Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/26

Berita PESTA edisi 26 (30-8-2007)

Agustus/2007

  

______________________________________________________________________

                             BERITA PESTA
                         Edisi 26/Agustus/2007

  DAFTAR ISI

  EDITORIAL
  BERITA PESTA: 1. Perjalanan Kelas Diskusi PPL Juli/Agustus 2007
                2. Kelas Diskusi DIK Periode Agustus/September 2007
                   Segera Dimulai
                3. Promo Kursus Pengantar Perjanjian Baru (PPB)
  ARTIKEL     : Iman dan Realitas: Sebuah Renungan Filosofis
  APPRECIATION: 1. Selamat Ulang Tahun
                2. Ucapan Terima Kasih kepada Donatur
  KESAKSIAN   : Peserta Kelas Diskusi DPA Mei/Juni 2007
                1. Sungguh Membantu (Deddy P. Widjaja)
                2. Membuka Wawasan (Didik Triyanto)
                3. Wajib Belajar Teologia (Eko Sulistiono)
                4. Tersentuh (Vonny)
  SURAT ANDA  : PESTA Memperlengkapi Pelayanan

______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Selamat berjumpa lagi dalam kasih Tuhan kita, Yesus Kristus!

  Berita PESTA bulan ini akan menyajikan beberapa berita menarik,
  yaitu jalannya kelas Pengantar Perjanjian Lama (PPL) yang saat ini
  sedang berlangsung, kelas Dasar-dasar Iman Kristen (DIK) yang akan
  dibuka Agustus/September 2007, dan kelas Pengantar Perjanjian Baru
  (PPB) yang akan dibuka pada periode Oktober/November 2007. Dari
  kolom artikel, kami menyajikan satu renungan singkat tentang Iman
  dan Realitas. Kami berharap renungan ini membangun pertumbuhan iman
  kita. Tak ketinggalan, simak juga kesaksian dari para peserta kelas
  Dasar Pengajaran Alkitab (DPA) yang telah berlangsung bulan Juli
  yang lalu. Akhir kata, kami pengurus PESTA mengucapkan syukur karena
  pertolongan Tuhan yang terus kami rasakan sehingga kelas-kelas PESTA
  bisa terlaksana dengan baik.

  Soli Deo gloria!

  Dalam kasih-Nya,
  Redaksi Berita PESTA,
  Pipin Kuntami

______________________________________________________________________
BERITA PESTA

  1. PERJALANAN KELAS DISKUSI PPL JULI/AGUSTUS 2007

  Setelah sempat mengalami pergantian jadwal kursus, akhirnya kelas
  Pengantar Perjanjian Lama (PPL) dibuka untuk periode Juli/Agustus
  2007. Sebanyak 24 peserta tercatat mengikuti kelas ini. Jumlah
  tersebut sudah termasuk alumni DIK yang baru saja lulus dari periode
  Mei/Juni 2007. Setelah masing-masing peserta memperkenalkan diri,
  kelas diskusi PPL pun dimulai pada 6 Agustus 2007. Sampai berita ini
  diturunkan, kelas diskusi masih berlangsung dan diharapkan akan
  berakhir pada awal September 2007 mendatang. Sejumlah peserta sempat
  mengalami kendala dalam mengikuti kelas ini. Di antaranya ada yang
  harus mengurus kepindahan tempat tinggal, ada yang mengalami
  kerusakan komputer, termasuk yang sibuk dalam pekerjaannya. Jika
  Anda ingin mendengar kesaksian tentang berkat-berkat yang mereka
  terima selamat mengikuti kelas PPL ini, silakan menyimak edisi
  Berita PESTA bulan September.

  Adapun perjalanan selama berlangsungnya kelas diskusi PPL ini dapat
  disimak di:

  ==<  http://www.pesta.org/diskusi_ppl0707

  2. KELAS DISKUSI DIK PERIODE AGUSTUS/SEPTEMBER 2007 SEGERA DIMULAI

  Sebagai kelas dasar yang wajib diikuti, kursus DIK juga mendapat
  perhatian yang sangat positif. Minat untuk mengikuti kelas dasar ini
  ditunjukkan dari mereka yang mendaftar melalui situs PESTA Online.
  Bahkan mereka yang sempat mendaftar pada periode-periode sebelumnya,
  namun belum sempat menjadi peserta diskusi, kini turut berbagian
  pada periode Agustus/September 2007 ini.

