Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/65

Berita PESTA edisi 65 (7-9-2012)

Agustus/2012

Berita PESTA
Edisi 65/Agustus 2012

DAFTAR ISI
BERITA PESTA:
1. Penutupan Kelas Diskusi AUA I
2. Info Kegiatan Kelas DIK dan PKS
3. Kalender Akademik PESTA Tahun 2013
ARTIKEL: PENTINGNYA VISI DAN PANGGILAN
POKOK DOA

Shalom,

Kami mengucap syukur atas penyertaan Tuhan dalam hidup kita
masing-masing. Biarlah kita senantiasa ingat akan kebaikan Tuhan dan
terus bergairah dalam pengenalan kita akan Dia.

Pada edisi 65 ini, Berita PESTA akan menginformasikan kegiatan kelas
AUA I, pembukaan kelas DIK dan PKS untuk periode September 2012, dan
tentang informasi jadwal PESTA 2013. Selain informasi pelayanan PESTA,
simaklah juga artikel yang berjudul "Pentingnya Visi dan Panggilan".
Kiranya menjadi berkat bagi Anda semua.

Tuhan memberkati.

Staf Redaksi Berita PESTA,
Yonathan Sigit
< http://pesta.org >

                              BERITA PESTA

1. Penutupan Kelas Diskusi AUA I

Kami mengucap syukur kepada Tuhan karena kelas diskusi AUA I telah
berakhir dengan baik. Melalui kelas diskusi AUA I, kami berdoa kiranya
Tuhan membekali peserta dengan prinsip-prinsip dasar apologetika
Kristen. Kami mengucapkan selamat kepada para peserta AUA yang telah
dinyatakan lulus. Kiranya Tuhan terus menambahkan hikmat, sehingga
Anda semakin terampil dalam memberitakan kasih-Nya. Kepada peserta
yang belum lulus, jangan berkecil hati karena Anda dapat mengikuti
kembali kelas AUA periode selanjutnya.

Bagi para pembaca Berita PESTA yang ingin mengetahui berkat-berkat apa
saja yang diterima oleh peserta AUA I, silakan menyimak blog kesaksian
peserta di situs PESTA Online.

==> http://www.pesta.org/view_blog

2. Info Kegiatan Kelas DIK dan PKS

Pada September/Oktober 2012, PESTA akan membuka 2 kelas angkatan baru,
yaitu kelas diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) dan Pernikahan
Kristen Sejati (PKS). Dua kelas diskusi ini akan dilaksanakan
bersamaan, yaitu pada 18 September 2012 dan akan berlangsung selama 1
bulan. Untuk mengikuti kelas diskusi PESTA, peserta harus
menyelesaikan tugas tertulis terlebih dulu sebagai tugas wajib. Doakan
agar Tuhan menolong mereka untuk menyelesaikan tugas tertulis ini
sesuai dengan tenggang waktu yang diberikan.

==> Modul DIK < http://www.pesta.org/dik_sil >
==> Modul PKS < http://www.pesta.org/pks_sil >,
3. Kalender Akademik PESTA Tahun 2013

Puji Tuhan! Jadwal kelas PESTA 2013 sudah selesai disusun oleh tim
PESTA. Secara keseluruhan, kami akan membuka 12 kelas diskusi PESTA.
Silakan dicatat dan pastikan Anda membuat rencana untuk mengikuti
kelas-kelas diskusi PESTA tahun depan. Sebarkan informasi ini ke semua
teman, saudara, ataupun kenalan yang tertarik untuk bergabung.

Berikut ini adalah kalender akademis PESTA tahun 2013.

a. Januari/Februari 2013:
- Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK)
- Kelas Doktrin Allah Sejati (DAS) -- kelas baru
b. Maret 2013:
- Kelas Paskah
- Kelas Sepuluh Hukum Allah (SHA)
c. Mei/Juni 2013:
- Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK)
- Kelas Pengantar Perjanjian Baru (PPB)
d. Juli/Agustus 2013:
- Kelas Guru Sekolah Minggu (GSM)
- Kelas Siapakah Yesus Kristus (SYK)
e. September/Oktober 2013:
- Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK)
- Kelas Doktrin Roh Kudus (DRK) -- kelas baru
f. November/Desember 2013:
- Kelas Orang Kristen yang Bertanggung jawab (OKB)
- Kelas Natal

