Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/153

Berita PESTA edisi 153 (1-4-2020)

Maret 2020

Berita PESTA -- Edisi 153, Maret 2020
 
Berita PESTA Edisi 153, Maret 2020
Berita & Pokok Doa
  1. Laporan Kelas PESTA
  2. Doa dan Harapan di Tengah Pandemi COVID-19
  3. Pengiriman e-Sertifikat DIK
Kesaksian Peserta Kelas DPA
  1. 1. Sigit Sugiharto (Manado)
  2. 2. Cerry Steward Senggetang (Mongondow)
  3. 3. Claudia Debby Retnosatuti (Serang)
  4. 4. Aan Yahya (Gorontalo)
  5. 5. Wiwid Widodo (Cimahi)
Blog
  1. Orang Kristen Adalah Penatalayan Allah
Artikel
  1. Kristus Penanggung Taurat (Roma 8:1-4)
Stop Press
  1. Situs CORONA.SABDA.ORG

Salam kasih dalam Kristus,

Dunia sedang dilanda pandemi COVID-19. Banyak orang panik karena keadaan ini. Namun, sebagai orang percaya, kita harus tetap kuat dan semakin berharap kepada Tuhan agar Dia memberi jalan keluar yang terbaik sehingga kita dapat menghadapi pandemi ini dengan tetap beriman dan berhikmat dalam DIA.

Di tengah-tengah situasi krisis ini, orang percaya di seluruh dunia juga sedang menjalani masa Paskah. Ini adalah momen yang tepat untuk merenungkan kembali bahwa sebenarnya dunia ini juga mengalami pandemi yang begitu berat, yaitu dosa. Mari kita bersyukur dan menghayati bagaimana Allah menyelamatkan kita dari "pandemi dosa" melalui Anak-Nya, Kristus. Ini adalah anugerah terbesar dalam hidup kita! Artikel berjudul Kristus Penanggung Taurat (Roma 8:1-4) akan menolong kita semua untuk memahami tentang karya Kristus yang sebenarnya. Dan, melalui itu, kita bisa hidup dalam kasih dan saling mengasihi. Dalam sajian ini, kami juga menyajikan berita tentang pelayanan PESTA. Kiranya dapat memberkati Anda semua. Doakan terus supaya pelayanan PESTA dapat menjangkau lebih banyak kaum awam untuk mendalami kebenaran firman Allah secara mendalam, khususnya dalam masa pandemi COVID-19 ini dan masa Paskah. Tuhan Yesus memberkati.

Roma

Roma
Redaksi Berita PESTA

Berita & Pokok Doa

1. Laporan Kelas PESTA

a. Penutupan Kelas Dasar Pengajaran Alkitab (DPA) Februari/Maret 2020

Kelas DPA

Kelas DPA ini adalah kelas lanjutan yang hanya dapat diikuti oleh alumni yang sudah lulus kelas DIK. Pada periode ini, kelas DPA diikuti olen 17 peserta dan berhasil meluluskan 15 peserta. Kami bersyukur karena peserta dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi. Peserta saling mengungkapkan pendapat, bertanya, dan memberi respons dengan penjelasan yang sangat baik. Sangat mengesankan! Untuk itu, kami mengucapkan selamat kepada peserta yang lulus, serta terima kasih kepada Ibu Eveline Tay dan Bapak Tjuk Imansafi yang telah membantu memoderatori kelas ini. Sampai bertemu dalam kelas DPA selanjutnya. Tuhan Yesus memberkati.

Rangkuman Diskusi DPA Februari/Maret 2020

b. Pembukaan Kelas Paskah Maret/April 2020

Pelaksanaan Kelas Paskah

Saat ini, kelas Paskah 2020 sedang berlangsung dengan 27 peserta. Kami sungguh bersyukur karena setiap tahunnya banyak orang Kristen awam rindu untuk terus mendalami dan menghayati peristiwa kematian maupun kebangkitan Kristus. Kiranya kelas ini dapat membekali peserta untuk memaknai Paskah seturut dengan firman Tuhan. Amin.

c. Pendaftaran Kelas Pembinaan Iman Remaja (PIR) Mei/Juni 2020

Promosi Kelas PIR

Kabar baik bagi Anda yang aktif dalam bidang pelayanan remaja dan pemuda! PESTA akan membuka Kelas Pembinaan Iman Remaja (PIR) dan diskusinya akan dimulai pada 19 Mei 2020 di Grup Facebook PESTA. Kelas praktika ini akan membahas Pengertian Pembinaan Iman Remaja, Dasar Alkitab Pembinaan Iman Remaja, Fase Perkembangan Remaja, Kebutuhan dan Masalah Remaja, Kurikulum dan Metode Pelayanan Remaja, serta Remaja, Gereja, dan Masa Depan Gereja. Materi maupun diskusi dalam kelas akan semakin membuka wawasan peserta dalam melayani remaja dan pemuda secara bertanggung jawab sesuai firman Tuhan.

