Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/84

Berita PESTA edisi 84 (28-6-2014)

Juni/2014


Berita PESTA -- Edisi 84, Juni 2014

DAFTAR ISI
BERITA PESTA + POKOK DOA:
1. Bergabunglah dalam Kelas Diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK)!
2. Info Pelaksanaan Kelas PIR
3. Pembukaan Kelas Doktrin Alkitab
ARTIKEL: MAZMUR 13
STOP PRESS: BIO-KRISTI, SITUS BIOGRAFI KRISTIANI

Shalom,

Kami senang dapat bertemu lagi dengan para pelanggan Berita PESTA. 
Melalui media ini, kami dapat menyampaikan informasi seputar kegiatan 
PESTA, yaitu tentang pembukaan kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) 
periode ketiga dan kelas Doktrin Alkitab (DAL). Selain itu, kami juga 
menyuguhkan artikel yang berjudul "Mazmur 13". Kiranya artikel ini 
dapat menjadi berkat bagi kita tatkala mengalami penderitaan dan 
kesusahan. Dalam setiap air mata, Allah melatih iman dan pengharapan 
kita untuk semakin jelas melihat karya-Nya dalam kehidupan kita.

Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Ryan
< ryan(at)in-christ.net >
< http://pesta.org >


                             BERITA PESTA

1. Bergabunglah dalam Kelas Diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK)!

Apakah Anda ingin memahami lebih dalam tentang dasar-dasar pengajaran 
Kristen? Melalui kelas DIK, Anda akan diperlengkapi dengan pengetahuan 
tentang doktrin-doktrin Kristen yang penting, yaitu penciptaan, 
kejatuhan manusia dalam dosa, dan anugerah keselamatan yang diberikan 
Tuhan kepada manusia. Setelah menyelesaikan seluruh tugas tertulis 
dalam modul, Anda akan menjadi peserta kelas yang dapat berdiskusi 
dengan peserta-peserta lain. Kelas DIK akan dimulai bulan September 
2014. Untuk info lebih lanjut, silakan menghubungi admin PESTA Kusuma 
< kusuma(at)in-christ.net >.

Pokok doa: Doakan agar Tuhan menyertai setiap peserta kelas DIK 
sehingga mereka dapat bersama-sama belajar memahami kebenaran doktrin 
iman Kristen dan bertumbuh melalui pengajaran yang alkitabiah.

2. Info Pelaksanaan Kelas PIR

Saat ini, kelas diskusi Pembinaan Iman Remaja sedang dalam proses 
diskusi. Meskipun pelaksanaan diskusi sempat mundur dari jadwal yang 
ditentukan, kami bersyukur 12 peserta yang mengikuti kelas ini tetap 
dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Harapan kami, 
melalui diskusi ini, setiap peserta dapat diperlengkapi sehingga 
menjadi pembina remaja yang dipakai Tuhan.

Pokok Doa: Berdoalah untuk pelaksanaan kelas PIR yang sudah hampir 
selesai. Kiranya Tuhan menyertai moderator dan peserta agar dapat 
memahami kebutuhan-kebutuhan remaja dan menolong mereka untuk memiliki 
rasa takut akan Tuhan.

3. Pembukaan Kelas Doktrin Alkitab

Alkitab adalah firman Allah. Allah menuntun orang-orang yang dipilih-
Nya untuk menuliskan apa yang Allah kehendaki. Kurang lebih ada 40 
orang penulis yang digerakkan dan dipimpin Roh Kudus untuk menuliskan 
segala kebenaran Allah. Dengan pimpinan Roh Kudus, setiap tulisan 
diyakini sebagai wahyu Allah tanpa kesalahan. Mari kita mempelajari 
seluk-beluk Alkitab bersama-sama agar kita semakin mengasihi firman 
Tuhan. Menurut rencana, kelas DAL akan dilaksanakan pada bulan 
September/Oktober 2014. Bagi Anda yang rindu belajar lebih dalam, 
silakan mendaftarkan diri ke Admin PESTA < kusuma(at)in-christ.net >.

Pokok doa: Berdoalah untuk peserta yang akan mengikuti kelas DAL. 
Kiranya mereka akan semakin memiliki pengertian tentang Alkitab 
sebagai firman Allah yang benar, bertumbuh dalam pengajaran Alkitab, 
dan dapat mengaplikasikan kebenaran Alkitab dalam kehidupan sehari-
hari.