==> http://pesta.org/kursus_2013

                  ARTIKEL: PENTINGNYA VISI DAN PANGGILAN

Sebagai pemimpin dalam jemaat, kita perlu memiliki visi dan panggilan
yang jelas. Jika tidak, perjalanan tugas kita bisa mengalami masalah
di tengah perjalanan, khususnya bisa menghadapi tantangan yang tidak
ringan. Untuk itu, pertama kita akan membicarakan tentang apa itu
visi, dilihat dari ajaran Alkitab. Kemudian, pembicaraan akan
dilanjutkan dengan pembahasan tentang panggilan.

Visi

Visi (vision) merupakan penglihatan akan apa yang terjadi, baik itu
peristiwa, perbuatan atau tindakan, karya, maupun situasi atau keadaan
lingkungan. Di dalam Alkitab, istilah visi (Ibrani: hazon, hazot,
dabar; Yunani horama, horasis, optasia) bersifat nabiah karena dulu,
Allah sering kali menyatakan kehendak-Nya baik kepada individu maupun
kelompok, kepada bangsa Israel khususnya, melalui perantaraan para
nabi. Allah adalah sumber visi bagi setiap individu maupun kelompok
manusia. Ia memberi visi melalui berbagai cara, seperti mimpi,
penglihatan, pendengaran suara, ataupun penampakan orang tertentu
seperti malaikat (teophani). Kepelbagaian cara Allah menyatakan visi
ini diringkas oleh penulis Kitab Ibrani (baca Ibrani 1:1-2).

Visi sangat penting dalam kehidupan umat Tuhan. Adanya visi yang
diberikan bagi manusia menyatakan bahwa Allah tidak berdiam diri. Ia
adalah MAHA PRIBADI yang berkomunikasi, menyatakan kehendak-Nya. Allah
berulang kali memberikan visi kepada para individu sebagai pemimpin
atau pekerja khusus bagi-Nya. Ia berbicara demi kepentingan yang
bersangkutan atau bagi keperluan umat (pihak lain). Menurut Alkitab,
Ia telah berbicara kepada Abraham (Kejadian 15:1), Musa
(Keluaran 3:1-12), Yakub (Kejadian 28:2), Yusuf (Keluaran 41:25),
Yehezkiel (Yehezkiel 1:1-3:15), Daniel (Daniel 10:7), murid-murid
Yesus di atas gunung (Matius 17:19), Paulus (Kisah Para Rasul 16:9-10,
18:9, 26:19), Ananias (Kisah Para Rasul 9:10-12) dan Rasul Yohanes,
bagi keperluan gereja mula-mula. (Wahyu 4:1-22:6)

Pada dasarnya, Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang yang menerima
visi dari Allah adalah orang-orang yang aktif (men of action). Bukan
orang-orang yang bermalas-malasan. Allah memberi penglihatan khusus
kepada orang-orang yang bersedia bekerja bagi-Nya. Artinya, Allah
senantiasa memberi visi untuk tujuan atau fungsi tertentu. Ia tidak
memberikan visi bagi kepuasan diri yang dapat membawa orang kepada
kesombongan spiritual, sama sekali tidak.

Sedikitnya, ada tiga fungsi visi dari Allah bagi manusia. Pertama,
untuk pengarahan (direction). Artinya, Allah memberikan visi yang
dapat menuntun langkah dan memberi arah kegiatan kepada pekerjaan atau
pelayanan yang menerimanya. Allah juga memberi pengertian tentang
makna situasi dan peristiwa yang sedang terjadi. Kedua, untuk
pengajaran (instruction). Dalam hal ini, Allah memberitahukan
kehendak-Nya berkaitan dengan hal spiritual, moral, dan kehidupan
sosial orang-orang yang dikasihi-Nya. Fungsi inilah yang sering kali
membuat apa yang dilihat para perantara (nabi) dituliskan atau
dicatat, dan menjadi kitab atau dokumen tertulis (Daniel 12:4, 9-13;
Yeremia 36:4). Ketiga, untuk prediksi masa depan (prediction). Nabi
Samuel dan Raja Daud, misalnya, diberi tahu Allah tentang yang akan
terjadi atas Kerajaan Israel di kemudian hari. Yesaya, Yeremia, dan
Yehezkiel mendapat visi dari Allah mengenai masa depan Israel,
bangsa-bangsa, dan dunia secara global. Kitab Wahyu melaporkan apa
yang Tuhan tunjukkan kepada Rasul Yohanes mengenai masa depan
kehidupan gereja dan umat manusia umumnya, di dunia dan di "seberang
sana".