Segera daftarkan diri Anda melalui salah satu tautan berikut ini sebelum 30 April 2020.

2. Doa dan Harapan di Tengah Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19

Saat ini, dunia sedang mengalami pandemi COVID-19. Pemerintah Indonesia menganjurkan masyarakat untuk belajar, bekerja, bahkan beribadah di rumah. Puji Tuhan! Sejak tahun 1999, PESTA telah menjalankan pembelajaran teologi secara daring yang dapat menolong orang Kristen awam untuk belajar teologi #dirumahaja. Kiranya setiap modul PESTA dan kelas-kelas yang sedang berlangsung dapat menumbuhkan iman jemaat Tuhan kapan pun dan di mana pun pada masa krisis ini. Doa kita semua, kiranya pandemi ini segera berakhir. Doa kami pula, para Sahabat PESTA dapat menjadi alat Tuhan untuk membawa orang-orang mengenal DIA dan menguatkan iman orang-orang di sekitar meski tanpa tatap muka. Kiranya Tuhan memberi kekuatan dan kesehatan untuk alumni dan Sahabat PESTA yang saat ini tengah berada di garda terdepan memerangi pandemi ini maupun yang tidak dapat bekerja di rumah karena beberapa faktor.

Kami mengundang para alumni dan Sahabat PESTA untuk mengikuti diskusi seputar keadaan saat ini di media sosial YLSA, yaitu di Grup Facebook Alumni PESTA, Fan Page e-Konsel, dan Fan Page e-Penulis. Mari kita bersama saling berbagi dan saling menguatkan melalui diskusi daring ini.

3. Pengiriman e-Sertifikat DIK

Sertifikat DIK

Tim PESTA bersyukur kepada Tuhan Yesus karena telah menyelesaikan dan mengirimkan 25 e-sertifikat kelas DIK via email. Kiranya e-sertifikat yang telah diterima dapat memacu semangat peserta untuk mengikuti kelas-kelas PESTA lainnya, khususnya kelas lanjutan, serta menambah kecintaan peserta akan firman Tuhan dan bahan-bahan kekristenan yang alkitabiah.

 
Kesaksian Peserta Kelas DPA

Beberapa peserta kelas DPA mendapatkan banyak berkat. Berikut ini adalah kesaksian mereka. Kiranya memberkati Sahabat PESTA dan mendorong kita semua lebih mendalami Alkitab.

1. Sigit Sugiharto (Manado)

Sigit Sugiharto

Saya sangat senang dapat mengikuti kelas DPA ini. Ada banyak teman kelas yang membagikan pemahaman mendetail mengenai topik yang sedang dibahas. Itu sangat memperkaya pemahaman dan pengetahuan saya tentang DPA. Moderator dan tim juga melemparkan ide-ide dan pertanyaan-pertanyaan yang memaksa kami menggali materi lebih mendalam. Ada banyak pertanyaan yang sebenarnya masih mengganggu pikiran saya. Namun, saya yakin seiring berjalannya waktu, Tuhan Yesus akan melengkapi pemahaman saya. Roh Kudus selalu membimbing saya untuk mengenal Tuhan Yesus lebih mendalam. Saat ini, pemahaman saya terhadap Tuhan Yesus belum seujung kuku. Namun, saya bahagia karena Tuhan itu baik dan setia mencurahkan cinta-Nya buat saya, termasuk membawa saya melewati kelas demi kelas dalam PESTA ini. Terima kasih banyak buat moderator: Ibu Romauli Br Marpaung, Bapak Yosua Tjuk, dan Ibu Eveline Tay, serta saudara-saudaraku semua peserta kelas DPA ini. Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua.

