Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/61

Berita PESTA edisi 61 (8-5-2012)

April/2012


Berita PESTA
Edisi 61/April 2012

DAFTAR ISI
BERITA PESTA:
1. Kelulusan dan Penutupan Kelas KRP Maret/April 2012
2. Informasi Peserta Diskusi DAL dan DIK Mei/Juni 2012
3. Alumni PESTA Mengikuti Pelatihan Software SABDA
ARTIKEL: PENAMPAKAN YESUS DAN TUGAS PEMURIDAN GEREJA
POKOK DOA

Shalom,

Kami minta maaf karena Berita PESTA terbit terlambat bulan ini.

Berita dari kelas KRP, kelas diskusi DAL dan DIK, serta kesaksian dari
alumni Pesta yang mengikuti pelatihan SABDA, menjadi pilihan informasi
dari redaksi Berita PESTA bulan ini. Tidak lupa kami juga menyertakan
artikel menarik mengenai "Penampakan Yesus dan Tugas Pemuridan
Gereja". Kami terus mohon dukungan doa, agar pelayanan PESTA dapat
terus menjadi berkat.

Selamat menyimak sajian kami, dan mari kita semakin giat dalam
melakukan panggilan misi Allah di dalam kehidupan kita. Tuhan
memberkati.

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://pesta.org >

                             BERITA PESTA

1. Kelulusan dan Penutupan Kelas KRP Maret/April 2012

Puji Tuhan! Kelas diskusi KRP periode Maret/April telah selesai. Kelas
yang dimulai dengan 27 peserta ini berjalan dengan sangat baik dan
peserta pun antusias mengikuti setiap termin diskusi. Peserta yang
lulus dari kelas diskusi ini berjumlah 26 orang. Sungguh suatu
pencapaian yang sangat baik. Doakan agar setiap peserta yang mengikuti
kelas KRP dapat membagikan berkat yang mereka terima dan bahan-bahan
yang sudah dipelajari kepada orang-orang di sekitarnya. Bagi
saudara-saudara yang belum mengikuti kelas-kelas PESTA lainnya, mari
segera bergabung. Masih luas pengetahuan akan firman Tuhan yang perlu
kita gali. Kami tunggu atensi saudara. Tuhan Yesus memberkati.

2. Informasi Peserta Diskusi DAL dan DIK Mei/Juni 2012

Puji Tuhan, sejak pendaftaran kelas Doktrin Alkitab (DAL) dibuka, para
alumni terlihat antusias menyambut kelas lanjutan yang baru ini. Hal
tersebut tampak dari jumlah pendaftar yang cukup banyak. Saat ini,
sudah ada 49 pendaftar yang akan menerima materi kelas DAL dan sedang
menyelesaikan tugas tertulis. Apabila semua peserta menyelesaikan
tugas, maka akan dibuka 2 kelas paralel supaya semua peserta bisa
mengikuti kelas DAL ini dengan baik.

Selain kelas DAL, pada bulan Mei/Juni akan dibuka pula kelas DIK. Saat
ini telah ada 28 peserta yang siap mengikuti proses diskusi DIK.

3. Alumni PESTA Mengikuti Pelatihan Software SABDA

Pada tanggal 11-15 April 2012, tim SABDA mengadakan pelatihan Software
SABDA di Bali dan Surabaya. Dalam pelatihan tersebut, tim SABDA
mendapat kesempatan berjumpa dengan dengan beberapa alumni PESTA. Ada
rasa sukacita tersendiri bisa berjumpa dengan mereka. Berikut ini
kesaksian dari Ibu Lanita dan Bapak Antung Lay yang mengikuti
pelatihan SABDA di Surabaya.