  Ada 26 peserta yang terdaftar dalam kelas diskusi ini. Kali
  ini pun, kelas ini diikuti oleh peserta yang berdomisili di luar
  negeri -- ada dua peserta yang berasal dari Amerika Serikat. Diskusi
  akan dimulai awal September ini.

  Ingin tahu siapa saja yang menjadi peserta kelas diskusi DIK periode
  Agustus/September 2007 ini? Silakan kunjungi:

  ==<  http://www.pesta.org/peserta_dik0807

  3. PROMO KURSUS PENGANTAR PERJANJIAN BARU (PPB)

  Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, kelas terakhir yang akan
  diselenggarakan PESTA pada tahun 2007 adalah kelas Pengantar
  Perjanjian Baru (PPB) periode Oktober/November. Kelas PPB akan
  mengajak Anda untuk mempelajari latar belakang politik, sosial,
  budaya, dan agama sekitar zaman Perjanjian Baru (PB), yaitu zaman
  ketika Tuhan Yesus dan rasul-rasul masih hidup. Kanonisasi PB dan
  latar belakang sejarah gereja pun akan menjadi bagian dalam
  pelajaran kelas ini.

  Pelajaran yang ditawarkan dalam kelas PPB ini sangatlah penting
  karena akan memperkaya wawasan kita dalam memberikan interpretasi
  (penafsiran) terhadap isi kitab-kitab PB. Maka dari itu, kami
  mengundang para peserta PESTA yang telah lulus dari kelas
  Dasar-dasar Iman Kristen (DIK) untuk mengikuti kursus lanjutan ini.
  Bagi yang tertarik silakan menghubungi Sdri. Pipin pada alamat
  berikut.

  ==<   > pipin(at)in-christ.net <

______________________________________________________________________
ARTIKEL

                 IMAN DAN REALITA: SEBUAH RENUNGAN FILOSOFIS
                          Oleh: Riwon Alfrey

  "... dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan
  perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si
  jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu
  firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap
  waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan
  permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus ..."
  (Efs. 6:1-18).

  Iman dan kenyataan sering dianggap sebagai dua hal yang berbeda.
  Iman dipahami sebatas "urusan surga", sedangkan realitas ada di
  "dunia yang lain". Sulit untuk mengharmoniskan kedua tema ini;
  bahkan seperti pepatah: "Gatal di kepala, menggaruk di kaki". Tidak
  ada hubungan sama sekali! Benarkah?

  I. Iman

  Iman memiliki tiga implikasi umum yang bermakna eksklusif,
  sebagaimana dikemukakan berikut ini.

  (1) Memercayai.
      Memercayai mengandung beberapa tindakan yang diharapkan atau
      bertindak secara spesifik yang berpotensi memberikan pengaruh
      atau kemungkinan menyebabkan perubahan; baik terdeteksi, maupun
      tidak.
  (2) Memercayai tanpa alasan.
      Memercayai menurut kata hati atau memercayai atas dasar
      pengharapan.
  (3) Memercayai berdasarkan bukti-bukti.

  Dalam banyak kasus, iman didasarkan pada penafsiran yang tidak nyata
  (perasaan dan emosi) ketimbang kenyataan ilmiah. Dalam terminologi
  modern, "iman" sama dengan sistem agama; bukan misteri.

  Secara teologis, iman memiliki dua pengertian utama.