2. Cerry Steward Senggetang (Mongondow)

Cerry Senggetang

Sangat bersyukur untuk kesekian kalinya dapat mengikuti kelas PESTA. Khususnya saat mengikuti kelas DPA ini, saya semakin diperkaya oleh kebenaran-kebenaran yang berdasar kepada Alkitab serta kebenaran Alkitab itu sendiri. Melalui kelas DPA ini, saya sebagai orang awam semakin diberkati dengan pemahaman yang mendalam tentang dasar-dasar pengajaran Alkitab. Semoga masih banyak lagi yang tergerak dan rindu untuk belajar kebenaran yang bersumber dari Alkitab sehingga kita tidak mudah disesatkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyimpang. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

3. Claudia Debby Retnosatuti (Serang)

Claudia Debby

Bersyukur karena satu bulan ini, PESTA memberikan kesempatan kepada saya dan rekan-rekan yang lain untuk mengikuti kelas DPA. Di tengah-tengah diskusi yang aktif yang dilakukan oleh rekan-rekan di kelas ini, saya bersyukur karena banyak mendapatkan pelajaran-pelajaran yang sebelumnya tidak saya ketahui. Saya menyadari bahwa saya perlu membaca dan mempelajari Alkitab karena Alkitab memberi kita tongkat pengukur yang dapat dipakai untuk membedakan yang benar dari yang salah. Pengenalan akan Alkitab memberi kita harapan dan damai yang sebenarnya ketika segala sesuatu di sekeliling kita hancur berantakan (Roma 15:4).

Akhir kata, kiranya dengan mengikuti kelas ini, saya pribadi dapat mengerti dasar-dasar pengajaran yang Allah berikan kepada manusia melalui Alkitab dan dapat mengaplikasikan Dasar Pengajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Segala kemuliaan hanya bagi nama Tuhan. Haleluya. Amin.

4. Aan Yahya (Gorontalo)

Aan Yahya

Dari diskusi ini, saya mendapatkan banyak tambahan pengetahuan tentang baptisan, rapture, di mana doktrin mengenai ini di tiap gereja berbeda ... dari perbedaan ini, sebenarnya mengajarkan kita untuk tidak merasa bahwa pengajaran kita lebih benar dari yang lain ... Menunjuk dari perbedaan ini, membuktikan bahwa kita seharusnya benar-benar mengandalkan Roh Kudus yang ada di hati kita sehingga ketika kita menemukan perbedaan tersebut, tidak serta-merta, kita mengecap doktrin tersebut sesat atau bidat. Dengan hanya mengandalkan Roh Kuduslah, kita akan dituntun untuk semakin dewasa rohani dan siap menjadi mempelai Kristus. Amin.

5. Wiwid Widodo (Cimahi)

Wiwid Widodo

Belajar DPA merupakan pembelajaran bagi saya untuk mempelajari hal-hal baru dan mengonfirmasi ulang pemahaman awal saya tentang isi Alkitab berkaitan topik di DPA. Mengenang dan merenungkan kembali apa yang pernah Tuhan ajarkan kepada saya dalam perjalanan hidup tentang topik-topik dalam DPA, yang menjadi realitas kehidupan. Semua itu menjadi kekuatan bagi saya yang diteguhkan ulang oleh Tuhan melalui diskusi-diskusi DPA, bahwa Roh Kudus menyertai, membimbing, dan memimpin jalan kehidupan saya sejak percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat pribadi saya.

Sepanjang Tuhan menganugerahkan usia, setiap waktu, kemauan belajar yang terus-menerus merupakan hal yang perlu dipertahankan dan disukai sampai Tuhan Yesus datang kembali. Puji Tuhan bahwa PESTA dipimpin oleh Tuhan hadir kepada saya dan teman-teman lain.

 
Blog: Orang Kristen Adalah Penatalayan Allah

Oleh: Idul Yasri Koyongkam (Kalabahi)

Idul Yasri

Saya sangat bersyukur bisa melayani di daerah timur Indonesia. Daerah ini sangat terkenal karena alam dan budayanya yang luar biasa indah. Saya melayani selama 2 tahun di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Ketika ingin melayani di daerah Timur Indonesia, hal yang perlu diketahui dan dipelajari adalah budaya atau kebiasaan, bahasa, dan karakter mereka. Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil ketika melayani di tempat seperti ini. Keramahtamahan penduduk lokal dan juga makanan khas yang mereka hidangkan untuk menyambut seorang tamu merupakan ciri khas tersendiri daerah ini. Terlepas dari semua hal baik tersebut, ada hal yang kurang baik yang sering dilakukan oleh kebanyakan dari orang-orang yang berasal dari daerah timur, yaitu soal mengelola waktu (manajemen waktu). Terbukti setiap acara atau kegiatan pasti akan mengalami kendala waktu, yakni keterlambatan. Acara sering dimulai beberapa menit setelah melewati waktu yang disepakati, bahkan yang lebih parah bisa sampai beberapa jam.