- Pelatihan yang Menjadi Berkat (Lanita Cicilia)

Saya mengikuti pelatihan Software SABDA di Gereja Masa Depan Cerah
(MDC) Surabaya. Pikir saya, ini hanya sekadar pelatihan, karena pada
dasarnya saya juga kurang mengerti teknologi (baca: gaptek). Namun,
setelah saya mendengar penjelasan pengantar dari Ibu Yulia mengenai
"IT for God" (IT bagi Allah), saya baru menyadari pentingnya peranan
IT untuk kemuliaan Tuhan. Setelah pengantar disampaikan, tim SABDA
mempresentasikan Software SABDA, yang di dalamnya terdapat Alkitab
dari berbagai bahasa (termasuk bahasa suku), peta, buku-buku, Alkitab
audio dsb.. Selain itu, setiap peserta yang datang mendapat DVD
"Library SABDA Anak", yang berisi: cerita Alkitab dalam format video,
audio, gambar, komik dan animasi, ribuan artikel pelayanan Anak, dan
ratusan e-Buku Kristen. Pelatihan ini benar-benar menjadi berkat bagi
peserta. Maju terus SABDA dan tunggu kehadiran tim SABDA di kota Anda.

- Menguasai dan Memakai Secara Maksimal (Antung Lay)

Pelatihan dimulai tepat pukul 17.00 WIB, dengan peserta yang cukup
banyak. Ibu Yulia dengan sistematis menjelaskan secara rinci dari awal
tentang makna serta korelasi IT dengan Tuhan, sejarah SABDA, dan
berbagai fitur-fitur SABDA. Selain itu, dijelaskan tentang cara
penggunaannya, dan diberikan paket Library SABDA Anak 1.2. Dengan
mengikuti pelatihan Software SABDA, saya dapat menguasai dan memakai
fitur-fitur Software SABDA dengan maksimal. Harapannya dapat digunakan
serta disebarluaskan untuk pelayanan gerejawi. Terima kasih SABDA,
semoga pertolongan dan berkat dari Tuhan Yesus senantiasa menyertai.

         ARTIKEL: PENAMPAKAN YESUS DAN TUGAS PEMURIDAN GEREJA

Alkitab mengatakan bahwa setelah Yesus bangkit dari antara orang mati,
Ia menampakkan diri berulang-ulang selama empat puluh hari kepada
murid-murid-Nya dan beberapa orang dekat-Nya. Dalam penampakan
tersebut, Ia tentu memunyai maksud-maksud, seperti membuktikan bahwa
Ia sungguh-sungguh telah bangkit dan sudah menang atas maut, mengajar
murid-murid tentang Kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 1:3), dan
mendelegasikan pemuridan kepada murid-murid-Nya (Matius 28:19-20).

Artikel ini akan secara khusus memaparkan tentang Yesus, yang sudah
bangkit dari antara orang mati dan menampakkan diri-Nya untuk
memberikan tugas pemuridan kepada murid-murid-Nya. Pemaparan ini
didasarkan pada narasi penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya di
danau Tiberias, yang dilaporkan di dalam Injil Yohanes 21:1-14. Apa
yang telah dicatat oleh Yohanes ini bukan hanya sekadar laporan
peristiwa masa lalu, tetapi Yohanes melalui narasi tersebut
menyampaikan pengajaran teologis kepada gereja masa kini tentang tugas
pemuridan, yang didelegasikan-Nya kepada gereja.

Banyak orang berpikir bahwa murid-murid, yakni Simon Petrus, Tomas
yang disebut Didimus, Natanael, dua anak-anak Zebedeus (Yakobus dan
Yohanes), dan dua murid-Nya yang lain, berada di danau Tiberias dan
menangkap ikan karena mereka mengalami kekecewaan dan kembali ke
pekerjaan semula. Sepintas, tampaknya pendapat di atas menyatakan
kebenaran, tetapi apakah pendapat itu sama dengan apa yang hendak
disampaikan Rasul Yohanes melalui narasinya. Jika disimak dengan
teliti, pendapat di atas melupakan beberapa data kecil tetapi penting
dalam narasi yang diceritakan Yohanes 21:1-14.