  (1) Assensus (mengakui)
      Pengertian ini biasanya dikaitkan dengan pengakuan secara
      umum dan alamiah tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Biasanya
      konsisten dengan alasan-alasan yang rasional.
  (2) Fiducia (memercayai)
      Pengertian ini sangat khusus, yaitu percaya kepada Bapa, Putra,
      dan Roh kudus -- "Allah Yang Immanen". Pengertian ini adalah
      puncak nasihat Kitab Suci dan pengalaman kehidupan rohani orang
      Kristen. Artinya apa yang dipercayai (seharusnya) berbanding
      lurus dengan sikap-sikap utama. Kepercayaan menentukan sikap!

  Cakupan iman adalah:

  (1) intelek, yang merupakan kemampuan pengetahuan dan kecerdasan;
  (2) hati, yang menjadi pusat emosi dan intuisi;
  (3) kehendak, yang mengandung kesanggupan memilih dan kesadaran
      membuat keputusan yang tegas;
  (4) perilaku, yaitu aksi dan reaksi dalam pengertian tindakan dan
      sikap.

  II. Realita

  Realita adalah keadaan sesuai kenyataan. Istilah ini bermakna luas,
  termasuk segala sesuatu yang ada, apakah dapat diselidiki atau
  sesuatu yang bertentangan dengan pengetahuan, filsafat, atau sistem.
  Realita dalam pengertian ini bisa termasuk keberadaan atau
  kenihilan.

  Dalam perenungan ini, realita yang dimaksud adalah "keadaan atau
  situasi yang sedang terjadi". Semua orang yang hidup dalam sistem
  ini adalah objek utama dari pengertian ini. Mereka yang hidup
  (menganut) sistem ini adalah lawan nyata yang sedang dihadapi.
  Realita dominan yang berpengaruh hari ini adalah "kekuatan-kekuatan"
  ideologi (idea; ideology), cara pandang (worldview) tentang hidup,
  dan sikap (behaviour) yang bertentangan dengan sistem iman dan telah
  merasuk banyak orang.

  Orang percaya akan berhadapan dengan falsafah-falsafah,
  ideologi-ideologi, dan pola-pola tingkah laku yang cenderung
  merongrong kehidupan rohaninya. Realita yang dimaksud dapat dilihat,
  seperti (1) penekanan pada rasio dan rasionalisme yang tanpa batas,
  (2) individualisme, (3) oportunis atau prospektif, dan (4)
  relativisme nilai atau kebenaran. Secara efektif, semua gejala ini
  akan menjadi sebuah "kekuatan penguasa angkasa" yang hampir tidak
  dapat dideteksi pengaruhnya. Realitas ini akan menguji keutuhan iman
  yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita.

  III. Apa Hubungan Iman dan Realita?

  Menurut kitab suci, iman adalah "perisai", "senjata Allah",
  "kekuatan", "kuasa", dan sebagainya yang bersumber dari Allah dan
  dikhususkan bagi orang percaya. Penekanan iman terletak pada
  kapasitasnya yang bisa menjadi media perantara "Allah dan manusia",
  kekuatan yang "mengalahkan dunia", "penguasa-penguasanya", dan
  "sistem-sistem dunia ini". Kapasitas ini telah Allah percayakan
  kepada umat-Nya melalui iman. Dan melalui iman, ada dua tugas yang
  harus dikerjakan, yaitu (1) menghadapi realitas dan (2)
  mengefektifkan iman.

  1. Iman Harus Berhadapan dengan Realita

  Bukan tanpa alasan jika dikatakan bahwa iman itu mencakup entitas
  kecerdasan, perasaan, kehendak, dan tingkah laku. Cakupan ini
  mengindikasikan adanya suatu realitas yang akan dihadapi. Musuh iman
  yang dominan justru bersumber dari ketidakharmonisan entitas-entitas
  ini karena harus "bertarung" dari dua kutub, yakni "kutub ilahi" dan
  "kutub duniawi". Kutub ilahi dapat bermakna orang beriman, sedangkan
  kutub duniawi adalah manusia duniawi yang hidup dengan sudut pandang
  duniawi. Kehidupan duniawi ini sangat dominan memengaruhi pandangan
  dunia ini dan banyak "orang yang hidup di dalamnya".

