Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/56

Berita PESTA edisi 56 (11-10-2011)

Agustus-September/2011


Berita PESTA
Edisi 56/Agustus-September 2011

DAFTAR ISI
BERITA PESTA: KELAS EKSTRA, KELAS NATAL, KALENDER PESTA, KELAS SYK, KELAS GSM
ARTIKEL: KEADILAN DAN KURBAN KEBENARAN
KESAKSIAN: PESERTA KELAS DISKUSI DIK JUNI/JULI 2011
POKOK DOA
STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Shalom,

Bersyukur atas kasih karunia Tuhan yang terus menyertai kita sampai
saat ini. Waktu berjalan begitu cepat sehingga tidak terasa kita sudah
memasuki bulan kesepuluh, artinya 2 bulan lagi kita akan menutup tahun
2011.

Dalam edisi ini, kami mengajak Anda untuk menyimak beberapa kegiatan
yang dilaksanakan oleh PESTA. Kami juga telah menyiapkan artikel
"Keadilan dan Kurban Kebenaran", yang akan memotivasi kita untuk terus
hidup semakin sungguh-sungguh di dalam kasih dan anugerah-Nya. Tuhan
memberkati.

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://pesta.org >

                             BERITA PESTA

1. Bersyukur untuk Kelas Ekstra PESTA, "Hatiku Rumah Kristus" (HRK).

PESTA telah membuka Kelas Ekstra yaitu kelas diskusi buku "Hatiku
Rumah Kristus". Buku ini ditulis oleh Robert Boyd Munger dan berisi
gambaran kehidupan orang Kristen, yang mengibaratkan hati kita sebagai
rumah yang menyambut Kristus untuk tinggal dan menguasai hati kita.
Karena jumlah peserta yang mendaftar kelas ini cukup banyak (42
peserta), maka kami membaginya menjadi 2 kelas diskusi. Persyaratan
untuk mengikuti kelas ini adalah, para peserta harus berkomitmen untuk
berpartisipasi aktif dalam diskusi, serta mengerjakan tugas tertulis
yang diberikan. Diskusi dimulai pada tanggal 26 September -- 1
November 2011.

2. Pendaftaran Kelas Diskusi Natal 2011.

PESTA kembali membuka kelas diskusi akhir tahun, yaitu Kelas Natal.
Diskusi ini akan diselenggarakan mulai 1 November -- 5 Desember 2011.
Setiap peserta yang telah mendaftarkan diri, wajib menulis renungan
singkat mengenai Natal dengan judul bebas, namun masih berhubungan
dengan makna Natal. Ukuran maksimal isi tulisan sebesar 250 -- 300
kata. Renungan dikumpulkan paling lambat pada tanggal 5 Desember 2011,
atau selama diskusi berlangsung.

Pendaftaran peserta dibuka mulai tanggal 12 September -- 31 Oktober
2011. Segera daftarkan diri Anda ke admin PESTA, di alamat
< kusuma(at)in-christ.net >.

3. Kalender Akademis PESTA 2012.

Kalender akademis kelas diskusi PESTA tahun 2012, sudah selesai
disusun oleh Tim PESTA. Pada tahun yang akan datang, PESTA akan
melaksanakan 12 kelas diskusi. Puji Tuhan, ada 2 modul baru yang sudah
siap disajikan, yaitu Doktrin Alkitab (DAB) dan Doktrin Allah. Untuk
itu, kami mengundang Anda untuk bergabung bersama PESTA, untuk belajar
kebenaran firman Tuhan melalui setiap kelas diskusi yang diadakan
PESTA.

Silakan mengakses jadwal kalender akademis kelas PESTA di
< http://www.pesta.org/kursus_2012 >,
4. Kelulusan Kelas Siapakah Yesus Kristus (SYK) Juli/Agustus 2011.

Mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memimpin jalannya kelas
diskusi SYK Juli/Agustus 2011, sehingga diskusi dapat berjalan dengan
lancar dan baik. Kami juga bersyukur karena dalam pelaksanaan diskusi
ini, antara peserta dan moderator sama-sama aktif dan saling
melengkapi. Secara keseluruhan hasilnya baik.

