"Akan tetapi, ketika hari penggenapan tiba, Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan lahir di bawah Hukum Taurat."
(Galatia 4:4)
Menjelang Natal 2018, alangkah baiknya apabila kita tetap mengingat kenyataan tentang Paskah. Meskipun dua peristiwa ini dirayakan pada waktu yang berbeda dan dengan cara yang sangat berbeda pula, keduanya merupakan inisiatif Allah yang terpadu dalam rencana besar keselamatan yang Dia buat.
Peter Larson pernah menulis demikian: "Meskipun kita berusaha menjaga supaya Dia tetap berada di luar, tetapi Allah tetap campur tangan. Kehidupan Yesus dibatasi oleh dua kemustahilan, yaitu rahim seorang perawan dan kubur yang kosong. Yesus masuk ke dalam dunia kita melalui sebuah pintu yang diberi tanda 'Dilarang masuk' dan pergi meninggalkannya melalui pintu yang diberi tanda 'Dilarang keluar'."
Tuhan tidak menunggu diundang untuk memasuki dunia kita. Dengan berjubahkan kerendahan hati, Dia hidup sebagai Guru kita, mati sebagai kurban bagi kita, dan bangkit dari kubur sebagai Juru Selamat kita.
Hari Natal akan segera tiba -- demikian pula Paskah.
KARYA
MATIUS: PENULIS KITAB INJIL DAN PENGIKUT YESUS
Rasul Matius
Matius adalah seorang pemungut cukai yang tamak, sampai Yesus Kristus memilih dia menjadi seorang murid.
Matius si Pemungut Cukai
Kita pertama kali menjumpai Matius di Kapernaum, di meja pajaknya di jalan raya. Dia sedang mengumpulkan iuran wajib untuk barang-barang impor yang dibawa oleh para petani, pedagang, dan karavan. Di bawah sistem Kerajaan Romawi, Matius harus membayar semua pajak di muka/terlebih dahulu, lalu menariknya dari warga dan pelancong untuk mendapatkannya kembali bagi dirinya.
Pemungut cukai biasanya terkenal korup karena mereka memeras jauh lebih banyak dan lebih tinggi dari yang diharuskan untuk memastikan supaya mereka mendapat keuntungan pribadi. Karena keputusan mereka dijalankan oleh para prajurit Romawi, maka tidak seorang pun berani menolak.
Rasul Matius
Matius bernama Lewi sebelum dipanggil oleh Yesus. Kita tidak tahu apakah Yesus memberinya nama Matius atau dia sendiri yang menggantinya, tetapi namanya merupakan kependekan dari Matatias, yang artinya "pemberian Yahweh", atau sederhananya "pemberian Allah".
Pada hari yang sama ketika Yesus mengajak Matius untuk mengikut Dia, Matius mengadakan pesta perpisahan yang besar di rumahnya di Kapernaum, mengundang teman-temannya supaya mereka juga bisa bertemu dengan Yesus. Sejak waktu itu, Matius tidak lagi memungut cukai, tetapi memungut jiwa-jiwa bagi Kristus.
Meskipun masa lalunya penuh dosa, Matius secara unik memenuhi syarat sebagai seorang murid. Dia adalah seorang pencatat yang akurat dan pengamat pribadi yang tajam. Dia menangkap detail yang paling kecil. Sifat-sifat ini sangat menolong dia ketika dia menulis kitab Injil Matius sekitar 20 tahun kemudian.
Yesus memanggil Matius.
Kalau dilihat dari luar, memilih seorang pemungut cukai sebagai salah seorang pengikut-Nya yang terdekat adalah hal yang memalukan dan tidak pantas bagi Yesus, sebab mereka (pemungut cukai) sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi. Akan tetapi, dari empat penulis kitab Injil, Matius menghadirkan Yesus sebagai Mesias yang diharapkan oleh orang Yahudi, menyesuaikan catatan-catatannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Matius memperlihatkan salah satu kehidupan yang diubahkan secara radikal di dalam Alkitab sebagai respons atas ajakan Yesus. Dia tidak ragu; dia tidak melihat ke belakang. Dia meninggalkan kehidupan yang berlimpah kekayaan dan rasa aman untuk menerima kemiskinan dan ketidakpastian. Dia menolak kesenangan dunia demi janji hidup yang kekal.
