Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/85

Berita PESTA edisi 85 (30-7-2014)

Juli/2014


Berita PESTA -- Edisi 85, Juli 2014

DAFTAR ISI
BERITA PESTA + POKOK DOA:
1. Info Pembukaan Kelas DIK Periode September/Oktober 2014
2. Pembukaan Kelas DAL Periode September/Oktober 2014
3. Ucapan Syukur Pelaksanaan Kegiatan PESTA Semester I Tahun 2014
ARTIKEL: DENGAN BERAPA BANYAK YANG DILEPASNYA

Shalom,

Pada tahun 2014 ini, publikasi Berita PESTA telah memasuki tahun 
penerbitan yang ke-9. Untuk itu, kami sungguh bersyukur dan memuji 
Tuhan atas penyertaan-Nya selama ini. Harapan kami, setiap sajian yang 
kami kirimkan dapat memberi informasi tentang kegiatan PESTA yang 
mutakhir, dan memperkaya wawasan kerohanian kita semua.

Pada edisi Juli 2014 ini, artikel yang kami sajikan di Berita PESTA 
akan mengajak Anda untuk memahami lebih dalam tentang sosok Yohanes 
Pembaptis yang telah menyerahkan seluruh hidupnya bagi kemuliaan 
Tuhan. Kiranya kita semua juga dapat menyerahkan hidup kita tanpa 
syarat kepada Tuhan sebagaimana diteladankan oleh Yohanes.

Simak juga berita-berita kegiatan PESTA dan bergabunglah dengan kelas-
kelas yang kami buka. Tuhan memberkati!

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Ryan
< ryan(at)in-christ.net >
< http://pesta.org >


                          BERITA PESTA

1. Info Pembukaan Kelas DIK Periode September/Oktober 2014

Salah satu penyebab mengapa ada banyak orang percaya tidak mampu 
mempertanggungjawabkan imannya dengan baik adalah karena kurangnya 
pemahaman mereka tentang pengajaran dalam Alkitab. Oleh karena itu, 
setiap orang Kristen dituntut untuk mengenal dan memahami pengajaran 
Alkitab dengan benar agar tidak mudah diombang-ambingkan oleh arus 
zaman. Berkaitan dengan pembahasan ini, PESTA akan membuka kelas 
diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) periode September/Oktober 2014. 
Dalam kelas ini, kita akan bersama-sama mempelajari doktrin-doktrin 
utama iman Kristen, seperti penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa, 
dan keselamatan dalam Yesus Kristus. Kelas diskusi akan dilaksanakan 
pada 4 September 2014. Kami mengundang para pembaca Berita PESTA untuk 
dapat berpartisipasi dalam kelas ini. Bagi Bapak/Ibu yang tertarik 
mengikuti kelas diskusi ini, silakan menghubungi Admin PESTA < 
kusuma(at)in-christ.net >. Peserta harus mendaftar jauh hari 
sebelumnya karena ada tugas tertulis yang harus dikerjakan sebelum 
kelas dimulai.

Pokok doa: Doakan agar berita kelas PESTA ini bisa sampai kepada 
orang-orang yang membutuhkan sehingga mereka dapat ikut belajar di 
kelas DIK dan belajar kebenaran pengajaran dari Alkitab.

2. Pembukaan Kelas DAL Periode September/Oktober 2014

Alkitab adalah firman Allah yang memiliki otoritas tertinggi, dan 
melalui Alkitab, kita dapat mengetahui seluruh kebenaran Allah bagi 
setiap orang percaya. Alkitab mengajarkan dengan jelas tentang segala 
kebenaran dari sudut pandang Allah. Berdasarkan apa kita menerima 
otoritas Alkitab tersebut? Bagaimana kita tahu dan yakin bahwa Alkitab 
itu benar adanya? Kami mengundang Anda, yang sudah lulus dari kelas 
DIK, untuk mengikuti kelas Doktrin Alkitab (DAL). Info lebih lanjut 
dapat menghubungi Admin PESTA di < kusuma(at)in-christ.net >.

Pokok doa: Doakan agar ada banyak para alumni yang tertarik untuk 
belajar tentang Alkitab, untuk memperkukuh keyakinan kita pada 
otoritas Alkitab. Kiranya Tuhan memakai sarana ini untuk semakin 
mendorong setiap anak Tuhan mencintai firman Allah.