Keseluruhan peserta yang mengikuti diskusi SYK berjumlah 23 orang.
Dari jumlah tersebut, ada 22 orang yang dinyatakan lulus dan 1 orang
dinyatakan tidak lulus, karena tidak aktif dalam diskusi. Untuk
peserta yang tidak lulus, kami mengimbau untuk dapat mengikuti kembali
kelas ini di tahun yang akan datang. Doa kami, kiranya PESTA semakin
membawa orang untuk senantiasa rindu belajar kebenaran firman Tuhan.

5. Kelas Diskusi GSM September/Oktober 2011 sedang berlangsung.

PESTA kembali mengadakan kelas diskusi Guru Sekolah Minggu (GSM).
Kelas diskusi ini mempelajari tentang hal-hal dasar yang penting
diketahui oleh guru sekolah minggu, untuk dapat melayani anak-anak
secara efektif. Materi diskusi menitikberatkan pada hakikat mengajar,
teknik memimpin ibadah, administrasi sekolah minggu, dan masih banyak
lagi pokok bahasan yang akan dipelajari bersama. Jumlah peserta yang
mengikuti kelas ini lebih dari yang kami harapkan, yaitu 39 peserta.
Oleh karena itu, kami membuka 2 kelas diskusi paralel. Kelas GSM
secara resmi dibuka pada tanggal 9 September 2011 dan saat ini kelas
diskusi telah berakhir. Kiranya melalui kelas diskusi ini, para
peserta semakin diperlengkapi dengan wawasan baru tentang cara
mengajar yang efektif bagi anak-anak sekolah minggu.

                ARTIKEL: KEADILAN DAN KURBAN KEBENARAN

Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya
kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau
sendiri mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam
kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apa pun. Maka
kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya
tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab
suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran.
(Matius 27:11-14)

Tema Injil Matius adalah tentang Kerajaan Surga. Pusat pembicaraan
dari Kerajaan Surga adalah pada Sang Raja, yaitu Kristus. Klimaks
pembahasan itu adalah pada 2 pasal, yaitu pasal 26 dan 27. Dua pasal
ini merupakan pasal terpanjang dari seluruh pasal yang ada dalam Injil
Matius. Dua pasal yang sangat panjang ini, didedikasikan untuk
menyampaikan kisah selama 24 jam, di mana Sang Raja menjalankan
misi-Nya, yaitu 24 jam pada hari terakhir Kristus disalibkan. Tema
dari pasal 26 dan 27 ini adalah "via dolorosa" atau jalan salib.

Nas di atas menceritakan suatu bagian yang paling krusial, ketika
Kristus harus diadili di pengadilan tertinggi pada waktu itu, yaitu
pengadilan wali negeri. Enam ratus tahun sebelum kejadian ini, Nabi
Yesaya dalam Yesaya 53:7 mengungkapkan: "Dia dianiaya, tetapi dia
membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba
yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya."

Yang terjadi dalam Matius 27:11-14 sepertinya tidaklah masuk akal,
ditambah lagi ayat Yesaya 53:7, yang menyatakan bahwa Dia tidak
membuka mulutnya. Pengadilan wali negeri adalah pengadilan yang
tertinggi dan sangatlah menentukan nasib terdakwa. Pengadilan ini
merupakan pengadilan yang paling krusial, karena keputusannya bersifat
final. Sangatlah diharapkan bahwa pengadilan tertinggi ini adalah
pengadilan yang adil.

Pilatus sebagai wali negeri, sudah melakukan ketidakadilan dalam
pengadilan Kristus. Pilatus tahu bahwa Kristus tidaklah bersalah,
tetapi demi kepentingannya untuk menyelamatkan posisinya, dia
melakukan ketidakadilan dengan menghukum mati Kristus. Hal ini
menunjukkan betapa bejat posisi pengadilan tertinggi saat itu.