Memang tidaklah mudah mengubah kebiasaan seperti ini apalagi sudah dilakukan secara terus-menerus. Mengubah kebiasaan seseorang mengenai manajemen waktu akan seperti halnya mengajarkan lagi seorang bayi untuk merangkak dan berjalan. Stephen R. Covey dalam bukunya The 7 Habits Of Highly Effective People menjelaskan bahwa karakter kita pada dasarnya adalah gabungan dari kebiasaan-kebiasaan kita. Orang yang tidak memiliki gagasan atau pemikiran bahwa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya merupakan hal penting akan mengakibatkan orang tersebut sering terlambat. Keterlambatan yang dilakukan secara terus-menerus akan menghasilkan kebiasaan suka terlambat. Gabungan dari kebiasaan-kebiasaan suka terlambat pada akhirnya akan menjadi karakter orang tersebut.

Selengkapnya »

 
Artikel
Kristus Penanggung Taurat (Roma 8:1-4)

Bagian firman Tuhan ini menyatakan dengan jelas bahwa orang yang sudah hidup dalam Yesus Kristus mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan-Nya, dan tidak akan lagi mendapatkan hukuman. Berita semacam ini tentu menjadi berita sukacita bagi orang-orang berdosa, yang tidak lagi memiliki jalan keluar untuk dapat lepas dari hukuman Tuhan. Dan, kitalah orang-orang berdosa yang bersukacita tersebut.

Dua Loh Batu

Namun, jika kita mencoba memikirkan secara lebih serius kebenaran pengajaran ini, sebenarnya kita akan menjumpai bahwa doktrin keselamatan dan jaminan keselamatan yang demikian bukanlah doktrin yang membahagiakan, tetapi justru doktrin yang terlihat berbahaya dan merupakan sebuah pengajaran yang jahat. Setidaknya, ada dua alasan yang bisa dipelajari dalam kesempatan ini.

Tuduhan 1#

Bukankah jahat jika kita menimpakan hukuman -- apalagi sampai berupa kematian -- kepada seseorang yang tidak bersalah, sementara seorang yang berbuat salah bisa dengan mudahnya lepas dari hukuman yang harusnya diterima?

Hal inilah yang diajarkan oleh Paulus di dalam bagian kitab Roma ini. Beberapa contoh ayat yang menjelaskan hal ini: Roma 1:18-19, 3:9, 23. Ketiga bagian firman Tuhan ini dengan tegas menyatakan bahwa manusia itu berdosa merupakan keputusan pribadi manusia berdasarkan kehendak bebas yang diberikan oleh Tuhan. Dosa bukanlah disebabkan oleh Tuhan, tetapi keputusan bebas manusia -- tanpa adanya pihak lain yang bisa dikambinghitamkan.

Namun, Roma 8:1 menyatakan bahwa manusia yang berdosa ini tidak lagi akan mendapat hukuman karena sudah hidup dalam Yesus Kristus. Kata "tidak ada" dalam ayat pertama ini merupakan terjemahan dari kata Yunani ouden yang memiliki pengertian "tidak ada sama sekali". Kata ini merupakan sebuah bentuk kata negasi yang sangat kuat, sehingga pengertian dari kata ini adalah "benar-benar tidak ada [dan tidak mungkin ada]". Penghukuman bagi manusia itu tidak lagi ada dikarenakan ada Yesus yang sudah menanggung hukuman tersebut. Orang yang percaya kepada Yesus adalah orang yang sudah mati bersama-sama dengan Yesus Kristus dan kemudian dibangkitkan bersama-sama dengan Yesus Kristus (bdk. Roma 6:4).