                         ARTIKEL: MAZMUR 13

Mazmur 13:1-6
http://alkitab.mobi/tb/passage/mazmur+13%3A1-6

Mazmur ini dimulai dengan satu pertanyaan, pertanyaan yang ditujukan 
kepada Allah. Meski demikian, dalam pertanyaan ini kita menyaksikan 
iman pemazmur yang lahir dari pengenalannya akan Tuhan -- Berapa lama 
lagi, Tuhan (How long, O Lord)? Pertanyaan ini tidak diajukan kepada 
kevakuman, kekosongan, atau kepada langit dan bintang-bintang, 
melainkan kepada Tuhan yang hidup.

Pertanyaan pemazmur didominasi dengan kata tanya "Berapa lama ...." 
Meskipun ini muncul juga pada bagian Kitab Suci yang lain, Mazmur 13 
begitu khusus karena mencatat pertanyaan ini hingga empat kali. Jika 
pada pasal-pasal sebelumnya pemazmur bergumul menghadapi lenyapnya 
orang benar (pasal 12), menghadapi lenyapnya tempat sehingga terancam 
harus melarikan diri (pasal 11), menghadapi "lenyapnya" Allah (pasal 
10), dan seterusnya. Maka, di sini kita membaca bahwa Daud sedang 
bergumul dengan waktu. Bukankah manusia memang diciptakan dalam 
keterbatasan ruang dan waktu? Manusia tidak sanggup untuk hadir di 
segala tempat, demikian juga ia tidak mampu untuk keluar dari proses 
yang terjadi di dalam waktu. Proses itu harus dilaluinya, entah 
menyenangkan atau tidak.

Ketika sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada kita, proses waktu 
cenderung menjadi lebih panjang dan lebih lama. Sebaliknya, ketika 
sesuatu yang membahagiakan terjadi, waktu menyatakan dirinya terlalu 
singkat. Ini semacam relativitas waktu. Demikianlah Einstein 
menjelaskan dengan ilustrasi yang sederhana tentang teorinya. Ketika 
kita duduk di samping seorang wanita cantik yang kita kagumi [dengan 
asumsi dia tidak terlalu cerewet], waktu yang kita lalui terasa sangat 
pendek. Sebaliknya, ketika kita duduk di atas tungku perapian yang 
menyala-nyala [dengan asumsi kita tidak langsung gosong], waktu yang 
singkat pun akan terasa sangat lama.

Namun, konsep ini sebenarnya sudah dibicarakan oleh Alkitab, jauh 
sebelum Einstein masih bayi. Itulah juga gambaran yang dapat kita 
katakan tentang kekekalan. Kekekalan juga dapat dimengerti sebagai 
semacam relativitas waktu. Khotbah yang diberitakan oleh seorang yang 
dipenuhi Roh Kudus akan membawa pendengarnya berkaitan dengan 
kekekalan, dan sekalipun khotbah itu panjang, akan terjadi relativitas 
waktu, di saat seperti itu kita sedang mencicipi surga (a foretaste of 
heaven). Sebaliknya, saat pertengkaran dan kebencian terjadi, waktu 
seperti sedang mengulur-ulur dirinya, itu juga merupakan cicipan 
kekekalan, tetapi kekekalan yang di bawah (a foretaste of hell).

Dan sekarang, pemazmur harus belajar untuk beriman dalam kondisi 
`foretaste of hell" ini. Pemazmur adalah seorang pilihan Tuhan yang 
hendak dipakai-Nya untuk mendemonstrasikan anugerah iman yang sanggup 
melewati lembah bayang-bayang maut! Bukankah mudah untuk memuji serta 
memuliakan Tuhan pada saat-saat bahagia? Namun, manusia cenderung 
melupakan Tuhan pada saat-saat itu. Bukankah saat-saat penderitaan 
seharusnya membuat manusia berharap dan bergantung pada Tuhan? Namun, 
manusia cenderung mempertanyakan keadilan Tuhan pada saat-saat itu. 
Tidak demikian halnya dengan Daud. Di saat suka maupun duka, kelegaan 
ataupun kesesakan, kemenangan atau pengejaran, dia belajar untuk 
menempatkan dirinya di hadapan Allah. A man after God`s own heart --
seorang yang berkenan di hati Allah.