Kita akan belajar dari Tuhan Yesus dalam hal menghadapi pengadilan,
supaya kita juga bisa menghadapi dunia ini. Kita orang yang benar,
ketika dihadapkan pada pengadilan yang tidak adil seperti ini, maka
kita akan merasa sakit hati dan putus asa, apalagi Tuhan Yesus harus
mempertaruhkan nyawa-Nya. Kalau kita ada pada posisi Tuhan Yesus, maka
kita akan melakukan berbagai hal untuk menyelamatkan nyawa kita dulu.
Dalam Matius 27:11-14 di atas, kita justru melihat hal yang terbalik.
Ketika Pilatus bertanya apakah betul Yesus adalah raja orang Yahudi,
Tuhan Yesus menjawab: Engkau sendiri mengatakannya, artinya: Tuhan
Yesus setuju dan mengonfirmasikan pertanyaan Pilatus. Ketika muncul
tuduhan-tuduhan palsu dari para Imam Kepala dan ahli Taurat, Tuhan
Yesus tidak menjawab satu kata pun. Pilatus heran dengan hal ini.

Tuhan Yesus melakukan hal di atas, karena Dia memiliki cara pandang
yang berbeda dengan pandangan umum. Tuhan Yesus memiliki sudut pandang
dan penglihatan dari Allah, sedangkan Pilatus melihat dari sudut
pandang manusia. Dalam menghadapi suatu kasus, yang terpenting
bukanlah melihat responsnya terlebih dahulu, melainkan harus melihat
cara pandangnya terlebih dahulu, karena akan sangat menentukan respons
kita. Respons merupakan hasil dari cara kita melihat suatu masalah.
Cara pandang yang tepat akan menghasilkan respons yang tepat pula.

Pertanyaan yang diajukan oleh Pilatus kepada Tuhan Yesus, yaitu:
"Engkaukah raja orang Yahudi?" merupakan pertanyaan yang bersifat
politis dan sangat berbahaya, karena dia bukan berada di posisi agama.
Kalau Tuhan Yesus mengakuinya berarti Dia adalah seorang pemberontak
negara. Seharusnya, Tuhan Yesus tidak perlu menjawab pertanyaan ini
karena bersifat menjebak. Ketika Tuhan Yesus dituduh macam-macam,
seharusnya Tuhan Yesus menjawab untuk mengklarifikasi, untuk membela
diri. Tuhan Yesus justru melakukan kebalikannya, sehingga Pilatus
menjadi heran.

Cara pandang dunia adalah untuk mengamankan diri sendiri, sehingga
ketika suatu hal membahayakan dirinya, maka dia tidak mau menjawab.
Sebaliknya, ketika suatu hal dianggap merugikan dirinya, maka dia
harus membela diri. Kalau kita memiliki cara pandang seperti ini, maka
kita juga akan mengalami seperti Pilatus. Tindakan Pilatus merupakan
respons dari cara pandangnya tersebut, dan hasilnya adalah kehancuran.
Pilatus terbawa melihat persoalan dari untung ruginya dia sendiri.

Tuhan Yesus melihat dari sudut kebenaran. Apa yang benar dan apa yang
seharusnya merupakan dua aspek yang menentukan segala sesuatu yang
kita hadapi. Pertanyaan: "Engkaukah raja orang Yahudi?" merupakan
pertanyaan yang mempertanyakan tentang kebenaran, sehingga perlu untuk
mendapatkan jawaban yang benar. Tuhan Yesus menjawab pertanyaan
tersebut, walaupun berisiko mati. Semua kalimat yang tidak benar,
seperti: tuduhan-tuduhan palsu, tidaklah perlu merespons. Hal yang
salah tidaklah perlu dibela, karena kebenaran akan muncul dengan
sendirinya tanpa perlu pembelaan.