  Iman harus berhadapan dengan realitas dunia yang memang "bukan
  surga"! Realitas dunia yang harus dihadapi dan dilawan mencakup
  empat butir yang dijelaskan di bawah ini.

  a. Rasionalitas

  Realitas ini identik dengan kecerdasan dan logika. Segala sesuatu
  harus direspons dengan intelektual dan logika. Iman kita sebenarnya
  bersifat misteri, tidak rasional dan sangat pribadi. Tetapi sesuatu
  yang misteri ini diperhadapkan dengan logika. Meskipun iman
  merupakan pengalaman pribadi, Allah memperlengkapi orang percaya
  dengan iman intelek. Kitab Suci mengusulkan Daniel dan
  teman-temannya sebagai contoh. Contoh lainnya bisa dilihat pada
  Tomas. Oleh sebab itu, Pengamsal memberikan peringatan: "Takut
  akan Tuhan itu permulaan pengetahuan" (Ams. 1:7). Jadi, realitas
  rasionalitas harus dilawan dengan iman dalam entitas intelek. Karena
  Allah juga bekerja dalam logika.

  b. Individualitas

  Ini menyangkut "suatu relasi atau hubungan individu". Realitas
  mementingkan diri sendiri membuat manusia tidak mampu mengenal dan
  peduli dengan pihak lain. Dalam kondisi ini, "AKU" adalah pusat dan
  menjadi segala-galanya. Keegoisan membuat manusia tidak mau mengakui
  kedaulatan Allah. Semboyan dalam lagu "All by Myself", "semua oleh
  karena diriku sendiri" atau "kalau bukan kamu sendiri, siapa lagi?",
  sering membuat orang percaya tersadar dan "meragukan" kembali
  keyakinannya, "Apakah karena Tuhan atau karena aku dan kapasitasku
  sendiri?" Paulus memperingatkan bahwa orang yang hidup dalam
  realitas ini adalah orang berdosa (Rm. 3:9-20)! Jadi, kenyataan
  ini harus dilawan dengan iman dalam entitas emosi. Hati yang telah
  diubahkan akan efektif mengubah emosi yang berdosa. Gunakan hati
  Tuhan -- mengasihi, berbicara, dan mendengar orang berdosa seperti
  Tuhan memperlakukan mereka. Di sinilah alasan mengapa Kitab Suci
  sering memberikan penekanan tentang perlunya "hati yang
  diperbaharui"; menjadi seperti hati Allah sendiri. Keegoisan harus
  dihadapi dengan hati yang tulus untuk mengubahnya.

  c. Prospektif Oportunis

  Tindakan prospektif oportunis ialah tindakan yang didasarkan pada
  kemungkinan dan presumsi. Pada area ini, istilah "percaya" dan
  "tidak percaya" atau "suka" atau "tidak suka" sangat dominan.
  Intinya mengharapkan yang terbaik dan menguntungkan. Tidak jauh
  berbeda dengan istilah oportunistis, yakni bertindak untuk suatu
  keuntungan walau dalam kondisi tidak etis dan tidak bermoral.
  Istilah alkitabiahnya: "hidup secara duniawi", "mengejar
  keuntungan", "cinta uang", "mengejar kedudukan", dan sebagainya.
  Kenyataan ini harus dilawan dengan iman dalam entitas kehendak
  Allah. Kehendak Allah, salah satunya: "mencari dahulu Kerajaan Allah
  dan kebenaran-Nya". Prioritas pada kehendak Tuhan adalah tanggung
  jawab orang beriman.

  d. Relativitas

  Realitas yang menekankan bahwa "kebenaran dan nilai moral itu tidak
  mutlak dan semua bergantung kepada pribadi atau kelompok yang
  berkepentingan" adalah realitas yang mengondisikan nilai dan
  kebenaran. Relativitas ini sangat terikat dengan berbagai
  kecenderungan rasionalitas, individualitas, dan oportunitas. Apa
  yang tidak realistis dan tidak menguntungkan adalah sesuatu yang
  patut diabaikan. Dalam pengertian ini, Kitab Suci memberi
  rambu-rambu yang jelas dan bijak, agar orang beriman
  mempertimbangkan bahwa: "Segala sesuatu diperbolehkan, benar, tetapi
  bukan segala sesuatu berguna. Segala sesuatu diperbolehkan, benar,
  tetapi bukan segala sesuatu membangun (1Kor. 10:23). Iman harus
  etis. "Sebab mata kita harus tertuju pada kasih setia-Tuhan, dan
  hidup dalam kebenaran."