Pada ayat 1, Rasul Yohanes menceritakan tentang penampakan Yesus di
pantai danau Tiberias kepada murid-murid dengan menggunakan satu kata
keterangan "lagi" (Yunani: "palin"). Jika pembaca menaruh perhatian
pada kata keterangan ini maka akan mendapatkan kesan yang kuat bahwa
penampakan di danau Tiberias bukanlah penampakan yang pertama, tetapi
yang kesekian kalinya. Lebih tepatnya, penampakan di danau Tiberias
adalah yang ketiga kalinya (ayat 14). Tentu saja yang dimaksud dengan
penampakan ketiga itu bukan ketiga dari keseluruhan penampakan yang
dicatat oleh penulis Perjanjian Baru. Akan tetapi, yang dimaksudkan
penampakan ketiga ini adalah hitungan penampakan kepada murid-murid
(tidak termasuk penampakan kepada Maria Magdalena).

Jika demikian, Yesus tentu sudah menampakkan diri-Nya dua kali
sebelumnya. Menurut laporan Yohanes, penampakan-Nya yang pertama
adalah ketika murid-murid tanpa Tomas berkumpul di tempat yang
tertutup dan terkunci (Yohanes 20:19-23). Sebagai respons atas
penampakan itu, mereka berkata kepada Tomas: "kami telah melihat
Tuhan" (Yohanes 20:25). Sebelum penampakan ini, murid-murid dalam
kondisi rohani yang sama dengan Tomas yang tidak percaya. Yohanes 20:8
menceritakan bahwa Maria Magdalena sudah mengatakan bahwa dirinya
telah melihat Tuhan. Akan tetapi, mereka seakan-akan tidak memberi
tanggapan atas kesaksian Maria Magdalena, dan bahkan mereka masih
takut serta berkumpul di tempat terkunci. Pernyataan mereka kepada
Tomas menyiratkan dengan jelas kondisi rohani mereka yang sudah
berubah atau berbeda dari sebelumnya. Dengan tegas dan penuh
keberanian, mereka berkata: "kami telah melihat Tuhan." Apakah di
sini, kesan kekecewaan karena kematian Yesus masih ada pada
murid-murid yang telah melihat Tuhan itu?

Sebagaimana mereka dingin dan tidak percaya atas kesaksian Maria
Magdalena, demikian pula Tomas tidak percaya atas kesaksian mereka.
Ketidakpercayaan Tomas sangat tersurat dengan mengatakan bahwa sebelum
ia melihat bekas paku dan mencucukkan jarinya pada bekas paku
tersebut, serta mencucukkan tangannya ke lambung Yesus, ia tidak akan
percaya (Yohanes 20:25). Ketidakpercayaan Tomas ini dinyatakan secara
tegas dalam bahasa Yunani "ou me pisteuso". Ungkapan ini hendak
menyatakan gagasan bahwa Tomas sama sekali tidak akan pernah percaya.
Kondisi rohani seperti ini menimbulkan pertanyaan mengapa ia tidak
akan pernah percaya meskipun murid-murid yang lain telah memberikan
kesaksian mereka.

Yohanes 11:24 melaporkan tentang kepercayaan Marta tentang kebangkitan
orang-orang mati pada akhir zaman. Tentu saja, kepercayaan ini adalah
kondisi umum di antara orang-orang Yahudi, kecuali kelompok Saduki.
Tomas juga seorang Yahudi dan boleh dikatakan ia memunyai kepercayaan
yang sama dengan Marta dan orang Yahudi pada umumnya. Jadi,
ketidakpercayaannya akan kebangkitan Yesus boleh dikatakan menyatakan
iman Yahudinya mengenai kebangkitan orang mati pada akhir zaman dan
bukan pada masa sekarang ini. Tomas adalah seorang yang berdiri teguh
pada keyakinan Yahudi namun akan mengubah keyakinannya dengan satu
syarat. Apakah syaratnya? Jika ia melihat bekas paku dan mencucukkan
jari pada bekas paku tersebut, serta mencucukkan tangannya ke lambung
Yesus.

Demi mengubah keyakinan Tomas, Yesus menampakkan diri yang kedua kali,
serta berkata kepadanya: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah
tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan
jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Yohanes
20:27b) Dari perkataan Yesus ini, setiap pembaca dapat menangkap
maksud penampakan yang kedua ini. Sangat jelas, Yesus menghendaki
Tomas percaya bahwa Ia benar-benar sudah bangkit dari antara orang
mati sekarang ini, bukan nanti pada waktu kebangkitan orang-orang mati
pada akhir zaman. Fakta kebangkitan ini bukan isapan jempol dan bukan
halusinasi semata. Tetapi, ada satu fakta yang mampu mengubah
keyakinan Yudaisme Tomas yang kokoh. Perubahan itu tertera dalam
pengakuannya kepada Yesus: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28).
Apakah seseorang yang telah mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Allahnya
masih memunyai kekecewaan atas kematian Yesus? Bukankah pengakuan itu
memberi kesan sebaliknya?