Kita harus belajar untuk melihat bagaimana cara Tuhan melihat suatu
kasus, dan bagaimana reaksi Tuhan terhadap kasus tersebut, dan kita
harus sinkron dengan cara Tuhan tersebut. Dalam gerakan Reformed
Injili, saya belajar dari pendiri gerakan ini, yaitu Pdt. Stephen Tong
dalam menghadapi berbagai fitnahan dari orang-orang yang membenci
beliau. Beberapa Hamba Tuhan ingin sekali menjawab fitnahan tersebut,
tetapi Pdt. Stephen Tong berkata bahwa beliau bukan dipanggil untuk
menjawab fitnah. Lagi pula daripada menghabiskan waktu untuk menjawab
fitnah, lebih baik dipakai untuk melakukan penginjilan. Pertanyaan
yang benar, ditanyakan dengan benar, harus mendapatkan jawaban yang
benar. Semua pertanyaan yang salah, yang memiliki motivasi tidak
benar, tidaklah perlu mendapatkan jawaban. Tidak menjawab pertanyaan
yang benar adalah merupakan dosa. Menjawab pertanyaan yang tidak benar
juga merupakan dosa, karena telah memakai waktu dan tenaga untuk hal
yang tidak benar.

Kita seringkali mengasihani diri, sehingga cenderung mengurus hal-hal
yang tidak penting dan meloloskan hal yang penting. Cara yang terbaik
adalah mengerjakan semua hal yang penting, dan meloloskan hal yang
tidak penting. Kalau kita melakukan hal ini, maka seluruh hidup kita
akan beres.

Kita juga dituntut memunyai hati Allah dan juga pikiran Allah, bukan
hanya melihat seperti Tuhan melihat, tetapi juga berpikir seperti cara
pikir Tuhan. Tuhan Yesus tidak menjawab pertanyaan Pilatus bukan
karena Dia tidak bisa menjawab, tetapi karena Dia sengaja tidak mau
menjawab. Tuhan Yesus tidak melawan bukan karena tidak bisa melawan,
melainkan karena sengaja tidak melawan. Dia membiarkan hal itu
terjadi. Seorang Pilatus mengadili Tuhan Yesus, merupakan cara pikir
yang tidak tepat sejak di titik pertama. Hal ini menyangkut penempatan
diri/posisi. Di era Postmodern ini, kita cenderung dibaurkan posisinya
dan kita mulai terjebak dengan permainan ikonisasi. Manusia mulai
kehilangan personalitas karena diganti dengan logo dan simbol. Secara
ikon, kita hanya melihat adanya hakim yang mengadili terdakwa. Bagi
Tuhan Yesus, hakim dan terdakwa belumlah cukup, karena bukan merupakan
orangnya dan hanya merupakan definisi yang tanpa isi dari suatu
posisi.

Dalam tataran manajemen, kita cenderung membuat suatu tatanan sistem,
lalu memasukkan orang ke dalam tatanan sistem tersebut, dan yang kita
lihat adalah sistemnya. Tanpa sadar, hal ini akan menjebak kita
sendiri karena banyak ketidakteraturan terjadi. Hal ini saya sadari
beberapa tahun yang lalu, ketika Pdt. Stephen Tong mengeluarkan
pernyataan bahwa beliau tidak suka organisasi. Bukan berarti beliau
anti organisasi, melainkan beliau mencurigai organisasi. Kita jangan
hanya melihat organisasi, melainkan harus selalu melihat orangnya.
Dalam setiap rapat, beliau selalu menanyakan siapa orang yang ada di
posisi tertentu, lalu tempatkan dia di posisi tersebut.

Layakkah Pilatus menjadi hakim, bagaimanakah hidupnya, layakkah dia
mengadili? Yang menjadi terdakwa adalah Kebenaran, sedangkan yang
menjadi hakim adalah orang yang rusak, suatu posisi yang tidak cocok!
Maka dari itu, Tuhan Yesus merasa tidak perlu menjawab. Di dunia ini
begitu banyak simbol untuk menutupi diri kita. Seberapa jauh kita
menjaga kemurnian posisi kita, sehingga ketika kita
diverifikasi/menjalani ujian kelayakan, kita dapat lulus? Ketika kita
bisa melihat segala sesuatu dengan tepat, maka kita tidak akan mudah
dikecewakan maupun ditipu.