3. Ucapan Syukur Pelaksanaan Kegiatan PESTA Semester I Tahun 2014

Puji Tuhan, pelaksanaan kelas diskusi PESTA semester pertama tahun 
2014 (Januari -- Juni) telah berjalan dengan baik. Satu hal yang kami 
perhatikan adalah bahwa Tuhan selalu bekerja dalam setiap pelaksanaan 
kegiatan PESTA. Kami juga bersyukur untuk evaluasi pelaksanaan 
kegiatan semester pertama. Kami berharap setiap evaluasi dapat menjadi 
masukan bagi kami untuk meningkatkan kualitas pelayanan PESTA. Pada 
semester kedua ini, ada dua hal penting yang menjadi fokus perhatian 
kami. Pertama, kami harus semakin meningkatkan kualitas pembelajaran 
diskusi dan semakin interaktif. Kedua, merajut kembali dan merekatkan 
kekeluargaan yang hangat antarpeserta sebagai bagian dari tubuh 
Kristus untuk saling memotivasi dan membangun. Harapan kami, setiap 
kegiatan yang kami laksanakan melalui PESTA dapat membekali setiap 
peserta untuk menghasilkan aplikasi hidup yang seturut dengan kehendak 
Tuhan melalui firman-Nya.

Pokok doa: Doakan agar Tuhan menyertai pelaksanaan semester kedua 
supaya dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 
Kiranya melalui setiap kegiatan PESTA, Tuhan memperlengkapi setiap 
peserta sehingga dapat menjadi berkat di tempat pelayanannya masing-
masing.


           ARTIKEL: DENGAN BERAPA BANYAK YANG DILEPASNYA

Nas: Lukas 7:24-28

Di dalam Alkitab, ada banyak orang yang telah memberikan begitu banyak 
demi Allah. Salah satu dari mereka adalah Yohanes Pembaptis. Tidak 
heran jika Yesus, Tuhan kita, sangat menghargai orang ini. Dalam 
bagian Alkitab, kita dapat melihat bahwa Tuhan Yesus bahkan mengambil 
waktu untuk mengatakan kepada para pengikut-Nya tentang Yohanes 
Pembaptis. Ia memuji Yohanes, "... di antara mereka yang dilahirkan 
oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar dari Yohanes."

Suatu kali Yohanes mengutus dua orang muridnya untuk menemui Tuhan 
Yesus dan bertanya kepada-Nya. Mereka langsung pergi ke Yesus untuk 
mendapatkan jawaban atas pertanyaan Yohanes. Ia tidak pergi ke sumber-
sumber lainnya untuk menemukan jawaban pergumulan imannya. Kita juga 
harus pergi kepada Yesus dalam pergumulan rohani kita. Kita seharusnya 
tidak pergi ke sumber-sumber lain karena hanya Ia yang memberikan 
jawaban yang kita perlukan. Bahkan, kita tidak seharusnya mencari 
jawaban kepada diri kita sendiri. Pergilah kepada Yesus dan temukan 
jawaban yang kita cari.

Setelah murid-murid Yohanes Pembaptis pergi, Tuhan Yesus bertanya, 
tetapi kepada para pengikut-Nya, "Untuk apakah kamu pergi ke padang 
gurun?" Yesus, Sang Guru Agung, menggunakan pertanyaan ini untuk 
membangkitkan keingintahuan sehingga para pendengar-Nya memperhatikan 
apa yang hendak Ia katakan kemudian. Selanjutnya, Ia memberikan 
jawaban dalam bentuk pertanyaan retoris, "Melihat buluh (terj. Inggris 
"reed/alang-alang") yang digoyangkan angin kian kemari?" Sebuah alang-
alang ialah rumput kecil yang tinggi, dan tentu saja bukanlah objek 
pandangan mata. Kita tidak pergi ke padang gurun untuk melihat alang-
alang yang digoyangkan angin.