Jika para pembaca dapat mengikuti jalan cerita yang disampaikan oleh
Rasul Yohanes, kesan bahwa murid-murid berada di danau Tiberias karena
mereka kecewa atas kematian Yesus, pasti tidak akan ada lagi. Mereka
yang berada di danau Tiberias adalah komunitas orang-orang yang
percaya bahwa Yesus sudah bangkit dan mereka adalah saksi mata atas
kebangkitan itu. Lalu, mengapa mereka ada di sana? Apakah mereka
kembali melakukan pekerjaan mereka yang kurang lebih tiga tahun telah
mereka tinggalkan? Biarlah pertanyaan-pertanyaan ini dijawab
berdasarkan apa Alkitab sendiri katakan.

Alkitab mencatat perkataan Yesus kepada murid-murid sebelum
kematian-Nya. Ia berkata, "Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan
mendahului kamu ke Galilea." (Markus 14:28; Matius 26:32) Setelah Ia
bangkit, melalui perempuan-perempuan yang melihat kubur Yesus yang
kosong disampaikan pesan supaya murid-murid ke Galilea untuk melihat
Tuhan (Markus 16:7; Matius 28:10). Mencermati data-data Alkitab di
atas, keberadaan murid-murid di danau Tiberias (di daerah Galilea)
jauh dari fakta bahwa mereka kecewa karena kematian Yesus dan kembali
ke pekerjaan sebagai nelayan, yang mereka telah tinggalkan selama
kurang lebih tiga tahun. Mereka adalah komunitas orang-orang yang
memercayai kebangkitan Yesus. Mereka berada di danau Tiberias sebagai
bentuk ketaatan terhadap perintah Tuhan, yang mendahului mereka dan
juga suatu bentuk kerinduan mereka berjumpa dengan-Nya. Pada sisi
lain, ketika Tuhan memerintahkan mereka untuk ke Galilea, pastilah Ia
memunyai satu maksud atas perintah-Nya tersebut. Apakah maksud-Nya itu?

Rasul Yohanes memberi kesan bahwa murid-murid sudah sekian lama berada
di danau itu. Kata yang diterjemahkan "berkumpul" adalah frase Yunani
"esan homou", yang berarti "ada bersama". Kata "esan" adalah dalam
bentuk "Indikatif Imperfek", yang menyatakan keberadaan mereka di
danau itu sudah berlangsung sekian lama, tetapi mereka belum juga
melihat Tuhan. Apakah Tuhan yang dapat menampakkan diri meskipun di
tempat tertutup dan terkunci itu tidak sanggup menampakkan diri-Nya di
tempat terbuka seperti di danau Tiberias ini?

Ketika menanti untuk melihat Tuhan dan mungkin disertai rasa lapar,
Petrus berkata hendak menangkap ikan. Inisiatif Petrus ini didukung
oleh teman-temannya. Oleh sebab itu, mereka pergi ke danau untuk
menangkap ikan. Inti narasi dari drama penampakan itu baru saja
dimulai. Semalam-malaman mereka berusaha menangkap ikan, tetapi mereka
tidak mendapatkan apa-apa. Menjelang siang ketika mereka akan
mendarat, Yesus menampakkan diri-Nya dan berkata kepada mereka, "`Hai
anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?` Jawab mereka: `Tidak
ada.`" (Yohanes 21:5b) Kemudian Yesus memerintahkan mereka untuk
menebarkan jala dan mereka menangkap banyak ikan sehingga tidak dapat
menariknya. Peristiwa penangkapan ikan itu membuat murid yang dikasihi
Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan." (Yohanes 21:7) Peristiwa
penangkapan ikan seakan-akan mengingatkan murid-murid akan sesuatu.