Iman yang terus dimurnikan dan disempurnakan oleh Tuhan adalah iman 
yang sanggup membawa pergumulan pada ayat pertama menuju proklamasi 
kemenangan iman yang dicatat pada ayat terakhir. Namun, sebelumnya, 
kita akan merenungkan sejenak pergumulan pemazmur lebih jauh. 
Penderitaan yang tidak berkesudahan dialami oleh Daud dalam masa 
pembentukannya, itulah yang menyebabkan dia mengekspresikan pertanyaan 
"Berapa lama ...." Bahkan, lamanya waktu itu menggoda dia untuk 
menarik kesimpulan bahwa itu akan terjadi selamanya (NIV: "forever"; 
LAI: "terus-menerus"). Penderitaan sesaat mungkin tidak akan 
menghancurkan seseorang, tetapi penderitaan yang berkepanjangan 
sungguh merupakan suatu ujian yang berat karena intensitas waktu 
sanggup mendekatkan orang kepada perasaan kekekalan (forever). Bukan 
hanya demikian, pemazmur juga tidak dapat melihat wajah Allah di saat-
saat seperti itu, seolah-olah Tuhan menyembunyikan wajah-Nya. Inilah 
ujian iman yang paling berat, tetap beriman dan percaya sekalipun awan 
gelap seperti menutupi wajah Tuhan. Di sini, Daud harus belajar untuk 
tetap memandang dan melihat kepada Allah sekalipun Allah "sedang 
tersembunyi".

Ayat kedua mengatakan bahwa Daud bergumul dengan kekhawatirannya 
(dalam salah satu terjemahan Inggris: wrestle with my thoughts). 
Bagaimanakah kita mendefinisikan kekhawatiran? Kekhawatiran adalah 
pikiran yang hadir dalam benak kita sebelum kenyataan yang 
sesungguhnya terjadi. Celakanya, pikiran itu menampakkan diri seolah 
ia adalah kenyataan yang sesungguhnya. Kekhawatiran sering kali 
menyempitkan kelimpahan hidup kita karena di situ kita sudah 
menempatkan diri ke dalam apa yang belum terjadi, "present being 
reducted by the future" -- masa kini disempitkan oleh [kekhawatiran] 
masa depan (bandingkan dengan perkataan Tuhan Yesus, "Kesusahan sehari 
cukuplah untuk sehari" [Matius 6:34]). Itulah yang menjadi kesedihan 
hatinya sepanjang hari. Daud juga harus belajar bersabar menghadapi 
musuh yang meninggikan diri atasnya. Alangkah sulitnya menyaksikan 
kesuksesan orang yang tidak kita sukai. Sangat diperlukan kerendahan 
hati yang luar biasa untuk menanggungnya.

Pada bagian berikutnya (bagian dua), Daud memohon kepada Tuhan agar 
Dia memandang Daud. Seolah-olah, Daud hendak meminta agar Tuhan keluar 
dari persembunyian-Nya, dan mengarahkan wajah serta mata-Nya kepada 
Daud. Permohonan ini kemudian disambung dengan "Buatlah mataku 
bercahaya" (NIV: "give light to my eyes"). Ini berarti Daud berdoa 
agar matanya sanggup untuk melihat mata Tuhan yang memandang 
kepadanya. Karena Tuhan memandang kita, kita sanggup memandang Dia. 
Agama banyak mengajarkan tentang bagaimana manusia memandang dan 
melihat Tuhan, tetapi pengenalan akan Allah yang sejati dimulai dari 
Allah yang memandang kepada manusia. Mata Tuhan yang melihat dan 
mencari orang yang berdosa adalah jalan menuju keselamatan yang sejati 
ketika mata kita diterangi oleh cahaya kemuliaan-Nya.

Ayat 6 menyatakan kemenangan yang diperoleh pemazmur dalam 
pergumulannya. Ia berharap kepada kasih setia Tuhan (unfailing love, 
constant love), cinta kasih-Nya yang tidak pernah berubah. Inilah 
dinamika pergumulan orang yang beriman kepada Tuhan, ia tidak 
melarikan diri dari realitas kesulitan dan penderitaan yang dihadapi. 
Dan, di tengah-tengah perubahan yang terus-menerus itu, ia berharap 
kepada Allah yang tidak berubah dalam cinta kasih-Nya. Kadang, kita 
menjumpai orang-orang yang menipu diri sendiri, yang meskipun sakit, 
mengatakan bahwa ia sehat dan tidak sakit, seolah-olah penyakitnya 
adalah realitas semu, yang tidak sungguh-sungguh terjadi.