Pemahaman ini memberi dasar akan pentingnya visi dari Tuhan bagi
gereja di zaman ini. Allah itu hidup, Alfa dan Omega, Yang Awal dan
Yang Akhir, yang menyatakan: AKU ADALAH AKU (Keluaran 22:32). Oleh
karena itu, Ia tetap akan berbicara kepada kita yang hidup dan
dipanggil di dalam dunia ini. Kita diutus ke dalam dunia, berada di
dalam dunia. Namun, Ia akan senantiasa menyertai, melalui kehadiran
Roh-Nya yang Mahakudus. (Yohanes 16:11-13) Roh-Nya mengajar dan
memberitahukan apa yang akan terjadi, apa yang patut kita lakukan bagi
kemuliaan-Nya. Ia memperjelas makna tanda-tanda zaman bagi gereja-Nya.
Roh adalah yang memberi pengertian, urapan, dan pengajaran yang benar
(1 Yohanes 2:20,27, 3:24, 4:2,13, 5:6-8). Roh itu mengajar kita dari
dan berdasarkan firman Tuhan, agar kita mampu memahami visi dari
Allah.

Telah disinggung bahwa Allah memberi visi dalam pelbagai cara, secara
langsung ataupun tidak. Ia berbicara lewat prinsip-prinsip firman
Tuhan sebagaimana dinyatakan Alkitab. Ia juga memakai orang-orang
tertentu sebagai saluran visi dan kehendak Allah. Ia berbicara kepada
hati nurani, suara hati yang dikontrol, dan dipimpin oleh Roh dan
firman Tuhan. Ia pun berbicara kepada kelompok orang percaya, dalam
persekutuan yang sehat. Ia juga berbicara kepada kita lewat situasi
dan keadaan kontemporer yang sedang kita hadapi, termasuk di dalamnya
pengetahuan, hasil riset dan berbagai "tren" yang melingkupinya.

Panggilan Allah

Secara teologis, istilah "panggilan" (calling) berasal dari kata Latin
"vocation" dan kata Yunani "kaleo", "klesis", yang artinya memanggil,
mengimbau, mendesak. Istilah "vocatio" lebih mengarah pada pekerjaan
yang Allah nyatakan untuk dilakukan oleh manusia, bagi rencana-Nya
yang khusus. Istilah "calling" lebih menunjuk pada panggilan hidup,
tentang kedudukan, dan peranan di hadapan Allah.

Alkitab menjelaskan ada dua jenis panggilan. Pertama, panggilan secara
pribadi untuk tugas tertentu, seperti Abraham, Musa, Samuel, Daud,
Elisa, Yeremia, Yesaya, murid-murid Yesus, dan Rasul Paulus. Kedua,
ada panggilan bagi kelompok, umat Israel khususnya, agar menjadi umat
pilihan Allah, hamba-Nya, dan saksi-Nya bagi bangsa-bangsa (umat
perjanjian) atau disebut "Kerajaan imam dan bangsa yang kudus".
(Keluaran 19:3-6) Israel adalah "hamba Tuhan" yang dipanggil dan
ditebus-Nya untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. (Yesaya 49:1-7)
Mereka dipanggil hanya untuk taat kepada-Nya (Yesaya 50:4-11), serta
bersedia menderita dalam perjalanan dan pelaksanaan tugas. (Yesaya 53)

Menurut penegasan Perjanjian Baru, panggilan Allah umumnya tertuju
pada gereja, orang-orang percaya. Mereka adalah jemaat Tuhan, "imamat
rajani" dan "bangsa yang kudus, kepunyaan Allah". (1 Petrus 2:9-10)
Gereja menjadi sentral dalam rencana Allah di dunia ini, sementara
Yesus menjadi dasar bagi gereja. (Matius 16:18) Yesus adalah kepala
dan juga fondasi gereja. (Efesus 1:22,23, 2:22; 1 Korintus 3:11) Allah
ingin memperbarui gereja secara terus-menerus agar efektif menjadi
saluran berkat bagi umat manusia. Jika kita dipanggil-Nya secara
pribadi, maka kita tidak terpisahkan dari tubuh Kristus. Kita dihisap
ke dalam tubuh-Nya. Kita menjadi anggota satu sama lain. Dapat
dikatakan bahwa di luar gereja tidak ada keselamatan dari Allah.

