Aku tidak pernah berpikir maupun berkhotbah kecuali dengan satu niat untuk memenangkan jiwa, jika memungkinkan, dari dosa-dosa mereka. Hari ini, aku akan mati dengan senang hati." Api itu pun menyala. Saat api melalapnya, Hus mulai menyanyikan nyanyian Kristen dalam bahasa Latin "Kristus, Engkau Anak Allah yang Hidup, kasihanilah aku".
Sebuah Gerakan Terus Berlanjut
Hus telah lama dikenal oleh orang-orang awam, dan kematiannya yang heroik malah mengangkat martabatnya. Para pengikutnya menyatakan diri dalam pemberontakan terbuka, baik terhadap gereja Katolik maupun untuk melawan kekaisaran Jerman, yaitu kerajaan yang memerintah yang dengannya mereka tidak ingin terlibat. Meskipun terdapat upaya yang berulang dari paus dan penguasa untuk membasmi gerakan tersebut, mereka bertahan sebagai gereja independen, yang dikenal sebagai Unitas Fratrum atau Kesatuan Persaudaraan. (t/N. Risanti)
|
TAHUKAH ANDA?
KEYAKINAN HUS DALAM "DE ECCLESIA" DAN NUBUATAN TENTANG MARTIN LUTHER
Ditulis oleh: N. Risanti
"De ecclesia" adalah karya Hus yang paling berharga tentang gereja, yang dibuatnya selama masa pengasingannya dari Praha. Isi dari "De ecclesia" sendiri merupakan tentangan Hus terhadap paus dan para kardinal yang pada waktu itu memiliki kuasa dan dominasi yang sangat besar dalam kehidupan gereja. Menurut Hus, gereja telah ada sebelum mereka dan bahwa Kristuslah yang menjadi kepala gereja, bukan Petrus. Seperti halnya Wycliffe, ia sangat menentang kekuasaan paus dan para pejabat gereja yang menyalahgunakan wewenang serta kekuasaannya. Hus dengan sepenuh hati menerima praktik liturgi dalam bahasa Ceko dibanding penggunaan bahasa Latin pada saat misa, dan bahwa orang awam juga memiliki peranan penting di dalam administrasi dan kepemimpinan gereja. Pendapatnya bahwa para rohaniwan gereja seharusnya berkonsentrasi untuk jabatan rohani daripada jabatan pada pemerintahan dunia kemudian berdampak terhadap pengucilannya dari gereja.
Dengan menggunakan naskah-naskah Alkitab dari Wycliffe yang digunakan untuk perapian, Hus dibakar di kayu sula pada tahun 1415. Dalam kata-kata terakhirnya, Hus berkata, "Dalam 100 tahun, Allah akan membangkitkan seorang pria sehingga panggilan untuk reformasi tidak dapat ditekan." Dan, hampir tepat 100 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1517, Martin Luther memakukan 95 dalilnya yang terkenal pada pintu gereja di Wittenberg. Apa yang dinubuatkan oleh John Hus pun menjadi kenyataan.
Sumber referensi:
1. Brown, David L. "John Huss Jan Hus". Dalam http://logosresourcepages.org/History/huss_b.htm
2. _____. "John Huss". Dalam http://www.thefamouspeople.com/profiles/john-huss-87.php"
3. _____. "John Huss". Dalam http://www.greatsite.com/timeline-english-bible-history/john-hus.html
|