Ini berarti ketidakberubahan Allah dianggap sebagai dasar 
ketidakberubahan manusia, dan ini adalah pengertian iman yang salah. 
Di sisi lain, ada orang-orang yang mengajarkan bahwa Allah pun 
sebenarnya ikut bergumul di dalam waktu, Allah ditarik ke bumi untuk 
menuju ke-sini-an dan kekinian, Allah dilucuti dari transendensi-Nya, 
dari kedaulatan dan rencana-Nya yang kekal. Di sini, manusia seolah 
hendak menolong dan menyelamatkan Allah dari kesulitan pergumulan 
hidup manusia dalam menghadapi realitas kejahatan dan penderitaan. 
Sedangkan, pemazmur mengekspresikan penderitaan yang dialaminya dan 
berharap kepada Allah yang tidak berubah dalam cinta kasih-Nya.

Ayat terakhir ini mengakhiri pergumulan pemazmur dan membawanya kepada 
sikap hati yang bersorak-sorak (rejoice) dan menyanyi. Alasannya 
adalah karena Tuhan telah berbuat balk kepadanya. Daud adalah orang 
yang peka dan mengingat anugerah serta pertolongan Tuhan pada masa 
yang telah lalu, inilah yang memberikan kekuatan dan keyakinan di 
dalam dirinya untuk tetap memuji Tuhan. Jika tadi kita mengatakan 
bahwa masa kini (present) dapat disempitkan oleh pikiran terhadap masa 
depan (future), khususnya kekhawatiran, di sini kita mendapati bahwa 
present dapat disempitkan juga oleh lupa akan masa lalu (past), 
khususnya lupa akan anugerah dan kebaikan Tuhan. Maka nyanyian dan 
pujian yang sejati kepada Tuhan dikaitkan dengan mengingat 
(remembering).

Terakhir, jika kita mengiyakan pertanyaan pemazmur "Berapa lama ...." 
dengan pertanyaan yang sama, yang diserukan oleh jiwa-jiwa mereka yang 
telah dibunuh oleh karena firman Allah dan karena kesaksian mereka, 
sebagaimana tercatat dalam Wahyu (6:10), kita dapat mengerti 
pertanyaan ini dalam konteks eskatologi (akhir zaman). Pada akhir 
kitab Wahyu, Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia akan datang segera. 
"Berapa lama" dijawab dengan "segera". Apakah ini sebuah kesalahan 
janji Tuhan karena sudah lewat dua milenium, tetapi Dia tidak kunjung 
datang juga sehingga ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian? 
(2 Petrus 3:9) Ataukah Tuhan hendak mengajarkan sesuatu yang lain bagi 
kita? Karena itu, orang Kristen harus belajar mengerti bahwa masa 
hidupnya adalah waktu yang sangat singkat, berapa pun umur kita! Di 
situlah, kita berpindah dari pertanyaan "Berapa lama" menuju kepada 
pengertian "quality time" (waktu yang berkualitas) karena Tuhan Yesus 
akan datang segera. Inilah yang disebut kesadaran eskatologis, 
kesadaran yang membawa kita ke dalam hidup yang lebih bijaksana di 
dalam Tuhan karena kita adalah orang-orang yang memiliki kepekaan akan 
waktu yang sangat singkat.

Kiranya Tuhan di dalam Kristus memberikan berkat rohani yang besar 
kepada hidup kita!

Diambil dari:
Judul buku: Ajarlah Kami Bergumul
Penulis: Billy Kristanto
Penerbit: Momentum, Surabaya 2010
Halaman: 33 -- 39


          STOP PRESS: BIO-KRISTI, SITUS BIOGRAFI KRISTIANI

Situs-situs apa saja yang pernah Anda kunjungi untuk mengakses 
informasi lengkap tentang tokoh-tokoh Alkitab ataupun tokoh-tokoh 
Kristen di dunia?

Berkunjunglah segera ke situs Bio-Kristi! Situs yang diluncurkan oleh 
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > ini mengajak pengunjungnya 
untuk mengenal lebih dalam para tokoh dunia dan karya-karya mereka di 
bidang masing-masing. Inspirasi, pelajaran hidup, ide-ide, dan 
pengenalan akan Tuhan dalam setiap pengalaman hidup para tokoh Kristen 
akan menjadi berkat bagi setiap pengunjung situs Bio-Kristi. Kunjungi 
situs Bio-Kristi < http://biokristi.sabda.org/ > sekarang juga dan 
mari terus belajar dari jejak-jejak para peneladan Kristus! Tuhan 
Yesus memberkati.


Kontak: beritapesta(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Yulia, dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org