Sisa dari kisah hidup Matius tidak jelas. Menurut tradisi, dia berkhotbah selama 15 tahun di Yerusalem setelah kematian dan kebangkitan Yesus, lalu pergi bekerja di ladang misi ke negara-negara lain.
Menurut legenda yang diperdebatkan, Matius meninggal sebagai seorang martir demi Kristus. Catatan resmi Roman Martyrology dari Gereja Katolik mengatakan Matius mati sebagai martir di Ethiopia. Foxe's Book of Martyrs juga mendukung tradisi kemartiran Matius, yang mencatat bahwa Matius dipenggal dengan Halberd (senjata sejenis tombak dengan dua tangan - Red.) di kota Nabadar.
Prestasi Matius dalam Alkitab
Dia mengabdi sebagai salah satu dari 12 murid Yesus Kristus. Sebagai saksi mata Juru Selamat, Matius mencatat secara detail kehidupan Yesus, kisah kelahiran-Nya, khotbah-khotbah-Nya, dan banyak perbuatan yang Dia lakukan di kitab Injil Matius. Dia juga melayani sebagai misionaris dan menyebarkan Kabar Baik ke negara-negara lain.
Kelebihan Matius
Matius adalah seorang pencatat yang akurat.
Dia mengenal hati manusia dan kerinduan orang-orang Yahudi. Dia setia kepada Yesus, dan sekali berkomitmen dia tidak pernah ragu-ragu dalam melayani Tuhan.
Kelemahan Matius
Sebelum dia bertemu Yesus, Matius orang yang tamak. Dia berpikir uang adalah yang terpenting dalam hidup dan melanggar hukum-hukum Allah untuk memperkaya dirinya sendiri dengan mengorbankan sesama warga negaranya.
Pelajaran Moral
Allah bisa memakai siapa saja untuk melakukan pekerjaan-Nya. Kita jangan merasa tidak layak karena penampilan kita, pendidikan yang tidak tinggi, atau masa lalu kita. Yesus mencari komitmen yang tulus. Kita juga harus mengingat bahwa panggilan tertinggi dalam hidup adalah melayani Allah, tidak peduli apa kata dunia. Uang, ketenaran, dan kekuasaan tidak bisa dibandingkan dengan menjadi pengikut Yesus Kristus.
Tempat Kelahiran
Kapernaum
Referensi untuk Matius di Alkitab
Matius 9:9, 10:3; Markus 2:14, 3:18; Lukas 5:27-29, 6:15;
Kisah Para Rasul 1:13.
Pekerjaan
Pemungut cukai, murid Yesus Kristus, penulis kitab Injil, misionaris.
Pohon Keluarga
Ayah - Alfaeus
Ayat-ayat Kunci
Matius 9:9-13
Ketika Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang dipanggil Matius sedang duduk di tempat pengumpulan pajak. Lalu, Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku." Dan, Matius berdiri dan mengikut Yesus. Pada waktu Yesus duduk makan di dalam rumah itu, lihat, banyak pengumpul pajak dan orang-orang berdosa datang, lalu duduk makan bersama Yesus dan murid-murid-Nya.
Dan, ketika orang-orang Farisi melihat hal ini, mereka berkata kepada murid-murid-Nya, "Mengapa Gurumu makan bersama para pengumpul pajak dan orang-orang berdosa?"
Akan tetapi, ketika Yesus mendengar hal itu, Ia berkata, "Mereka yang sehat tidak membutuhkan tabib, melainkan mereka yang sakit.
Namun, pergilah dan pelajari apa artinya ini, 'Aku menghendaki belas kasihan, bukannya persembahan,' sebab Aku datang bukan untuk memanggil yang benar, melainkan orang-orang berdosa."
Lukas 5:29
Kemudian, ia mengadakan pesta besar untuk Yesus di rumahnya. Banyak pengumpul pajak dan orang-orang lain yang makan bersama mereka.
(t/Jing-Jing)
Audio: Matius: Penulis Kitab Injil dan Pengikut Yesus