  B. Iman Harus Efektif

  Berdasarkan saran Paulus kepada Timotius, dibutuhkan integritas
  bagi seseorang untuk memelihara iman. Integrits dalam pengertian
  ini adalah konsistensi dalam prinsip. Prinsip yang dipegang akan
  menjadi dasar untuk bertindak. Implementasinya harus didasarkan pada
  prinsip-prinsip yang konsisten. Integritas merujuk kepada
  tanggung jawab seseorang dalam mengimplementasikan prinsip yang
  dipegangnya. Jika tindakannya gagal, akan memberikan efek atau
  perubahan pada prinsip yang dimaksud. Efek ini bisa gagal atau
  sebaliknya. Dalam pengertian ini, iman harus menjadi dasar untuk
  bertindak, merespons, dan mengantisipasi realitas. Paulus telah
  memelihara iman. Tetapi Kitab Suci tidak selesai pada nasihat untuk
  "memelihara" iman saja. Yakobus menyarankan agar iman itu efektif.
  Iman harus disertai dengan tindakan!

  Strategi agar iman kita efektif dalam menghadapi empat realitas di
  dalam sistem dunia ini adalah sebagai berikut.

  (1) Orang percaya harus cerdas. Iman yang bertumbuh akan memberikan
      kecerdasan intelektual.
  (2) Orang percaya harus sensitif; memiliki kepekaan rohani. Peka
      untuk membedakan mana suara Tuhan, mana suara Iblis, dan mana
      suara hati nurani.
  (3) Umat Tuhan harus percaya dan taat (trust and obey). "Dunia ini
      sedang lenyap dengan segala keinginannya," tetapi "orang yang
      taat akan hidup oleh percayanya." Pemazmur berkata, "Pada TUHAN
      aku percaya dengan tidak ragu-ragu" (Maz. 26:1).
  (4) Orang percaya harus etis. Etis berarti merujuk kepada cara hidup
      yang benar dan dikehendaki oleh Allah dan sistem manusia. Bisa
      saja tatanan ini mengacu kepada peraturan manusiawi yang
      menuntut kepada ketaatan dan kesopanan; menekankan sopan santun.
      Intinya, "anak-anak Allah haruslah hidup dalam kekudusan dan
      kebenaran!"

  Tanpa keempat strategi ini, iman kita adalah iman yang mati!
  Realitas hari ini menuntut efektivitas iman kita.

______________________________________________________________________
APPRECIATION

  1. UCAPAN SELAMAT ULANG TAHUN

  Bersamaan dengan bulan peringatan hari Kemerdekaan Republik
  Indonesia yang ke-62 pada bulan Agustus ini, beberapa alumni PESTA
  juga merayakan hari kelahirannya. Mari kita doakan semoga keceriaan
  HUR RI ikut menyemarakkan suasana hati mereka yang berulang tahun.
  Berkat Tuhan kiranya senantiasa melimpah di dalam hidup mereka.
  Amin.

  - Ester Veronica (1 Agustus)
  - Parlaungan Sitohang (6 Agustus)
  - Jenny (7 Agustus)
  - Agustinus M. Marampa (18 Agustus)
  - Pantas Napitupulu (18 Agustus)
  - Agus Wardoyo (20 Agustus)
  - Puji Arya Yanti (25 Agustus)
  - Gunawan Dwi Nugroho (28 Agustus)

  2. UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA DONATUR

  Terima kasih kami ucapkan kepada peserta PESTA yang tidak ingin
  disebutkan namanya, yang telah memberikan dukungan dana bagi
  perkembangan pelayanan PESTA. Berkat Tuhan Yesus akan menyertai
  Anda selalu.