Bukan hanya perlu memiliki hati Allah, pikiran Allah, kita juga perlu
memiliki pengorbanan seperti Allah. Kristus membiarkan Diri-Nya diam,
bukan berarti kalah, melainkan membiarkan Diri-Nya untuk ditindas dan
dihancurkan. Kalau Kristus kalah, gagal dalam misi-Nya, maka
kekristenan hari ini juga selesai. Tuhan Yesus tidak kalah! Ketika
manusia berpikir bahwa Tuhan Yesus kalah, justru di situlah terjadi
kemenangan yang paling dahsyat. Ketika manusia berpikir bahwa para
Imam Kepala, ahli Taurat, dan Pilatus telah menang, justru di situlah
terjadi kekalahan yang paling tuntas. Tuhan Yesus membiarkan Diri-Nya
berkurban dan disiksa untuk membawa Injil yang sejati. Injil yang
sejati adalah Injil yang bermodal dengan penderitaan dan pengorbanan.
Tidak ada Injil tanpa pengorbanan.

Penginjilan tidak sama dengan pemasaran. Pemasaran selalu memikirkan
keuntungan, sedangkan penginjilan memerlukan pengorbanan. Injil
membawa sukacita bagi orang lain, karena orang bisa melihat adanya
orang yang berkorban demi nyawanya. Berita Injil membawa pesan sebuah
pengorbanan diri. Hanya kekristenan yang memiliki jiwa pengorbanan
yang dahsyat demi orang lain. Kekristenan mula-mula dianiaya
habis-habisan, tetapi demi Injil mereka tetap mau mengabarkan Injil.
Sepanjang sejarah Gereja, inilah esensi dari pemberitaan Injil. Pada
hari ini sering kali kita ingin mengabarkan Injil dengan enak. Suatu
kali, Pdt. Stephen Tong ditanya tentang cara beliau mengabarkan Injil,
sehingga bisa membawa banyak orang bertobat. Beliau menjawab bahwa
penginjilan bukan tergantung pada cara/metode, melainkan memerlukan
pengorbanan diri. Itulah jiwa Injil. Injil bukan tergantung pada
metodologi, melainkan memerlukan hati yang seperti Kristus. Kiranya
kita bisa memiliki hati yang seperti Kristus yang berkata: Aku
mencintai kamu, dan Aku mati bagimu.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama Situs: GRII Andika
Alamat URL: http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/2011/20110710.htm
Ringkasan Khotbah: Justice & Sacrifice of Truth (10 Juli 2011)
Pengkhotbah: Pdt. Sutjipto Subeno
Penyadur: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 19 Agustus 2011

          KESAKSIAN: PESERTA KELAS DISKUSI DIK JUNI/JULI 2011

Allah Sumber Pengharapan (Chen Shin)

Dalam menjalani kehidupan ini, kita tidak lepas dari tantangan hidup,
yang selalu berusaha menghalangi kemajuan iman kita kepada Allah.
Namun, melalui kelas DIK, saya diingatkan kembali untuk selalu
berharap kepada Allah, sebagai satu-satunya sumber kekuatan dan
pengharapan hidup saya.

Saling Berinteraksi (Charista Chrisanty)

Sebelum mengikuti kursus PESTA ini, saya adalah orang yang bisa
dikatakan jarang berdiskusi tentang topik-topik kristiani bersama
orang lain. Tapi setelah mengikuti kursus PESTA, bisa dikatakan cukup
"memaksa" saya untuk berpikir mengenai isu-isu yang berkembang, serta
pertanyaan-pertanyaan mendasar seputar tanggung jawab orang Kristen.
Selain itu, saya juga disadarkan bagaimana seharusnya kita kembali
kepada Alkitab sebagai standar kehidupan orang percaya. Kiranya
melalui PESTA, kita bisa semakin mengenal Tuhan, melalui diskusi yang
membuat kita belajar untuk saling berinteraksi bersama dengan saudara
seiman kita.

Memahami Firman Tuhan (Djoko dadi Manik)

Sejak mengikuti diskusi PESTA, banyak pelajaran yang saya terima. Jika
sebelumnya saya tidak banyak memahami firman Tuhan, namun saya
tertolong dengan diskusi dan setiap artikel yang dikirimkan oleh para
moderator di kelas diskusi. Ada banyak pemahaman baru yang saya
dapatkan melalui kelas diskusi PESTA, yang semakin membawa saya untuk
mengerti firman Tuhan dengan baik. Semoga ada banyak peserta yang
mengikuti kelas diskusi ini, sehingga mereka dapat diperlengkapi
dengan firman Tuhan.