Apakah panggilan Allah bagi orang-orang percaya? Ada banyak, tetapi
hanya beberapa saja yang akan dikemukakan di sini. Pertama, kita
dipanggil untuk mengenal dan memuliakan Dia, lewat perkataan dan
perbuatan. (Efesus 3:10; 1 Petrus 2:9,10, 5:10) Kita dipanggil untuk
mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan. Kasih
ini menjadi modal dasar untuk mengenal dan menerima diri sendiri,
untuk seterusnya mengasihi sesama. (Matius 22:37-39; Markus 12:29-31)

Kedua, kita dipanggil ke dalam pertobatan dan keselamatan di dalam
Tuhan Yesus Kristus. Kita diajak untuk hidup meneladani Yesus Kristus,
hidup menyerupai Dia. (1 Yohanes 2:6, 3:2-3) Kita diarahkan ke dalam
perubahan hidup yang dimungkinkan oleh pekerjaan Roh Kudus. (1
Korintus 3:17-18) Kita dipanggil untuk menikmati kuat kuasa dan
karunia Allah. (2 Timotius 2:1-2) Kita perlu kuat dalam kuasa Tuhan
karena setiap waktu kita berada dalam "peperangan rohani". (Efesus
6:10-20)
Untuk dapat bertahan, kita harus berdiri di dalam Yesus
Kristus dan bersandar dalam doa yang dinamis.

Ketiga, kita dipanggil ke dalam hidup yang memiliki keunggulan moral
(moral excellence). Keselamatan yang kita peroleh dari Tuhan harus
nyata dalam kehidupan, pikiran, perkataan, sikap hidup, dan perbuatan
kita, atau "berpadanan dengan panggilan". (Efesus 4:1) Kita mengikuti
"jejak Kristus" dalam kesucian dan kesalehan hidup. (1 Petrus 2:21)
Kita dipanggil untuk "melakukan apa yang kudus" (1 Tesalonika 4:7)
untuk "melayani sesama dalam kemerdekaan" (Galatia 5:13); "berusaha
supaya kedapatan tidak bercacat dan tak bernoda dihadapan-Nya, dalam
perdamaian dengan Dia (2 Petrus 3:14); untuk "membangun diri sendiri
di atas dasar iman yang paling suci dalam Roh Kudus". (Yudas 20, 21)

Atas dasar inilah kita perlu terus meningkatkan keimanan dan
ketakwaan, lewat pengajaran, persekutuan, dan penyerahan diri dalam
kesetiaan (komitmen). Artinya, tidak ada batas akhir untuk membina
diri dan membina warga gereja. Tidak ada istilah "lulus" dalam
pembinaan warga jemaat. Apa yang telah kita capai hari ini selalu
menjadi awal (the beginning) bagi perjalanan hidup di hari esok.
Demikian seterusnya, hingga kita mengakhiri panggilan hidup ini, lalu
memasuki ruang dan waktu kekekalan (eternitas). Kita harus tetap sadar
bahwa hidup ini adalah perjuangan, perjuangan dalam anugerah, kasih,
dan kekuatan dari Tuhan Yesus Kristus. Panggilan kita bersifat
eskatologis, mengarah ke masa depan yang senantiasa baru, yaitu
panggilan surgawi. (Filipi 3:14; Ibrani 3:1) Tuhan selalu memberi
perkara baru bagi kita, pengalaman baru, permasalahan baru, dan
kemenangan serta kekuatan, bahkan visi baru.

Keempat, Allah memanggil kita menjadi "saluran berkat-Nya" melalui
pekerjaan sehari-hari (profesi). Berulang kali Kitab Titus menyatakan
bahwa Allah memanggil kita untuk pekerjaan baik, giat, serta belajar
terus dalam pekerjaan baik. (Titus 2:14, 3:1,8,14) Kita dipanggil
untuk meningkatkan profesionalisme kerja agar menjadi pembawa
pembaruan bagi orang lain.