Sepanjang pemaparan Alkitab, termasuk kitab Roma, dipaparkan bagaimana Yesus -- Allah yang menjadi manusia itu hidup tanpa dosa. Ayat 3 menyatakan bahwa "Allah mengutus Anak-Nya ke dalam daging, yang serupa dengan daging karena dosa". Dalam tafsirannya, The Epistle to the Romans, Douglas Moo menjelaskan bahwa "keserupaan" Yesus dengan manusia itu bukanlah bersifat tampilan luar, tetapi meliputi keseluruhan bagian kehidupan manusia berdosa. Meskipun demikian, Yesus tidak terpenjara dalam daging. Ia ada dalam tubuh berdosa, tetapi Ia tidak berbuat dosa (bdk. Ibrani 4:15).

Dengan dua pemaparan ini terlihat jelas perbedaan antara manusia dan Yesus: manusia berdosa dengan kehendak dan dalam hidupnya sendiri, sementara Yesus yang adalah Allah berinkarnasi dalam tubuh berdosa, tetapi tetap menang dari dosa dan tidak melakukan dosa. Dengan demikian, ketika manusia yang harusnya layak dan patut dihukum karena memilih untuk memberontak, tetapi tidak dihukum, justru Yesus yang benarlah yang dihukum, menjadikan konsep ini sebuah konsep yang jahat.

Tuduhan 2#

Dengan memercayai konsep keselamatan karena karya penebusan ini, seharusnya mendorong seseorang hidup lebih jahat ketimbang hidup baik.

Jika seseorang diminta untuk memilih: apakah dia mau menjadi orang yang baik (taat hukum dan hidup susah melakukan kebenaran) atau menjadi orang jahat (hidup sebebas dan sekehendak diri sendiri tanpa ada batasan apa pun) dengan satu jaminan bahwa pilihan mana pun dia akan tetap menerima berkat Tuhan, manakah yang lebih akan dipilih? Sudah tentu mayoritas orang akan memilih untuk hidup bebas tanpa harus susah mengikuti aturan, bukan?! Untuk apa hidup bersusah-susah jika tanpa hal tersebut jaminan kenyamanan dan kenikmatan sudah diberikan.

Bukankah konsep semacam ini merupakan konsep yang berbahaya dan jahat? Tidak heran, ada begitu banyak orang Kristen yang hidup dengan konsep semacam ini hidupnya tidak memiliki daya juang untuk berbuat baik dan menjadi berkat.

Pertanyaannya, benarkah konsep penebusan dan pengampunan dalam karya penebusan Yesus Kristus adalah sebuah konsep yang salah dan jahat?

Tanggapan 1#

Konsep penebusan Yesus Kristus adalah pengajaran tentang kasih yang luar biasa, bukan pengajaran yang jahat.

Dalam menjelaskan mengenai kondisi manusia yang sudah berdosa dengan pilihannya sendiri, Paulus menyatakan satu keterangan tambahan, yakni kondisi itu adalah kondisi yang tidak memiliki pengharapan. Hukum Taurat yang harusnya adalah hukum Tuhan yang benar dan membawa kepada kebahagiaan dan kepenuhan hidup, justru tidak berdaya apa-apa untuk menolong manusia (ayat 3). Justru dengan adanya keberdosaan manusia, hukum Taurat menjadi hukum yang mematikan dan menghukum (menjadi hukum dosa dan maut; ayat 2b). Hal ini dapat digambarkan dengan ilustrasi oksigen dan api. Keberadaan oksigen merupakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. Namun, ketika oksigen itu berada di sekitar kobaran api, maka oksigen justru membarakan bukan meredakannya. Dengan demikian, pilihan manusia berdosa itu telah menjebak manusia dalam jalan buntu yang berujung pada kebinasaan. Tidak ada jalan alternatif untuk keluar.

Salib

Akan tetapi, ini semua bukanlah akhir cerita. Memang manusia masuk ke dalam jalan buntu tanpa adanya jalan keluar yang bisa ditempuh. Namun karena kasih-Nya, Tuhan membuka satu jalan keluar, yakni dengan mengutus Yesus Kristus hidup dan menang atas dosa meskipun hidup dalam daging keberdosaan. Kemenangan Yesus adalah kemenangan yang mematahkan dan mengalahkan dosa secara final, karena Yesus tetap hidup suci meski hidup dalam "keharusan" dosa (natur daging). Kehidupan Yesus yang suci sampai mati menjadi tanda bahwa dosa (di dalam kondisi paling kuat-pun, yakni dalam daging) tidak sanggup mengalahkan Yesus. Dalam kematian Yesus, dosa juga mati dan kalah.