_____________________________________________________________________
KESAKSIAN

  Berikut ini kesaksian yang disampaikan oleh lima alumni kelas Dasar
  Pengajaran Alkitab (DPA) yang telah berlangsung Mei/Juni 2007 yang
  lalu. Harapan kami, kesaksian ini dapat mendorong alumnus PESTA yang
  belum mengikuti kelas PESTA yang lain agar dapat bergabung dan
  mendapatkan berkat pada kesempatan berikutnya. Kami berterima kasih
  kepada alumni DPA yang sudah memberikan kesaksian. Semoga menjadi
  berkat bagi kita semua. Selamat menyimak.


                           SUNGGUH MEMBANTU
                           ----------------
                        Oleh: Deddy P. Widjaja

  Setelah sekian lama, saya baru menyadari bahwa membaca Alkitab tidak
  terlepas dari pola pikir (kerangka pikir, paradigma, praanggapan)
  sebagai kaca matanya untuk mengerti Alkitab. Bila kita membaca
  Alkitab terlepas dari semua praanggapan, kita tidak akan mengerti
  apa yang dikatakan Alkitab.

  Sebelum lahir baru, saya berusaha untuk mengerti Alkitab secara
  mandiri sehingga memunyai pengertian sendiri. Apa yang dikatakan
  Alkitab bahwa ada Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus
  dimengerti dengan pola pikir yang digali sendiri sehingga
  menghasilkan kesimpulan bahwa Allah ada tiga.

  Bila kita menggali sendiri dengan kemandirian kita, kemungkinan akan
  melahirkan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan olah pikir diri
  sendiri yang terlepas dari pengertian yang dimaksud Alkitab. Maka
  dalam membaca Alkitab, kita tidak boleh lepas dari pola pikir
  yang menjadi dasar untuk melihat Alkitab.

  Bukankah seorang Saksi Yehova pun dapat berkata bahwa ajarannya
  adalah alkitabiah? Demikian pula seorang yang memunyai praanggapan
  Calvinisme, tentunya berbeda cara pandangnya dengan seseorang yang
  memunyai praanggapan Armenianisme. Mereka semua mengaku alkitabiah,
  tapi hasil ajarannya saling berbeda.

  Oleh sebab itu, mengikuti kursus-kursus semacam PESTA ini
  sungguh-sungguh membantu saya untuk mengerti Alkitab. Dalam kursus
  ini, kita dibimbing untuk mengerti ajaran atau cara pandang yang
  berpusat kepada Alkitab. Sehingga kita tidak diombang-ambing oleh
  macam-macam ajaran yang membingungkan.

                           MEMBUKA WAWASAN
                           ---------------
                         Oleh: Didik Triyanto

  Adanya DPA sesungguhnya dapat membuka wawasan setiap orang,
  khususnya saya, untuk lebih mencari kebenaran akan janji Tuhan,
  keberadaan Tuhan, dan juga kehidupan orang percaya yang berkenan
  kepada Tuhan.

  Sejak dari awal penciptaan alam semesta dan sampai nanti Tuhan
  datang, sesungguhnya segala sesuatu telah disiapkan bagi orang
  percaya. Hanya saja, terkadang orang tidak merespons panggilan Tuhan
  dan tidak menangkap apa yang menjadi kehendak Tuhan sehingga sering
  kali orang tidak dapat merasakan berkat Tuhan.

  Maka dengan mengikuti DPA, banyak sekali rahasia Alkitab yang
  disingkapkan untuk dimengerti dan diimani agar bisa merespons segala
  berkat itu untuk dinikmati. Amin.