Lukas 5:1-11 menceritakan peristiwa penangkapan ikan yang hampir sama
dengan yang dilaporkan Yohanes 21. Jika cerita Lukas dibaca dengan
teliti, maksud utamanya tampak di dalam perintah Yesus kepada Simon
Petrus dan kawan-kawan. Mereka harus menebarkan jala untuk menangkap
ikan. Ia menginginkan mereka menjadi penjala manusia. Ia berkata,
"Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
(Lukas 5:10) Peristiwa penangkapan ikan tersebut dipakai oleh Yesus
untuk memanggil mereka menjadi penjala manusia. Penjala manusia
bertugas untuk menjadikan orang lain murid Yesus. Ketika peristiwa
yang hampir sama terjadi lagi tiga tahun kemudian, murid yang dikasihi
Yesus itu teringat pada peristiwa yang terjadi tiga tahun sebelumnya,
seperti yang dilaporkan oleh Lukas. Oleh sebab itu, Yohanes kemudian
dapat berkata "Itu Tuhan" kepada Simon Petrus.

Rasul Yohanes melalui narasinya seakan-akan hendak mengatakan bahwa
jika tiga tahun yang lalu Yesus telah memanggil murid-murid menjadi
penjala manusia pada peristiwa penangkapan ikan yang menakjubkan,
sekarang pada penampakan di danau Galilea, Ia mengadakan penangkapan
yang lebih menakjubkan lagi. Panggilan itu mungkin lebih tepat diingat
sebagai pembaruan panggilan; sebagaimana sukses penangkapan ikan itu
karena perintah-Nya, demikian pula dengan sukses menjadikan orang lain
murid-Nya.

Narasi Yohanes (dan Lukas) di atas tentu saja bukan sekadar melaporkan
keajaiban masa lalu yang sudah tidak bermakna lagi bagi gereja masa
kini. Sebagaimana gereja memperingati kebangkitan Yesus dengan bukti
momentum penampakan yang bernilai tinggi baginya, makna penampakan itu
sendiri harus bernilai sama pula bagi gereja. Melalui penampakan-Nya,
Yesus menginginkan murid-murid menjalankan tugas pemuridan yang sudah
didelegasikan kepada mereka, sebagaimana sudah didelegasikan kepada
gereja. Peristiwa Paskah ini harus menjadi momentum penyadaran gereja,
yang diingatkan kembali pada amanat pemuridan.

Diambil dari:
Judul majalah: Penyuluh, No. 40, Tahun XVI/2007
Judul artikel: Penampakan Yesus dan Tugas Pemuridan Gereja
Penulis: Pdt. Stephano Ambesa
Penerbit: Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia, Jakarta
Halaman: 68 -- 70

Diambil dari:
Nama Situs: e-Misi
Alamat URL: http://misi.sabda.org/penampakan_yesus_tugas_pemuridan_gereja
Tanggal akses: 2 Mei 2012

POKOK DOA

1. Doakan peserta Paskah yang telah menyelesaikan kelas diskusinya,
kiranya Tuhan menolong mereka untuk membagikan pemahaman tentang
kematian dan kebangkitan Kristus kepada orang lain, keluarga, dan
tempat pelayanan masing-masing.

2. Dukung doa juga untuk para calon peserta kelas DAL yang saat ini
sedang menyelesaikan tugas tertulis. Kiranya Tuhan memberikan hikmat
supaya dapat menyelesaikan tugas sebelum berakhirnya batas waktu yang
ditentukan.

3. Doakan penyelesaian tahap akhir modul Doktrin Allah Tritunggal,
supaya dapat diselesaikan tepat waktu. Kiranya modul ini dapat
memberikan pemahaman yang benar mengenai Allah Tritunggal dan membuka
wawasan setiap peserta.

4. Doakan agar Tuhan terus memotivasi setiap alumni, sehingga
kerinduan belajar firman Tuhan semakin besar dan iman mereka bertumbuh
dalam pengertian yang benar.

Kontak: < beritapesta(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit, dan Yulia Oeniyati
(c) 2012 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/pesta >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org