Wawasan Bertambah (Endro Gustanto)

Dengan mengikuti kursus PESTA, wawasan teologi saya semakin bertambah
dan dikuatkan, karena banyak sharing dan pengalaman dari teman-teman
dan khususnya dari tim moderator, yang sudah memunyai pengetahuan
teologi yang baik. Ini membantu saya dalam meneruskan pergumulan hidup
yang saya hadapi. Terima kasih PESTA.

Sangat Bermanfaat (Erwandi)

Setelah mengikuti kelas diskusi ini, wawasan saya tentang firman Tuhan
semakin bertambah dan saya semakin mengerti. Beberapa bulan yang lalu,
saya mulai mengerjakan pertanyaan DIK 1-10, setelah itu mengikuti
diskusi. Hingga selesai diskusi, saya meluangkan banyak waktu untuk
belajar firman Tuhan, membaca pun lebih banyak dari sebelumnya, dan
semakin rindu terhadap firman Tuhan dan mau mempelajari lebih dalam.
Diskusi ini sangat bermanfaat untuk belajar lebih jauh tentang firman
Tuhan. Saya sangat bersyukur, karena bisa mengikuti kelas diskusi ini
hingga selesai.

Wawasan yang Luas (Harianto)

Dengan mengikuti kursus PESTA ini, wawasan atau pengetahuan yang
dulunya saya tidak tahu, sekarang menjadi tahu dan yang dulunya saya
anggap benar ternyata salah. Saya sangat bersyukur dapat mengikuti
kelas diskusi DIK hingga selesai. Maju terus PESTA, Tuhan memberkati.

Menjadi Dasar (Heri Setiawan)

Dengan mengikuti kursus ini, saya semakin diyakinkan dengan apa yang
saya percaya selama ini, yang didasari dengan kebenaran firman Tuhan.
Terima kasih atas pelayanannya, Tuhan Memberkati.

Mendapat Banyak Berkat (Ida Tjio)

Dengan keterbatasan waktu, saya coba mengikuti kelas DIK. Saya
tertarik dan mendapat banyak berkat dalam mengerjakan setiap
pertanyaan pokok bahasan DIK. Ulasan referensinya mendalam, detail,
dan menambah wawasan doktrin yang sebelumnya saya tidak tahu. Saya
salut dengan teman-teman yang aktif dalam diskusi, sementara saya
hanya mengikuti 60% saja. Namun, dengan itu saya mendapat poin-poin
bagus dan sangat terberkati.

Semakin Diteguhkan (Jefrie Wahido)

Terus terang awalnya saya bingung dengan model diskusi PESTA ini,
karena dengan materi yang ada, sebagai kaum awam dan tingkat kesibukan
yang tinggi, saya berpikir tidak mungkin dapat mengikuti sampai habis.
Tetapi dengan kekuatan dari Tuhan, saya berusaha untuk ikut terus.
Hari demi hari, dengan materi yang diberikan dengan tambahan-tambahan
bahan diskusi dari teman-teman, saya menjadi lebih tertarik dan
semakin suka. Bahkan di tengah kesibukan kami saat pertemuan/rapat,
jika ada jeda waktu, sepertinya tidak lengkap jika kami tidak membuka
email lewat Hand Phone. Akhirnya, diskusi ini sangat baik untuk
meningkatkan iman percaya, terutama kami kaum awam. Tuhan memberkati
Bapak dan Ibu moderator. Amin

Memperkukuh Firman Tuhan (Fransiskus Krismayandri E.)

Kelas diskusi DIK sangat luar biasa dan membantu sekali memperkukuh
iman Kristen, terutama bagi kita yang awam maupun bagi mereka yang
ingin memperdalam pemahaman firman Tuhan.