Yesus tidak menunggu jawaban mereka, tetapi justru menyampaikan 
pertanyaan retoris kedua sebagai jawabannya, "Melihat orang yang 
berpakaian indah?" Sekali lagi jawaban yang jelas adalah tidak, karena 
Yesus berkata, "Orang yang berpakaian indah ... tempatnya di istana 
raja." Setelah mendapatkan perhatian mereka, Tuhan Yesus lalu 
menyampaikan maksud-Nya, orang-orang pergi ke padang gurun untuk 
melihat Yohanes Pembaptis, yang mereka anggap sebagai seorang nabi. 
Ya, pada waktu itu banyak orang pergi ke padang gurun Yudea untuk 
mendengar Yohanes Pembaptis berkhotbah.

Sekarang, kita mendengar apa yang Tuhan Yesus katakan tentang Yohanes. 
Pertama, Ia memberi tahu mereka akan kedatangan dan pelayanan Yohanes 
menggenapi nubuat yang disampaikan oleh nabi Maleakhi lebih dari 400 
tahun yang lalu. Kitab Maleakhi 3:1 berkata, "Aku menyuruh utusan-Ku, 
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku." Sebelum Ia datang, Ia 
akan mengirim seorang utusan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Perlu 
diperhatikan bahwa Allah tidak akan mengirim utusan-utusan -- dalam 
bentuk jamak. Ia berkata, "utusan-Ku" -- dalam bentuk tunggal, satu 
orang! Juga dalam Maleakhi 4:5, Tuhan Allah menentukan utusan seperti 
apa yang akan Ia kirim untuk mempersiapkan jalan-Nya, "Sesungguhnya 
Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN 
yang besar dan dahsyat itu." Nubuat ini telah digenapi dalam diri 
Yohanes Pembaptis. Ketika malaikat memberitahukan kelahiran Yohanes 
kepada ayahnya, imam Zakaria, malaikat itu berkata, "dan ia akan 
berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia ...." (Lukas 1:17) 
Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis adalah 
seseorang yang dinubuatkan oleh Maleakhi, "Sebab semua nabi dan kitab 
Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan jika kamu mau 
menerimanya ialah Elia yang akan datang itu" (Matius 11:13-14). Dengan 
mengatakan demikian, Yesus tidak hanya menegaskan apa yang malaikat 
katakan kepada orang tua Yohanes -- bahwa ialah penggenapan nubuat 
yang disampaikan oleh Maleakhi -- tetapi juga bahwa Ia, Yesus sendiri, 
adalah Allah yang akan datang ke dunia. Yohanes adalah suara utusan 
itu, yang memproklamirkan kepada dunia bahwa Mesias, Juru Selamat 
dunia, akan datang. Yesus Anak Allah datang supaya kita mendapatkan 
pengampunan dosa.

Setelah menegaskan bahwa Yohanes adalah Elia yang dinubuatkan, Tuhan 
Yesus melanjutkan, "di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan 
tidak ada seorang pun yang lebih besar dari Yohanes." Mungkin inilah 
pujian tertinggi yang pernah diberikan oleh Tuhan Yesus kepada 
manusia. Marilah kita berhenti sejenak dan merenungkan hal ini. Apa 
yang membuat Yohanes begitu menonjol di mata Tuhan Yesus?

Jawabannya adalah: Yohanes memberikan begitu banyak! Bahkan, kita 
dapat mengatakan bahwa Yohanes telah memberikan seluruh hidupnya untuk 
Kristus. Pengkhususan Allah membuat kehidupan Yohanes berbeda dan 
sulit! Mari kita berhenti dan berpikir. Apakah Yohanes dapat memilih 
untuk menolak panggilan Allah? Tentu saja dapat. Yohanes dapat saja 
berkata, "Tidak, saya tidak mau dikhususkan seperti ini. Saya hanya 
mau melayani sebagai imam di Yerusalem seperti ayah saya." Melayani 
Allah sebagai imam di Yerusalem tentu saja bukan dosa. Bahkan, itu 
adalah hal yang baik. Namun, hal itu bukanlah hal yang benar karena 
itu bukanlah kehendak Allah! Sesuatu dianggap benar bukan karena itu 
baik, tetapi karena itu adalah kehendak Allah. Beberapa orang kartel 
obat bius melakukan hal yang baik untuk komunitas mereka, tetapi kita 
tidak menyebut tindakan mereka benar karena mereka terlihat dalam 
tindakan-tindakan kriminal. Oleh sebab itu, kita tidak bisa 
menggantikan melakukan kehendak Allah dengan melakukan hal yang baik.