                         WAJIB BELAJAR TEOLOGIA
                         ----------------------
                          Oleh: Eko Sulistiono

  Kelas DPA ini mirip dengan DIK sehingga mudah diikuti. Menurut saya,
  materi DIK dan DPA ini adalah yang paling banyak dibutuhkan oleh
  masyarakat awam. Dengan pengetahuan teologi bagi awam ini, akan
  lebih banyak masyarakat awam yang terbantu untuk lebih memahami
  teologia yang harus mereka ketahui. Menurut saya, kaum awam wajib
  belajar teologia juga. Dan ini sudah dipelopori dengan baik sekali
  oleh YLSA melalui PESTA-nya. Maju terus, melebar ke seluruh penjuru
  dunia, dan Tuhan Yesus memberkati.

                               TERSENTUH
                               ---------
                              Oleh: Vonny

  Sebenarnya waktu awal membaca bahan, kok mirip dengan isi diskusi
  pada DIK ya? Tapi di sini ada jawaban yang detail dan cukup dalam.
  Lucunya, kebetulan gerejaku juga sedang mengadakan pembinaan tentang
  keselamatan, pemulihan diri, dan pengampunan. Sehingga ketika
  mempelajari tentang apa itu kematian rohani dan lain-lain, aku jadi
  lebih menyelami dan akhirnya hal yang aku dapatkan dari bahan DPA
  ini aku bagikan di gereja. Dan baru Jumat lalu menjadi bahanku
  dalam membawa Persekutuan Doa di Collage Fellowship di gerejaku
  (memang aku yang bawakan PD ini dari keseluruhan pujian dan
  renungan). Mereka yang ikut banyak yang mendapatkan berkat, baik
  mereka yang sudah cukup dewasa rohaninya maupun mereka yang baru
  belajar berdoa.

  Aku juga tersentuh ketika membaca tentang kesatuan tubuh Kristus
  karena aku sempat bergumul, mengapa Tuhan memberikan aku karunia
  tertentu yang kadang sulit dipahami teman-teman segerejaku, termasuk
  pembimbingku. Tetapi aku akhirnya mengerti dan menerima bahwa Tuhan
  memang memberikan karunia yang berbeda dengan teman-temanku, tentu
  dengan maksud tersendiri. Dan aku memang bagian dari tubuh Kristus
  yang tentu memiliki fungsi yang berbeda dengan yang lainnya. Jadi
  waktu membaca bahan itu, aku sempat menitikan air mata. Terima kasih
  PESTA. Thanks to the LORD.

______________________________________________________________________
SURAT ANDA

  <>andryadi(at)xxxx<

  <Saya pernah mendaftar untuk mengikuti kursus PESTA. Tapi karena
  <kesibukan yang mengharuskan saya banyak bepergian, maka saya tidak
  <bisa mengikuti jadwal kursus dengan baik sehingga tidak dapat
  <mengumpulkan jawaban sesuai deadline. Tapi saya tetap bisa
  <mempelajari bahan sendiri dengan cara men-download dari situs
  <PESTA. Meski saya tidak mengirimkan jawabannya ke PESTA, tetapi
  <saya tetap bisa belajar. Dari apa yang kupelajari dari materi
  <PESTA, banyak hal telah saya dapatkan khususnya saya sebagai orang
  <awam yang ingin terlibat dalam pelayanan penginjilan. Terima kasih
  <atas pelayanan PESTA.

  Redaksi:
  Terima kasih juga untuk kepercayaannya memakai bahan pelajaran PESTA
  sehingga Anda dapat diperlengkapi dalam pelayanan Anda. Jika Anda
  memiliki waktu, kami rindu supaya Anda bisa mengikuti kelas
  virtual/diskusi PESTA, belajar bersama-sama peserta lain, dan
  merasakan berkat-berkat yang berlimpah. Apabila nanti kesempatan itu
  datang, jangan segan-segan untuk menghubungi kami dan bergabung
  bersama PESTA.

  ==<   Kusuma >kusuma(at)in-christ.net<

______________________________________________________________________

                             DISCLAIMER
                     Staf Redaksi: Pipin, Yulia
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                Copyright(c) Berita PESTA 2007 -- YLSA
                        http://www.pesta.org/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
                            BERITA PESTA
Alamat berlangganan: > subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org <
Alamat membatalkan : > unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org <
ARSIP BERITA PESTA : http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org