Maka inilah jalan keluar dari Allah bagi manusia. Seseorang yang hidup di dalam Yesus (en christo), maka dia tidak akan lagi dikalahkan oleh dosa dan maut. Sama seperti semua benda yang masuk ke dalam air pasti basah, tetapi tidak dengan benda yang dibungkus di dalam plastik kedap udara. Demikian juga semua orang yang berdosa harusnya binasa, tetapi tidak dengan mereka yang hidup dalam Kristus. Kehidupan dalam Kristus membawa sebuah perubahan status yang memberikan akses bebas dari hukuman dosa.

Namun, semua penjabaran ini belum menjawab tuntas persoalan diatas. Bagaimana orang yang tidak salah bisa dilepaskan begitu mudah dan orang yang benar justru dihukum? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang valid dan benar jika Yesus tidak rela menyerahkan diri. Tentu saja pengorbanan Yesus menjadi sebuah tindakan yang keji kalau Yesus tidak dengan penuh kasih menyerahkan diri-Nya sendiri. Namun, karena pengorbanan Putra Tunggal Allah itu juga merupakan penyerahan diri sang Anak, maka kisah ini bukan menjadi sebuah kisah tragis, tetapi kisah kasih.

Tanggapan 2#

Konsep penebusan Yesus Kristus secara aktif mendorong seseorang untuk hidup berdasarkan hukum Taurat (Kasih) bukannya hidup sembarangan.

Kebenaran ini bisa dilihat dari ayat ke-4, dimana semua karya penebusan Yesus Kristus itu diberikan supaya orang yang telah dihidupkan bisa hidup memenuhi tuntutan hukum Taurat. Apa maksudnya hidup berdasarkan hukum Taurat? Apakah berarti kehidupan legalis dalam menjalan aturan belaka?

Kata "tuntutan" yang digunakan dalam bagian ini berasal dari kata dikaioma, yang lebih tepat diartikan dengan righteous requirement, atau syarat yang benar. Dengan sengaja, Paulus menggunakan kata ini untuk menunjukkan bahwa kehidupan benar yang dijalani oleh orang yang sudah ditebus bukan sekadar mengikuti aturan atau perintah atau batasan. Ini bukanlah syarat yang benar dari hukum Taurat. Sebaliknya, kehidupan yang benar menurut hukum Taurat adalah kehidupan di dalam kasih, karena kasih itu adalah kegenapan dari hukum Taurat (13:10).

Kesimpulannya, seorang yang sudah merasakan kasih, pengampunan, dan pengorbanan Yesus Kristus yang demikian besar, pasti akan mengarahkan diri untuk hidup dalam kasih dan belajar mengasihi.

Penutup

Pertanyaan paling akhir, apakah seorang yang sudah merasakan kasih pengampunan pasti bisa sukses hidup selalu dalam kasih dan mengasihi? Tentu saja tidak. Dalam natur keberdosaan, manusia bergumul dan masih bisa jatuh ke dalam kegagalan. Namun, sebagaimana ayat 1, dalam Kristus kegagalan itu tidak akan membawa kepada penghukuman, tetapi pengampunan yang akan mendorong seseorang untuk bangkit dan kembali belajar hidup mengasihi di dalam Kristus (en Christos).

Audio Kristus Penanggung Taurat (Roma 8:1-4)

Diambil dari:
Nama situs : Reformed Exodus Community
Alamat situs : http://rec.or.id/article_648_Kristus-Penanggung-Taurat-(Roma-8:1-4)
Judul artikel : Kristus Penanggung Taurat (Roma 8:1-4)
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 5 Desember 2019
 
Quote
Paul Gunadi
GIF
Rick Warren
 
Stop Press! Situs CORONA​.SABDA​.ORG

Situs Corona SABDA

Yayasan Lembaga SABDA telah meluncurkan situs CORONA.SABDA.ORG sebagai respons terhadap COVID-19 yang tengah menjadi pandemi dunia. Situs ini menyediakan sumber berita serta bahan yang kredibel sekaligus alkitabiah bagi orang percaya dalam menghadapi masa-masa sukar ini. Temukan apa yang seharusnya menjadi respons orang percaya melalui bahan-bahan yang disajikan, dan jangan lupa untuk membagikan informasi ini kepada yang lain sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang.

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi Berita PESTA.
Redaksi: Mei, Roma, dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2020 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org