Kehendak Allah bagi Yohanes adalah pergi untuk mempersiapkan jalan 
bagi Tuhan. Ia diminta memproklamirkan kepada dunia bahwa Mesias, Juru 
Selamat dunia, akan datang. Baginya, untuk melakukan hal itu, ia harus 
dipisahkan dari kehidupan normal. Yohanes dapat saja menolaknya, 
tetapi ia telah memutuskan untuk taat pada panggilan Allah. Ia memilih 
untuk tinggal di dalam kehendak Allah, meskipun ia harus membayar 
mahal. Ia harus menyerahkan semua hidupnya. Ia tidak mengenal 
kenikmatan hidup. Masih ada lagi. Seperti yang kita ketahui, Yohanes 
tidak punya umur panjang. Menurut catatan Lukas, kita tahu bahwa 
Yohanes hanya beberapa bulan lebih tua dari Tuhan Yesus. Yesus mulai 
pelayanannya pada umur tiga puluh dan mati pada usia kira-kira tiga 
puluh tiga. Yohanes mati sebelum Yesus. Itu berarti, Yohanes meninggal 
sekitar umur tiga puluh tiga atau bahkan lebih muda. Yohanes melakukan 
apa yang harus dilakukannya: mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ketiga 
tugas itu selesai, ia mati dipenggal oleh raja Herodes. Tidak lama 
setelah itu, Tuhan Yesus menyelesaikan tugas yang membuat-Nya datang 
ke dunia: membawa keselamatan bagi manusia. Seperti Yohanes, Ia juga 
mati, dengan cara disalib.

Mari kita berhenti sejenak untuk memahami beberapa hal. Pertama, kita 
harus berkata, "Ya," kepada Allah. Tetapi untuk dapat berkata, "Ya," 
kita harus melepas kebebasan kita berkata, "Tidak." Yohanes 
dikhususkan dari lahir untuk pekerjaan Tuhan. Kapan pun pada saat itu 
Yohanes dapat menolak kehidupan yang "abnormal" yang harus ia jalani. 
Sebagai seorang normal, ia pasti tergoda untuk lari dan menjalani 
kehidupan yang "normal," namun ia memilih untuk taat. Allah memanggil 
kita, tetapi Ia memberikan kepada kita kebebasan untuk memilih. 
Bahkan, Ia tidak menutup pintu-pintu sehingga kita hanya punya satu 
pilihan. Ia justru membiarkan dan menginginkan kita melihat pintu-
pintu lainnya sehingga kita dapat memilih untuk menaati-Nya. Kadang-
kadang, kita salah. Kita berpikir karena ada pintu-pintu yang lain, 
pasti OK saja untuk memilih pintu-pintu itu. Tidak! Ia membiarkan kita 
melihat pintu-pintu yang lain karena Allah mengingini kasih dan 
ketaatan dari kita.

Pelajaran kedua adalah bahwa kita dapat melakukan hal yang baik bagi 
Tuhan, tetapi hal itu mungkin bukan kehendak Allah. Jikalau Yohanes 
menolak untuk hidup di padang gurun dan memilih hidup sebagai seorang 
imam, ia tetap melakukan hal yang baik bagi Tuhan. Tetapi, itu 
bukanlah hal yang benar. Sering kali kita menyamakan melakukan hal 
baik dengan melakukan kehendak Allah, padahal itu tidak benar sama 
sekali. Apa yang Allah kehendaki lebih dari melakukan hal baik, tetapi 
melakukan kehendak-Nya. Hanya dengan melakukan kehendak-Nya, rencana-
Nya akan terwujud.

Saudara-saudara, kita perlu memberikan tangan kita dan membukanya 
terlebih dahulu sebelum Allah dapat memegangnya dan menuntun kita pada 
kehendak-Nya.

Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Stauros, 2014
Pengkhotbah: Pdt. Paul Gunadi, Ph.D.
Penerjemah: Pancha W. Yahya, M.Th.
Penerbit: SAAT, Malang 2014
Halaman: 1 -- 2


Kontak: beritapesta(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Yulia, dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org