Sikap kerja profesional adalah kehendak Allah karena Ia adalah Tuhan
atas kualitas hidup. Orang yang profesional adalah orang yang memiliki
kecakapan untuk mengakui kemampuannya tanpa malu dan ragu "to
profess". Pengakuan itu mencakup keterampilan, sikap, dan pengetahuan.
Jadi, di mana pun kita bekerja, kita harus berwawasan luar dan
eskatologis, serta mengharapkan "urapan" Tuhan secara maksimal. Saya
kira gereja perlu meningkatkan pelayanan bagi kaum profesional.

Jika pekerjaan merupakan saluran berkat Allah bagi sesama, penting
bagi setiap orang Kristen untuk memikirkan pertanyaan, "Di mana Tuhan
menghendaki saya bekerja (berprofesi)?" dan "Apakah pekerjaan yang
Tuhan kehendaki untuk saya lakukan secara spesifik?"

Oleh karena itu, perihal mengetahui kehendak Tuhan mengenai pekerjaan
pun menjadi sikap hidup kristiani. Bertanya tentang kehendak Tuhan
secara khusus, menurut Paulus, adalah gaya hidup yang arif, bijaksana.
(Efesus 5:15-17) Ada kalanya kita juga perlu bertanya mengenai sikap
hidup kristiani ketika kita dipanggil-Nya untuk percaya. (1 Korintus
7:20)
Selama pekerjaan itu halal, tidak bertentangan dengan prinsip
firman Tuhan (Bdk. Kolose 3:22-25), dan ada damai sejahtera di dalam
batin kita, maka profesi itu dapat kita lakukan.

Kelima, jika Dia menghendaki, kita mungkin dipanggil ke dalam
pekerjaan khusus, yaitu pelayanan Kristen. Ada banyak ragam pelayanan,
tetapi semuanya berasal dari satu Tuhan. (1 Korintus 12:4,5,11)

Ada pelayanan memberitakan Injil, mengajar, menasihati, kepemimpinan
dan manajerial, penggembalaan, dan lain-lain. (Roma 12:6-8; Efesus
4:11-13;
1 Petrus 4:10-11) Semua pekerjaan pelayanan ini adalah untuk
kepentingan gereja Tuhan, bukan untuk kepentingan pribadi. Oleh karena
itu, kita harus menghargai dan menerima keunikan panggilan seseorang
dalam pelayanan ini. Kita mendukungnya agar ia dapat mengembannya
seefektif mungkin. Kita tidak perlu merasa cemburu atau iri hati
terhadapnya hanya karena kita tak dapat mengimbangi atau
mengalahkannya.

Pekerjaan pelayanan ini menuntut kita untuk melakukannya dengan
kesetiaan. (1 Korintus 15:58) Sebab pada dasarnya, Allah telah
memberikan karunia atau talenta kepada setiap orang percaya. Mereka
perlu mengenalinya, mengenal lewat pemahaman dan pengalaman. Semakin
kita terlibat dalam pelayanan, semakin kita mengenal karunia apa yang
Tuhan berikan secara khusus kepada kita. Kita jangan menunggu hingga
hal itu jelas. Ada kalanya demikian, tetapi tidak selalu.

Integrasi Pemikiran

Dari penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa Allah hidup dan
senantiasa ingin menyatakan kehendak-Nya kepada setiap orang. Allah
tidak berhenti memanggil orang-orang untuk masuk ke dalam
kerajaan-Nya. Ia tidak berhenti memanggil setiap individu dan
kelompok (gereja) untuk bekerja bagi Dia, lewat profesi dan panggilan
secara khusus dalam pelayanan. Semua orang percaya punya "jalan masuk"
untuk pelayanan karena kedudukannya sebagai "imam-imam Sang Raja".
(1 Petrus 2:9,10) Di dalam Kristus, tidak ada pemisahan dan pemilahan
"klerus" dengan "awam". Tidak. Baik "klerus" maupun "awam" sama-sama
milik Kristus, yang terpanggil untuk saling melayani. Sejauh mereka
adalah anggota tubuh Kristus, mereka harus saling melayani, saling
membantu, saling membutuhkan dan dibutuhkan.