Rencana Allah (Monika Candrasari)

Waktu saya mendaftarkan diri untuk mengikuti kelas DIK, bertepatan
dengan penerimaan kerja di tempat yang baru. Namun, pada saat itu saya
belum bisa untuk bekerja, karena harus memenuhi persyaratan yang masih
belum lengkap, sehingga perusahaan tidak keberatan untuk menunggu
perlengkapan tersebut. Singkat cerita akhirnya surat tersebut telah
siap. Ketika saya menghubungi HRD perusahaan tersebut, ternyata dari
pernyataan HRD menyatakan bahwa penerimaan karyawan baru untuk
sementara ditunda. Dari hasil tersebut, banyak teman-teman dan suami
saya menganggap bahwa saya kurang beruntung. Namun, saya menganggap
itu merupakan berkat tersendiri bagi saya untuk menemukan komunitas
baru di kelas PESTA. Saya sangat terberkati melalui kelas diskusi DIK,
yang mengarahkan dan memberi kekuatan imam saya untuk lebih pasrah dan
percaya pada rencana Allah dalam kehidupan saya.

Menjadi Berkat (Siuliana Sastra)

Melalui kelas DIK, banyak hal baru yang meneguhkan apa yang sudah saya
tahu, dan menjadi berkat luar biasa ketika saya bagikan di komsel
perusahaan tempat saya bekerja.

Belajar Firman Tuhan (Supratman Sitepu)

Sungguh, hanya karena anugerah Tuhan, saya setiap hari diberi hikmat
untuk belajar firman Tuhan, sehingga pemahaman yang saya miliki
semakin dalam kepada Allah.

Lebih Dalam (Tamba Simanjuntak S.)

Diskusi DIK merupakan hal yang luar biasa. Saya mendapat pengetahuan
tentang firman Tuhan, sehingga pemahaman saya akan firman Tuhan
semakin diperlengkapi menjadi lebih dalam.

Memperkaya Wawasan (Wesril Gideon Tamba)

Sejujurnya, banyak hal yang saya dapatkan melalui keikutsertaan dalam
kelas DIK ini. Banyaknya pendapat dari peserta diskusi, semakin
memperkaya wawasan pembahasan pada saat proses diskusinya.

                               POKOK DOA

1. Mengucap syukur atas berakhirnya pelaksanaan kelas diskusi SYK
Juli/Agustus 2011, yang berjalan dengan lancar dengan baik. Kiranya
para peserta semakin mengalami pertumbuhan kepada pengenalan akan
Yesus Kristus.

2. Doakan para peserta GSM yang sedang berdiskusi, kiranya Tuhan
memberikan semangat dan hikmat kepada mereka untuk berpartisipasi
hingga selesai.

3. Dukung doa pelaksanaan kelas diskusi buku "Hatiku Rumah Kristus"
yang saat ini sedang berlangsung, agar dapat berjalan dengan lancar.
Kiranya Tuhan memberi hikmat dan semangat belajar bagi setiap peserta
yang mengikuti, dan para moderator yang mengambil bagian dalam diskusi
ini.

4. Berdoa untuk program-program kelas diskusi yang sudah disusun untuk
tahun 2012, kiranya Tuhan memberkati dengan banyak peserta yang
diperlengkapi.

           STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE
                       PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Pada bulan kegiatan IDOP, gereja-gereja dan umat Kristen di seluruh
dunia berdoa bersama bagi gereja Tuhan yang teraniaya. Tahun ini,
kegiatan IDOP akan dilaksanakan secara serempak pada bulan November
2011.

Kami mengajak Anda, para gembala sidang, pengajar, pemimpin, kaum
muda, pendoa syafaat, dan semua orang percaya untuk dapat bergabung
dalam acara doa bersama ini. Dapatkan pula IDOP KIT untuk membantu
Anda berdoa dan menyusun acara IDOP di gereja, sekolah, atau
persekutuan doa Anda. Informasi lebih lanjut tentang acara IDOP, bisa
di lihat di < www.persecutedchurch.org >

Kontak: < beritapesta(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yulia Oeniyati, Fitri Nurhana, dan Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/pesta >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org