Kita dipanggil untuk memuliakan Allah dalam atau melalui perkataan,
sikap, pemahaman, dan perbuatan. Dalam keutuhan hidup, kita melayani
Dia, ikut dalam rencana-Nya. Agar kita dapat memainkan peranan secara
maksimal, tentu kita perlu arahan (direction), pengajaran
(instruction), dan pemahaman ke masa depan (prediction) yang jelas dan
terus-menerus. Artinya, kita memerlukan visi tentang panggilan untuk
masuk dan aktif dalam panggilan-Nya sekarang. Tetapi, visi hidup kita
juga akan terus diperbarui dan dipertajam dalam pekerjaan atau
pelayanan kita yang akan datang.

Untuk maksud kejelasan visi dan panggilan itu, kita masing-masing
perlu tetap melibatkan diri dalam pekerjaan Tuhan. Tidak ada pekerjaan
yang dapat dikatakan "kecil atau hina" dalam pekerjaan Tuhan. Jika
orang ingin menjadi "besar dan terkemuka" dalam pekerjaan Tuhan, ada
harga dan jalan yang harus ia tempuh. Jalan itu adalah kehendak Yesus
Kristus, dan merupakan gaya hidup Sang Mesias. Jalan itu adalah
"melayani dan menjadi hamba". (Matius 20:27-28)

Kedua, kita perlu membangun diri sehingga kita hidup berkenan kepada
Allah. Jangan lupa bahwa Allah memakai orang sebagai berita dan media.
Keduanya sama-sama penting. Kita tidak saja dipanggil menjadi
pemberita atau pembawa berita, tetapi juga menjadi berita yang hidup
dan dinamis. Terhadap orang yang demikianlah Allah memperjelas visi
dan panggilan-Nya. Visi diberikan hanya kepada orang-orang yang
didedikasikan untuk pekerjaan Tuhan.

Ketiga, kita harus mengupayakan program konkret guna mengembangkan
pemahaman kita akan visi dan panggilan Allah. Oleh sebab itu, program
pembinaan senantiasa diperlukan. Arahnya harus ditelusuri demi
relevansi. Semua kegiatan ini tentu membutuhkan tenaga, daya, dan dana
yang tidak sedikit jumlahnya. Tuhan memberkati! (1 Korintus 15:58)

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: Sahabat Gembala
Penulis: Dr. B.S Sidjabat
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2005
Halaman: 12 -- 18

                               POKOK DOA

1. Bersyukur atas kemurahan Tuhan sehingga proses diskusi kelas AUA I
dapat berlangsung dengan baik. Biarlah melalui kelas ini setiap
peserta maupun moderator diberkati dengan proses pembelajaran dan
interaksi yang berlangsung.

2. Doakan agar Tuhan memimpin pelaksanaan kelas DIK dan PKS yang akan
dimulai bersama-sama pada 18 September 2012, supaya dapat berlangsung
dengan lancar. Doakan para peserta yang mengikuti kelas diskusi,
kiranya Tuhan Yesus memberikan hikmat kepada mereka selama kelas
berlangsung.

3. Klub e-Buku SABDA sedang membaca dan mendiskusikan buku "Dapatkah
Aku Dipakai Allah?" Doakan agar Tuhan Yesus menolong peserta untuk
menyelesaikan kelas ini sampai pembahasan akhir. Kiranya peserta
mendapatkan berkat rohani yang melimpah dari pembacaan buku ini dan
setiap interaksi dalam diskusi.

4. Tim PESTA bersyukur atas pertolongan Tuhan Yesus untuk tersusunnya
Kalender Akademis PESTA 2013. Mohon hikmat Tuhan agar setiap kelas
yang direncanakan dapat direalisasikan dengan baik. Kiranya melalui
setiap kelas diskusi yang dibuka, peserta semakin diterangi oleh
firman Tuhan.

5. Doakan tim Moderator dan Staf PESTA. Kiranya Tuhan senantiasa
memberikan hikmat dan ketekunan supaya tim dapat dipakai Tuhan dengan
baik dan maksimal di pelayanan PESTA untuk kemuliaan nama-Nya.

Kontak: < beritapesta(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit, dan Yulia Oeniyati
Tim Editor: Davida Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/pesta >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org